Tidak. Justru intervensi dari pemerintah yang terlalu besar sebagai salah satu
penyebab utama lambatnya perkembangan koperasi di Indonesia. Selama ini koperasi
dikembangkan dengan dukungan pemerintah dengan basis sektor-sektor primer dan
distribusi yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi penduduk Indonesia.
Sebagai contoh sebagian besar KUD sebagai koperasi program di sektor pertanian
didukung dengan program pembangunan untuk membangun KUD. Disisi lain
pemerintah memanfaatkan KUD untuk mendukung program pembangunan pertanian
untuk swasembada beras seperti yang dilakukan selama pembangunan jangka panjang
pertama pada era Orde Baru menjadi ciri yang menonjol dalam politik pembangunan
koperasi.
Selain itu, agar suatu koperasi dapat beroperasi dengan sukses juga harus
menerapkan beberapa hal di bawah ini : (1) memakai komite-komite, penasehat-
penasehat dan ahli-ahli dari luas secara efektif; (2) selalu memberikan informasi yang
lengkap dan up to date kepada anggota-anggotanya sehingga mereka tetap terlibat
dan suportif; (3) melakukan rapat-rapat atau pertemuan-pertemuan bisnis dengan
memakai agenda yang teratur, prosedur-prosedur parlemen, dan pengambil keputusan
yang demokrasi; (4) mempertahankan relasi-relasi yang baik antara manajemen dan
dewan direktur/pengurus dengan tugas-tugas dan tanggung jawab- tanggung jawab
yang didefinisikan secara jelas; (5) mengikuti praktek-praktek akutansi yang baik,
dan mempersentasikan laporan-laporan keuangan secara regular; (6) mengembangkan
aliansi-aliansi dengan koperasi-koperasi lainnya; dan (7) mengembangkan kebijakan-
kebijakan yang jelas terhadap konfidensial dan konflik kepentingan.
Di negara maju koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan
pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar.
Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting
dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional.
Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh kemudian sebagai tuntutan
masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya. Sedangkan, di negara sedang
berkembang koperasi dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat
menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan
tujuan negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara sedang berkembang, baik oleh
pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan.
Menurut data dari ICA, di dunia saat ini sekitar 800 juta orang adalah anggota
koperasi dan diestimasi bahwa koperasi-koperasi secara total mengerjakan lebih dari
100 juta orang, 20% lebih dari jumlah yang diciptakan oleh perusahaan-perusahaan
multinasional. Pada tahun 1994, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan
bahwa kehidupan dari hampir 3 miliar orang, atau setengah dari jumlah populasi di
dunia terjamin oleh perusahaan-perusahaan koperasi.