Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap pasien gawat darurat yang datang ke fasilitas layanan kesehatan tentunya butuh
pertolongan yang cepat dan tepat, untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan
pelayanan gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat
menjamin suatu penanganan dengan respons time yang benar. Salah satu kasus
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera adalah syok (Sartono, dkk. 2019)

Syok adalah keadaan klinis dengan gejala dan tanda yang muncul ketika terjadinya
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen, dan hal ini menimbulkan terjadinya
hipoksia jaringan. Bila keadaan hipoksia jaringan ini tidak segera diatasi akan mengakibatkan
terjadinya kegagalan organ. Hal ini bukanlah persoalan penurunan tekanan darah semata
tetapi persoalan tidak adekuatnya perfusi jaringan. Keadaan tidak adekuatnya perfusi
jaringan dapat terjadi pada setiap organ tubuh (Sartono, dkk. 2019)

Syok dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu hipovolemik, cardiogenic, obstruktif dan
distributive. Syok hipovolemik terjadi ketika volume darah yang beredar menurun akibat
adanya perdarahan, dehidrasi, kehilangan cairan gastrointestinal. Menurunnya sirkulasi darah
menyebabkan pre load, stroke volume dan curah jantung berkurang. Perubahan hemodinamik
pada syok hipovolemik berupa penurunan preload, pemingkatan SVR dan penurunan CO.
Dimana penyebabnya dapat berupa perdarahan, kebocoran kapiler, kehilangan cairan
gastrointestinal dan luka bakar (Sartono, dkk. 2019)

Angka insidensi syok hipovolemik secara global termasuk tinggi sekitar 50.000 kasus
pertahun  dengan syok hipovolemik akibat perdarahan merupakan jenis syok yang paling
banyak ditangani di Intensive care unit sekitar 10.000 kasus per tahun. Sementara di negara
berkembang, penyebab utama syok hipovolemik pada anak adalah akibat diare. Secara
global, angka insidensi tahunan syok berdasarkan etiologi apapun adalah 0.3-0.7 per 1000
penduduk, dengan syok hipovolemik hemoragik merupakan kasus yang paling sering
ditangani di intensive care unit. Untuk Syok hipovolemik nonhemoragik, tipe ini merupakan
tipe syok terbanyak yang diderita oleh anak-anak. Etiologi tersering adalah dehidrasi akibat
diare. Diperkirakan sekitar 760.000 anak me nderita diare setiap tahunnya (Taghavi, 2019)

Berdasarkan data dari the Trauma Registry of the German Trauma Society (Deutsche
Gesellschaft für Unfallchirurgie) untuk tahun 2017 angka insidensi syok hipovolemik
berdasarkan etiologi hemoragik dan nonhemoragik mencapai angka 50.000 pasien per tahun,
dengan  10 000 diantaranya mengalami syok hipovolemik hemoragik (Standl, 2018)

Angka insidensi syok hipovolemik di Indonesia belum ada tercatat, namun menurut data
penyebab syok hipovolemik tertinggi pada anak-anak di negara berkembang adalah diare.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, angka diare pada balita di
Indonesia mencapai 11%, jauh meningkat dibanding tahun 2013 sebanyak 2,4%. Pada syok
hipovolemik akibat perdarahan, penyebab utama terbanyak adalah cedera traumatik. Masih
menurut data RISKESDAS tahun 2018, persentase terjadinya cedera meningkat dari tahun
2007 sebesar 7,5% menjadi 9,2% pada tahun 2018. (RISKESDAS, 2018)

Masih sedikit studi yang meneliti angka mortalitas pasien syok hipovolemik secara umum
maupun dengan penyebab nonhemoragik. Angka mortalitas syok hipovolemik dengan
perdarahan berkisar pada angka 5 juta per tahun, angka ini disebabkan oleh gagalnya proses
penghentian perdarahan pada pasien trauma.. Sementara angka mortalitas pada pasien syok
hipovolemik nontrauma khususnya dehidrasi akibat diare, menurut studi The Global Burden
of Diseases, Injuries, and Risk Factors Study pada tahun 2015 diperkirakan sekitar 1,3 juta
orang dari seluruh rentang usia mengalami kematian akibat dehidrasi pada diare dan
dehidrasi akibat diare merupakan penyebab tertinggi keempat kematian pada anak dibawah 5
tahun (GBD, 2015)

Bedarasarkan latar belakang diatas, penulis merasa perlu untuk mempelajari konsep syok
hipovolemik dan penerapan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan syok
hipovolemik, agar dampak yang tidak diinginkan dari syok hipovelemik ini bisa teratasi
ataupun dikurangi kedepannya.
B. Tujuan
1. Umum
a. Mengetahui konsep umum syok hipovolemik dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan syok hipovolemik
b. Mampu melakukan analisa jurnal sesuai intervensi pada pasien dengan syok
hipovolemik
2. Khusus
a. Mengetahui defenisi syok hipovolemik
b. Mengetahui etiologi syok hipovolemik
c. Mengetahui manifestasi klinis syok hipovolemik
d. Mengetahui patofisiologi syok hipovolemik
e. Mengetahui pemeriksaan fisik/penunjang/diagnostik syok hipovolemik
f. Mengetahui pengkajian pada pasien dengan syok hipovolemik
g. Mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien dengan syok hipovolemik
h. Mengetahui rencana keperawatan pada pasien dengan syok hipovolemik
i. Menganalisa jurnal terkait intervensi pada pasien dengan syok hipovolemik

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi
Hypovolemic shock atau syok hipovolemik dapat didefinisikan sebagai berkurangnya volume
sirkulasi darah dibandingkan dengan kapasitas pembuluh darah total. Hypovolemic shock
merupakan syok yang disebabkan oleh kehilangan cairan intravascular yang umumnya
berupa darah atau plasma. Kehilangan darah oleh luka yang terbuka merupakan salah satu
penyebab yang umum, namun kehilangan darah yang tidak terlihat dapat ditemukan di
abdominal, jaringan retroperitoneal, atau jaringan di sekitar retakan tulang. Sedangkan
kehilangan plasma protein dapat diasosiasikan dengan penyakit seperti pankreasitis,
peritonitis, luka bakar dan anafilaksis (Sartono, dkk. 2019)
Syok Hipovolemik adalah kondisi gawat darurat yang disebabkan oleh adanya penurunan
volume darah dan cairan tubuh dalam jumlah yang besar, sehingga jantung tidak dapat
memompa cukup darah ke seluruh tubuh (Ningsih, 2015)

Jadi syok hipovolemik bisa didefenisikan sebagai suatu keadaan gawat darurat, dimana tubuh
kehilangan banyak cairan, ataupun penurunan volume darah, sering terjadi karena
perdarahan, penyakit yang menyebabkan kehilangan protein plasma atau akibat luka bakar
dan dehidrasi.

B. Etiologi
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akaibat berkurangnya volume plasma di
intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat (hemoragik), trauma yang
menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan
dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat. Kasus-kasus syok
hipovolemik yang paling sering ditemukan disebabkan oleh perdarahan. Perdarahan hebat
dapat disebabkan oleh berbagai trauma hebat pada organ-organ tubuh atau fraktur yang yang
disertai dengan luka ataupun luka langsung pada pembuluh arteri utama (Sartono, dkk. 2019)

DAFTAR PUSTAKA

GBD Diarrhoeal Diseases Collaborators. Estimates of global, regional, and national morbidity,
mortality, and aetiologies of diarrhoeal diseases: a systematic analysis for the Global
Burden of Disease Study 2015. Lancet Infect Dis. 2017;17(9):909–948. Diakses pada 31
Januari 2020 melalui: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5589208/

Kementrian Kesehatan RI. Hasil Utama Riskesdas 2018. 2018. Diakses pada 31 Januari 2020 :
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-
riskesdas-2018_1274.pdf

Ningsih, Dewi Kartikawati. 2015. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Syok Dengan Pendekatan


Proses Keperawatan. Malang : UB Press
Sartono, dkk. 2019. Basic Trauma Cardiac Life Support. Edisi Ketiga. Bekasi : Gadar Medik
Indonesia

Standl, Thomas et al. The Nomenclature, Definition and Distinction of Types of Shock.
Dtsch Arztebl Int 2018;115: 757–68. Diakses pada 31 Januari 2020 melalui :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6323133/pdf/Dtsch_Arztebl_Int-
115_0757.pdf

Taghavi S, Askari R. Hypovolemic Shock. 2019. Diakses pada 31 Januari 2020 melalui:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513297/

Anda mungkin juga menyukai