OLEH
DIVLA A. C. FAAH
1810020062
2021
PENGARUH BELANJA DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/
KOTA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERIODE 2017-2019
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
NIM 1810020062
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
NIM 1810020062
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
.......................................... ...........................................
.
NIP NIP
Mengetahui
....................................................
NIP
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................
DAFTAR TABEL..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
2.4 Hipotesis........................................................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1.1 Tabel Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Nus Tenggara Timur Tahun
2017 – 2019
Tabel 1.2 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017 -
2019
BAB I
PENDAHULUAN
yang lebih banyak kepada penduduk melalui upaya pemberdayaan yang mengutamakan
pembangunan. Diantara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk
berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan dan untuk mempunyai akses terhadap
sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak (Todaro, 2011: 87).
Kesehatan merupakan kesejahteraan, sedangkan pendidikan merupakan hal yang pokok untuk
menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, keduanya merupakan hal yang penting
untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna
Salah satu bagian penting dari pembangunan nasional negara Indonesia adalah
hidup masyarakat mengusahakan agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh
lapisan negara yang sedang berkembang terus berusaha untuk meningkatkan pembangunan
disegala bidang (Jhingan,2014: 70).
keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan
berhubungan langsung dengan berapa besar jumlah belanja pemerintah yang dialokasikan
untuk meningkatkan fasilitas umum yang diperlukan. Semakin besar jumlah belanja
pemerintah untuk bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi maka semakin besar pula dana
pembangunan maka akan semakin baik pula kualitas sarana dan prasarana pelayanan publik
(BPS, 2021).
diantaranya sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Saat ini pemerintah daerah
didalamnya selain mencakup sumber-sumber pendapatan daerah tetapi juga berbagai belanja
pemerintah termasuk belanja bidang pendidikan, bidang kesehatan dan bidang ekonomi.
Belanja pemerintah memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi alokasi dan fungsi redistribusi
yang salah satu fungsinya yaitu alokasi untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap
tersedianya kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan publik yang tidak dapat dipenuhi
oleh swasta.
APBD disusun oleh suatu daerah untuk meningkatkan daerah dan kesejahteraan
masyarakatnya. Dengan adanya APBD, maka suatu daerah dapat memaksimalkan sumber-
sumber pendapatan daerah, lalu membelanjakan dana tersebut sesuai program dan kegiatan
yang telah ditentukan dalam peraturan daerah setempat. Sumber-sumber pendapatan daerah
terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang
sah sedangkan belanja dilakukan oleh daerah dalam bentuk belanja daerah (BPS, 2015a)
kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan jaminan sosial dengan
mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolak ukur kinerja dan standar
Tahun 2004).
pembangunan seperti sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi tentunya juga memegang
peranan. Kebutuhan yang berbeda pada tiap daerah kabupaten/kota juga membuat perbedaan
pengalokasian anggaran dan tentunya juga berimbas pada pencapaian IPM. Walaupun angka
Di Indonesia bagian timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur disorot sebagai salah satu
mengalami peningkatan anggaran. Data publikasi BPS memperlihatkan bahwa IPM Nusa
Tenggara Timur telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, terlihat pada
Tahun 2017-2019
Indeks Pembangunan
Kabupaten/Kota Manusia Peringka
2017 2018 2019 t IPM
Sumba Barat 62,30 62,91 63,56 11
Sumba Timur 64,19 64,65 65,34 5
Kupang 62,79 63,55 64,43 8
Timor Tengah
16
Selatan 61,08 61,58 62,23
Timor Tengah
13
Utara 62,03 62,65 63,34
Belu 61,44 61,86 62,54 15
Alor 59,61 60,14 61,03 18
Lembata 63,09 63,96 64,91 6
Flores Timur 62,89 63,55 64,34 9
Sikka 63,08 63,89 64,75 7
Ende 66,11 66,62 67,20 3
Ngada 66,47 67,10 67,76 2
Manggarai 62,24 63,32 64,15 10
Rotendao 60,51 61,51 62,22 17
Manggarai Barat 61,65 62,58 63,50 12
Sumba Tengah 59,39 60,07 61,01 19
Sumba Barat Daya 61,46 61,89 62,60 14
Nagekeo 64,74 65,35 65,88 4
Manggarai Timur 58,51 59,49 60,47 20
Sabu Raijua 55,22 55,79 56,66 22
Malaka 58,90 59,66 60,34 21
Kota Kupang 78,25 78,84 79,55 1
NTT 63,73 64,39 65,23
Sumber: Data BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur,Tahun 2021.
Pada tabel 1.2 tahun 2017 IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 63,73 persen
dan terus mengalami peningkatan sampai pada tahun 2019 mencapai angka 65,23. persen.
Jika dilihat berdasarkan pencapaian IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur, selama kurun
waktu 2017-2019 ini menggambarkan IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur terus mengalami
peningkatan namun angkanya masih relatif lebih rendah dibandingkan angka IPM Nasional.
Menurut BPS (2021) UNDP membedakan tingkat IPM berdasarkan tiga klasifikasi yakni:
Low (IPM kurang dari 60), Lower- Medium (IPM antara 60 dan 70), Upper-Medium (IPM
antara 70 dan 80) dan High (IPM 80 ke atas). Berdasarkan klasifikasi dari UNDP tersebut,
nilai IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur selama periode tahun 2017-2019 masih termasuk
Belanja pemerintah untuk sektor kesehatan tidak jauh berbeda dengan belanja
pemerintah sektor pendidikan yang masih minim dimana pada tahun 2017 belanja
pemerintah bidang kesehatan hanya sebesar 337.045.822.000,00 rupiah total belanja APBD
Nusa Tenggara Timur sebesar 4.663.190.657.000,00 rupiah dan didalam belanja pemerintah
bidang pendidikan hanya sebesar 1.066.998.535.000,00 rupiah dari total belanja APBD Nusa
secara tepat dan berkesinambungan dengan alokasi anggaran yang memadai. Disisi
ekonominya dari tahun 2017-2019 mengalami fluktuasi seperti pada Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017-2019
Pada Tabel 1.2 memperlihatkan, dari laju pertumbuhan ekonomi nampak bahwa
selama periode 2017-2019 tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur
tidak mengalami fluktuasi yang berarti. Sejak tahun 2017 sebesar 5,16 persen, dan pada
tahun 2018 tetap sebesar 5,16 persen, kemudian kembali menurun menjadi 5,11 persen pada
tahun 2019
permasalahan yang sering muncul terkait dengan kualitas belanja daerah adalah
rendahnya kualitas perencanaan daerah. Faktor yang mempengaruhi kualitas belanja daerah
antara lain SDM, SDA, faktor kebijakan, dan komitmen dari pemerintah daerah itu sendiri
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini akan dilihat sejauh mana
pengaruh belanja pemerintah daerah dalam urusan belanja sektor pendidikan, belanja sektor
kesehatan, belanja sektor ekonomi dan pertumbuhan ekonomi terhadap indeks pembangunan
manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2017-2019, maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh Belanja Daerah dan
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Nusa
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
Sehubungan dengan judul penelitian serta bertolak pada rumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.4 ManfaatPenelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah Sebagai bahan referensi dan pembanding bagi para
peneliti lain yang ingin meneliti masalah ini dengan memasukkan determinan atau variabel-
variabel lain yang turut mempengaruhi IPM. Penelitian ini memberikan pengetahuan baru
serta menambah informasi mengenai belanja pemerintah dan Indeks Pembangunan Manusia
dan Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan yang menyangkut
belanja pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Kerangka Pemikiran
Belanja Pendidikan
Belanja Kesehatan
Indeks Pembangunan
Belanja Ekonomi
Pertumbuhan
Ekonomi