Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH BELANJA DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI


TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/
KOTA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERIODE 2017-2019

OLEH

DIVLA A. C. FAAH

1810020062

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2021
PENGARUH BELANJA DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/
KOTA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERIODE 2017-2019

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Akuntansi Program Studi Akuntansi

OLEH :

DIVLA AMELIA CARPRICISKA FAAH

NIM 1810020062

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH BELANJA DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI


TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/
KOTA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERIODE 2017-2019

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

DIVLA AMELIA CARPRICISKA FAAH

NIM 1810020062

Telah Disetujui Oleh Komisi Pembimbing Untuk Dipertahankan Didepan Dosen


Penguji Sarjana Lengkap FEB UNDANA Pada Tanggal .....................

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

.......................................... ...........................................
.

NIP NIP

Mengetahui

....................................................
NIP
DAFTAR ISI

SAMPUL PROPOSAL PENELITIAN............................................................................

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................

DAFTAR TABEL..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis...............................................................................................................

2.2 Kajian Empiris...............................................................................................................

2.3 Kerangka Pemikiran......................................................................................................

2.4 Hipotesis........................................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian..............................................................................................................

3.2 Pendekatan Penelitian....................................................................................................

3.3 Operasi Variabel Penelitian...........................................................................................

3.4 Jenis dan Sumber Data..................................................................................................

3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................................................

3.6 Teknik Analisis Data.....................................................................................................


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

LAMPIRAN.......................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Nus Tenggara Timur Tahun
2017 – 2019

Tabel 1.2 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017 -
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan manusia (Human Development) dirumuskan sebagai perluasan pilihan

yang lebih banyak kepada penduduk melalui upaya pemberdayaan yang mengutamakan

peningkatan kemampuan dasar agar dapat sepenuhnya berpartisipasi disegala bidang

pembangunan. Diantara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk

berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan dan untuk mempunyai akses terhadap

sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak (Todaro, 2011: 87).

Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dari pembangunan yang mendasar.

Kesehatan merupakan kesejahteraan, sedangkan pendidikan merupakan hal yang pokok untuk

menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, keduanya merupakan hal yang penting

untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna

pembangunan (Todaro, 2011: 102).

Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan manusia,


UNDP telah menetapkan sebuah tolak ukur yaitu Indeks Pembangunan Manusia. IPM
merupakan suatu indeks komposit berdasarkan tiga indikator, yaitu; angka harapan hidup
pada waktu lahir (Life Expectancy At Birth), angka melek huruf penduduk dewasa (Adult
Literacy Rate) dan rata-rata lama sekolah (Mean Years of Schooling), dan kemampuan daya
beli (Purchasing Power Parity). Indikator angka harapan hidup mengukur kesehatan,
indikator angka melek huruf penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah mengukur
pendidikan dan terakhir indikator daya beli mengukur standar hidup (BPS, 2021).

Salah satu bagian penting dari pembangunan nasional negara Indonesia adalah

pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi ini bertujuan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat mengusahakan agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh

lapisan negara yang sedang berkembang terus berusaha untuk meningkatkan pembangunan
disegala bidang (Jhingan,2014: 70).

Mengenai kewajiban daerah dalam APBD yang merupakan dasar pengelolaan

keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan

31 Desember. Pendanaan terhadap fasilitas-fasilitas umum yang digunakan oleh masyarakat

berhubungan langsung dengan berapa besar jumlah belanja pemerintah yang dialokasikan

untuk meningkatkan fasilitas umum yang diperlukan. Semakin besar jumlah belanja

pemerintah untuk bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi maka semakin besar pula dana

pembangunan maka akan semakin baik pula kualitas sarana dan prasarana pelayanan publik

(BPS, 2021).

Dalam perencanaan pembangunan manusia yang dilakukan suatu daerah pastinya

memerlukan dukungan terutama dari pemerintah. Dukungan tersebut dapat diwujudkan

melalui alokasi anggaran di sektor-sektor yang menunjang pembangunan manusia,

diantaranya sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Saat ini pemerintah daerah

memiliki kewenangan untuk mengatur keuangannya sendiri salah satunya adalah

kewenangan dalam mengatur APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah).

APBD merupakan salah satu instrument kebijakan pemerintah daerah yang

didalamnya selain mencakup sumber-sumber pendapatan daerah tetapi juga berbagai belanja

pemerintah termasuk belanja bidang pendidikan, bidang kesehatan dan bidang ekonomi.

Belanja pemerintah memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi alokasi dan fungsi redistribusi

yang salah satu fungsinya yaitu alokasi untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap

tersedianya kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan publik yang tidak dapat dipenuhi

oleh swasta.

APBD disusun oleh suatu daerah untuk meningkatkan daerah dan kesejahteraan

masyarakatnya. Dengan adanya APBD, maka suatu daerah dapat memaksimalkan sumber-

sumber pendapatan daerah, lalu membelanjakan dana tersebut sesuai program dan kegiatan
yang telah ditentukan dalam peraturan daerah setempat. Sumber-sumber pendapatan daerah

terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang

sah sedangkan belanja dilakukan oleh daerah dalam bentuk belanja daerah (BPS, 2015a)

Belanja pemerintah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam

bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan,

fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan jaminan sosial dengan

mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolak ukur kinerja dan standar

pelayanan minimal yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan (UU Nomor 32

Tahun 2004).

Sektor pendukung dimensi IPM yang terkandung dalam anggaran belanja

pembangunan seperti sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi tentunya juga memegang

peranan. Kebutuhan yang berbeda pada tiap daerah kabupaten/kota juga membuat perbedaan

pengalokasian anggaran dan tentunya juga berimbas pada pencapaian IPM. Walaupun angka

IPM tersebut mengalami peningkatan.

Di Indonesia bagian timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur disorot sebagai salah satu

provinsi dengan perkembangan pembangunan yang cukup pesat. Sektor-sektor penunjang

pembangunan manusia seperti sektor pendidikan, kesehatandan ekonomi juga turut

mengalami peningkatan anggaran. Data publikasi BPS memperlihatkan bahwa IPM Nusa

Tenggara Timur telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, terlihat pada

tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Tahun 2017-2019

Indeks Pembangunan
Kabupaten/Kota Manusia Peringka
2017 2018 2019 t IPM
Sumba Barat 62,30 62,91 63,56 11
Sumba Timur 64,19 64,65 65,34 5
Kupang 62,79 63,55 64,43 8
Timor Tengah
16
Selatan 61,08 61,58 62,23
Timor Tengah
13
Utara 62,03 62,65 63,34
Belu 61,44 61,86 62,54 15
Alor 59,61 60,14 61,03 18
Lembata 63,09 63,96 64,91 6
Flores Timur 62,89 63,55 64,34 9
Sikka 63,08 63,89 64,75 7
Ende 66,11 66,62 67,20 3
Ngada 66,47 67,10 67,76 2
Manggarai 62,24 63,32 64,15 10
Rotendao 60,51 61,51 62,22 17
Manggarai Barat 61,65 62,58 63,50 12
Sumba Tengah 59,39 60,07 61,01 19
Sumba Barat Daya 61,46 61,89 62,60 14
Nagekeo 64,74 65,35 65,88 4
Manggarai Timur 58,51 59,49 60,47 20
Sabu Raijua 55,22 55,79 56,66 22
Malaka 58,90 59,66 60,34 21
Kota Kupang 78,25 78,84 79,55 1
NTT 63,73 64,39 65,23
Sumber: Data BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur,Tahun 2021.

Pada tabel 1.2 tahun 2017 IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 63,73 persen

dan terus mengalami peningkatan sampai pada tahun 2019 mencapai angka 65,23. persen.

Jika dilihat berdasarkan pencapaian IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur, selama kurun

waktu 2017-2019 ini menggambarkan IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur terus mengalami

peningkatan namun angkanya masih relatif lebih rendah dibandingkan angka IPM Nasional.

Menurut BPS (2021) UNDP membedakan tingkat IPM berdasarkan tiga klasifikasi yakni:

Low (IPM kurang dari 60), Lower- Medium (IPM antara 60 dan 70), Upper-Medium (IPM

antara 70 dan 80) dan High (IPM 80 ke atas). Berdasarkan klasifikasi dari UNDP tersebut,

nilai IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur selama periode tahun 2017-2019 masih termasuk

kategori menengah-bawah/ Lower-Medium (IPM antara 60 dan 70).

Belanja pemerintah untuk sektor kesehatan tidak jauh berbeda dengan belanja
pemerintah sektor pendidikan yang masih minim dimana pada tahun 2017 belanja

pemerintah bidang kesehatan hanya sebesar 337.045.822.000,00 rupiah total belanja APBD

Nusa Tenggara Timur sebesar 4.663.190.657.000,00 rupiah dan didalam belanja pemerintah

bidang pendidikan hanya sebesar 1.066.998.535.000,00 rupiah dari total belanja APBD Nusa

Tenggara Timur. Rendahnya belanja pemerintah akan mempengaruhi kualitas SDM

khususnya dikedua sektor ini. (Bappedalitbangda,2021).

Pemerintah perlu melakukan upaya pengembangan program peningkatan SDM

secara tepat dan berkesinambungan dengan alokasi anggaran yang memadai. Disisi

Pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur, menggambarkan bahwa pertumbuhan

ekonominya dari tahun 2017-2019 mengalami fluktuasi seperti pada Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017-2019

[Seri 2010] Laju


Pertumbuhan PDRB
Menurut
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
(Persen)
2017 2018 2019

Sumba Barat 5.03 5.07 5.12


Sumba Timur 5.17 5.22 5.11
Kupang 5.10 5.12 5.13
Timor Tengh
5.02 5.10 5.10
Selatan
Timor Tengah Utara 5.01 5.03 4.90
Belu 5.78 5.60 5.38
Alor 5.04 5.06 5.13
Lembata 5.03 5.04 5.09
Flores Timur 4.49 4.75 4.86
Sikka 5.27 5.27 5.21
Ende 5.04 4.93 5.08
Ngada 5.17 5 5.03
Manggarai 5.09 5.06 5.05
Rote Ndao 5.42 5.42 5.23
Manggarai Barat 5.11 5.23 5.54
Sumba Tengah 4.92 4.95 5.01
Sumba Barat Daya 5.05 5.01 5.06
Nagekeo 4.83 4.74 4.23
Manggarai Timur 5.08 5.03 5.04
Sabu Raijua 5.10 5.13 5.12
Malaka 5.11 5.11 4.90
Kota Kupang 6.83 6.78 6.29
NTT 5.16 5.16 5.11

*)Pertumbuhan Ekonomi diproyeksi dari Laju Pertumbuhan


PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Menurut
Kabupaten/Kota Tahun Seri 2010 ,Tahun 2017-2019 (Dalam
persen), data diolah. Sumber: BPS Tahun 2021.

Pada Tabel 1.2 memperlihatkan, dari laju pertumbuhan ekonomi nampak bahwa

selama periode 2017-2019 tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur

tidak mengalami fluktuasi yang berarti. Sejak tahun 2017 sebesar 5,16 persen, dan pada

tahun 2018 tetap sebesar 5,16 persen, kemudian kembali menurun menjadi 5,11 persen pada

tahun 2019

permasalahan yang sering muncul terkait dengan kualitas belanja daerah adalah

rendahnya kualitas perencanaan daerah. Faktor yang mempengaruhi kualitas belanja daerah

antara lain SDM, SDA, faktor kebijakan, dan komitmen dari pemerintah daerah itu sendiri

untuk memprioritaskan kepentingan publik terutama yang berkaitan dengan pembangunan

manusia (BPS, 2015b).

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini akan dilihat sejauh mana

pengaruh belanja pemerintah daerah dalam urusan belanja sektor pendidikan, belanja sektor

kesehatan, belanja sektor ekonomi dan pertumbuhan ekonomi terhadap indeks pembangunan

manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2017-2019, maka peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh Belanja Daerah dan
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Nusa

Tenggara Timur Periode 2017-2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Belanja Daerah Sektor Pendidikan Berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan


Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2007-2016?
2. Apakah Belanja Daerah Sektor Kesehatan Berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2007-2016?
3. Apakah Belanja Daerah Sektor Ekonomi Berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2007-2016?
4. Apakah Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2007-2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan judul penelitian serta bertolak pada rumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis Pengaruh Belanja Daerah Sektor Pendidikan terhadap Indeks


Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode
2017-2019.
2. Menganalisis Pengaruh Belanja Daerah Sektor Kesehatan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode
2017-2019.
3. Menganalisis Pengaruh Belanja Daerah Sektor Ekonomi terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode
2017-2019.
4. Menganalisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2007-2016.

1.4 ManfaatPenelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah Sebagai bahan referensi dan pembanding bagi para
peneliti lain yang ingin meneliti masalah ini dengan memasukkan determinan atau variabel-
variabel lain yang turut mempengaruhi IPM. Penelitian ini memberikan pengetahuan baru
serta menambah informasi mengenai belanja pemerintah dan Indeks Pembangunan Manusia
dan Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan yang menyangkut
belanja pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia.

Kerangka Pemikiran

Belanja Pendidikan

Belanja Kesehatan

Indeks Pembangunan

Belanja Ekonomi

Pertumbuhan
Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai