Dosen Pengampu:
Devi Mega Risdiana, M.Kom
Disusun Oleh:
Dhany Dwi K (201810370311168)
D. PENGENDALIAN RISIKO
Prinsip analisa keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencari penyebab dari seluruh
tingkat lapisan, dari lapisan umum sampai dengan pokok penyebabnya dicari secara tuntas,
hingga dapat diketahui penyebab utamanya dan melakukan perbaikan. Setelah bahaya
diidentifikasi dan dinilai, maka harus melakukan perencanaan pengendalian resiko dengan
mengikuti pendekatan hirarki pengendalian.
Terdapat dua pendekatan hirarki pengendalian resiko, yaitu Long Term Gain dan Short
Term Gain. Long Term Gain adalah pengendalian berorientasi jangka panjang dan bersifat
permanen sedangkan Short Term Gain adalah pengendalian berorientasi jangka pendek dan
bersifat sementara.
Dalam melakukan pengendalian resiko, haruslah memiliki rencana awal sehingga
nantinya dapat berjalan dengan lancar. Rencana pengendalian risiko antara lainnya yaitu
eliminasi (memilah prioritas utama), substitusi (menggantikan bahan bahan dan peralatan
yang lebih berbahaya dengan bahan bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau yang
lebih aman), rekayasa teknik (merubah struktur obyek kerja untuk mencegah seserang
terpapar potensi bahaya), isolasi (memisahkan seseorang dari obyek kerja), pengendalian
administrasi (menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan
seseorang terpapar potensi bahaya), dan alat pelindung diri (membatasi antara tubuh dengan
potensi bahaya). Jika pengendalian resiko tersebut belum memadai, maka harus menentukan
tindakan pengendalian baru untuk menghilangkan atau menekan resiko sampai pada tingkat
serendah mungkin yaitu tindakan pengendalian teknik, administrasi, atau pemantauan
kesehatan.
Penanganan masalah keselamatan kerja harus dilakukan secara serius oleh seluruh
komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan harus dilakukan secara menyeluruh.
Jika terdapat gejala gejala yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja, maka langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah menghilangkan, mengamankan, dan mengendalikan
sumber-sumber bahaya atau gejala-gejala tersebut.
Contohnya adalah melakukan standarisasi, inspeksi, riset teknis, riset medis, riset
psikologis, riset statistik, pendidikan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, latihan,
persuasi, asuransi dan lain sebagainya. Cara lainnya dalam mencegah dan menanggulangi
kecelakaan yang lainnya adalah melakukan pencegahan kecelakaan melalui penerapan
peraturan perundangan, menerapkan standarisasi kerja, pemeriksaan kesehatan, dan lain lain.
Lalu melakukan penanggulangan kecelakaan di dalam lift maupun terhadap zat berbahaya.
Dan yang terakhir pendekatan keselamatan lain yang dimulai dengan perencanaan,
ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur, pakaian kerja, dan peralatan perlindungan diri.