Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN TELEMEDICINE DALAM MENGATASI

AKSESIBILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI MASA PANDEMI


COVID-19 PRIMAYA HOSPITAL
Khafif Al Kharis1
1
Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa, Cikarang.
1
Email: khafifalkharis@gmail.com / khafifalkharis@yahoo.co.id

Abstrak

Covid-19 disebabkan oleh virus Severe Acuate Respiratory Syndrome Coronavirus-2


(SARSCoV-2). Coronavirus dapat menyerang manusia dan hewan. Pada manusia Coronavirus
menyebakan infeksi pernasapasan, infeksi pernapasan yang terjadi bisa flu hingga penyakit serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome(MERS) dan Severe Acuate Respiratory Syndrome
(SARS). Covid-19 oleh WHO dinyatakan sebagai Pandemi dan menyebabkan perubahan dalam
tatanan kehidupan manusia. Perubahan tatanan kehidupan yang disebabkan oleh pandemi membuat
masyarakat harus beradaptasi dalam menjalankan perubahan pola perilaku yang baru, dan
menerapkan pola hidup kenormalan baru tersebut. Edukasi kenormalan baru atau new normal
merupakan sebuah edukasi yang diberikan pemerintah, individu, maupun kelompok kepada
masyarakat umum terkait dengan new normal itu sendiri. Tujuan adanya edukasi new normal ini yaitu
dapat memberikan informasi yang baik dan relevan dari pemerintah terkait dengan new normal,
seperti memberikan informasi mengenai kebijakan new normal dan informasi perlengkapan yang
wajib dibawa saat beraktivitas diluar rumah, serta informasi mengenai protokol di era new normal.

Rekam medis adalah catatan tentang siapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan pasien
selama di rumah sakit. Salah satu aspek kegunaan rekam medis yaitu aspek dokumentasi yaitu rekam
medis mengandung informasi penting yang bermanfaat untuk berbagai pihak. Rekam medis berisi
data mengenai kesehatan masa lalu dan masa kini dan berisi catatan profesional kesehatan mengenai
keadaan pasien saat ini dalam bentuk penemuan fisik, hasil prosedur diagnosa dan terapi serta respon
pasien.

Aplikasi E-Health yang dikembangkan bertujuan untuk membangun model sistem


telemedicine yang bermanfaat bagi berbagai instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas. Perancangan aplikasi E-Health menggunakan metode Waterfall yang terdiri dari
communication, planning, modeling, construction dan deployment. Pada tahap communication,
dilakukan diskusi dengan para dokter di berbagai rumah sakit dan puskesmas. Pada tahap planning,
dilakukan perencanaan dengan melakukan studi kasus akan berbagai masalah tentang layanan
kesehatan yang terjadi. Pada tahap modeling, dibuat permodelan sistem E-Health yang akan
dikembangkan agar sesuai dengan standar sistem layanan kesehatan international yang berlaku. Pada
tahap construction, dikembangkan software dengan menggunakan PHP. Pada tahap deployment,
dibagikan kuesioner untuk mengetahui respon masyarakat terhadap aplikasi yang dibuat. Aplikasi ini
memiliki fasilitas seperti diagnosa melalui video conference & chatting, diagnosa melalui MMS,
membuat jadwal konsultasi dengan dokter, melihat hasil medical record, melihat resep obat yang
diberikan dokter. Sehingga didapat kesimpulan seperti telemedicine dibuat sebagai sistem informasi
yang berlandaskan standar kesehatan international yang dirancang untuk berbagai macam penyakit
seperti penyakit dalam yang tidak memerlukan perawatan intensif. Aplikasi sistem telemedicine dapat
mempermudah dan mempercepat pasien dalam melakukan pengobatan dan konsultasi sehingga dapat
menghemat biaya, waktu, tenaga.

Kata Kunci: Covid-19, New Normal, Rekam Medis, Telemedicine.

1
Abstract

Covid-19 is caused by the Severe Acuate Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARSCoV-


2) virus. Coronavirus can attack humans and animals. In humans, Coronavirus causes respiratory
infections, respiratory infections that can occur from flu to serious illnesses such as Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) and Severe Acuate Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 by
WHO was declared a Pandemic and caused changes in the order of human life. Changes in the life
order caused by the pandemic make people have to adapt in carrying out new changes in behavior
patterns, and implement these new normal patterns of life. Education on the new normal or new
normal is education provided by the government, individuals, or groups to the general public related
to the new normal itself. The purpose of this new normal education is to be able to provide good and
relevant information from the government regarding the new normal, such as providing information
about the new normal policy and information on equipment that must be carried when doing activities
outside the home, as well as information about protocols in the new normal era.

Medical records are records of who, what, where, and how patients were treated while in the
hospital. One aspect of the usefulness of medical records is the documentation aspect, namely that
medical records contain important information that is useful for various parties. Medical records
contain data regarding past and present health and contain records of health professionals regarding
the current state of the patient in the form of physical findings, the results of diagnostic and
therapeutic procedures and patient responses.

E-Health application that developed has purpose to build models of telemedicine that are
useful for various health care institutions such as hospitals and health centers. In designing E-Health
application, using methods such as Waterfall that consists of communication, planning, modeling,
construction, communication deployment. In communication stage, taking discussions with the
doctors at various hospitals and puskesmas. In planning stage, planning to study a case of health
problems that was happening in the society. In modeling stage, creating a model of E-Health system
which will be developed to conform to international standards of health care system. In construction
phase, developing software using PHP. In deployment phase, distributing questionnaires to determine
public response. The facility of this application is diagnose by video conference & chatting, diagnose
by MMS, look the prescription, make consultation schedule, look medical record. So we can conclude
telemedicine that was created as information system that based on international health standards that
are designed for a variety of diseases such as internal disease that do not require intensive treatment.
Telemedicine system can simplify and expedite patient treatment and consultation in order to save fee,
time, and effort.

Keywords: Covid-19, New Normal, Rekam Medis, Telemedicine.

PENDAHULUAN

Penyakit Virus Pandemi Corona 2019(COVID-19) diumumkan WHO (Organisasi Kesehatan


Dunia) tanggal 11 maret 2020. Virus Covid-19 dilaporkan kepada publik pertama kali pada tanggal 31
januari 2020 di Wuhan, Provinsi Hubei, RCC. Pada akhir tahun 2019 warga Wuhan di laporkan
terkonfirmasi penyakit pneumonia. Awal ditemukanya penyakit ini dinamakan 2019 novel
coronavirus (2019—nCov), selanjutnya oleh WHO selaku bidang Kesehatan pada badan PBB nama
penyakit tersebut dirubah menjadi Coronavirus Disease (Covid-19). Covid-19 disebabkan oleh virus
Severe Acuate Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Coronavirus dapatCoronavirus
dapat menyerang manusia dan hewan. Pada manusia, Coronavirus menyebakan infeksi pernasapasan,
infeksi pernapasan yang terjadi bisa flu hingga penyakit serius seperti Middle East Respiratory

2
Syndrome (MERS) dan Severe Acuate Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 oleh WHO
dinyatakan sebagai Pandemi dan menyebabkan perubahan dalam tatanan kehidupan manusia (Yayuk
Hidayah, Nufikha Ulfah, 2019).

Virus ini tidak hanya menyerang satu negara, akan tetapi hamper seluruh negara yang ada di
dunia. Berbagai negara kemudian mulai menerapkan protocol yang dibuat oleh WHO untuk
mencegah terkenanya penyakit tersebut. WHO membuat anjuran protokol mulai dari cuci tangan,
menjaga jarak, tidak berkumpul, membatasi diri untuk tidak keluar rumah. Jika ada yang keluar rumah
atau dari bepergian jauh di anjurkan untuk isolasi. Isolasi yang dilakukan untuk pencegahan virus
tersebut bisa berskala kecil (individu) dan berskala besar (negara). Di Indonesia sendiri isolasi tidak
dilakukan dalam skala negara hanya dalam sekala kabupaten atau kota. Isolasi yang dilakukan yaitu
dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lock down (Mungkasa, 2020).

PSBB membawa beberapa dampak untuk kebutuhan logistic di Indonesia. PSBB memiliki
kebijakan mengecualikan angkutan barang, agar kebutuhan logistic tidak terlalu terhambat dengan
adanya peraturan tersebut. Efek dari pandemi juga dirasakan oleh berbagai penyedia layanan
transportasi. Penurunan permintaan juga dirasakan oleh transportasi Truk. Penurunan permintaan
tersebut cukup drastic hingga mencapai 60%. Hampir seluruh tatanan masyarakat mengalami efek
dari pandemi yang sampai akhir agustus ini belum mereda. Dalam bidang e-comerce mengalami
peningkatan yang disebabkan masyarakat membatasi diri untuk keluar rumah sehingga menyebabkan
masyarakat membeli kebutuhan dengan menggunakan e-comerce yang ada. Menurut direktorat
jendral perhubungan darat, penjualan sektor e-comerce meningkat sebanyak 26% dari rata-rata
bulanan tahun 2019. Transaksi pun meningkat dari rata-rata 3,1 juta menjadi 4,8 juta per hari dan
diperkirakan pengguna belanja online menjadi 12 juta pada tahun 2020 (Saragih et al., 2020).

Rekam medis adalah catatan tentang siapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan pasien
selama di rumah sakit (Rustiyanto, 2009). Salah satu aspek kegunaan rekam medis yaitu aspek
dokumentasi yaitu rekam medis mengandung informasi penting yang bermanfaat untuk berbagai
pihak. Rekam medis berisi data mengenai kesehatan masa lalu dan masa kini dan berisi catatan
profesional kesehatan mengenai keadaan pasien saat ini dalam bentuk penemuan fisik, hasil prosedur
diagnosa dan terapi serta respon pasien (Huffman, 1994).

Pembuatan rekam medis bertujuan untuk mendapatkan data dari pasien mengenai riwayat
kesehatan, riwayat penyakit dimasa lalu dan sekarang selain itu juga pengobatan yang telah diberikan
kepada pasien sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan. Informasi tentang identitas,
diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola, dan pimpinan
sarana pelayanan kesehatan. Pimpinan sarana kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak,
pemalsuan dan atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis
(Hatta, 2010).

Secara umum telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang
digabungkan dengan kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi,
diagnosa dan tindakan medis, tanpa terbatas ruang atau dilaksanakan dari jarak jauh. Untuk dapat
berjalan dengan baik, sistem ini membutuhkan teknologi komunikasi yang memungkinkan transfer
data berupa video, suara, dan gambar secara interaktif yang dilakukan secara real time dengan
mengintegrasikannya ke dalam teknologi pendukung video converence. Perkembangan teknologi
telemedicine dalam menganalisis citra medis semakin hari semakin meningkat karena kemajuan di
bidang multimedia, imaging, komputer, sistem informasi dan komunikasi, beragam peralatan
kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga dapat mengubah citra
video menjadi citra digital. Dalam situasi pandemi, telemedicine atau konsultasi online disarankan
menjadi pilihan meski masyarakat masih bisa menjangkau fasilitas medis. Jadi bukan hanya mereka
yang tinggal di daerah terpencil yang bisa memperoleh manfaat telemedicine, melainkan masyarakat
secara umum.

Permasalahan yang penulis dapatkan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

3
1. Pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik untuk pasien dengan pendekatan telemedicine.
2. Mendapatkan histori rekam medis pasien yang relevan dan efektif untuk menciptakan
jaringan bisnis yang baik dalam pelayanan kesehatan yang saling menguntungkan dan
berkesinambungan.

Sesuai dengan permasalahan diatas dari penelitian ini, maka penulis dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana menganalisa dan merancang sistem informasi histori rekam medis pasien dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dengan pendekatan telemedicine
2. Bagaimana mendapatkan histori rekam medis pasien yang relevan dan efektif guna mencegah
penyebaran virus covid-19 dalam memberikan pelayanan kesehatan yang saliing
menguntungkan dan berkesinambungan?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan pendekatan Telemedicine diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan


yang terbaik dalam menerapkan sistem informasi histori rekam medis pasien.
2. Diharapkan analisa dan perancangan sistem informasi histori rekam medis pasien dengan
pendekatan Telemedicine dapat relevan dan efektif untuk pelayanan kepada pasien serta
mampu mencegah penyebaran virus covid-19.

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang
digabungkan dengan kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi,
diagnosa dan tindakan medis, tanpa terbatas ruang atau dilaksanakan dari jarak jauh. Untuk dapat
berjalan dengan baik, sistem ini membutuhkan teknologi komunikasi yang memungkinkan transfer
data berupa video, suara, dan gambar secara interaktif yang dilakukan secara real time dengan
mengintegrasikannya ke dalam teknologi pendukung video converence. Perkembangan teknologi
telemedicine dalam menganalisis citra medis semakin hari semakin meningkat karena kemajuan di
bidang multimedia, imaging, komputer, sistem informasi dan komunikasi, beragam peralatan
kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga dapat mengubah citra
video menjadi citra digital. Dalam situasi pandemi, telemedicine atau konsultasi online disarankan
menjadi pilihan meski masyarakat masih bisa menjangkau fasilitas medis. Jadi bukan hanya mereka
yang tinggal di daerah terpencil yang bisa memperoleh manfaat telemedicine, melainkan masyarakat
secara umum.

Mengatasi masalah ini dengan pemanfaatan teknologi dalam kesehatan di masa pandemi
merupakan langkah tepat pemecahan masalah di bidang kesehatan, pengembangan pelayanan
kesehatan berbasis telemedicine, salah satu solusi pelayanan kesehatan yang merata di indonesia, baik
dalam pemantauan status gizi, maupun status kesehatan masyarakat dan bahkan konsultasi jarak jauh
dengan petugas-petugas kesehatan yang memiliki konpeten cukup baik, tanpa harus memikirkan jarak
dan waktu. Pemanfaatan telemedicine diantaranya mencakup empat bidang utama diantaranya, Tele-
Radiologi, Tele-EKG, Tele-USG dan Tele-Konsultasi.

4
PEMBAHASAN
A. DEFINISI TELEMEDICINE
Telemedicine atau konsultasi online didefinisikan oleh American Academy of Family
Physicians sebagai praktik penggunaan teknologi untuk memberikan pelayanan kesehatan
secara jarak jauh. Seorang dokter di satu tempat menggunakan teknologi komunikasi untuk
melayani pasien yang berada di tempat lain.
Menurut WHO, praktik telemedicine bisa dibedakan menjadi dua, yakni asinkronis
dan sinkronis. Perbedaan keduanya terletak pada pengiriman data terkait yang diperlukan
dalam konsultasi online. Dengan telemedicine asinkronis, data pasien bisa dikirim lewat email
kepada dokter. Lalu dokter mempelajari data itu untuk kemudian menyampaikan diagnosis.
Sedangkan telemedicine sinkroinis dilakukan dengan cara interaktif secara langsung,
misalnya lewat video call. Jadi baik dokter maupun pasien dapat berinteraksi secara langsung
untuk konsultasi. Meski demikian, data pasien dapat lebih dulu dikirim ke dokter untuk
dijadikan dasar diagnosis yang melengkapi konsultasi online.
B. TUJUAN TELEMEDICINE
WHO menjelaskan ada empat elemen yang berkaitan erat dengan telemedicine, yakni:
1. Bertujuan memberikan dukungan klinis
2. Berguna untuk mengatasi hambatan geografis dan jarak
3. Melibatkan penggunaan berbagai jenis perangkat teknologi informasi
4. Bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat
Dari penjelasan elemen itu, tujuan telemedicine tidak terbatas pada layanan
konsultasi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan telemedicine. Di antaranya
pengiriman data pasien yang jauh dari rumah sakit untuk dilakukan diagnosis secara cepat,
seperti radiologi dan pemeriksaan jantung. Telemedicine juga bisa dilakukan antar-fasilitas
kesehatan untuk pertukaran data pasien.
Dengan demikian, pasien tetap dapat memperoleh manfaat pemeriksaan kesehatan
dari dokter meski jauh dari fasilitas medis. Misalnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah
pelosok. Dalam hal ini, dokumen seperti foto, video, dan rekam medis cukup dikirimkan ke
dokter untuk mendapat diagnosis segera.
C. FUNGSI TELEMEDICINE
Fungsi utama telemedicine adalah mempermudah pelayanan medis oleh fasilitas
kesehatan, terutama bagi masyarakat yang sulit terjangkau atau mengakses fasilitas tersebut.
Namun dibutuhkan dukungan infrastruktur dan pemahaman mengenai teknologi informasi
yang memadai dalam penerapan telemedicine.
Khusus dalam soal konsultasi kesehatan menggunakan Internet, dibutuhkan koneksi
yang stabil dan kuat agar layanan berjalan lancar. Dengan adanya dukungan tersebut,
telemedicine dapat berfungsi sepenuhnya sesuai dengan tujuannya untuk membantu
meningkatkan kesehatan masyarakat secara jarak jauh.
Telemedicine juga berfungsi memudahkan sistem rujukan pasien antar-rumah sakit
atau dari puskesmas ke rumah sakit. Data cukup dikirim dengan teknologi sehingga
mengurangi risiko kerusakan atau hilang di tengah jalan. Pasien pun tak perlu lagi risau akan
lupa membawa dokumen ketika datang ke rumah sakit rujukan. Jadi dapat disimpulkan fungsi
telemedicine antara lain:
1. Mempercepat dan memudahkan sistem rujukan
2. Membantu pertolongan pertama pada pasien sebelum dirujuk ke rumah sakit
3. Membantu akses kesehatan bagi masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan
4. Membantu mengurangi kepadatan rumah sakit sehingga layanan di rumah sakit bisa
lebih maksimal bagi pasien yang membutuhkan
5. Dalam situasi pandemi, telemedicine atau konsultasi online disarankan menjadi
pilihan meski masyarakat masih bisa menjangkau fasilitas medis. Jadi bukan hanya
mereka yang tinggal di daerah terpencil yang bisa memperoleh manfaat telemedicine,
melainkan masyarakat secara umum.

5
Gambar 2. Konsep Telemedicine
D. METODE PENELITIAN
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan
fenomenologi di masa pandemi covid-19. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Questionnaire ( Kuesioner )
Peneliti akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait angket data melalui google form
kepada pasien di rumah sakit. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner ini bertujuan
untuk mendapatkan informasi yang lebih detail dan akurat . hasil kuesioner tersebut akan
diubah menjadi angka, tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.
2. Literature study ( Studi Kepustakaan )
Dalam penelitian ini, pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan teknik
literature study atau studi kepustakaan, dimana teknik ini merupakan pengumpulan data
yang bersifat teoritis berdasarkan literatur-literatur atas buku acuan yang berhubungan
dengan objek penelitian dan pembahasan masalah.
Dalam pengumpulan data dan informasi terhadap permasalahan yang ada, pada
proses perancangan sistem informasi histori rekam medis pasien rawat jalan dan untuk
mendapat requirement menggunakan sistem layanan telemedicine. Pengumpulan data
sekunder ini ialah didapat oleh penulis dari berbagai literatur seperti buku, paper/jurnal/karya
ilmiah ataupun artikel-artikel yang berhubungan dengan prototipe perancangan sistem
informasi menggunakan pendekatan Telemedicine. Selain hal ini penulis juga melakukan
tinjauan studi dari penelitian-penelitian sebelum-nya yang relevan berkaitan dengan
penelitian penulis.
E. HASIL DAN BAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di rumah sakit Primaya Hospital maka
dapat dibuat hipotesis sementara yaitu sistem telemedicine yang baik adalah sistem yang
dibuat berdasarkan standar layanan kesehatan International. Untuk MMS, menggunakan
kannel sebagai software untuk membaca port dalam mengirim MMS. Untuk video
conference, menggunakan Flash Media Server berbasis RTMP (Realtime Media Player)
sebagai server video conference.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, untuk dapat menerapkan sistem
telemedicine ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti faktor budaya/tradisi,
latar belakang pendidikan dan keluarga. Sehingga dalam jangka pendeknya masih
membutuhkan waktu untuk bisa menerapkan sistem tersebut karena beberapa masyarakat
masih memilih konsultasi dengan dokter secara tatap muka. Tetapi dalam jangka panjangnya

6
sistem telemedicine ini akan diterima oleh banyak masyarakat karena memiliki banyak
kegunaan dan manfaat yang bisa didapat.
Evaluasi Kuesioner
Berikut akan diuraikan hasil kuesioner yang berguna untuk mengevaluasi aplikasi
sistem telemedicine yang telah dirancang. Kuesioner ditujukan kepada 50 responden (pasien,
perawat/mantri, dokter dan mahasiswa) di instansi pelayanan kesehatan. Dari kuesioner
tersebut maka diperoleh data sebagai berikut:
1) Menurut anda apakah aplikasi sistem telemedicine ini bisa menjembatani jarak antara
pasien dengan layanan kesehatan yang belum merata dalam situasi pandemi covid-
19?

Tabel 1.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 1

Bisa Belum Bisa


48 2
Total 50 orang
Keterangan: - Bisa, karena:

 aplikasi ini cocok sekali untuk diterapkan dan dikembangkan di daerah yang
jauh dari pusat layanan kesehatan.
 Sedikitnya tenaga kesehatan serta tempat layanan kesehatan yang tersedia di
daerah pedesaan.
 Masih banyak masyarakat di daerah pedesaan yang sulit untuk berkonsultasi
dan berobat ke rumah sakit.

Fungsi Aplikasi untuk


Menjembatani Jarak
Bisa Belum Bisa
4%

96%

Gambar 1.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 1

Kesimpulan: sebagian besar responden merasa aplikasi ini bisa menjembatani jarak
antara pasien dengan layanan kesehatan yang belum merata pada masa pandemi
sekarang ini.

2) Bagaimanakah tampilan aplikasi sistem telemedicine ini?

Tabel 2.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 2

Menarik Kurang Menarik


44 6

7
Jumlah : 50 Orang
Ket: Menarik, karena:

 perpaduan warna yang sesuai.


 penggunaan aplikasi yang mudah.
 tampilan yang sederhana dan unik.

Tampilan Aplikasi
Menarik Kurang Menarik

12%

88%

Gambar 2.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 2

Kesimpulan: sebagian besar responden merasa tampilan aplikasi ini sudah menarik
sesuai dengan keterangan di atas.

3) Bagaimanakah fasilitas Video Conference dan Chatting menurut anda?

Tabel 3.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 3

Desain Kecepatan Kualitas Resolusi Buruk


12 13 9 16
Total : 50 Orang
Keterangan :

 Desain: desain tampilan sederhana, fitur yang lengkap dan mudah digunakan.
 Kecepatan: kecepatan untuk terhubung ke video conference dan chatting
cukup cepat.
 Kualitas: kualitas gambar video cukup baik.

8
Fasilitas Video Conference & Chatting
Desain Kecepatan Kualitas Resolusi Buruk

24%
32%

26%
18%

Gambar 3.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 3

Kesimpulan: sebagian besar responden merasa resolusi video conference kurang


bagus dan frame video terlalu kecil.

4) Bagaimanakah fasilitas diagnosa melalui MMS yang disediakan?

Tabel 4.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 4

Penggunaan
Mudah Proses Diagnosa Cepat Form diagnosa Lengkap Fungsionalis
9 33 7 1
Total : 50 Orang
Keterangan : Fungsionalitas: fasilitas diagnosa melalui MMS belum berfungsi dengan
baik.

Fasilitas MMS
Penggunaan Mudah Proses Diagnosa Cepat
Form diagnosa Lengkap Fungsionalis

2%

14% 18%

66%

Gambar 4.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 4

9
Kesimpulan: sebagian besar responden merasa fasilitas diagnosa melalui MMS sudah
mendukung karena penggunaannya mudah, pemeriksaan atau diagnosa bisa dilakukan
dengan cepat.

5) Apakah dengan dibuatnya aplikasi sistem telemedicine ini semakin mempermudah


anda untuk berkonsultasi dengan dokter atau berobat terutama pada masa pandemi
covid-19?

Tabel 5.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 5

Ya Tidak
49 1
Total : 50 Orang

Keterangan : Ya, karena:

 memiliki fasilitas atau fitur yang lengkap dan memadai.


 sungguh menghemat waktu dan biaya. - berobat atau konsultasi bisa
dilakukan di mana saja.
 mudah dan cepat mendapatkan dokter melalui aplikasi ini.

Kemudahan Untuk Berkonsultasi dan


Berobat
Ya Tidak

2%

98%

Gambar 5.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 5

Kesimpulan: hampir semua responden mengatakan bahwa aplikasi sistem


telemedicine ini mempermudah mereka untuk berkonsultasi dan berobat ke dokter
tanpa harus repot ke tempat layanan kesehatan.

6) Apakah aplikasi sistem telemedicine ini membantu anda dalam mencari informasi
mengenai kesehatan?

Tabel 6.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 6

Sangat
Membantu Membantu Kurang Membantu Tidak Membantu

10
5 30 15 0
Total : 50 Orang

Pencarian Informasi Kesehatan


Sangat Membantu Membantu Kurang Membantu Tidak Membantu

0%

10%
30%

60%

Gambar 6.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 6

Kesimpulan: sebagian besar responden merasa terbantu untuk mencari informasi


kesehatan.

7) Apakah fasilitas yang disediakan oleh aplikasi sistem telemedicine ini sudah lengkap?

Tabel 7.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 7

Sangat Lengkap Lengkap Biasa Saja Kurang Lengkap


21 27 2 0
Total : 50 Orang

Tingkat Kelengkapan Fasilitas Aplikasi


Sangat Lengkap Lengkap Biasa Saja Kurang Lengkap

4% 0%

42%

54%

Gambar 7.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 7

11
Kesimpulan: sebagian besar responden mengatakan bahwa fasilitas aplikasi yang ada
sudah lengkap sesuai harapan mereka.

8) Menurut anda, apakah fasilitas atau fitur aplikasi sistem telemedicine ini sudah
memuaskan?

Tabel 8.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 8

Sangat
Memuaskan Memuaskan Sedikit Memuaskan Kurang Memuaskan
17 31 2 0
Total : 50 Orang

Tingkat Kepuasan Responden


Mengenai Fasilitas Aplikasi
Sangat Memuaskan Memuaskan
Sedikit Memuaskan Kurang Memuaskan
4% 0%

34%

62%

Gambar 8.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 8

9) Apakah aplikasi sistem telemedicine ini sudah bermanfaat bagi anda secara
keseluruhan?

Tabel 9.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 9

Sangat
Bermanfaat Bermanfaat Sedikit Bermanfaat Kurang Bermanfaat
27 21 2 0
Total : 50 Orang

12
Tingkat Manfaat Aplikasi
Sangat Bermanfaat Bermanfaat
Sedikit Bermanfaat Kurang Bermanfaat
4% 0%

42%
54%

Gambar 9.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 9

Kesimpulan: sebagian besar responden mengatakan bahwa aplikasi sistem


telemedicine yang dibuat sangat bermanfaat bagi mereka dan masyarakat luas
kedepannya.

Evaluasi Kelebihan Dan Kekurangan Aplikasi Sistem Telemedicine Medical


Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan evaluasi melalui kuesioner yang telah
dilakukan terhadap aplikasi sistem telemedicine berbasis website ini, terdapat beberapa
kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan:
1. Aplikasi ini dapat mempercepat dan memudahkan pasien untuk berkonsultasi dengan
dokter melalui video conference, chatting dan MMS.
2. Aplikasi ini memudahkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter secara online
menggunakan videoconference & chatting.
3. Aplikasi ini memudahkan pasien untuk membuat jadwal konsultasi dan medical
check up online, melihat hasil diagnosa dokter dan menebus resep obat.

Kekurangan:

1. Aplikasi ini belum bisa memeriksa jarak jauh menggunakan alat seperti teleradiology,
telecardiology dan lain sebagainya.

SIMPULAN DAN SARAN


Dari penelitian ini dapat disimpulkan ada banyak keuntungan dengan memilih melakukan layanan
kesehatan dengan telemedicine diantaranya :

1. Menghemat waktu dan memangkas lamanya pasien menunggu sebelum mendapat giliran
berkonsultasi. Hal ini tentunya akan sangat membantu pasien dalam mengalokasikan waktu
yang sangat singkat dalam mendapatkan konsultasi oleh dokter.
2. Layanan telemedicine dapat menghemat biaya mulai dari biaya perjalanan ke rumah sakit
sampai dengan biaya yang dikeluarkan terkait kegiatan pergi ke rumah sakit ini.

13
3. Layanan telemedicine membantu pasien memutuskan langkah selanjutnya apakah pasien
cukup melakukan konsultasi hanya dari rumah saja, atau perlu mengunjungi dokter di
poliklinik, atau haruus masuk ruang gawar darurat saat sakit disesuaikan dengan kondisi dan
hasil pengkajian oleh dokter selama telekonsultasi.
4. Layanan telemedicine juga dapat membantu meminimalkan penularan dan penyebaran
penyakit akibat banyaknya pasien yang melakukan perjalanan ke rumah sakit atau
berkumpulnya orang di rumah sakit untuk mendapatkan layanan kesehatan.
5. Layanan telemediicine membantu memastikan bahwa masyarakat indonesia dapat mengakses
informasi dengan mudah dan faktual melalui konsultasi online, termasuk informasi mengenai
covid-19.

Saran yang dapat disampaikan untuk penelitian selanjutnya:

1. Telemedicine dapat dikembangkan lebih lanjut menggunakan E-Payment.


2. Dalam penerapan telemedicine selanjutnya dapat disertai dengan sistem pembayaran
melalui asuransi kesehatan seperti ASKES, JAMKESMAS.

DAFTAR PUSTAKA

Butcher, Anthony. (2003). Sams Teach Yourself MySQL in 21 days. (2nd edition). USA: Sams
Publishing.

Chorbev, I., Sotirovska, M., Mihajlov, D., (2011). Virtual Communities for Diabetes Chronic Disease
Healthcare. International Journal of Telemedicine and Applications, Vol 2011.

Coelho, K. R., (2011). Identifying Telemedicine Services To Improve Access To Specialty Care For
The Underserved In The San Francisco Safety Net. International Journal of Telemedicine and
Applications. Vol. 2011, 14 pages.

Dobke, M. K., Bhavsar D., Herrera F., (2011). Do Telemedicine Wound Care Specialist Consults
Meet the Needs of the Referring Physician? A Survey of Primary Care Providers. International
Journal of Telemedicine and Applications, Vol 2011.

Enterprise, Jubilee. (2010). Trik Mengoperasikan PC Tanpa Software. Indonesia: Elex Media
Komputindo.

Fabbrocini, G., De Vita, V., Pastore, F., D Arco, V., Mazzella, C., Annunziata, M. C., Cacciapuoti, S.,
Mauriello, M. C., Monfrecola, A., (2011). Teledermatology: From Prevention to Diagnosis of
Nonmelanoma and Melanoma Skin Cancer. International Journal of Telemedicine and
Applications. Vol. 2011, 5 pages.

Jagdale, B. N., Bedi, R. K., Desai, S., (2010). Securing MMS with High Performance Elliptic Curve
Cryptography. International Journal of Computer Application, ( Vol. 8 (7), p17-20 ).

Kosiur, David. (1997). Understanding Electronic Commerce - How Online Transactions Can Grow
Your Business. Redmond, Washington: Microsoft Press.

Mengel, Mark. B., Fields, Scott A., (1997). Introduction to Clinical Skills: A Patient-centered
Textbook. New York: Plenum Medical Publishing.

14
Mirabito, M. A. M., Morgenstern, B. L., (2004). New Communications Technologies: Applications,
Policy, and Impact. (5 th edition). UK: Focal Press.

Nugroho, Bunafit. (2004). PHP & MySQL dengan Editor Dreamweaver MX. (1 st edition).
Yogyakarta: Andi.

Pagliari Claudia, Sloan David, Gregor Peter, Sullivan Frank, Detmer Don, Kahan James P, Oortwijn
Wija, Macgillivray Steve. (2005). What is ehealth (4): A Scoping Exercise To Map The Field.
Journal Medical Internet Vol. 7 (1).

Pressman, Roger. S., (2010). Software Engineering a Practitioner s Approach. (7 th edition). New
York: McGraw-Hill, Inc.

Primayahospital.com. Apa itu Telemedicine?, Telekonsultasi, atau Konsultasi Online Kesehatan.


April 2020. 11.13 [ Diakses 31 Maret 2021 ]. diakses dari
https://primayahospital.com/konsultasi-online/apa-itu-telemedicine/

Setyono, A., Jahangir A., Al-Saquor, Raed. (2010). Design of Multimedia Messaging Service for
Mobile Telemedicine System. International Journal of Network and Mobile Technologies, Vol.
1 (1).

Setyono, A., Nuswantoro, D., Alam J., Eswaran, C., (2012). The Development and Implementation of
a Multimedia Messaging Service for an Enhanced Mobile Telemedicine System. International
Journal of Healthcare Information System and Informatics, ( Vol. 7 (1), p 13-20 ).

Sharma, Priyanka, Mistry, Mijal. (2009). MMSSEC Algorithm for Securing MMS. International
Journal of Machine Intelligence, ( Vol. 1 (2), p 30-33 ).

Sunyoto, Andi. (2007). AJAX: Membangun Web dengan Teknologi Asynchronouse JavaScript &
XML. Yogyakarta: Andi.

Veronica, Anita, Elvira Mulyani. (2010). Analisis dan Perancangan Web Kesehatan Berbasiskan:
Rich Internet Application FLEX. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Whitten, Jeffry L., Bentley, Lonnie D., Dittman, Kevin C., (2007). System Analysis and Design
Methods. (7 th edition). USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Widodo, Prabowo P., Herlawati. (2011). Menggunakan UML. Bandung: Informatika.

Wijasena. (2009). Video Conference Sebagai Sarana Komando dari


https://wijasena.wordpress.com/?s=video+conference&searchbutton=go!

Wolfe, Mark. (2007). Broadband Video Conferencing as Knowledge Management Tool. Journal of
Knowledge Management ( Vol. 11, No. 2, p 118-138 ).

15

Anda mungkin juga menyukai