Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok ke-2

(Minggu 5/Sesi 7)

Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.

Belakangan ini semakin banyak terjadi kasus kejahatan di Indonesia, terutama di kota-
kota besar, khususnya Jakarta. Kasus kejahatan yang terjadi bermacam-macam
jenisnya. Ada pelecehan, pencurian, perampokan, pemerkosaan, Dari jenis yang
beraneka ragam inipun intensitasnya juga beragam. Yang mengkhawatirkan adalah
semakin lama intensitas dan frekuensinya pun semakin bertambah. Padahal pihak
berwajib senantiasa meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya dalam
mengamankan kehidupan masyarakat, tak kalah berperan para pemuka agama dan
tokoh masyarakat juga kerap menasihati agar masyarakat menjalani hidup yang baik,
tapi kondisinya tidak juga berubah, bahkan sepertinya semakin parah.

Berdasarkan deskripsi kasus di atas Jawablah pertanyaan-pertaanyaan berikut ini;

“Analisalah kasus di atas berdasarkan perspektif sila ke-2 Pancasila”.

Catatan: analisa anda harus memuat sumber bacaan yang relevan.

Jawaban:

Pembentukan negara Indonesia oleh para pendiri bangsa tidak lain memiliki suatu
tujuan yang mulia yaitu mendorong dan menciptakan kesejahteraan umum dalam
payung Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila.1 Tujuan
atau cita-cita tersebut tercermin dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), yaitu “untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Menurut M. Solly Lubis,
“melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah” mempunyai makna
melindungi dengan alat-alat hukum dan alat kekuasaan yang ada, sehingga di negara
ini terdapat tata aturan yang menjamin tata tertib dalam masyarakat untuk

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


mewujudkan kesejahteraan baik moril maupun materiil, fisik maupun mental, melalui
tata hukum yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.2

Selain itu, UUD 1945 melalui Pasal 1 ayat (3) juga menetapkan bahwa negara
Indonesia adalah negara hukum. Dari Pasal ini dapat ditarik pemahaman bahwa
negara Indonesia berdasarkan hukum (rechtstaat), dan bukan berdasarkan kekuasaaan
belaka.

Namun pada saat ini kita menjumpai tingkat kriminalitas yang semakin hari semakin
meningkat terjadinya bermacam-macam jenis kejahatan seperti pelecehan, pencurian,
perampokan, pemerkosaan, membuat pertanyaan bagi kita apa yang menjadikan
pemicu meningkatnya kejahatan tersebut, maka dari sini kita melakukan beberapa
analisis sesuai dengan data-data yang ada dan dikaitkan dengan Pancasila khususnya
pada sils ke 2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.

Publikasi Statistik Kriminal 2020 menyajikan gambaran umum mengenai tingkat dan
perkembangan kriminalitas di Indonesia selama periode tahun 2017–2019. Informasi
yang disajikan mencakup tiga pendekatan utama statistik kriminal, yakni pendekatan
pelaku (Data Registrasi Kepolisian), korban (Data Survei Sosial Ekonomi
NasionalSusenas), dan kewilayahan (Pendataan Potensi Desa/Podes).

Data registrasi Polri mencatat bahwa selama periode tahun 2017–2019 jumlah
kejadian kejahatan atau tindak kriminalitas di Indonesia cenderung menurun. Jumlah
kejadian kejahatan (crime total) pada 2017 sebanyak 336.652 kejadian. Angka ini
menurun menjadi sebanyak 294.281 kejadian pada tahun 2018 dan pada tahun 2019
menjadi 269.324 kejadian. Indikator tingkat kejahatan (crime rate) selama periode
tahun 2017–2019 juga mengalami penurunan. Tingkat risiko terkena tindak kejahatan
setiap 100 ribu penduduk pada tahun 2017 adalah sebesar 129, menjadi 113 pada
tahun 2018, dan menurun menjadi 103 pada tahun 2019.

Indikator kriminalitas lainnya selama periode 2017-2019 juga menunjukkan pola


perkembangan yang serupa. Selang waktu terjadinya suatu tindak kejahatan (crime
clock) adalah 00.01'33'' (1 menit 33 detik) pada tahun 2017 dan menjadi sebesar
00.01'47'' (1 menit 47 detik) pada tahun 2018. Interval crime clock menjadi semakin
panjang pada tahun 2019, yaitu sebesar 00.01'57'' (1 menit 57 detik). Interval crime
clock yang semakin panjang menunjukkan intensitas kejadian tindak kejahatan yang
semakin menurun.

Data Susenas yang menggambarkan persentase penduduk menjadi korban kejahatan


di Indonesia selama periode tahun 2018–2019 juga memperlihatkan pola yang sama
dengan data Kepolisian, yaitu cenderung menurun. Persentase penduduk korban
kejahatan mengalami penurunan dari 1,11 persen pada tahun 2018 menjadi 1,01
persen pada tahun 2019. Data Susenas juga menunjukkan tingkat persentase korban
kejahatan yang melapor ke Polisi masih relative rendah. Pada tahun 2018 korban

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


kejahatan yang melapor ke Polisi sebesar 23,92 persen, dan pada tahun 2019 menurun
menjadi 22,19 persen.

Selain data kejadian kejahatan yang bersumber data Kepolisian dan Susenas, kejadian
kejahatan dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup kewilayahan dengan berbasis desa.
Berdasarkan data Podes, Selama periode 2011 – 2018, jenis kejadian pencurian
merupakan kejahatan yang paling banyak terjadi pada desa/kelurahan di Indonesia,
jumlahnya mencapai lebih dari 36-45 persen dari seluruh desa/kelurahan.3

Dari data di atas menunjukkan bahwa tingkat kriminalitas di Indonesia bersifat


fluktuatif terjadi kenaikan dan penurunan, menurut kajian badan pusat statistic diatas
kejahatan yang semakin meningkat adalah pencurian, jika kita menelisik lebih dalam
pencurian merupakan tindak criminal mengambi/merampas harta orang lain hal ini
berkaitan erat dengan tingkat pendapatan/penghasilan /ekonomi seseorang, rendahnya
penghasilan dan minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia dapat menjadi salah satu
pemicu tingkat kriminalitas khususnya pencurian, sebagaiman Data Kementerian
Ketenagakerjaan per 20 April 2020 mencatat sebanyak 2.084.593 pekerja dari
116.370 perusahaan dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja.4 Sebanyak
15,6% pekerja mengalami PHK dan 40% pekerja mengalami penurunan pendapatan,
diantaranya sebanyak 7% pendapatan buruh turun sampai 50%.4 Kondisi ini
berpengaruh pada kelangsungan hidup masyarakat dan memicu tindak kriminalitas.

perspektif sila ke-2 Pancasila terhadap tidak kriminalitas di Indonesia

Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia dilahirkan dari perpaduan


pengalaman bangsa Indonesia dalam menyejarah. Bangsa Indonesia sejak dahulu
dikenal sebagai bangsa maritim telah menjelajah keberbagai penjuru Nusantara,
bahkan dunia. Hasil pengembaraan itu membentuk karakter bangsa Indonesia yang
kemudian oleh Soekarno disebut dengan istilah Internasionalisme atau
Perikemanusiaan.5 Berbagai kasus kejahatan yang ada pada saat ini semua nya
melanggar sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”.
Walaupun kejahatan itu di lakukan atas alasan tertentu, sebagai manusia kita tidak di
ajarkan dan tidak di perbolehkan melakukan tindak kejahatan apapun dengan alasan
apapun.. Sebagai umat manusia dan warga negara yang baik hendak nya kita
bertindak sesuai adab-adab manusia yang saling
menghormati,melindungi,menyayangi dan adil terhadap sesama manusia lainnya.
Penegakan hukum yang adil atau perlindungan HAM dan sikap masyarakat sebagai
manusia untuk menjalankan adab-adab kemanusiaanlah yang menjadi kunci
menghadapi berbagai kejahatan yang ada. 6

Kesadaran masyarakat terhadap pancasila semakin lama semakin menurun. Pancasila


yang ada hanya dilihat sebagai simbol dasar negara tanpa memahami dan
mengamalkan isi dari pancasila itu sendiri. Hal ini berdampak negatif terhadap negara
Indoensia. Permasalahan ini banyak penyebabnya, mulai dari kurangnya penanaman
kultur pancasila sejak dini, hingga para pemimpin dan pejabat pemerintahan yang

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


dengan jelas memberi contoh tindakan yang menyimpang terhadap pancasila.
Sehingga masyarakat yang menjadikan pejabat sebagai orang terpandang dan
mungkin dicontoh mengikuti hal negatif tersebut. Semakin lama nilai yang ada dalam
pancasila akan luntur dan hilang jika semua hal ini dibiarkan.

Kejahatan yang terjadi sudah sangat meresahkan. Penegakan hukum yang kurang
tegas, dan kurangnya peran pemimpin negara untuk memperkuat dan mengamalkan
nilai pancasila merupakan salah satu penyebabnya. Semakin banyak anak muda yang
tidak paham isi dari pancasila. Anak muda condong memilih dan menerapkan budaya
asing yang jelas tidak sesuai dengan pancasila. Mulai dari tidak sopan, penampilan
yang tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa kita, menyalah gunakan internet. Hal hal
ini akan membuat moral generasi penerus rusak.

Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius pemimpin bangsa. Adanya Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila tidak terlalu memberikan efek. Pemerintah harus
mencari solusi lain yang lebih efektif. Saat ini nilai nilai pancasila semakin melemah
dan semakin ditinggalkan. Identitas bangsa Indonesia semakin hilang. Namun masih
belum dipandang serius oleh penguasa negara ini.

Banyaknya kasus kejahatan di Indonesia terutama di kota-kota besar disebabkan oleh


penduduk yang semakin padat baik pendatang maupun masyrakat asli di daerah
tersebut, sehingga menimbulkan permasalahan yang menyebabkan adanya tindak
kejahatan yang menunjukkan bahwasanya mereka cenderung memiliki sikap lebih
mementingkan mereka sendiri sehingga mampu untuk melakukan sebuah tindakan
yan diluar nalar yang akan merugikan orang lain dan orang-orang sekitarnya.

Itu disebabkan karena mereka ingin menguasai hak mereka walaupun terkadang
dalam prakteknya mereka juga mengambil bagian dari hak orang lain.Seharusnya baik
pihak penegak hukum dan tokoh masyarakat juga turut ikut andil dalam menjaga dan
meningkatkan masyarakat agar hidup secara berdampingan dengan sesam sekaligus
menghormati sesama warga bangsa Indonesia.

Untuk menghindari hal-hal seperti itu seharusnya masyrakat sudah diajarkan tentang
pendidikan pancasila sejak dini, sebab dalam kejadian ini merupakan salah satu
pengamalan dari sila ke-2. Dalam menerapkan sila ke-2 sejak dini sangatlah penting
dan peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mendidik anaknya dan peran
pemerintah juga sangat diperlukan dalam pengentasan kemiskinan terutama dalam hal
usaha memberikan pendidikan gratis dan berkualitas kepada seluruh masyrakat
Indonesia yang tidak mampu. Jika masyarakat Indonsia memiliki pendidikan
pancasila yang tinggi dan dibarengi dengan pendidikan karakter dalam nilai-nilai
pancasila, maka tingkat kriminalitas cenderung rendah dalam sebuah negara akan
semakin beradab.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Mengacu banyaknya terjadi kasus kejahatan di Indonesia, sepertinya
pelecehan,pencurian,perampokan,pemerkosaan. Berdasarkan dari prespektif umum,
kebanyakan kejadian seperti tersebut diatas adalah dikarenakan faktor ekonomi. Yang
kaya semakin kaya, yang miskin bertambah miskin. Sehingga terjadilah kesenjangan
sosial yang semakin dalam dari hari ke hari yang memang kelihatan nyata. Timbullah
kecemburuan sosial yang mengakibatkan terjadinya peristiwa tersebut. Terutama di
kota-kota besar, khusus nya Jakarta. Mengapa Jakarta yang dipilih ? karena Jakarta
adalah ibu kota Negara, sehingga menjadi magnet para perantau untuk mengadu nasib
mencari nafkah dan keberuntungan, yang berhasil akan bahagia,sedangkan yang gagal
menjadi berpikir untuk menghalalkan segala cara termasuk kejahatan. Inilah
gambaran umum yang di dapat dari kehdupan kita sehari-hari.

Menurut analisa kami, faktor ekonomi tidak semuanya dijadikan alasan dengan
adanya kejahatan-kejahatan tersebut. Seperti pelecehan,pemerkosaan dan
pembunuhan ada juga yang dilakukan oleh kalangan kelas menengah, bahkan kelas
atas. Dengan adanya prespektif di atas,menurut kami ada faktor lain yang perlu untuk
dikaji, yaitu peran kedua orang tua dan ilmu agama untuk mendidik anak-anak mereka
, dari sebelum reformasi sampai sekarang setelah reformasi terdapat beberapa
perbedaan pola didik orang tua terhadap anak-anak nya sangat jauh berbeda, mungkin
seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi yang semakin canggih. Pentingnya
mengawasi dan mendidik anak di era kemajuan teknologi ini sangat berperan penting
untuk membangun karakter nya dewasa kelak. Karena jangan sampai terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang menjadi kasus kejahatan. Karena penyimpangan
tersebut sangatlah memprihatinkan dan telah keluar dari kemanusiaan yang adil dan
beradab.

Inilah tantangan yang tidak mudah bagi generasi sekarang dan yang akan datang, juga
orang tua,guru,alim ulama dan khusus nya pemerintah serta penegak hukum. Kita
semua harus bekerja keras dan saling bahu membahu untuk bangsa dan Negara
Indonesia yang kita cintai ini, dengan cara membentengi diri kita agar dijauhkan dari
hal-hal negatif.agar sila ke 2 mengenai kemanusiaa yang adil dan beradab tidak
semakin memudar .

Sumber bacaan:
1.
Erfandi, “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Pembangunan Sistem Hukum
Pidana di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Th. 1, Nomor 1, Juni 2016
2.
M. Solly Lubis, Pembahasan UUD ’45, Bandung: Alumni, 1985, hlm. 24
3.
Jurnal statistic criminal 2020, Badan Pusat Statistik Indonesia
4.
Lipi.go.id, 2020
5.
Ristekdikti, 2016
6.
Binus.ac.id, Kristan (D6325)

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai