Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Bazal Muharram

NIM : J1A118118
Kelas : Reguler B

COVID 19
Menurut WHO, Sebuah pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui
terdeteksi di Wuhan, China pertama kali dilaporkan ke Kantor Negara WHO di
Cina pada 31 Desember 2019 dan wabah covid 19 dinyatakan sebagai masalah
internasional Kesehatan masyarakat yang harus di perhatikan oleh dunia pada 30
Januari 2020.
Sejak akhir Desember 2019, wabah penyakit coronavirus baru (COVID-
19; sebelumnya dikenal sebagai 2019-nCoV) dilaporkan di Wuhan, Cina, yang
kemudian mempengaruhi 26 negara di seluruh dunia. Secara umum, COVID-19
adalah penyakit terselesaikan akut tetapi juga bisa mematikan, dengan tingkat
kematian 2% kasus. Awitan penyakit yang parah dapat menyebabkan kematian
karena kerusakan alveolar yang masif dan kegagalan pernapasan progresif. Pada
15 Feb, sekitar 66.580 kasus telah dikonfirmasi dan lebih dari 1524 kematian.
Namun, tidak ada patologi yang dilaporkan karena otopsi atau biopsi yang sulit
diakses. Disini kita menyelidiki karakteristik patologis pasien yang meninggal
akibat infeksi parah dengan sindroma pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) oleh biopsi postmortem. Studi ini sesuai dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dan Deklarasi Helsinki.
Temuan kami akan memfasilitasi pemahaman tentang pathogenesis COVID-19
dan meningkatkan strategi klinis melawan penyakit. Seorang pria berusia 50 tahun
dirawat di klinik demam 21 Januari 2020, dengan gejala demam, kedinginan,
batuk, kelelahan, dan napas pendek. Dia melaporkan riwayat perjalanan ke Wuhan
pada 8-12 Januari, dan bahwa dia memiliki gejala awal menggigil ringan dan
batuk kering pada 14 Januari (hari pertama sakit) tetapi tidak melihat dokter dan
tetap bekerja sampai 21 Januari. X-ray dada menunjukkan beberapa bayangan
tambal sulam di kedua paru-paru, dan sampel swab tenggorokan diambil. Pada 22
Januari (hari ke 9 sakit), Pusat Pengendalian Penyakit Beijing (CDC) dikonfirmasi
dengan uji PCR terbalik waktu nyata bahwa pasien menderita COVID-19. Dia
segera dirawat di bangsal isolasi dan menerima oksigen tambahan melalui masker
wajah. Dia diberi interferon alfa-2b (5 juta unit dua kali sehari, inhalasi atomisasi)
dan lopinavir plus ritonavir (500 mg dua kali sehari, secara oral) sebagai terapi
antivirus, dan moxifloxacin (0 4 g sekali sehari, secara intravena) untuk mencegah
infeksi sekunder. Namun, batuknya, sesak nafas, dan kelelahan tidak membaik.
Pada hari ke 12 penyakit, setelah presentasi awal, rontgen dada menunjukkan
infiltrat progresif dan bayangan kisi-kisi difus di kedua paru-paru. Dia menolak
dukungan ventilator di unit perawatan intensif berulang kali karena dia menderita
claustrofobia; Oleh karena itu, ia menerima terapi oksigen aliran tinggi kanula
(HFNC) (konsentrasi 60%, laju aliran 40 L / menit). Pada hari ke 13 penyakit,
gejala pasien masih belum membaik, tetapi saturasi oksigen tetap di atas 95%.
Pada sore hari 14 hari sakit, hipoksemia dan sesak napasnya memburuk.
Meskipun menerima terapi oksigen HFNC (konsentrasi 100%, laju aliran 40 L /
menit), nilai saturasi oksigen menurun hingga 60%, dan pasien mengalami
serangan jantung mendadak. Dia segera diberikan ventilasi invasif, kompresi
dada, dan injeksi adrenalin. Sayangnya, penyelamatan itu tidak berhasil, dan ia
meninggal pada pukul 18:31 waktu Beijing (Xu et al., 2020).
Menurut kemenkes RI, Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus baru
penyebab penyakit pernafasan. Virus ini berasal dari Cina dan menular dari
manusia ke manusia, dan meiliki gejala klinis yaitu seperti demam, batuk pilek,
gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih dan lesu. Juga informasi mengenai
pencegahan seperti sering cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker,
memperbanyak konsumsi gizi seimbang sayur dan buah, rajin olahraga dan
istirahat yang cukup, jangan, mengkonsumsi daging yang tidak dimasak, bila
batuk, pilek dan sesak nafas segera ke fasilitas kesahatan.
Presiden Joko Widodo mengatakan, kasus virus corona di Indonesia
terungkap usai ada laporan warga negara Jepang dinyatakan positif. Masalahnya,
WN Jepang ini baru saja berkunjung ke Indonesia. Pemerintah kemudian
langsung menelusuri siapa saja yang melakukan kontak dengan pasien tersebut.
Begitu ada informasi bahwa orang Jepang yang ke Indonesia kemudian tinggal di
Malaysia dan dicek di sana positif corona, tim dari Indonesia langsung telusuri.
Orang Jepang ke Indonesia bertamu ke siapa, bertemu siapa ditelusuri dan
ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan 2 orang,
ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto
menjelaskan dari kedua pasien, salah satunya merupakan guru dansa. Pasien
berusia 31 tahun ini lantas melakukan kontak fisik dengan WNA Jepang. Untuk
informasi, sebelum ke Indonesia, WNA Jepang ini bermukim di Malaysia sejak
14 Februari 2020 lalu.
Pada tanggal 14 Februari 2020, pasien terinfeksi virus corona berdansa
dengan WNA Jepang. Pasien berusia 31 tahun ini memang bekerja sebagai guru
dansa dan WNA asal Jepang ini juga merupakan teman dekatnya. Selang dua hari,
yakni 16 Februari 2020 pasien terkena sakit batuk.
Pasien kemudian melakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat. Namun,
saat itu pasien langsung dibolehkan untuk kembali ke rumah atau rawat jalan.
Sayang, sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Hingga pada 26 Februari
2020, pasien dirujuk lagi ke rumah sakit dan diminta untuk menjalani rawat inap.
Pada saat itulah, batuk yang diderita pasien mulai disertai sesak napas.
Pada 28 Februari 2020, pasien mendapatkan telepon dari temannya yang
di Malaysia. Dalam sambungan telepon tersebut, pasien mendapatkan informasi
jika WNA Jepang yang merupakan temannya itu positif terinfeksi virus corona.
Berdasarkan data kemenkes RI tanggal 2 maret 2020, Pandemi
koronavirus di Indonesia  diawali dengan temuan penderita  penyakit koronavirus
2019 (COVID-19) pada 2 Maret 2020. Hingga 19 April 2020, telah terkonfirmasi
6.575 kasus positif COVID-19 dengan 686 kasus sembuh dan 582 kasus
meninggal. Sebagai respons terhadap pandemi ini, beberapa wilayah telah
memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Berdasarkan data Kemenkes RI Total kasus konfirmasi COVID-19 global
per tanggal 18 April 2020 adalah 2.160.207 kasus dengan 146.088 kematian (CFR
6,8%) di 212 Negara Terjangkit. Untuk di Indonesia, Sejak 30 Desember 2019
sampai 18 April 2020 pukul 17.00 WIB, terdapat 39.422 orang yang diperiksa
dengan hasil pemeriksaan yaitu 33.174 orang negatif (Termasuk ABK World
Dream dan Diamond Princess), dan 6.248 kasus konfirmasi positif COVID-19 di
34 Provinsi (631 sembuh dan 535 meninggal).
Menurut WHO, Pada tanggal 18 April 2020, Pemerintah Republik
Indonesia telah melaporkan 6 248 kasus yang dikonfirmasi dan 535 kematian
terkait dengan COVID-19, sementara 631 pasien telah pulih dari penyakit ini.
WHO bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memantau situasi dan
mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
Berdasarkan data terbaru dari world meter corona virus tanggal 19 April
2020, kasus terbanyak terjadi di Amerika Serikat dengan total kasus 740,151
orang telah terinfeksi, dengan kasus kematian sebanyak 39,068 orang. ini menjadi
negara dengan kasus corona terbanyak didunia diikuti oleh spanyol degan kasus
195,944 orang dengan angka kematian kasus 20,453, dan italia 175,925 dengan
kasus kematian 23,227.

Anda mungkin juga menyukai