Taufal.Hidayat
Institut Teknologi Padang
1
Joobsheet 1. Pengukuran
Alat Ukur panjang : Jangka sorong dan micrometer sekrup
Alat Ukur Massa :Nerasa pegas
Menghitung massa jenis benda beraturan.
2
Adapun tujuan dari pratikum ini dimana, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menggunakan berbagai alat ukur yaitu : jangka sorong, micrometer, dan neraca
pegas. dengan benar untuk mengukur benda yang diberikan.
2. Menentukan ketelitian masing masing alat ukur
3
Standar deviasi digunakan untuk menentukan angka ketidak pastian untuk
pengukuran berulang, missal pengukuran dilakukan sebanyak n kali dan
menunjukkan hasil (x1 , x2 , x3 , …. Xn), maka standar deviasi yaitu :
Δr Δa Δb
b ±Fb Pengurangan q=a–b Fq = Fa – Fb
= +
Perkalian r=axb
Δs Δa Δb
= +
Pembagian S=a/b
Δt Δa
=
Pangkat T = an
1. Mistar
2. Jangka Sorong
3. Mikrometer
4. Neraca O Haus
5. Tabung besi
4
2. Memutar selubungnya secara perlahan lahan sampai terdengar bunyi tertentu,
kunci selubung agar tidak bergeser.
3. Membaca angka pada skala utama dan skala nonius
Neraca pegas
1. Menimbang berat benda yang diberika dengan menggunakan neraca pegas
2. Membaca skala yang ditunjukkan alat ukur
B. Prosedur Percobaan :
1. Mengukur volume benda
Tentukan NST setiap alat ukur yang akan digunakan
Pengukuran Balok
Ukur tinggi tabung menggunakan mistar dan jangka sorong masing
masing sebanyak 5 kali untuk masing masing nya, lalu tuliskan hasilnya
pada table
Ukur Diameter tabung menggunakan jangka sorong dan micrometer
sekrup masing masing sebanyak 5 kali untuk masing masing nya, lalu
tuliskan hasilnya pada tabel
Hitung hasil pengukuran berulang menggunakan standar deviasi
Hitung volume dari balok menggunakan perambatan ketidak pastian
Pengukuran massa Balok dan Bola
Ukur massa balok dan Bola dengan neraca pegas dengan aturan
pengukuran tunggal, tulis hasil pengukuran menggunakan dengan angka
ketidakpastian
- Menghitung massa jenis balok dan bola
Hitung masa jenis bola dan balok (ρ=m/V), dan gunakan rambatan ketidak
pastian.
V. Data Praktikum
1. Dimensi balok
2. Dimensi Bola
Alat ukur Jangka sorong Micrometer sekrup Massa
Pengkuran ke Diameter (D) Diameter (D)
5
1
2
3
4
5
6
- Mahasiswa mampu memahami tentang hukum kelembaman (Hukum Newton
I)
- Mahasiwa mampu mengitung besar gaya pada suatu kesetimbangn.
!" ! " #
Ilmuan kebangsaan itali bernama GALILEO GALILEI (1564 1642) mengatakan bahwa
untuk mengubah kecepatan suatu benda diperlukan suatu gaya luar, akan tetapi untuk
mempertahankan kecepatan pada suatu nilai (arah) tertentu tidaklah diperlukan gaya luar.
Prinsip Galileo ini diambil oleh Isaac newton (1642 1727), dimana dalam bentuk hokum
Newton, prinsip Galileo dinatakan sebagai berikut, setiap benda tetap berada pada keadaan
diam atau gerak lurus beraturan, kecuali jika benda itu dipaksa untuk mengubah keadaan
tersebut oleh gaya gaya yang dikerjakan padanya.
Maka gaya dapat didefinisikan sebagai apa yang menyebabkan perubahan kecepatan. Untuk
mengukur gaya berdasarkan pada pengukuran perubahan bentuk atau ukuran sebuah beda
dalam keadaan diam disebut dengan cara pengukuran gaya static.
Cara pegukuran static ini berdasarkan pada kenyataan bahwa jika pada sebuah benda bekerja
beberapa gaya, sedang benda mempunyai percepatan nol, maka jumlah vector dari semua
gaya bekerja pada benda sama dengan nol.
Alat yang bisa digunakan untuk mengukur gaya dengan cara statis adalah timbangan pegas.
Alat ini terdiri dari pegas kumparan dengan jarum yang dipasang pada salah stau ujungnya.
Jarum ini dapat bergerak pada sebuah skala. Suatu gaya yang bekerja pada timbangan
merubah panjang pegas.
Jika sebuah benda dengan berat 1 newton digantung pada pegas, maka pegas akan bertambah
panjangnya, sampai tarikan oleh pegas mempunyai besar yang sama dengan berat benda.
Suatu tanda dapat dibuat skala dimana jarum berada da diberi tulisan 1 newton. Dengan cara
yang sama benda yang beratnya 2 , 3 newton dan sebagai nya dapt digantung pad apegas dan
tanda yang bersangkutan diberikan pada letak jarum pada nilai beban diatas.
7
1. Papan gaya
2. Spring balance
3. Busur derajat
4. Benang
5. Beban
6. Mistar
7. Pensil
8
$
Gaya merupakan besaran vector, yang besaran yang memiliki nilah dan arah. untuk
menghitung resultan gaya biasanya gaya di gambarkan dalam komponen sumbu
koordinat. Beberapa gaya yang bisanay terdapat pada suatu benda yaitu :
- Gaya berat
Besar nya W = m .g
Arah nya : selalu menuju pusat bumi
- Gaya gesek
Besar nya N
Arah nya selalu tegak lurus ke rah luar dari bidang
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi ketika dua bidang benda bersentuhan, gaya
gesek dapat dibedakan jadi 2 jenis yaitu :
9
Gaya gesekan statis dapat ditentukan dengan rumus :
Fs = µ . N
N = Gaya bormal (N = W = m . g)
µs = F / N
10
Gesekan kinetis yaitu gaya gesek yang terjadi saat benda dalam keadaan bergerak, Gaya
gesekan statis arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda.
Gaya gesek kinetis dapat dicari dengan menggunaan hukum newton II.
∑
=
&
1) Unit percobana gesekan statis
2) Balok luncur
3) Beban dan penggantung
4) Katrol
5) Benang
!"' ( ' )*
1. Merakit alat seperti pada gambar
Menimbang berat balok luncur W1 dan W2 dengan neraca pegas
$ Biarkan benda bergerak, ukur waktu benda bergerak dari posisi awal sampai posisi
tertentu, ukur juga posisinya.
+ Hitung percepatan benda 1 dengan rumus GLBB
, Hitung koefisien gesekan statis
- Ulangi untuk benda W2 yang berbeda sedangan W1 sama
. Ulangi untk benda W1yang berbeda sedangan W2 sama
/
pengukuran Masa benda Waktu tempuh jarak yang
ditempuh
Benda di Benda
papan digantung
Benda 1 dan 2
Benda 1 dan 3
Benda 3 dan 2
11
+
Setelah selesai melakukan pratikum mengenai Reaksi Titik Tumpuan ini, maka
diharapkan mahasiswa dapat menentukan gaya reaksi pada titik tumpuan.
Menurut Hukum Newton III setiap aksi membutuhkan reaksi yang besarnya sama
tetapi berlawanan arah. Bila pada batang bekerja gaya tegak lurus dan batang tersebut
bertumpu pada engsel dan rol, maka reaksi pada titik tumpuan dapat ditentukan
dengan cara analitis dan grafis. Secara analitis, menggunakan prinsip kesetimbangan
gaya :
ΣFx = 0
ΣFy = 0
Στ=0
ΣFx adalah jumlah gaya pada sumbu x, sementara itu ΣFy adalah jumlah gaya pada
sumbu y, Στ adalah jumlah momen gaya.
Secara lukisan kutub (grafis), menggunakan prosedur berikut :
1. Menentukan titik O secara bebas
2. Melukis gaya F1, F2, dan F3 pada satu garis lurus dengan skala (misal 1 N = 1
cm)
3. Menghubungkan garis kutub I, II, III, dan IV, sejajar dengan diagram (jarak titik
tangkap F1, F2, dan F3 harus ditentukan terlebih dahulu)
4. Memindahkan garis kutub I, II, III dan IV, sejajar dengan diagram (jarak titik
tangkap F1, F2 dan F3 harus ditentukan terlebih dahulu)
5. Hubungkan ujung garis kutub I dan IV
6. Memindahkan kembali garis X ke lukisan kutub sehingga memotong garis tegak
lurus (gaya vertikal)
7. Besar gaya reaksi R1 dan R2 dapat diukur, dan diskalakan kembali ke satuan
Newton.
12
2. Menempelkan kertas pada papan gaya
3. Mengatur posisi batang agar mendatar
4. Mencatat angka yang ditunjukkan oleh kedua neraca pegas sebagai mA dan mB
5. Menggantung bebang pada benang penggantung dengan jarak yang tetah
ditentukan (d1, d2, dan d3)
6. Mengatur sekerup neraca pegas agar batang kembali ke posisi semula
7. Mencatat angka yang ditunjuk oleh kedua neraca pegas sebagai Ra dan Rb
8. Mengulangi percobaan dengan massa beban dan jarak yang berbeda
9. Menghitung gaya reaksi Ra dan Rb dengan cara analitis dan lukisan kutub
/
Massa mistar
13
,
/
&
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
- Mengukur massa benda dengan timbangan dan menuliskan satuan massa dalam
Kg
- Mengukur volume benda dengan melihat kenaikan air pada gelas ukur bila objek
telah dicelupkan dan menulsikan satuannya dalam m3
- Menghitung massa jenis dalam masing masing objek dalam kg/m3
- Menghitung massa jenis relative suatu benda
A. Massa
Massa adalah kualitas zat yang dikandung oleh sebuah benda. Alat untuk
mendapatkan massa benda dengan mempergunakan timbangan berat, berat
adalah massa benda dikalikan denga gravitasi bumi
W = m.g
Dimana :
W = berat (Newton)
m = massa (Kg)
g = gravitasi bumi
B. Benda
Benda dapat digolongkan atas dua bentuk :
Benda bentuk beraturan
Contoh : empat persegi panjang, segitiga, persegi empat, lingkaran,
kerucut prisma, dll
Benda bentuk tak beraturan
Contoh : batu, kerikil, pasir, semen, powder
Alat untuk menentuka volume benda tak beraturan no a s/d d adalah gelas ukur +
air, sedangkan untuk no e adalah gelas ukur + minyak tanah.
Setalah dapat massa dan volume benda maka :
Massa jenis = massa / volume (Kg/m3)
14
- Pasir halus
15
/
% /
&
- Menghitung besar gaya tekan ke atas yang dimiliki oleh benda
- Menghitung massa jenis zat cair menggunakan hukum Archimedes
“ Besar gaya tekan ke atas yang dimiliki oleh benda yang berada dalam suatu zat cair
sama dengan berat zat cair yang dipisahkan”
Fa = ρ . g . V
Dimana :
16
!"( 0!" * ! 1 2 )
3 ganti air dengan zat cair lainnya, (minyak tanah), timbang berat benda di udara dan
didalam zat cair.
3 hitung menggunakan Hukum Archimedes massa jenis zat cair
Jenis benda Massa Berat Berat benda dalam air Volume zat yang
benda benda di dipisahkan
udara
Zat cair 1 Zat cair 2 Zat cair 1 Zat cair 2
Benda 1
masuk
semua
Benda 1
masuk
setengah
Benda 2
masuk
seluruhnya
Benda 2
masuk
setengah
17
-
y = A sin ϴ
y = A sin ω . t
y = A sin t
y = A sin 2πf . t
Peride dan frekuensi bend adapat dicari dengan menggunakn persamaan berikut :
1
=
2
=2
18
- Getarkan bandul dengan benda yang telah disiapkan
- Ukur amplitude dari gerataran
- Hitung perioda dan frekuensi dari bandul
- Ulangi untuk benda yang berbeda
- Ulangi untuk panjang bandul yang berbeda
- Hitung periode dan frekeunsi dengan rumus yang telah diberikan, bandingkan
hasilnya
- Turunkan rumus umum getaran harmonic untuk masing masing benda
- Hitung gravitasi bumi dari nilai periode/frekuensi yang diperoleh
19
.
Tujuan yang akan dicapai dengan diadakannya praktek ini adalah agar mahasiswa
dapat :
1. Menetukan nilai tahanan bedasarkan kode warna
2. Mengidetifikasi dan mengukur komponen pokok dalam listrik ; resistor, kapasitor,
induktor, diode, transistor.
Rangkaian Seri
Rangkaian Paralel
Nilai tahanan total untuk rangkaian campuran seri paralel ditentukan oleh bentuk
rangkaiannya. Tahanan total untuk rangkaian diatas adalah :
Rt = R1 + R2.R3/R2+R3
20
4. Mengukur nilai tahanan total rangkaian tersebut
5. Mengukur nilai tahanan rangkaian selanjutnya
21
4
&
- Mengukir nilai tahanan total pada rangkaian tahanan seri, parallel dan campuran
seri parallel
- Menghitung nilai tahanan total suatu rangkaian tahanan dengan metode rangkaian
seri paralel dan transformasi segitiga bintang
- Mengukur arus dan tegangan dalam suatu rangkaian listrik
- Menghitung besar arus dan tegangan pada rangkaian dengan menggunakan hukum
ohm
R1, R2, dan R3 dalam rangkaian segitiga dapat ditransformasikan kedalam rangkaian bintang
dengan tahanan R12, R23 dan R13 yang nilainya sebagai berikut :
R12 = R1R2 / R1 + R2 + R3
R23 = R2R3 / R1 + R2 + R3
R13 = R1R3 / R1 + R2 + R3
Arus dalam suatu rangkaian listrik nilainya ditentukan oleh nilai tegangan dari tahanan dalam
rangkaian tersebut. Menurut ahli fisika bangsa jerman yang bernama GEORGE SIMON
OHM, besar arus dalam suatau rangkaian listrik berbading lurus dengan tegangan terbalik
dengan tahanan dalam rangkaian tersebut, hokum ini dapat dinyatakan dalam bentuk :
- I=
Dimana :
I = arus dengan ampere (a)
R = Tahanan (ohm)
V = tegangan (volt)
- Multimeter
- Miliampere
- Tahanan 47 ohm, 100 ohm, 470 ohm dan 1000 ohm
- Sumber tegangan DC 6 V
- Kabel
- Papan rangkaian
22
1. Rangkaian a
- Rangkai rangkaian di breadboard sesuia dengan rangkaian (a), perhatiian tanda
positif (+) dan negativ
ve ( )
- Ukur besar arus I, V1 , V2 , I1 dan I2
- Variasikan nilai hambbatan sesuai dengan tabel hambatan yang diberikkan
2. Rangkaian B
- Rangkai rangkaian di breadboard sesuia dengan rangkaian (a), perhatiian tanda
positif (+) dan negativ
ve ( )
- Ukur besar arus I, V1 , V2 , V3, I1 , I2 dan I3
- Variasikan nilai hambbatan sesuai dengan tabel hambatan yang diberikkan
Rangkaian percobaan
I
I
(a)
(b)
23
5
Hukum kirchoff I merupakan hukum arus kirchoff yang dapat dinyatakan sebagai
berikut : jumlah arus yang menuju titik cabang sama dengan jumlah arus yang
meninggalkan titik tersebut.
Misalkan A adalah titik cabang. Arus yang menuju titik A adalah I1, arus yang
meninggalkan titik A adalah I2. I3, dan I4, maka I1 = I2 – I3 + I4
Dalam rangkaian seperti gambar 2 terdapat dua sumber arus bebas sebesar 30 mA dan
10 mA, dan sebuah arus tak bebas atau sumber arus terkontrol sebesar 2 Ix. Sumber arus
tak bebas adalah suatu sumber arus dimana arusnya ditentukan oleh arus yang terdapat
di setiap bagian rangkaian. Tentukan besar arus Ix dan Iy dalam rangkaian tersebut.
Solusi :
Dengan menggunakan hukum arus kirchoff pada masing – masing titik cabang dalam
rangkaian diperoleh dua persamaan :
- Untuk titik cabang A :
30 = Ix – Iy ........................................................................................................ (1)
- Untuk titik cabang B :
2Ix – Iy = 10 .......................................................................................................(2)
- Multimeter
- Miliampere
- Tahanan 47 ohm, 100 ohm, 470 ohm dan 1000 ohm
- Sumber tegangan DC 6 V
- Kabel
- Papan rangkaian
24
- Variasikan nilai hambbatan sesuai dengan tabel hambatan yang diberikkan
Rangkaian percobaann :
25
6
- Mengukur arus dan tegangan dalam rangkaian listrik satu loop dan dua loop
- Menghitung besar arus dan tegangan dalam rangkaian listrik sat loop dan dua loop
dengan menggunakan hokum tegangan kirchof dan hUkum ohm
Hukum tegangan kirchof dapat dinyatakan sebagai berikut : dalam suatu rangkaiantertutup
(loop), jumlah gaya gerak listrik (GGL) sama dengan jumlah hasil kali arus dan tahanan
dalam loop itu, hokum ini dapat dinyatakan dalam bentuk :
∑E = ∑IR
Pad agambar I diketahui dua sumber tegangan E1 = 30 volt dan E2 = 120 volt, tahanan
dalamnya diabaikan, tahana R1 = 30 ohm , R2 = 15 ohm. Dapat ditentukan arus, tegangan
pada masing masing tahanan dan tegangan antara titik A dan B. terlebih dahulu ditentukan
arah arus dalam rangkaian, misalkan searah dengan arah putaran jarum jam. Dengan
menggunakan hokum ohm diperoleh besar arus dalam rangkaian :
∑E = ∑ IR
E1 + E2 = I R1 + I R2
Diperoleh I = 2 ampere
26
Tegangan pada masing masing tahanan adalah :
VR2 = I . R2 = 2 x 15 = 30 volt
VAB = ∑ I R ∑E
= I . R1 – ( E1)
= 2 x 30 + 30
Dari gamabr 2 kita diminta untuk menetukan I2, E2, E3 dan beda potensial atanta titik A dan B
Arah arus I1 , I2 dan I3 dapat kita ambil sembatang. Pada titik A berlaku hubungan ,
I1 – I2 – I3 = 0
Hal ini tidak menjadi masalah, asal kita mempertahankan tanda negative untuk menetukan E1
dan E2 pada loop I digunakan rumus,
∑E = ∑I. R
∑E = E1 – E2
∑IR = I2 . R3 + I2 R2 + I1 R4 + I1 R1
E1 – E2 = I2 R5 + I2 r2 + I1 R4 + I1 R1
20 – E2 = 1 ( 4 + 1) + 1 ( 6 + 1)
E2 = 20 – 2 = 18 volt
∑E = ∑ IR
∑E = E2 – E3
∑IR = I3 R3 + I3 R6 – I2 R2 – I2 R5
- Multimeter
27
- Miliampere
- Tahanan 47 ohm, 100
0 ohm, 470 ohm dan 1000 ohm
- Sumber tegangan DC 6 V
- Kabel
- Papan rangkaian
1. Rangkaian a
- Rangkai rangkaian di breadboard sesuia dengan rangkaian (a), perhatiian tanda
positif (+) dan negativ
ve ( )
- Ukur besar arus V1 , V2 , V3
- Variasikan nilai hambbatan sesuai dengan tabel hambatan yang diberikkan
2. Rangkaian B
- Rangkai rangkaian di breadboard sesuai dengan rangkaian (a), perhatiian tanda
positif (+) dan negativ
ve ( )
- Ukur besar arus V1 , V2 , V3 , V4 dan I2
- Variasikan nilai hambbatan sesuai dengan tabel hambatan yang diberikkan
-
Rangkaian Percobaann :
(a) (b)
28