Anda di halaman 1dari 13

Nama : Dedi Setiawan Halawa

NIM : P07520120088
Kelas : 1C D3 Keperawatan
Dosen Pengampu : Hj.Marlisa.S.Kep.Ns,M.Kep

A.PENDAHULUAN
 Pengertian syok kardiogenik
Syok merupakan sindrom gangguan patofisiologik berat yang
berhubungan dengan metabolisme seluler yang abnormal, yang
umumnya disebabkan oleh perfusi jarigan yang buruk. Disebut juga
kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh dengan perfusi jaringan
yang tidak adekuat (Tjokronegoro, A., dkk, 2003).
Kardiogenik syok adalah keadaan menurunnya cardiac output
dan terjadinya hipoksia jaringan sebagai akibat dari tidak adekuatnya
volume intravaskular.
 Etiologi
1. Gangguan fungsi miokard :
a. Infark miokard akut yang cukup jelas (>40%), infark ventrikel
kanan.
b. Penyakit jantung arteriosklerotik.
c. Miokardiopati : Kardiomiopati restriktif kongestif atau
kardiomiopati hipertropik.
2. Mekanis :
a. Regurgitasi mitral/aorta
b. Ruptur septum interventrikel
c. Aneurisma ventrikel masif
3. Obstruksi :
a. Pada aliran keluar (outflow) : stenosis atrium
b. Pada aliran masuk (inflow) : stenosis mitral, miksoma atrium
kiri/thrombus, perikarditis/efusi perikardium.
Keluhan Utama Syok Kardiogenik
1. Oliguri (urin < 20 mL/jam)
2. Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut)
3. Nyeri substernal seperti IMA.
Tanda Penting Syok Kardiogenik
1. Tensi turun < 80-90 mmHg.
2. Takipneu dan dalam.
3. Takikardi.
4. Nadi cepat, kecuali ada blok A-V.
5. Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal paru.
6. Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar.
7. Sianosis.
8. Diaforesis (mandi keringat).
9. Ekstremitas dingin.
10. Perubahan mental.

B.PENATALAKSANAAN SYOK KARDIOGENIK


Tujuan penatalaksanaan pasien dengan syok kardiogenik adalah :
1. Membatasi kerusakan miocardium lebih lanjut
2. Memulihkan kesehatan miocardium

3. Memperbaiki kemampuan jantung untuk memompa secara efektif.

Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :


1. Patikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya
dilakukan intubasi.
2. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker
untuk mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg
3. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang
ada harus diatasi dengan pemberian morfin.
4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam
basa yang terjadi.
5. Bila mungkin pasang CVP.
6. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.

Obat alternatif
Menurut Dean AJ, Beaver KM (2007):
1. Emergent therapy
Terapi ini bertujuan untuk menstabilkan hemodinamik pasien
dengan oksigen, pengaturan jalan nafas (airway control), dan
akses intravena. Diperlukan usaha untuk memaksimalkan fungsi
ventrikel kiri.
2. Volume expansion
Jika tidak ada tanda volume overload atau edema paru, volume
expansion dengan 100mL bolus dari normal saline setiap 3 menit
sebaiknya dicoba; hingga, baik perfusi yang cukup maupun terjadi
kongesti paru. Pasien dengan infark ventrikel kanan memerlukan
peningkatan tekanan untuk mempertahankan atau menjaga
kardiak output.
3. Inotropic support
a. Pasien dengan hipotensi ringan (tekanan darah sistolik 80-90
mmHg) dan kongesti pulmoner, untuk hasil terbaik dirawat
dengan dobutamine (2,5 mikrogram/kg berat badan/menit,
pada interval 10 menit). Dobutamine menyediakan dukungan
inotropik saat permintaan oksigen miokardium meningkat
secara minimal.
b. Pasien dengan hipotensi berat (tekanan darah sistolik kurang
dari 75-80 mmHg) sebaiknya dirawat dengan dopamine.
Pada dosis lebih besar dari 5,0 mikrogram/kg berat
badan/menit, stimulasi alfa-adrenergik secara bertahap
meningkat, menyebabkan vasokonstriksi perifer.
Pada dosis lebih besar dari 20 mikrogram/kg berat
badan/menit, dopamine meningkatkan ventricular irritability
tanpa keuntungan tambahan.
c. Kombinasi dopamine dan dobutamine merupakan strategi
terapeutik yang efektif untuk syok kardiogenik, meminimalkan
berbagai efek samping dopamine dosis tinggi yang tidak
diinginkan dan menyediakan bantuan/dukungan inotropik.
d. Jika dukungan tambahan untuk tekanan darah diperlukan,
maka dapat dicoba norepinephrine, yang berefek alfa-
adrenergik yang lebih kuat. Dosis awal : 0,5-1
mikrogram/menit.

C.ASKEP SYOK KARDIOGENIK


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn X DENGAN Syok Kardiogenik DI
RUANG RS RS Doris Sylvanus

A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
Nama Klien : Ny X
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Klaten
Umur : 62 thn
Agama : ISLAM
Status : Kawin
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. X
Jenis kelamin : Laki laki
Umur : 65 thn
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Klaten
Hubungan dengan Klien : Suami

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan Utama : Nyeri pada ulu hati
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien di rujuk dari RS Bhyangkara ke RS Doris Sylvanus dengan
keluhan sekitar dua yang lalu pasien sudah
sering mengeluh nyeri hati, batuk berdahak, dan demam, tidak ada
nyeri dada. Tekanan Darah : 70 / 50 mmHg, Nadi : 82 x/ menit,
Pernafasan : 26 x/menit, Suhu : 36,6 C.
3. Riwayat Penyakit Dahulu Keluarga
pasien mengatakan bahwa psien mengatakan memiliki riwayat
Hipertensi pengobatan tidak rutin, riwayat sakit jantung sejak 20 thn
yang lalu pengobatan tidak dilanjutkan sejak + 15 thn yang lalu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit yang sama
seperti pasien dan tidak memiliki penyakit berbahaya seperti
hipertensi, DM, TBC.

III..PEMERIKSAAN FISIK
1.Keadaan Umum
a. Kesadaran : somnolen GCS (E ; 2, M ; 5, V;1, Total =8)
b. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 70 / 50 mmHg
2) Nadi Frekuensi: 82 x/ menit : reguler Kekuatan : kuat Irama
3) Pernafasan Frekuensi: 26 x/menit Irama : Ireguler
4) Suhu : 36,6 C
2. Pemeriksaan Head Toe To
a. Kepala
1) Bentuk dan Ukuran : masosefal
2) Pertumbuhan rambut : lebat, berwana sebagian beruban
3) Kulit kepala : bersih, tidak ada ketombe

b. Muka
1) Mata
- Kebersihan
- Fungsi penglihatan
- Palpebra : Tidak ada udem
- Konjungtiva : Anemis (-/-)
- Sclera : Ikterik (-/-)
- Pupil : isokor (4mm/4mm)
- Reflek terhadap cahaya : menurun
- Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak ada
2) Hidung
- Fungsi penghidu : Normal
- Sekret : Tidak da Nyeri
- sinus : Tidak ada
- Napas cuping hidung : Tidak normal
3) Mulut
-Kemampuan berbicara : Bisa berbicara
- Keadaan bibir: Mukosa kering
- Warna lidah : Pucat
- Dahak : Terdapat sekret
4) Gigi
- Kebersihan : Gigi terlihat kuning, terdapat karang gigi
- Masalah : Tidak ada masalah
5) Telinga
- Fungsi pendengaran Normal
- Bentuk : Simetris
- Kebers ihan : Bersih
- Serumen : Tidak ada serumen
- Nyeri telinga Tidak nyeri

C. Leher
- Bentuk : Simestris
- Pembesaran tyroid: Tidak ada pembesaran tyroid
- Kelenjar getah bening : Tidak ada
- Nyeri waktu menelan : Tidak ada

d. Dada (thorax)
1) Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
Retraksi tidak ada
Palpasi : Fremitus normal kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi :Vesikuler, (+/+) Tidak ada ronki wheezing
2) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI axsilaris anterior.
Perkusi : -
Auskultasi : bunyi jantung 1 (S1) bunyi jantung tunggal
ireguler, murmur ada, tidak ada gallop, pulsedevisit

e. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada pembegakan atau lesi
Palpasi : Timpani
Perkusi : Teraba
Auskultasi : Peristaltik usus 15x/menit
f. Genetalia
Sistem reproduksi lengkap tidak ada masalah, tidak terpasang
kateter

g. Anus dan rektum : Tidak ada hemoroid

h. Ekstremitas
1) Atas
- Kekuatan otot kanan dan kiri : (5/5)
- ROM kanan dan kiri : Aktif
- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
- Pergerakan sendi bahu : Nomal
- Perabaan akral : Dingin
- Pitting edema :<2 detik
- Terpasang infus :RL 20tpm
2) Bawah
- Kekuatan otot kanan dan kiri : (5/5)
- ROM kanan dan kiri : Aktif
- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
- Pergerakan sendi bahu : Nomal
- Perabaan akral : Dingin
- Pitting edema : >5detik karena ada udem

i. Integumen Warna
- kulit : Coklat sawo matang
- Turgor kulit : Lembab

j. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. DS : Pasien Kurang Ketidakefektifan perfusi
mengatakan nyeri pengetahuan proses jaringan perifer
pada ulu hati penyakit

DO : CRT >3 detik


TD: 70/50 mmHg -
Ictus cordis teraba
pada ICS VI
axsilaris anterior
2. Ds: pasien keletihan otot Ketidakefektifan pola
mengatakan batu pernafasan nafas
berdahak sejak
dua hari yang lalu

DO: RR : 26x/menit

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00204) berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang proses penyakit ditandai dengan
2. Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan dengan keletihan
otot pernafasan ditandai dengan dipsnea

C.Rencana Keperawatan
No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi : isufisiensi
tindakan keperawatan arteri (4062)
selama 3x24 jam 1. Monitor jumlah cairan yang
diharapkan masuk dan yang keluar.
ketidakefektifan perfusi 2. Lakukan pemeriksaan fisik
jaringan perifer pada klien sistem kardiovaskuler atau
dapat teratasi dengan penilaian yang komperhensif
kriteria hasil Perfusi pada sirkulasi perifer (misalnya,
jaringan : memeriksa denyut nadi perifer,
perifer (0407) edema, warna, dan suhu)
1. Tekanan darah sistolik 3. Barikan obat antipletelet atau
naik dari skala 1 (deviasi antikoagulan dengan tepat.
berat dari kisaran normal) 4. Instruksikan pasien mengenai
menjadi skala 3 (deviasi faktor faktor yang mengganggu
sedang dari kisaran sirkulasi darah.
normal)
2. Tekanan darah diastolik Perawatan sirkulasi : insufisiensi
naik dari skala 1 (deviasi vena
berat dari kisaran normal) 1. Pertahankan hidrasi yang
menjadi skala 3 (deviasi cukup untuk menurunkan viskosis
sedang dari kisaran darah.
normal)
3. Suhu kulit ujung kaki Manajeman cairan (4120)
dan tangan dari skala 1 1. Kaji lokasi dan luasnya edema.
(deviasi berat dari kisaran
normal) menjadi skala 3
(deviasi sedang dari
kisaran normal)
4. Edema perifer dari
skala 1 (berat) menjadi
skala 3 (sedang)
2. Setelah dilakukan Monitor pernafasan (3350)
tindakan keperawatan 1. monitor kecepatan, irama,
selama 3x24 jam kedalaman dan kesulitan
diharapkan bernafas.
ketidakefektifan pola nafas 2. Monitor kemampuan batuk
pada klien dapat teratasi efektif
dengan kriteria hasil : 3. Berikan bantuan terapi jalan
Status pernafasan (0415) nafas jika diperlukan (nebulizer)
1. Frekuensi pemafasan Manajemen jalan nafas (3140)
berkurang dari skala 1 1. Posisikan pasien untuk
(deviasi berat dari kisaran memaksimalkan ventilasi.
normal) menjadi skala 3 2. Ajarkan pasien bagaimana
sedang dari kisaran menggunakan inhalear sesuai
normal ) resep, sebagaimana mestinya.
2. Batuk berkurang dari
skala 2 (berat) menjadi
skala 4 (ringan)

Status pernafasan :
ventilasi (0430)
1. Dipsnea saat istirahat
dari skala 2 (berat)
menjadi skala 4 (ringan)

D.Implementasi
Hari/tanggal/jam No Implementasi
Dx
Sabtu,24 1 1. Memonitor jumlah cairan yang masuk dan
November 2020 yang keluar.
2. Melakukan pemeriksaan fisik sistem
kardiovaskuler atau penilaian yang
komperhensif pada sirkulasi perifer (misalnya,
memeriksa denyut nadi perifer, edema, warna,
dan suhu)
3. Memberikan obat antipletelet atau
antikoagulan dengan tepat.
4. Menginstruksikan pasien mengenai faktor
faktor yang mengganggu sirkulasi darah.
5. Mempertahankan hidrasi yang cukup untuk
menurunkan viskosis darah. 6. Kaji lokasi dan
luasnya edema.
Minggu,25 2 1. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan
November 2020 kesulitan berna fas.
2. Memonitor kemampuan batuk efektif
3. Memberikan bantuan terapi jalan nafas jika
diperlukan (nebulizer)
4. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi.
5. Mengajarkan pasien bagaimana
menggunakan inhalear sesuai resep,
sebagaimana mestinya.

E.Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi
1 Ketidakefektifan perfusi S:klien mengatakan nyeri
jaringan perifer (00204) pada ulu hati
berhubungan dengan O:CRT >3 detik TD: 70/50
kurang pengetahuan mmHg - Ictus cordis teraba
tentang proses penyakit pada ICS VI axsilaris
ditandai dengan anterio
A: Masalah teratasi
sebagai
P:Lanjutkan intervensi
perawatan sirkulasi1,2,3,4
2.
Ketidakefektifan S:pasien mengatakan batu .
pola nafas berdahak sejak dua hari
(00032) yang lalu
berhubungan O: RR : 26x/menit
dengan A:Masalah teratasi sebagai
keletihan otot P:lanjutkan Monitor dan
pernafasan menejemen pernafasan
ditandai pada kolom intervensi
dengan
dipsnea

Anda mungkin juga menyukai