Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Asuhan Keperawatan


3.1.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Biasanya pasien mengeluh tiba-tiba tidak nafsu makan, malaise, demam (lebih sering
pada Hepatitis A). Rasa pegal linu dan sakit kepala pada Hepatitis B.
3. Dasar data pengkajian pasien
Data tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan atau gangguan hati.
1) Aktifitas/ istirahat
Gejala : Lemah, kelelahan, malaise umum.
2) Sirkulasi
Tanda : Bradikardia.
Gelaja : Ikterus pada sklera, kulit dan membran mukosa.
3) Eliminasi
Gejala : Urine gelap, diera/ konstipasi, feses berwarna hitam, adanya/ berulangnya
hemodialis.
4) Makanan dan cairan
Gejala : Hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau
meningkatkan edema, mual/muntah.
Tanda : Asites
5) Neurosensori
Tanda : Peka rangsangan, cenderung tidur, alergi dan asteriksia.
6) Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas, mialgia,
atralgia dan sakit kepala.
Tanda : Otot tegang, gelisah.
7) Pernapasan
Gejala : Tidak minat/ enggan merokok.
8) Seksualitas
Gejala : Pola hidup/ perilaku meningkat risiko terpajan (contohnya, homo seksual
aktif/ biseksual pada wanita).
3.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada pasien dengan hepatitis, yaitu :
1. Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perasaan tidak nyaman
dikuadran kanan atas, gangguan absorbs dan metabolisme pencernaan makanan,
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,
mual/muntah.
3. Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan
vena porta.
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
5. Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi hati dan terinfeksi virus hepatitis.
6. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolisme karbohidrat
lemak dan protein, kurang penerimaan terhadap diagnostic dan asupan diet yang tepat.

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Utama Intervensi Pendukung


. Keperawatan
1. Defisit nutrisi Setelah Manajemen Nutrisi 1. Manajemen muntah
dilakukan Observasi a. Identifikasi
berhubungan dengan 1. Identifikasi karakteristik
asuhan
kegagalan masukan keperawatan status nutrisi muntah
selama 3x24 2. Identifikasi b. Periksa
untuk memenuhi alergi dan volume
jam, diharapkan
kebutuhan metabolik kebutuhan intoleransi muntah
nutrisi makanan c. Identifikasi
karena anoreksia, 3. Identifikasi penyebab
terpenuhi.
mual, muntah Kriteria Hasil : makanan yang muntah
a. Adanya disukai d. Kurangi atau
peningkatan 4. Identifikasi hilangkan
berat jenis nutrien keadaan
badan 5. Monitor penyebab muntah
sesuai asupan e. Atur posisi untuk
tujuan makanan mencegah
b. Berat badan 6. Monitor berat aspirasi
ideal sesuai badan Terapeutik f. Berikan
tinggi badan 1. Lakukan oral kenyamanan
Mampu hygiene selama
sebelum makan muntah
mengidentifikasi 2. Sajikan makanan 2. Pemberian makan
kebutuhan nutrisi secara menarik 3. Edukasi diet
dan suhu yang 4. Konseling nutrisi
sesuai 5. Pemantauan nutrisi
Edukasi Manajemen energi
1. Anjurkan posisi
duduk, jika
perlu
2. Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (misalnya,
antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

2. Hipertermia Setelah Manejemen 1. Edukasi


dilakukan Hipertermia Observasi analgesia
berhubungan dengan
asuhan 1. Identifikasi terkontrol
inflamasi hepar keperawatan penyebab 2. Edukasi dehidrasi
selama 3x24 hipertermia 3. Edukasi
jam, diharapkan Monitor suhu tubuh pengukuran suhu
suhu tubuh 3. Monitor tubuh
dalam rentang haluaran urine Edukasi program
4. Monitor pengobatan
normal. 5. Edukasi terapi cairan
Kriteria hasil : komplikasi akibat
6. Edukasi termoregulasi
a) Suhu hipertermia
7. Kompres dingin
tubuh Terapeutik
8. Manajemen cairan
dalam 1. Sediakan
9. Pemberian obat
rentan lingkungan yang
10. Pemberian
g dingin
obat intravena
normal 2. Longgarkan
11. Pemberian obat oral
b) Nadi atau lepaskan Pencegahan hipertermi
dan RR pakaian pasien keganasan
dalam 3. Basahi dan
rentang kipasi bagian
normal tubuh
c) Tidak 4. Berikan cairan oral
ada 5. Ganti linen setiap
perubahan warna hari atau lebih
kulit dan tidak sering
ada pusing 6. Lakukan
pendinginan
eksternal
Edukasi
1. Anjurkan
tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian cairan
intravena, bila perlu.

3. Nyeri akut Setelah Manajemen nyeri 1. Aromaterapi


dilakukan Observasi 2. Dukungan hipnosis
berhubungan dengan 1. Identifikasi lokasi, diri
asuhan
pembekakan hepar keperawatan karakteristik, 3. Edukasi manajemen
selama 3x24 durasi, frekuensi, nyeri
yang kualitas, intensitas 4. Edukasi proses
jam, diharapkan
mengalami inflamasi nyeri nyeri penyakit
berkurang. 2. Identifikasi skala 5. Edukasi teknik napas
hati nyeri 6. Kompres dingin
Kriteria hasil :
a) Mamp 3. Identifikasi faktor 7. Kompres hangat
u yang memperberat 8. Konsultasi
mengo dan memperingan 9. Latihan pernafasan
ntrol nyeri 10. Manajemen
nyeri 4. Identifikasi kenyamanan
b) Melapor pengetahuan lingkungan
kan dan keyakinan 11. Pemantauan nyeri
bahwa tentang nyeri 12. Pemberian obat
nyeri 5. Identifikasi 13. Pemberian obat
berkura pengaruh budaya intravena
ng terhadap respon 14. Pemberian obat oral
c) Mamp nyeri 15. Pengaturan posisi
u 6. Monitor efek 16. Teknik distraksi
meng samping 17. Terapi musik
enali penggunaan 18. Terapi relaksasi
nyeri analgetik Terapi sentuhan
Mengatakan rasa Terapeutik
nyaman setelah 1. Berikan
nyeri berkurang teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
3. Fasilitasi istirahat
dan tidur
4. Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik,
jika perlu

4. Implementasi
Tahap implementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan implementasi
dari perencanaan intervensi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. (Nursalam, 2008). Jenis-jenis tindakan pada tahap implementasi
adalah :
b. Secara mandiri (independent)
Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk
dan instruksi dari dokter atau profesi kesehatan lainnya.
c. Saling ketergantungan (interdependent)
Adalah kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan profesi kesehatan
lainnya seperti tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi, dan dokter.
d. Rujukan/ketergantungan (dependent)
Adalah kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis. Tindakan tersebut mendandakan suatu cara dimana
tindakan medis dilaksanakan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah
ketika pasien dan petugas kesehatan menentukan kemajuan pasien
menuju pencapaian tujuan/hasil, dan keefektifan rencana asuhan
keperawatan. Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intervensi
keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah.
(Kozier & Barbara, 2010)

Anda mungkin juga menyukai