1 PB
1 PB
1. PENDAHULUAN
Merupakan menjadi suatu
kebutuhan akan energi, khususnya
energi listrik di Indonesia, makin
berkembang dan menjadi bagian tak
terpisahkan dari kebutuhan hidup
masyarakat sehari-hari. Seiring dengan
pesatnya peningkatan pembangunan di
bidang teknologi, industri dan
informasi. persediaan energi
konvesional saat ini berarti terjadi
penambahan pemakaian persediaan
energi fosil dan meningkatnya emisi dari
gas yang bahaya untuk lingkungan.
Kondisi geografis Indonesia yang
terdiri atas ribuan pulau dan kepulauan,
tersebar dan tidak meratanya pusat-
pusat beban listrik, rendahnya tingkat
permintaan listrik di beberapa wilayah,
tingginya biaya marginal pembangunan
sistem suplai energi listrik, serta
terbatasnya kemampuan finansial, Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
merupakan faktor-faktor penghambat
penyediaan energi listrik dalam skala 2. SOLAR HOME SYSTEM
nasional. Indonesia khususnya untuk A. Energi SHS
wilayah Kalimantan Barat masih banyak Energi surya adalah energi yang
daerah – daerah yang belum ada didapat dengan mengubah energi panas
surya (matahari) melalui peralatan permukaan sel surya. Jika luas
tertentu menjadi sumber daya dalam permukaan sel surya (A) dengan
bentuk lain. Pemanfaatan panas surya intensitas tertentu, maka daya
dalam menghasilkan listrik. Listrik input sel surya adalah:
tenaga surya memanfaatkan sinar
matahari sebagai sumber penghasil Pin = J.A
listrik. (Ir. Sutarno, M.Sc., 2012).
Besar daya output sel surya (Vout)
B. Komponen SHS yaitu perkalian tegangan rangkaian
Modul Surya terbuka (Voc), arus hubung singkat
Sel surya atau juga sering disebut (Isc) dan fill factor (FF) yang
photovoltaic adalah divais yang dihasilkan oleh sel surya dapat
mampu mengkonversi langsung dihubungkan dengan rumus:
cahaya matahari menjadi listrik. Sel
surya bisa disebut sebagai Pout = Voc.Isc.FF
pemeran utama untuk
Faktor pengisi (fill factor, FF)
memaksimalkan potensi sangat
besar energi cahaya matahari yang merupakan nilai rasio tegangan
sampai kebumi, walaupun selain dan arus pada keadaan daya
dipergunakan untuk menghasilkan maksimum dan tegangan open
listrik, energi dari matahari juga circuit (Voc) dan arus short circuit
bisa dimaksimalkan energi (Isc).
panasnya melalui sistem solar
thermal. FF =
Sel surya dapat dianalogikan
sebagai perangkat dengan dua Energi cahaya yang diterima oleh
terminal atau sambungan, dimana sel surya dapat dirubah menjadi
saat kondisi gelap atau tidak cukup energi listrik semakin besar energi
cahaya berfungsi seperti dioda, cahaya yang diserap maka semakin
dan saat disinari dengan cahaya besar energi listrik yang dapat
matahari dapat menghasilkan dihasilkan. Maka konversi energi
tegangan. Ketika disinari, inipun memiliki nilai efisiensi di
umumnya satu sel surya komersial dalamnya. Efisiensi keluaran
menghasilkan tegangan DC sebesar maksimum (n) disefinisikan sebagai
0,5 sampai 1 volt, dan hubung prosentase keluaran daya
singkat arus (arus short circuit) optimum terhadap energi cahaya
dalam skala milliampere per cm2. yang digunakan yang ditulis
sebagai:
P ut
𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎 (𝑊𝑝) n= 100%
Pin
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑦𝑎 (𝑊𝑎𝑡𝑡)
=
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 (𝐽𝑎𝑚) Solar Charge Controller
Solar charge controller adalah
(https://teknologisurya.wordpress. peralatan elektronik yang
com/dasar-teknologi-sel- digunakan untuk mengatur arus
surya/prinsip-kerja-sel-surya/ searah yang diisi ke baterai dan
24/05/2016 23:09
). diambil dari baterai ke beban. solar
Intensitas cahaya menentukan charge controller mengatur over
besarnya daya dari energi sumber charging (kelebihan pengisian –
cahaya yang sampai pada seluruh karena batere sudah ‘penuh’) dan
kelebihan Voltase dari panel surya/ suatu inverter dapat berupa
solar cell. tegangan AC dengan bentuk
Solar charge controller berfungsi gelombang sinus (sine wave),
untuk menjaga keseimbangan gelombang kotak (square wave)
energi di baterai dengan cara dan sinus modifikasi (Sine Wave
mengatur tegangan maksimum dan Modified). Sumber tegangan Input
minimal dari baterai tersebut, alat Inverter dapat menggunakan
ini juga berfungsi untuk Battery, tenaga surya, atau sumber
memberikan pengamanan tegangan DC yang lain. Inverter
terhadap sistem yaitu: Proteksi dalam proses konversi tegangn DC
terhadap pengisian berlebih (over menjadi tegangan AC
charge) di baterai, proteksi membutuhkan suatu penaik
terhadap pemakaian berlebih (over tegangan berupa Step Up
discharge) oleh beban, mencegah Transformer. (http://elektronika-
terjadinya arus balik ke modul dasar.web.id/inverter-dc-ke-ac/
24/05/2016 23:39
surya, melindungi terhadap )
terjadinya hubungan. Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya
Baterai buatan yang dihasilkan melalui
Baterai adalah alat penyimpan penyaluran arus listrik melalui
tenaga listrik arus searah DC. Ada filamen yang kemudian memanas
beberapa jenis baterai/ aki di dan menghasilkan cahaya. Kaca
pasaran yaitu jenis aki basah/ yang membungkus filamen panas
konvensional, hybrid dan MF tersebut menghalangi udara untuk
(maintenance free). berhubungan dengannya sehingga
Aki basah/konvensional berarti filamen tidak akan langsung rusak
masih menggunakan asam sulfat akibat teroksidasi.
H2SO4 dalam bentuk cair. Di samping memanfaatkan cahaya
Sedangkan aki MF sering disebut yang dihasilkan, beberapa
juga aki kering karena asam penggunaan lampu pijar lebih
sulfatnya sudah dalam bentuk memanfaatkan panas yang
gel/selai. Dalam hal dihasilkan, contohnya adalah
mempertimbangkan posisi pemanas kandang ayam dan
peletakkannya maka aki kering pemanas inframerah dalam proses
tidak mempunyai kendala, lain pemanasan di bidang industri.
halnya dengan aki basah. (https://id.wikipedia.org/wiki/Lam
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 (𝐽𝑎𝑚) pu_pijar 27/07/2016 10:53).
Kapasitas baterai (Ah)
=
Kebutuhan daya (KWh) Kabel listrik
Kabel listrik adalah media untuk
(http://www.panelsurya.com/inde menyalurkan energi listrik. Sebuah
x.php/id/batere/11-batere kabel listrik terdiri
24/05/2016 23:19). dari isolator dan konduktor. Isolator
di sini adalah bahan pembungkus
Inverter kabel yang biasanya terbuat dari
Inverter adalah perangkat bahan thermoplastik atau
elektronika yang dipergunakan thermosetting, sedangkan
untuk mengubah tegangan DC konduktornya terbuat dari bahan
(direct current) menjadi tegangan tembaga ataupun aluminium.
AC (alternating curent). Output
Kabel listrik berdasarkan langsung dimanfatkan untuk
tegangannya terdiri beberapa mengisi baterai/ aki sesuai
kategori, antara lain: tegangan dan ampere yang
1. Kabel listrik Tegangan Rendah diperlukan.
2. Kabel listrik Tegangan Modul surya yang digunakan
Menengah adalah modul surya polycrystal
3. Kabel listrik Tegangan Tinggi berkapasitas 100 Wp sebanyak 2
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabe unit. Rata-rata produk modul surya
l_listrik 27/07/2016 20:30) yang ada dipasaran menghasilkan
tegangan 12 s/ d 18 VDC dan
3. PERANCANGAN SOLAR HOME ampere antara 0.5 s/ d 7 Ampere.
SYSTEM Modul surya juga memiliki
Komponen-komponen yang kapasitas beraneka ragam mulai
Direncanakan kapsitas 10 Watt Peak s/ d 200
- Pemasangan Sistem Energi SHS Watt Peak, juga memiliki type cell
Metode pelaksanan pekerjaan monocrystal dan polycrystal.
mengikuti jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang sudah dibuat
sebelumnya termasuk perubahan-
perubahan jadwal yang terjadi di
luar perkiraan sebelumnya selama
proses persiapan.
Gambar 6. Inverter
4. PEMBAHASAN
- Baterai Pada bagian ini akan dijelaskan
Baterai yang digunakan adalah sistem SHS berdasarkan komponen –
baterai sekunder 2 buah baterai komponen SHS dan analisis data SHS
MF dengan kapasitas 100 Ah, 12 yang didapat pada saat pengukuran
Volt. yang dilakukan.
= 2, 𝐽𝑎𝑚
Jika pemakaian 1 buah baterai Gambar 7. Rangkaian sebelum
menanggung beban 450 Watt pengukuran arus dan tegangan pada
selama 2,66666667 Jam, maka unit SHS
untuk pemakai selama kurang A
B. Pengukuran
- Pengukuran dengan beban
Pengukuran dilakukan selama tiga Gambar 10 Grafik pengukuran arus dari
hari mulai tanggal 17 – 21 Juni modul surya tanggal 17 – 21 Juli 2016.
2016, yang pertama adalah
mengukur tegangan dan arus
pengisian ke baterai dari modul
surya dan inverter. Berikut hasil
pengukuran yang dilakukan:
+ Solar charge controller
Modul surya +
_
_ + _
Baterai 12 V
+ Inverter _
230 Volt
5. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa SHS yang dibangun berfungsi
dengan baik dengan rancangan yang
telah ditentukan bebannya. Kondisi
Gambar 17 Alat kalibrasi tegangan terbaik pada saat pengisian baterai dari
gelombang sinus dari osiloskop modul surya melalui solar charge
controller pada saat pukul 10.00 WIB
sampai pukul 14.00 WIB. Modul surya
yang digunakan memiliki efisiensi 15%
dan 16% pada solar charge controller
pada saat pengisian baterai. Pada
pengisian baterai dari modul surya
melalui solar charge controller semakin
kecil arus maka akan menandakan
bahwa baterai akan penuh dan
sebaliknya. Efisiensi modul surya
berpengaruh pada system keseluruhan seperti debu, lumut, sampah daun
kinerja SHS. Luas permukaan modul dan kotoran hewan seperti burung
surya berpengaruh terhadap pengisian yang dapat menghalangi
energi listrik pada baterai. penyinaran matahari.
6. Penelitian ini hendaknya ditindak
B. SARAN lanjuti dengan menambah
1. Untuk mendapatkan sebuah kapasitas daya beban L, C, RLC
SHS yang optimal atau ideal, pada sat pengukuran.
sebaiknya perlu diketahui 7. Hendaknya dilakukan perhitungan
terlebih dahulu besaran beban dan pengukuran faktor daya (cos φ
pemakaian yang akan dilayani. ) pada SHS secara berkala.
Sehingga untuk mendapatkan 8. Pada saat pengukuran perlu
data-data yang akurat harus diperhatikan cara – cara
digunakan instrumen atau alat pengukuran agar tidak merusak
ukur yang memiliki presisi alat ukur yang digunakan dan
yang baik. komponen – komponen SHS
2. Untuk memberikan gambaran
secara menyeluruh terhadap
UCAPAN TERIMAKASIH
kondisi intensitas radiasi matahari
Dengan selesainya perancangan ini saya
di Pontianak dan sekitarnya, maka
mengucapkan terima kasih yang
penelitian ini penting untuk
sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang
dilanjutkan agar diperoleh data
Maha Esa, kedua orang tua, kedua
tahunan dari bulan Januari hingga
dosen pembimbing saya yaitu Bapak
Desember. Dengan adanya data-
Hendro Priyatman, ST., MT dan Bapak
data tersebut maka desain optimal
Ayong Hiendro, ST., MT serta kepada
dari SHS yang dirancang dapat
teman-teman Fakultas Teknik 2009 dan
sesuai kebutuhannya.
semua orang yang telah berperan dalam
3. Perlu dirancang komponen inverter
membantu penelitian yang tidak dapat
pengubah arus DC ke AC yang
di ucapkan satu persatu. Harapan saya
dapat mengeluarkan gelombang
penelitian ini dapat bermanfaat bagi
sinus AC yang sempurna.
semua dan dapat berguna untuk
4. Sebaiknya dirancang suatu sistem
masyarakat sebagaimana mestinya.
akuisisi data berbasis Personal
Computer (PC) untuk
DAFTAR PUSTAKA
memonitoring kondisi keseluruhan
Ir. Sutarno, M.Sc. 2013. Sumberdaya
dari unit SHS dan juga dapat
digunakan untuk mendapatkan Energi: Sumber Daya Energi.
data yang menyeluruh pada Yokyakarta: Ruko Jambusari
pergerakan matahari yang terjadi.
Dan juga sebaiknya dilakukan https://teknologisurya.wordpress.com/
simulasi dengan kondisi berbeda dasar-teknologi-sel-
seperti model ketinggian tempat, surya/prinsip-kerja-sel-surya.
suhu dan kelembaban, serta
parameter lingkungan lainnya. http://www.panelsurya.com/index.php/
5. Pemeliharaan SHS ini harus id/batere/11-batere
diperhatikan keamanan modul
surya terhadap gangguan dan http://elektronika-
pembersihan terhadap kotoran dasar.web.id/inverter-dc-ke-
yang terdapat diatas modul surya ac/70 - 184
https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pij
ar
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listr
ik