Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS EFISIENSI PADA RANCANG BANGUN

SOLAR HOME SYSTEM


(1) (1) (1)
Indra Viantus , Hendro Priyatman , Ayong Hiendro
1
Program Studi Teknik Elektro, UniversitasTanjungpura, Pontianak
Email : indraviantus@gmail.com

ABSTRAK merancang dan membuat SHS. Maka


dengan adanya SHS yang memiliki kestabilan
Kebutuhan akan energi, khususnya energi dan keterkendalian diharapkan akan
listrik di Indonesia makin berkembang dan mensuplai energi listrik sesuai dengan
menjadi bagian tak terpisahkan dari beban pemakaiannya.
kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari. Dari hasil pembahasan di dapat efisiensi SHS
Seiring dengan pesatnya peningkatan ini berdasarkan pengukuran selama 5 hari
pembangunan di bidang teknologi, industri 60 jam dengan masing – masing perhari
dan informasi. persediaan energi dilakukan pengukuran selama 12 jam.
konvesional saat ini berarti terjadi Didapat efisiensi modul surya 15% dan
penambahan pemakaian persediaan energi efisiensi solar charge controller 16%.
fosil dan meningkatnya emisi dari gas yang
bahaya untuk lingkungan. Sumber minyak Kata kunci : SHS, komponen SHS, Energi
dunia akan habis, dengan demikian perlu Alternatif, Inverter, Solar
adanya energi alternatif lain untuk Charger Controller
memenuhi kebutuhan saat ini dan
menggunakan energi yang dapat
diperbaharuhi. Ada beberapa sumber yang ABSTRACT
dapat diperbaharuhi yang tersedia dimana
dapat digunakan dalam skala besar untuk Energy needs such as electricity in Indonesia
menghasilkan listrik di daerah terpencil is growing and becoming an indispensable
dimana jaringan listrik tidak tersedia. Yang part of everyday life needs that must be
termasuk dalam tipe ini antara lain sinar met. Along with the rapid increase in
matahari, angin, panas bumi, air, dan lain- development in the field of technology,
lain. industry and information.
Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas The current conventional energy supplies
ribuan pulau dan kepulauan, tersebar dan have a definition of the addition the use of
tidak meratanya pusat-pusat beban listrik, fossil energy supplies and increasing
rendahnya tingkat permintaan listrik di emissions of gases that can harm the
beberapa wilayah, tingginya biaya marginal environment. World's oil resources will be
pembangunan sistem suplai energi listrik, exhausted at a certain time is thus the need
serta terbatasnya kemampuan finansial, for alternative energy to meet current needs
merupakan faktor-faktor penghambat and using renewable energy.
penyediaan energi listrik dalam skala There are several renewable resources that
nasional. Indonesia khususnya untuk can be a solution in a large scale usage to
wilayah Kalimantan Barat masih banyak generate electricity in remote areas where
daerah – daerah yang belum ada jaringan the electricity grid is not available. It include
listrik, maka dari itu pemanfaatan sumber sunlight, wind, geothermal, hydro, and other
energi sinar matahari inilah yang biasa renewable energy sources.
dijadikan sumber energi alternatif. The geographical condition of Indonesia
Masalah dalam pemanfaatan energi which consists of islands and resulted in
matahari terletak pada faktor cuaca dan widely scattered centers are not equivalent
waktu pergantian siang dan malam, electrical load, low levels of demand for
sehingga perolehan energi matahari electricity in some areas, the high marginal
menjadi energi listrik terbatas dalam cost of electric energy supply system
penyuplaiannya. Untuk mengubah energi construction. In addition the limited
matahari menjadi energi listrik perlu financial capabilities, are all factors
diketahui beban pemakaian bebannya untuk
inhibiting the provision of electrical energy jaringan listrik, maka dari itu
on a national scale. pemanfaatan sumber energi sinar
Indonesia especially for the region of West matahari inilah yang biasa dijadikan
Kalimantan, there are still many areas that sumber energi alternatif.
have not been electrified, and therefore the
Masalah dalam pemanfaatan
utilization of the energy of sunlight can be
used as an alternative energy source.
energi matahari terletak pada faktor
Problems in the utilization of solar energy cuaca dan waktu pergantian siang dan
lies in changing weather conditions and malam, sehingga perolehan energi
patterns of day and night, so the acquisition matahari menjadi energi listrik terbatas
of solar energy into electrical energy is dalam penyuplaiannya. Untuk
limited in its supply. To convert solar energy mengubah energi matahari menjadi
into electrical energy needs to be measured energi listrik perlu diketahui beban
usage charges to design and create a Solar pemakaian bebannya untuk merancang
Home System. dan membuat solar home system (SHS).
So with the SHS that have optimal stability
Maka dengan adanya SHS yang memiliki
and is expected to supply electrical energy in
accordance with the load use.
kestabilan dan keterkendalian
From the analysis of the research on SHS diharapkan akan mensuplai energi listrik
efficiency can be based measurement for 5 sesuai dengan beban pemakaiannya.
days 60 hours per day level was measured
for 12 hours. Obtained 15% efficiency solar
modules and solar charge controller
efficiency of 16%.

1. PENDAHULUAN
Merupakan menjadi suatu
kebutuhan akan energi, khususnya
energi listrik di Indonesia, makin
berkembang dan menjadi bagian tak
terpisahkan dari kebutuhan hidup
masyarakat sehari-hari. Seiring dengan
pesatnya peningkatan pembangunan di
bidang teknologi, industri dan
informasi. persediaan energi
konvesional saat ini berarti terjadi
penambahan pemakaian persediaan
energi fosil dan meningkatnya emisi dari
gas yang bahaya untuk lingkungan.
Kondisi geografis Indonesia yang
terdiri atas ribuan pulau dan kepulauan,
tersebar dan tidak meratanya pusat-
pusat beban listrik, rendahnya tingkat
permintaan listrik di beberapa wilayah,
tingginya biaya marginal pembangunan
sistem suplai energi listrik, serta
terbatasnya kemampuan finansial, Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
merupakan faktor-faktor penghambat
penyediaan energi listrik dalam skala 2. SOLAR HOME SYSTEM
nasional. Indonesia khususnya untuk A. Energi SHS
wilayah Kalimantan Barat masih banyak Energi surya adalah energi yang
daerah – daerah yang belum ada didapat dengan mengubah energi panas
surya (matahari) melalui peralatan permukaan sel surya. Jika luas
tertentu menjadi sumber daya dalam permukaan sel surya (A) dengan
bentuk lain. Pemanfaatan panas surya intensitas tertentu, maka daya
dalam menghasilkan listrik. Listrik input sel surya adalah:
tenaga surya memanfaatkan sinar
matahari sebagai sumber penghasil Pin = J.A
listrik. (Ir. Sutarno, M.Sc., 2012).
Besar daya output sel surya (Vout)
B. Komponen SHS yaitu perkalian tegangan rangkaian
 Modul Surya terbuka (Voc), arus hubung singkat
Sel surya atau juga sering disebut (Isc) dan fill factor (FF) yang
photovoltaic adalah divais yang dihasilkan oleh sel surya dapat
mampu mengkonversi langsung dihubungkan dengan rumus:
cahaya matahari menjadi listrik. Sel
surya bisa disebut sebagai Pout = Voc.Isc.FF
pemeran utama untuk
Faktor pengisi (fill factor, FF)
memaksimalkan potensi sangat
besar energi cahaya matahari yang merupakan nilai rasio tegangan
sampai kebumi, walaupun selain dan arus pada keadaan daya
dipergunakan untuk menghasilkan maksimum dan tegangan open
listrik, energi dari matahari juga circuit (Voc) dan arus short circuit
bisa dimaksimalkan energi (Isc).
panasnya melalui sistem solar
thermal. FF =
Sel surya dapat dianalogikan
sebagai perangkat dengan dua Energi cahaya yang diterima oleh
terminal atau sambungan, dimana sel surya dapat dirubah menjadi
saat kondisi gelap atau tidak cukup energi listrik semakin besar energi
cahaya berfungsi seperti dioda, cahaya yang diserap maka semakin
dan saat disinari dengan cahaya besar energi listrik yang dapat
matahari dapat menghasilkan dihasilkan. Maka konversi energi
tegangan. Ketika disinari, inipun memiliki nilai efisiensi di
umumnya satu sel surya komersial dalamnya. Efisiensi keluaran
menghasilkan tegangan DC sebesar maksimum (n) disefinisikan sebagai
0,5 sampai 1 volt, dan hubung prosentase keluaran daya
singkat arus (arus short circuit) optimum terhadap energi cahaya
dalam skala milliampere per cm2. yang digunakan yang ditulis
sebagai:
P ut
𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎 (𝑊𝑝) n= 100%
Pin
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑦𝑎 (𝑊𝑎𝑡𝑡)
=
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 (𝐽𝑎𝑚)  Solar Charge Controller
Solar charge controller adalah
(https://teknologisurya.wordpress. peralatan elektronik yang
com/dasar-teknologi-sel- digunakan untuk mengatur arus
surya/prinsip-kerja-sel-surya/ searah yang diisi ke baterai dan
24/05/2016 23:09
). diambil dari baterai ke beban. solar
Intensitas cahaya menentukan charge controller mengatur over
besarnya daya dari energi sumber charging (kelebihan pengisian –
cahaya yang sampai pada seluruh karena batere sudah ‘penuh’) dan
kelebihan Voltase dari panel surya/ suatu inverter dapat berupa
solar cell. tegangan AC dengan bentuk
Solar charge controller berfungsi gelombang sinus (sine wave),
untuk menjaga keseimbangan gelombang kotak (square wave)
energi di baterai dengan cara dan sinus modifikasi (Sine Wave
mengatur tegangan maksimum dan Modified). Sumber tegangan Input
minimal dari baterai tersebut, alat Inverter dapat menggunakan
ini juga berfungsi untuk Battery, tenaga surya, atau sumber
memberikan pengamanan tegangan DC yang lain. Inverter
terhadap sistem yaitu: Proteksi dalam proses konversi tegangn DC
terhadap pengisian berlebih (over menjadi tegangan AC
charge) di baterai, proteksi membutuhkan suatu penaik
terhadap pemakaian berlebih (over tegangan berupa Step Up
discharge) oleh beban, mencegah Transformer. (http://elektronika-
terjadinya arus balik ke modul dasar.web.id/inverter-dc-ke-ac/
24/05/2016 23:39
surya, melindungi terhadap )
terjadinya hubungan.  Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya
 Baterai buatan yang dihasilkan melalui
Baterai adalah alat penyimpan penyaluran arus listrik melalui
tenaga listrik arus searah DC. Ada filamen yang kemudian memanas
beberapa jenis baterai/ aki di dan menghasilkan cahaya. Kaca
pasaran yaitu jenis aki basah/ yang membungkus filamen panas
konvensional, hybrid dan MF tersebut menghalangi udara untuk
(maintenance free). berhubungan dengannya sehingga
Aki basah/konvensional berarti filamen tidak akan langsung rusak
masih menggunakan asam sulfat akibat teroksidasi.
H2SO4 dalam bentuk cair. Di samping memanfaatkan cahaya
Sedangkan aki MF sering disebut yang dihasilkan, beberapa
juga aki kering karena asam penggunaan lampu pijar lebih
sulfatnya sudah dalam bentuk memanfaatkan panas yang
gel/selai. Dalam hal dihasilkan, contohnya adalah
mempertimbangkan posisi pemanas kandang ayam dan
peletakkannya maka aki kering pemanas inframerah dalam proses
tidak mempunyai kendala, lain pemanasan di bidang industri.
halnya dengan aki basah. (https://id.wikipedia.org/wiki/Lam
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 (𝐽𝑎𝑚) pu_pijar 27/07/2016 10:53).
Kapasitas baterai (Ah)
=
Kebutuhan daya (KWh)  Kabel listrik
Kabel listrik adalah media untuk
(http://www.panelsurya.com/inde menyalurkan energi listrik. Sebuah
x.php/id/batere/11-batere kabel listrik terdiri
24/05/2016 23:19). dari isolator dan konduktor. Isolator
di sini adalah bahan pembungkus
 Inverter kabel yang biasanya terbuat dari
Inverter adalah perangkat bahan thermoplastik atau
elektronika yang dipergunakan thermosetting, sedangkan
untuk mengubah tegangan DC konduktornya terbuat dari bahan
(direct current) menjadi tegangan tembaga ataupun aluminium.
AC (alternating curent). Output
Kabel listrik berdasarkan langsung dimanfatkan untuk
tegangannya terdiri beberapa mengisi baterai/ aki sesuai
kategori, antara lain: tegangan dan ampere yang
1. Kabel listrik Tegangan Rendah diperlukan.
2. Kabel listrik Tegangan Modul surya yang digunakan
Menengah adalah modul surya polycrystal
3. Kabel listrik Tegangan Tinggi berkapasitas 100 Wp sebanyak 2
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabe unit. Rata-rata produk modul surya
l_listrik 27/07/2016 20:30) yang ada dipasaran menghasilkan
tegangan 12 s/ d 18 VDC dan
3. PERANCANGAN SOLAR HOME ampere antara 0.5 s/ d 7 Ampere.
SYSTEM Modul surya juga memiliki
 Komponen-komponen yang kapasitas beraneka ragam mulai
Direncanakan kapsitas 10 Watt Peak s/ d 200
- Pemasangan Sistem Energi SHS Watt Peak, juga memiliki type cell
Metode pelaksanan pekerjaan monocrystal dan polycrystal.
mengikuti jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang sudah dibuat
sebelumnya termasuk perubahan-
perubahan jadwal yang terjadi di
luar perkiraan sebelumnya selama
proses persiapan.

Gambar 3. Modul Surya

- Solar Charge Controller


Fungsi dasar dari solar charge
Gambar 2. Sistem Energi SHS controller adalah mengoperasikan
baterai dalam batas – batas
- Modul Surya tertentu pengoperasian yang
Alat utama untuk menangkap, diberikan pabrik dengan
perubah dan penghasil listrik memperhatikan kelebihan beban
adalah photovoltaic atau yang atau pengosongan. Solar charge
disebut secara umum modul surya/ controller dapat membuat atau
panel solar cell. Dengan alat memelihara secara otomatis.
tersebut sinar matahari dirubah
menjadi listrik melalui proses
aliran-aliran elektron negatif dan
positif didalam cell modul tersebut
karena perbedaan electron. Hasil
dari aliran elektron-elektron akan
menjadi listrik DC yang dapat
Gambar 4. Solar charge controller

Gambar 6. Inverter
4. PEMBAHASAN
- Baterai Pada bagian ini akan dijelaskan
Baterai yang digunakan adalah sistem SHS berdasarkan komponen –
baterai sekunder 2 buah baterai komponen SHS dan analisis data SHS
MF dengan kapasitas 100 Ah, 12 yang didapat pada saat pengukuran
Volt. yang dilakukan.

A. Perhitungan dan Pengukuran Serta


Analisis SHS
- Perhitungan
- Modul Surya
Menentukan kapasitas modul
surya yang akan dipakai dengan
cara mengetahui kebutuhan daya
450 Watt × 2 = 900 Watt, dibagi
lama penyerapan energi radiasi
Gambar 5 Baterai
matahari yaitu selama 5 jam.
- Inverter
𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎 (𝑊𝑝)
Inverter adalah perangkat
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑦𝑎 (𝑊ℎ)
elektronika yang dipergunakan =
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 (𝐽𝑎𝑚)
untuk mengubah tegangan DC 12
Volt menjadi tegangan AC 220 Volt. 900 𝑊𝑎𝑡𝑡
Sumber tegangan input inverter = = 180 𝑊𝑝
5 𝐽𝑎𝑚
dapat menggunakan baterai.
Inverter dalam proses konversi Dengan demikian dapat diketahui
tegangn DC menjadi tegangan AC, jumlah modul surya yang
inverter yang digunakan dibutuhkan adalah sebanyak 2 unit
berkapasitas 600 Watt. 100 Wp.
- Baterai
Kapasitas baterai 12 V, 100 Ah =
12 V × 100 Ah = 1200 Wh
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 (𝐽𝑎𝑚) =
K p it b ter i (Wh) 1200 𝑊ℎ
(Wh)
=
Kebutuh n d y 450 𝑊ℎ

= 2, 𝐽𝑎𝑚
Jika pemakaian 1 buah baterai Gambar 7. Rangkaian sebelum
menanggung beban 450 Watt pengukuran arus dan tegangan pada
selama 2,66666667 Jam, maka unit SHS
untuk pemakai selama kurang A

lebuih 5 jam maka diperlukan 2 Modul surya


+ + Solar charge controller

unit baterai 12 A, 100 Ah. _


_ _
- Solar Charge Controller +

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑟 =


Baterai DC 12V
𝑠ℎ𝑜𝑟𝑡 𝑐𝑖𝑟𝑐𝑢𝑖𝑡 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 ×
Gambar 8 Rangkaian pengukuran arus
2 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖 dan tegangan modul surya
= 0 𝐴 ×2 = 12,12 𝐴 + Solar charge controller
Modul surya +
- Inverter _
Untuk menentukan kapasitas _ + _

inverter harus lebih besar dari total


beban yang ditentukan, jadi V
A
berdasarkan total beban boleh
lebih dan tidak boleh kurang dari Gambar 9 Rangkaian pengukuran arus
Baterai 12 V

beban yang akan digunakan. dan tegangan solar charger controller


Rentang inverter yang akan
digunakan dari 600 Watt – 1000
Watt. Gelombang sinus AC yang
dihasilkan adalah gelombang sinus
tidak sempurna pada saat
pengukuran atau tidak sama
dengan gelombang sinus yang
dihasikan oleh PLN, ini dikarenakan
karakter inverter yang digunakan
masih perlu penyempurnaan.

B. Pengukuran
- Pengukuran dengan beban
Pengukuran dilakukan selama tiga Gambar 10 Grafik pengukuran arus dari
hari mulai tanggal 17 – 21 Juni modul surya tanggal 17 – 21 Juli 2016.
2016, yang pertama adalah
mengukur tegangan dan arus
pengisian ke baterai dari modul
surya dan inverter. Berikut hasil
pengukuran yang dilakukan:
+ Solar charge controller
Modul surya +

_
_ + _

Baterai 12 V

+ Inverter _

230 Volt

Beban lampu pijar 90 Watt Gambar 11 Grafik pengukuran tegangan


dari modul Surya tanggal 17 – 21 Juli
2016
Tabel 1 Data pengamatan rata –
rata lampu pijar pada kondisi on –
off perhari selama 5 jam
pemakaian dari baterai
Tanggal Arus (Ampere) Tegangan (Volt) Daya (Watt)

Tanpa beban 0 12.81 0.00


(17-07-2016) 8.66 12.81 110.93
(18-07-2016) 8.67 12.12 105.08
(19-07-2016) 8.65 11.4 98.61
(20-07-2016) 8.67 11.36 98.49
Gambar 12 Grafik pengukuran arus dari
(21-07-2016) 8.65 11.47 99.22
solar charge controller tanggal 17 – 21 (22-07-2016) 8.66 11.15 96.56
Juli 2016. Rata-rata
8.66 11.82 102.36
perhari

- Pengujian dan Analisis SHS pada


Beban dari Inverter
Tabel 2 Data pengamatan lampu
pijar pada kondisi on – off
Pengamatan Waktu
NO
Hari Tanggal ON OFF

1 Sabtu 17 Juli 2016 18.00 23.00


2 Minggu 18 Juli 2016 18.00 23.00
3 Senin 19 Juli 2016 18.00 23.00
4 Selasa 20 Juli 2016 18.00 23.00
Gambar 12 Grafik pengukuran
5 Rabu 21 Juli 2016 18.00 23.00
tegangan dari solar charge controlle
tanggal 17 –21 Juli 2016. Tabel 3 Data pengamatan rata –
rata lampu pijar 90 Watt pada
C. Analisis Komponen-komponen
kondisi on – off perhari selama
SHS
5 jam pemakaian dari inverter
- Pengujian dan Analisis Modul Tegangan
Daya (Watt)
Surya Tanggal Arus (Ampere) (Volt)
Tanpa beban 0 231.9 0.00
(17-07-2016) 0.45 229.9 103.46
Modul (18-07-2016) 0.45 229.6 103.32
(19-07-2016) 0.45 229.3 103.19
surya (20-07-2016) 0.44 229.1 100.80
+ ˗ (21-07-2016) 0.45 228.9 103.01
(22-07-2016) 0.45 228.7 102.92
Rata-rata
A perhari
0.45 229.63 102.95
V
Gambar 13 Rangkaian pengukuran
ISC dan VOC

Diketahui Nilai ISC = 6,06, VOC = 22,


IPmax = 5,70 dan VPmax 17,6 pada unit
modul surya dan mengarah pada
kondisi standar pengukuran dengan
penyinaran G = 1000 W/m2, pada
ketinggian permukaan laut, untuk
suhu sel Tc = 25oC.
- Pengujian dan Analisis Baterai
Gambar 14 Modul surya yang Gambar 18 Multimeter digital untuk
digunakan mengukur tegangan AC dan DC

Gambar 15 Solar charge controller, Gambar 19 Multimeter digital untuk


baterai dan inverter

Gambar 16 Pengukuran output inverter


mengukur arus AC dan DC

Gambar 20 Beban lampu 15 W


6 unit

5. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa SHS yang dibangun berfungsi
dengan baik dengan rancangan yang
telah ditentukan bebannya. Kondisi
Gambar 17 Alat kalibrasi tegangan terbaik pada saat pengisian baterai dari
gelombang sinus dari osiloskop modul surya melalui solar charge
controller pada saat pukul 10.00 WIB
sampai pukul 14.00 WIB. Modul surya
yang digunakan memiliki efisiensi 15%
dan 16% pada solar charge controller
pada saat pengisian baterai. Pada
pengisian baterai dari modul surya
melalui solar charge controller semakin
kecil arus maka akan menandakan
bahwa baterai akan penuh dan
sebaliknya. Efisiensi modul surya
berpengaruh pada system keseluruhan seperti debu, lumut, sampah daun
kinerja SHS. Luas permukaan modul dan kotoran hewan seperti burung
surya berpengaruh terhadap pengisian yang dapat menghalangi
energi listrik pada baterai. penyinaran matahari.
6. Penelitian ini hendaknya ditindak
B. SARAN lanjuti dengan menambah
1. Untuk mendapatkan sebuah kapasitas daya beban L, C, RLC
SHS yang optimal atau ideal, pada sat pengukuran.
sebaiknya perlu diketahui 7. Hendaknya dilakukan perhitungan
terlebih dahulu besaran beban dan pengukuran faktor daya (cos φ
pemakaian yang akan dilayani. ) pada SHS secara berkala.
Sehingga untuk mendapatkan 8. Pada saat pengukuran perlu
data-data yang akurat harus diperhatikan cara – cara
digunakan instrumen atau alat pengukuran agar tidak merusak
ukur yang memiliki presisi alat ukur yang digunakan dan
yang baik. komponen – komponen SHS
2. Untuk memberikan gambaran
secara menyeluruh terhadap
UCAPAN TERIMAKASIH
kondisi intensitas radiasi matahari
Dengan selesainya perancangan ini saya
di Pontianak dan sekitarnya, maka
mengucapkan terima kasih yang
penelitian ini penting untuk
sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang
dilanjutkan agar diperoleh data
Maha Esa, kedua orang tua, kedua
tahunan dari bulan Januari hingga
dosen pembimbing saya yaitu Bapak
Desember. Dengan adanya data-
Hendro Priyatman, ST., MT dan Bapak
data tersebut maka desain optimal
Ayong Hiendro, ST., MT serta kepada
dari SHS yang dirancang dapat
teman-teman Fakultas Teknik 2009 dan
sesuai kebutuhannya.
semua orang yang telah berperan dalam
3. Perlu dirancang komponen inverter
membantu penelitian yang tidak dapat
pengubah arus DC ke AC yang
di ucapkan satu persatu. Harapan saya
dapat mengeluarkan gelombang
penelitian ini dapat bermanfaat bagi
sinus AC yang sempurna.
semua dan dapat berguna untuk
4. Sebaiknya dirancang suatu sistem
masyarakat sebagaimana mestinya.
akuisisi data berbasis Personal
Computer (PC) untuk
DAFTAR PUSTAKA
memonitoring kondisi keseluruhan
Ir. Sutarno, M.Sc. 2013. Sumberdaya
dari unit SHS dan juga dapat
digunakan untuk mendapatkan Energi: Sumber Daya Energi.
data yang menyeluruh pada Yokyakarta: Ruko Jambusari
pergerakan matahari yang terjadi.
Dan juga sebaiknya dilakukan https://teknologisurya.wordpress.com/
simulasi dengan kondisi berbeda dasar-teknologi-sel-
seperti model ketinggian tempat, surya/prinsip-kerja-sel-surya.
suhu dan kelembaban, serta
parameter lingkungan lainnya. http://www.panelsurya.com/index.php/
5. Pemeliharaan SHS ini harus id/batere/11-batere
diperhatikan keamanan modul
surya terhadap gangguan dan http://elektronika-
pembersihan terhadap kotoran dasar.web.id/inverter-dc-ke-
yang terdapat diatas modul surya ac/70 - 184
https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pij
ar

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listr
ik

Anda mungkin juga menyukai