Anda di halaman 1dari 1

Mengenal Rinitis Alergi pada Anak

Oleh: dr. Jessica Filbertine

Rinitis alergi merupakan penyakit inflamasi akibat reaksi alergi pasien yang sebelumnya sudah
tersensitisasi dengan alergen (=pencetus alergi) yang sama serta dilepaskannya suatu mediator
kimia ketika terjadi pajanan ulangan dengan alergen spesifik tersebut.
Rinitis alergi lebih sering dijumpai pada anak usia sekolah, dijumpai pada sekitar 15% anak
usia 6-7 tahun dan 40% pada usia 13-14 tahun. Sekitar 80% pasien rinitis alergi mulai timbul
gejala sebelum usia 20 tahun. Meskipun rinitis alergi lebih banyak muncul pada anak yang
lebih besar, namun pajanan alergen (sensitisasi) sudah terjadi sejak dini.
Anak umumnya akan mengeluhkan gejala bersin-bersin, hidung berair, hidung tersumbat, serta
hidung terasa gatal. Selain itu perlu ditanyakan gejala mata merah, gatal dan berair. Tak lupa
harus ditanyakan mengenai fungsi penciuman, tidur mengorok dan ada/tidaknya gangguan
tidur. Riwayat atopi dalam keluarga juga penting diketahui.
Selain gejala terkait rinitis alergi dan atopi pada anak, penting pula ditanyakan apakah rinitis
alergi pada anak disertai dengan asma. Penelitian di Amerika Serikat tahun 2006 dilaporkan
sekitar 20-40% kasus rinitis alergi juga menderita asma, dan sebaliknya 30-90% pasien asma
memiliki gejala rinitis alergi sebelumnya.
Rinitis alergi terkadang dianggap sebagai keadaan yang tidak membahayakan, namun bila
penyakit ini tidak dikontrol dapat berdampak pada kehidupan sosial penderita dan kinerja di
sekolah serta produktivitas.
Seperti umumnya respons alergi yang terjadi, hal yang paling penting dalam penatalaksanaan
rinitis alergi yakni dengan avoidance, yakni menghindari pajanan alergen. Penting untuk dapat
mengetahui faktor-faktor pencetus alergi, alergen yang paling sering yakni alergen inhalan
seperti debu di rumah dan bulu-bulu binatang. Pastikan rumah dan kamar tidur anak bebas
debu. Hindari meletakkan buku atau karpet dalam kamar tidur anak, boneka di kasur anak, dan
rajin membersihkan kamar serta mengganti sprei. Kenali pencetus alergi anda, dan periksakan
ke dokter untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Oleh: dr. Jessica Filbertine

Anda mungkin juga menyukai