Anda di halaman 1dari 34

QUO VADIS KESEHATAN LINGKUNGAN

(IMPLEMENTASI SDG’s, DISRUPSI DAN GLOBALISASI)

Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM.,M.Kes


KETUA UMUM PP HAKLI

KULIAH TAMU PRODI MAGISTER KESEHATAN LINGKUNGAN UNAIR


LINK ZOOM, 18 FEBRUARI 2021
SASARAN PEMBANGUNAN 2020-2024:
PEMBANGUNAN YANGBERKUALITAS

Tingkat Kemiskinan Pertumbuhan Ekonomi Rasio Gini


(persen) (persen) (indeks)

6,0 – 7,0 5,7-6,0 0,360 – 0,374


Mar 2019:9,41 2015-2018: 5,0 Mar 2019:0,382

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca


Tingkat Pengangguran Indeks Pembangunan (GRK) menuju target 29% di 2030
Terbuka (TPT)(persen) Manusia (IPM) (nilai) (Paris Agreement)

3,6 – 4,3 75,54 27,3%


Agt 2019: 5,28 2018:71,39 2018: 22,5%

Meningkatnya kesejahteraan rakyat dan kualitas manusia, menurunnya tingkat kemiskinan dan pengangguran, berkurangnya
kesenjanganpendapatandanwilayah,serta terjaganya keberlanjutan lingkungandanstabilitas ekonomi.

2244

Sumber : Kementerian PPN/Bappenas 2020


PEMBAGIAN URUSAN DAN
KEWENANGAN (UU 3/2014)
Urusan Konkuren Wajib
Pelayanan Dasar

1. Pendidikan
2. Kesehatan : STBM
ABSOLUT KONKUREN 3. Pekerjaan Umum & Penataan
Ruang
➢ Air Minum dan Sanitasi
4. Perumahan Rakyat & Kawasan
Permukiman
5. Ketentraman, Ketertiban Umum,
PELAYANAN
DASAR & Perlindungan Masyarakat
6. Sosial
PEMERINTAH
UMUM

Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kab/Kota


• Lokasi lintas Daerah provinsi/lokasi lintas • Lokasi lintas Daerah • Lokasi dalam Daerah
negara; kabupaten/kota; kabupaten/kota;
Kewenangan
Pembagian

• Pengguna lintas Daerah provinsi/pengguna • Pengguna lintas Daerah • Pengguna dalam Daerah
lintas negara; kabupaten/kota; kabupaten/kota;
• Manfaat atau dampak negatifnya • Manfaat atau dampak negatifnya • Manfaat atau dampak negatifnya
lintas Daerah provinsi/lintas negara; lintas Daerah kabupaten/kota; hanya dalam Daerah
• Penggunaan sumber dayanya lebih efisien dan/atau kabupaten/kota; dan/atau
apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; • Penggunaan sumber dayanya lebih • Penggunaan sumber dayanya lebih
dan/atau efisien apabila dilakukan oleh efisien apabila dilakukan oleh
3
• Peranannya strategis bagi kepentingan nasional Daerah Provinsi Daerah kabupaten/kota.
TANTANGAN & PELUANG
Partisipasi
Keterpaduan Badan Usaha/
Pembangunan swasta dalam
Berbasis
TANTANGAN Penataan Ruang
pendanaan
pembangunan
PELUANG

Pembangunan
Infrastruktur
Kependudukan Kewilayahan Berbasis
Pertumbuhan - Gini Ratio/ Masyarakat
Penduduk dan Kesenjangan
Urbanisasi Wilayah
- Desentralisasi
Teknis Regulasi
Idle capacity dan Putusan MK atas Cakupan
Non Revenue Uji UU No. 7/2004
Water (NRW) tentang SDA Pelayanan

Pemerintahan
Peraturan
Perekonomian Lingkungan Reformasi Perundang- Air Baku
Pencemaran
Birokrasi
undangan
Lingkungan
dan
TARGET:
Perubahan
Iklim AKSES
AMAN
Teknis
Pendanaan Operasional

Koordinasi
Stakeholders 4
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI INDONESIA DALAM
MENYUSUN TATA KELOLA SDGS
KENDALA PRINSIPIL: KENDALA TEKNIS:

Masalah/
? Tantangan Data/Info Data/Info Data/Info Data/Info
rmasi rmasi rmasi rmasi
Rumusan
Kegiatan Masalah/
Pemerintah Tantangan

Masalah/ RUMUSAN PROGRAM


? Tantangan KEGIATAN
“Masalah/tantangan” pembangunan adalah yang dilihat dan
dipahami dan dilihat oleh pemerintah. Yang tidak tertangkap Dimensi informasi sangat menentukan bagaimana proses
oleh pemerintah tidak akan dipahami/dimengerti sebagai pengambilan keputusan. Namun, saat ini belum ada penggunaan
“masalah/tantangan” data/informasi yang sama dalam sebuah program/kegiatan.

Non Rumusan
Pemerintah Kegiatan Masalah/
KOORDINA SI
Masukan Tantangan
Rumusan K/ K/ K/ K/
Kegiatan Masalah/ L L L L
Pemerintah Tantangan
Rumusan
Masukan Kegiatan Masalah/
Non Tantangan RUMUSAN PROGRAM
Pemerintah KEGIATAN

Menerima masukan dan merumuskan masukan dari aktor non Membentuk koordinasi di tingkat kementerian agar prosesnya
pemerintah dalam menyusun penyesuaian kegiatan/program saling melengkapi dimensi permasalahan. Hal ini dikarenakan K/L
pemerintah. cenderung melihat dari perspektif tugas fungsi, bukan program.
5
IMPLEMENTASI SDG’S YANG INKLUSIF DAN PARTISIPATIF

VISI & MISI IMPLEMENTASI TPB YANG INKLUSIF DAN PARTISIPATIF

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SESUAI


OUTCOME DENGAN PRIORITAS NASIONAL
(17 SASARAN, 169 TARGET GLOBAL, 96 TARGETNASIONAL)

Kerangka Regulasi
KERANGKA Kerangka Institusi Kerangka Akuntabilitas
dan Kebijakan

PEMBIAYAAN MEKANISME PENDANAAN

KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL

o APBN o Sektor pendanaan korporasi


SUMBER
(CSR, termasuk BUMN)
o Public-private partnership (PPP)
o Responsible investment
(swasta-swasta)

6
KONFIGURASI KESEHATAN LINGKUNGAN PADA SDG’s

2
Lingkungan Strategis : Pelaksanaan SDG's

• JKN
Target SDGs di-adopt ke dalam • Imunisasi
Penerapan norma K3
dokumen perencanaan • CPR
pembangunan (RPJMN 2020-2024) • Air minum dan sanitasi, rumah tangga
kumuh perkotaan
Perubahan emisi CO2
• Stunting
• AKI, AKBa, AKN, AKB, • Wasting
Imunisasi • Anemia ibu hamil
• ASI ekslusif • Korban bencana
• HIV, TB, malaria, NTD, • Sampah perkotaan
• Merokok, obesitas,
tekanan darah tinggi,
Sekolah dengan akses ke sanitasi
kesehatan jiwa
dasar, air minum layak, dan CTPS Limbah B3
• CPR, ASFR, TFR
• JKN, vaksin dan obat,
tenaga kesehatan
• Layanan korban kekerasan Korban bencana
Akan dikembangkan: • ASFR, unmet need KB
• Hepatitis, PTM • Pengetahuan metoda kontrasepsi
• Kematian bunuh diri • Regulasi layanan dan edukasi kespro
• Napza, alkohol, narkoba, Kekerasan anak laki-laki dan
• Cedera perempuan
• Polusi, keracunan • Air minum layak
• Sanitasi • Fasilitas cuci tangan
• Development Assistant, • Sanitasi layak, STBM, BABS,
IHR Sistem pengelolaan tinja Korban bencana
(REFLEKSI KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN SECARA KONSTITUSIONAL)

UUD’45
UU No 18 UU No 18
tahnun
Pasal 28 H
tahun
2012 2008
Kepmenkes
No 876 thn
2001
UU No 44
UU No 4 tahun 2009 Permen
LHK No
Permenkes
No 25
UU No 36
tahun 1984
UU No 32 P57 tahun
2015
tahun
2019
Permenkes No 52
Tahun 2018 tahun 2009UU No 23 tahun 2009
tahun 2014 UU No 24 PermenLH
Permenkes No 7 Yo UU No 9 tahun 2007 K N0 P.74
tahun 2019 thn 2015 tahun
Permenkes
No 1077
2019
Tahun 2011 SE MenLHK
SE.2/2020
PP No 66 PP No 47 PP NO 101
tahun 2014 tahun 2016 tahun 2014

Design by Arif Sumantri


PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING SECARA TERINTEGRASI
This image cannot currently be displayed.

Penyebab stunting bersifat multidimensional, perlu upaya lintas


Visi Misi Presiden dan Wakil sektor melibatkan seluruh stakeholder secara terintegrasi
dari pusat, daerah, hingga tingkat desa
Presiden RI terkait Gizi
Pendekatan Multi-sektor

Mengembangkan Sistem Jaminan Gizi dan Tumbuh


• 18 K/L
Kembang Anak:
Pusat • Tagging tematik stunting dalam KRISNA
a. Jaminan asupan gizi sejak kandungan
b. Memperbaiki pola asuh keluarga • Aksi Integrasi ke dalam dokumen
c. Memperbaiki fasilitas air bersih dan sanitasi Provinsi & perencanaan dan anggaran
Kab/Kota
This image cannot currently be displayed. This image cannot currently bedisplayed.
• Rumah tangga dengan ibu hamil &
Baseline Target baduta (1.000 HPK)
Desa • Pemanfaatan Dana Desa

Prevalensi Stunting 27,7 14


pada Balita (%) (SSGB, 2019) (2024)
Lokasi Fokus
Prevalensi Wasting 10,2 7 2019 2020 2021 2022 2023 2024
(kurus) pada Balita (Riskesdas, 2018) (2024) 160 260 360 460 514 514
(%) kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota 33
AIR DAN HAK ASASI MANUSIA

= Hak Asasi Manusia

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,


bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
UUD 1945 Pasal 28H
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan

Deklarasi Majelis Umum PBB Tahun 2010 Air bersih dan sanitasi sebagai Hak Asasi Manusia

6 Prinsip Dasar Pengelolaan SDA


(Putusan MK No. 85/PUU-XI/2013)
Negara harus memenuhi Hak Rakyat Atas Air
11
ISU PENYEDIAAN AKSES
AIR MINUM AMAN

AIR BAKU PRODUKSI DISTRIBUSI RUMAH TANGGA

1. Keterbatasan air baku, SPAM Berbasis Institusi 1. Baru 20,18% rumah tangga
baik secara kualitas 1. Pengujian kualitas air minum
1. Belum optimalnya kinerja terlayani air minum perpipaan di rumah tangga belum
maupun kuantitas operator air minum (baru 2. Degradasi infrastruktur dan
2. Belum optimalnya terlaksana secara terintegrasi
59% PDAM berkinerja sehat) jaringan perpipaan dan menyeluruh
program konservasi 3. Masih tingginya tingkat
2. Belum semua PDAM memiliki 2. Kurangnya kesadaran
daerah hulu kebocoran air
SOP pengolahan air minum masyarakat untuk mengakses
yang baik air minum aman
SPAM Berbasis Komunal 3. Masyarakat masih belum
memahami pengelolaan air
1. Kapasitas pengelolaan baik
minum aman skala rumah
teknis maupun manajemen
tangga
masih lemah
ISU UMUM
1. Belum ada payung hukum tentang Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)
2. Belum ada survey air minum aman secara nasional
3. Keterbatasan pembiayaan dari pemerintah
Dampak Air dan Sanitasi yang Buruk
Pada Kesehatan Masyarakat
Rumah tangga tanpa akses ke
jamban yang sehat
<30% SUMBER
WHO 2012
30-40%
40-49% 100 per Tahun Anak Indonesia
Meninggal karena Diare
50+%

94 % Kejadian Diare dapat 120 juta kejadian penyakit


dicegah dengan :
setiap tahun
SUMBER 1. PENINGKATAN PENYEDIAAN
AIR BERSIH (25 %)
WHO 2014 2. PERBAIKAN SANITASI (32
%)
3. PERBAIKAN PERILAKU HIDUP
BERSIH KARENA AIR & SANITASI
KHUSUSNYA CTPS (43 %) YANG BURUK
INDONESIA:
NEGARA KE 5 DENGAN JUMLAH BALITA TERTINGGI
MENGALAMI STUNTING

Ranking Country Stunting Number of Children who Percentage of


Prevalence (%) are stunted Developing World
(thousand, 2008) Total
( 195.1 million)
1. India 48 60,788 31.2%
2. China 15 12,685 6.5%
3. Nigeria 41 10,158 5.2%
4. Pakistan 42 9,868 5.1%
5. Indonesia 37 7,688 3. 9%
6. Bangladesh 43 7,219 3.7%
7. Ethiopia 51 6,768 3.5%
HASIL FAKTOR LINGKUNGAN
• Rumah tangga yang mempunyai fasilitas JAMBAN
yang lebih bersih memiliki kemungkinan lebih kecil
mengalami stunting baik di pedesaan maupun
perkotaan
• PEMBELIAN AIR MINUM YANG MURAH—
diasumsikan TIDAK LAYAK—berhubungan dengan
peningkatan stunting
Household with
• Kondisi tingkat KERAWANAN PANGAN RUMAH
TANGGA berkaitan dengan kejadian stunting
• Secara umum kemungkinan anak mengalami stunting
lebih tinggi apabila PENDIDIKAN ORANG TUA Percentage Household of children under 5 with unimproved drinking water
RENDAH
• Kemampuan DAYA BELI YANG KURANG dan beberapa
indikator kesejahteraan rumah tangga lainnya sangat
berhubungan dengan stunting
• AYAH PEROKOK sedikit berkaitan dengan stunting
pada satu penelitian
HASIL FAKTOR MASYARAKAT DAN SOSIAL

• Studi di Indonesia sudah membahas


semua determinan kesehatan dan
pelayanan kesehatan kecuali
ketersediaan

• Dua studi menunjukkan hubungan


antara PENYEDIA PELAYANAN
KESEHATAN YANG TIDAK MEMADAI
dengan kejadian stunting
Significant OR of Stunting by District

• Dalam sub elemen : air, sanitasi dan


lingkungan, satu-satunya komponen
yang ditemukan berhubungan dengan
stunting adalah URBANISASI
DAMPAK STUNTING BAGI KELUARGA DAN NEGARA DI INDONESIA
PREVALENSI DAMPAK KESEHATAN DAMPAK EKONOMI

STUNTING PADA
ANAK BADUTA Potensi kerugian ekonomi
70
setiap tahunnya: 2-3% dari GDP
60
Prevalensi (%)

50
Jika PDB Indonesia
40 Rp Rp 13.000 Triliun
30 Potensi Kerugian
32,9 29,9
20 26,1 Perkembangan Otak Anak Perkembangan Otak Anak Rp 260-390
Stunting Sehat
10 Triliun/tahun
0
2013 2016* 2018

STUNTING PADA Gagal tumbuh (berat lahir rendah, The Worldbank, 2016
ANAK BALITA kecil, pendek, kurus)
70
60 Hambatan perkembangan kognitif dan
motorik Potensi keuntungan
Prevalensi (%)

50
ekonomi dari investasi
40 Gangguan metabolik pada saat dewasa
36,8 37,2 → risiko penyakit tidak menular (diabetes, penurunan stunting di Indonesia:
30 35,6 33,6 30,8 obesitas, stroke, penyakit jantung) 48 kali lipat
20
10 Sumber:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera
0 Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with Hoddinott, et al, 2013
2007 2010 2013 2016* 2018 Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group International Food Policy Research
• www.GlobalNutritionSeries.org
Sumber: Riskesdas 2007, 2010, 2013, dan 2018, *Sirkesnas2016
Institute
SASARAN UTAMA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2020 - 2024
INFRASTRUKTUR
INFRASTRUKTUR PELAYANAN DASAR INFRASTRUKTUR EKONOMI PERKOTAAN

550 Ribu ha KA Cepat Pulau Jawa 2.500 km Sistem Angkutan Umum


70% Massal Perkotaan di
Jaringan Irigasi Baru Jalan Tol Baru
Rumah Tangga Jakarta-Semarang &
[2015-2018 : 1 Juta ha] [2015-2019 : 1.461 km] 6 Wilayah
Menempati Hunian Layak Jakarta-Bandung
[2018 : 54%] 3.000 km Metropolitan
50 m3/detik Jalan Nasional Baru Hunian Dengan Akses
Tambahan Air Baku KA Angkutan Barang
[2015-2019 : 3.387 km] Sampah Terkelola Baik
100% Industri & Domestik Makassar - Parepare
Hunian dengan Akses [2015-2018 : 25 m3]
98% 80% Penanganan
Air Mimum Layak Kondisi Mantap Jalan 20% Pengurangan
[2018 : 88%] 60 Jaringan Pelabuhan Nasional
Waduk Multiguna Utama Terpadu: [2019 : 94%] TRANSFORMASI
[2015-2019 : 16 Waduk) DIGITAL
90% 7 Pelabuhan 1,9 jam/100 km
Meningkatkan Standarisasi Waktu Tempuh pada 50%
Hunian dengan Akses 3 m3/kg Kinerja dan Pengelolaan Jalan Lintas Utama Kapasitas Palapa Ring
Sanitasi Layak Produktivitas Air
[2018 : 75%]
Pelabuhan Terpadu Pulau
untuk Padi [2019 : 2,3 Jam/100 km] 95% Desa
Terjangkau Infrastruktur
20 Provinsi 25 Bandara Baru 27% Jaringan Bergerak Pita Lebar
24 Juta Berisiko bencana [2015-2019 : 14 Bandara baru] Rute Pelayaran [2019 : 82%]
Hunian dengan Akses tinggi mengalami yang Saling
Air Mimum Perpipaan peningkatan 115 Rute Jembatan Udara Terhubung (loop) 60% Kecamatan
[2018 : 14 Juta] ketahanan bencana [2019: 124 Rute] [2019 : 23% Loop] Cakupan Jaringan Serat Optik
[2019 : 35,7%]

ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN 80% Populasi


Terjangkau Siaran Digital
4 Juta 1.300 kWh 3,5 Juta Ton
Sambungan Rumah Konsumsi Listrik Per Kapita Penurunan Emisi CO2
Baru Jaringan Gas Kota Nasional Pembangkit
3 Unicorn Baru
Start Up 18
[2019 : 0,5 juta sambungan rumah] [2019 : 1.071 kWh]
PERMASALAHAN SDM KESEHATAN

MASALAH
PRODUKSI NAKES 1. Formasi CPNS Tidak Ada/Terbatas
PER TAHUN 2. Penempatan tenaga Oleh Pusat 1. PRODUKSI TIDAK
1. Dokter : 11.000 Terbatas di DTPK (kontrak) sudah TERSERAP
2. Drg : 3.500 ada perluasan (PENGANGGURAN)
3. Perawat : 47.500 3. Pemda tidak dapat mengangkat 2. KEKURANGAN TENAGA
4. Bidan : 63.000 tenaga kontrak/honor (PP 48) 3. MALDISTRIBUSI
5. Kesmas : 10.250: kecuali BLUD
4. PELAYANAN KESEHATAN
6. Kesling : 2.500 4. Daerah Tidak Dapat Mengangkat
TIDAK OPTIMAL
7. Gisi : 3.000 Honor/kontrak karena Fiskal rendah
8. Apoteker : 3.300 5. Distribusi tidak merata
6. Kualitas Tenaga kurang (Standar
Kompetensi tidak merata)

UHC
PROYEKSI PENDUDUK
INDONESIA 2010 – 2035
1971

BERTAMBAH
MENCAPAI 305,6 JUTA DI 2035
1980 PROPORSI REMAJA BESAR
PROPORSI LANJUT USIA NAIK

MASUK PADA ERA DIGITAL DAN


1980 TEKNOLOGI

TANTANGAN
Usia 1. Ketahanan Pangan dan
produktif Energi
adalah 2. Penyediaan lapangan
Kelompok kerja.
‘rentan’ 3. Pergeseran pola penyakit
2010 dan komposisi penduduk
4. Pelestarian Lingkungan
Menkes utk Rakerkeswil Barat 24
EPIDEMIOLOGICAL TRANSITION
1990 2018

Trauma Trauma

Non Communicable
Communicable Disease
Disease

Communicable Non
Disease Communicable
Disease
INDONESIAN HEALTH DEVELOPMENT
LIFE EXPECTANCY

HUMAN DEVELOPMENT INDEX


Potensi Dampak Kenaikan Suhu Udara
Perubahan temperatur global (relatif terhadap kondisi sebelum industri)
0°C 1°C 2°C 3°C 4°C 5°C
Pangan Menurunnya hasil panen di banyak daerah, khususnya di
negara berkembang
Kemungkinan peningkatan panen Jatuhnya hasil panen di banyak
di beberapa daerah yang tinggi negara maju
Air
Penurunan ketersediaan air Meningkatnya muka air
Pegunungan es kecil mulai di banyak daerah, termasuk
menghilang - persediaan air Mediterania & Afrika bagian Selatan laut mengancam kota besar
menipis di beberapa daerah

Ekosistem
Kerusakan terumbu Meningkatnya kepunahan jumlah spesies
karang

Kondisi Cuaca yang Meningkatnya intensitas badai, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan
Ekstrim gelombang panas

Resiko dari perubahan besar Meningkatnya resiko dampak balik yang berbahaya dan mendadak,
yang bersifat mendadak perubahan skala besar pada sistem iklim

12


Sumber: Stern (2007)
Source: CDC (2014)
Diagram alir daya pemicu kejadian penyakit akibat perubahan
iklim dan dampak fenomena tersebut terhadap kesehatan
Efek Bagi Kesehatan

Penyakit dan kematian


Modulasi berhubungan suhu udara
Kapasitas pengaruh
Adaptasi efek kesehatan
berhubungan cuaca
ekstrim
Kapasitas
Mitigasi efek kesehatan
Perubahan berhubungan polusi
Jalur kontaminasi
Ikllim udara
mikroba
Daya Penggerak Pengukuran Regional penyakit yang disebabkan
dinamika transmisi
mitigasi Gelombang oleh air dan makanan
Dinamika panas
populasi Perubahan efek dari kekurangan
Emisi Gas Cuaca Ekstrim Agroekosistem, makanan dan air
Iklim
Pertumbuhan Rumah Kaca hidrologi mental, nutrisi, infeksi dan
ekonomi yang Suhu udara efek kesehatan lainnya
tidak
berkelanjutan Curah hujan Sosioekonomi,
demografi

Penyebab alami
Pengukuran adaptasi
spesifik bidang
kesehatan

Evaluasi Adaptasi

Kebutuhan
Riset
Penilaian - Proyeksi Dampak Perubahan Iklim (2021-2050)
Akibat Perubahan Iklim
PDB 2010
Rp 7.399 T

Air
PDB 2019
Rp 15.883 T
Kerusakan Jasa Ekosistem
Prediksi PDB 2020 (↑5,3%)
Historis: 5,69% - 26 ,75%b PDB
Skenario: 31,72%a PDB Kesehatan Rp 16.725 T
Energi Pangan

*Untuk kebutuhan adaptasi 2021 – 2050


Kebutuhan Hidup Dasar
Kehilangan 2,87% PDB Potensi kerugian* (PDB 2020)
(0,66% - 3,45%a PDB) dRp 110,38 T – 4.328,38 T

Hanya akibat Perubahan iklim


Perubahan + kerusakan
Bencana Hidro-meteorologi Iklim ekosistem +
Historis: 6,21%c PDB Perhitungan dilakukan bencana
(0,000006 - 30,83)
dengan baseline 2010
aproyeksi
banalisis
skenario iklim RCP 4.5 (1991 – 2020)
historis global berdasarkan Costanza et al. 2014 Sumber: Hasil Analisis NDC Raodmap (2020)
canalisis historis berdasarkan DIBI BNPB


dpotensi kerugian dengan beberapa kombinasi bidang-bidang terkait
9
Ruang Lingkup Penilaian Dampak
Rasio Kerugian Rata-rata Rasio
Bidang Penilaian
(% PDB) (% PDB)

Kebutuhan Hidup Dasar Air Kebutuhan air domestik dan industri 0,33 s.d 0,43 0,38

Pangan Produktivitas Padi 0,18 s.d 1,26 0,68

Penggunaan pendingin dan produksi


Energi 0,0003 s.d 0,002 0,001
PLTA

Prevalensi penyakit DBD, Malaria, Diare,


Kesehatan Pneumonia pada
0,05 s.d 1,86 1,8

Temperature forest, deciduous forest, Historis: 5,69 s.d 26,75 16,22 ;


Jasa
rainforest, mangrove, savanna, terumbu Model future: 31,70 s.d 31,74 31,72
Ekosistem
karang, padang lamun

Bencana banjir, tanah longsor, putting


Kebencanaan beliung, dan kekeringan
0,000006 s.d. 30,83 6,21


10
PENILAIAN DAMPAK SEKTOR KESEHATAN

Diagram alir model sektor kesehatan 32


HAK – KEWAJIBAN SEHAT MASYARAKAT
TERIMA KASIH

KESEHATAN LINGKUNGAN
KUNCI PENDEKATAN KESMAS
PADA PENCEGAHAN COVID-19

KITA SEHATKAN LINGKUNGAN, LINGKUNGAN SEHATKAN KITA

Anda mungkin juga menyukai