Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

MANAJEMEN PENANGANAN KECELAKAAN DISLOKASI

DISUSUN OLEH :

Satrya Anggara Yudhatama (P1337420717037)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI DIV KEPERAWATAN MAGELANG
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Manajemen Penanganan Kecelakaan Dislokasi”. Semoga makalah ini
dapat digunakan sebagai salah satu referensi, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Dalam penulisan makalah dengan judul “Manajemen Penanganan


Kecelakaan Dislokasi” ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak,untuk menyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah mambantu
dan mendukung penyelesaian makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca

Magelang, 18Febuari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................
BAB II TINJAUAN KASUS...................................................................................
A. pengertian.....................................................................................................
B. Jenis jenis dislokasi......................................................................................
C. Tanda dan gejala dislokasi..........................................................................
D. Penyebab terjadinya dislokasi....................................................................
E. Komplikasi yang terjadi pada dislokasi.....................................................
a. Komplikasi dini................................................................................
b. Komplikasi lanjut............................................................................
F. Management pertolongan pasien dengan dislokasi..................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A.Kesimpulan...........................................................................................................
B.Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dislokasi atau luksasio adalah kehilangan hubungan yang normal


antara kedua permukaan sendi secara komplet / lengkap ( jeffrey m.spivak et al ,
1999) terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi, Dislokasi ini
dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang
yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya
adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi
rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi


bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi
itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah
mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya,
sendi itu akan mudah mengalami dislokasi lagi.

Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena


dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

B. Rumusan Masalah

1. Apa engertian dislokasi ?

2. Apa saja jenis-jenis dislokasi?

3. Bagaimana tanda dan gejala dislokasi ?

4. Apa penyebab terjadinya dislokasi ?


5. Bagaimana komplikasi yang terjadi pada dislokasi?

6. Bagaimana management pertolongan pasien dengan dislokasi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa pengertian dislokasi

2. Mengetahui jenis jenis dislokasi

3. Mengetahui bagaimana tanda dan gejala dislokasi

4. Mengetahui apa penyebab terjadinya dislokasi

5. Mengetahui bagaimana komplikasi yang terjadi pada dislokasi

6. Mengetahui bagaimana management pertolongan pasien dengan dislokasi.


BAB IITINJAUAN KASUS
TINJAUAN KASUS

A. Pengertian Dislokasi

Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari


mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan
pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000).

Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi


tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). (Brunner &
Suddarth).

Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan


patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.( Buku Ajar Ilmu
Bedah, hal 1138).

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan


sendi.Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi).Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
B. Jenis-Jenis Dislokasi
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dislokasi kongenital.
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik.
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang
berkurang.
3. Dislokasi traumatik.
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami
stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat edema (karena
mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga
merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular.Kebanyakan
terjadi pada orang dewasa.
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
a. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut
dan pembengkakan di sekitar sendi
b. Dislokasi Berulang.
Jika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi
yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi
berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral
joint. Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/fraktur
yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh
karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.

Berdasarkan tempat terjadinya :


a. Dislokasi Sendi Rahang
Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena :
a. Menguap atau terlalu lebar.
b. Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya
penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali.
b. Dislokasi Sendi Bahu
Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di
anterior dan medial glenoid (dislokasi anterior), di posterior
(dislokasi posterior), dan di bawah glenoid (dislokasi inferior).
c. Dislokasi Sendi Siku
Merupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan yang
dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan
siku jelas berubah bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan-
tonjolan tulang siku.
d. Dislokasi Sendi Jari
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan
segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat
mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan.
e. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal
Merupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi
persendian.
f. Dislokasi Panggul
Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan
atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum
(dislokasi anterior), dan caput femur menembus acetabulum
(dislokasi sentra).

g. Dislokasi Patella
a. Paling sering terjadi ke arah lateral.
b. Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial
pada sisi lateral patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-
lahan.
c. Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan
stabilisasi secara bedah.
C. Tanda dan Gejala Dislokasi
1. Sendi asimetris
2. Nyeri
3. Bengkak
4. Kehilangan fungsi

D. Penyebab Terjadinya Dislokasi


Dislokasi disebabkan oleh :
1. Cedera Olahraga.
Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola serta
olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski,
senam, volley. Pemain basket dan keeper pemain sepak bola paling sering
mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja
menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma
Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga. Benturan keras pada
sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
3. Terjatuh.
4.  Patologis
Terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan komponen
vital penghubung tulang.
E. Komplikasi yang Terjadi pada Dislokasi
1. Komplikasi dini

a. Cedera saraf.
Saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan otot
deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot
tesebut.
b. Cedera pembuluh darah
Arteria aksillia dapat rusak

2. Komplikasi Lanjut

a. Kekakuan sendi
Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu,
terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan
rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi
b. Dislokasi yang Berulang
Terjadi jika labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian
depan leher glenoid
c. Kelemahan otot

F. Management Pertolongan Pasien dengan Dislokasi


1. Jangan biarkan korban untuk memindahkan anggota badan yang terkena.Hal
ini akan menimbulkan rasa sakit dan dapat menyebabkan kejutan
menyakitkan

2. Untuk mencegah pembengkakan dan mengurangi rasa sakit, berlaku untuk


daerah yang rusak dingin (es pack atau air dingin). Tapi pertama-tama,
bungkus dalam handuk sehingga tidak menyentuh kulit

3. Imobilisasi dengan pading (bantalan lunak) dan fiksasi ekstremitas pada


posisi yang nyaman

4. Reposisi secara tertutup atau terbuka dengan control anestesi

5. Terapi analgetik
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan


sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi disebabkan oleh Cedera Olahraga, trauma, terjatuh, atau


karena patologis.. Management pertolongan pasien dengan dislokasi diantaranya
adalah ; Jangan biarkan korban untuk memindahkan anggota badan yang terkena,
Imobilisasi dengan bantalan lunak, reposisi secara tertutup dan terapi analgetik.

B. Saran

Sebagai perawat kita harus mampu menguasai keterampilan kegawat


daruratan karena di harapkan kita tidak hanya bisa mengabdikan diri kita di
rumah sakit namun bisa juga dengan menolong sesama di saat ada seperti
“bencana alam atau kecelakaan ”.
DAFTAR PUSTAKA

Balai pelatihan kesehatan batam,2016 ,modul pelatihan emergency nursing


intermediate level ,batam,kementrian kesehatan republik indonesia

Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume


3, EGC : Jakarta

Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa


Keperawatan, EGC : Jakarta.

Muttaqin.A , (2008) , Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Muskuloskletal,Jakarta :EGC

Pamela L.swearingen , (2000) Keperawatan Medikal –Bedah .E/2, jakarta : egc 

www.scribed.com di akses tanggal 8 Febuari 2020

http://wildhealthh.com/id/pages/1371248 di akses tanggal 8 Febuari 2020

Anda mungkin juga menyukai