Diusulkan oleh :
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Anugrah Rahma Ari Wigati Avinda Arnis Cahyani Isnaini Nurmia Safitri
NIM. 24040118120037 NIM.24040118120052 NIM. 24040118120042
Mengetahui, Koordinator Kerja Praktik/Dosen
Ketua Departemen Fisika Pembimbing
ii
PRAKARTA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat-Nya proposal kerja praktik di Badan Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Surakarta dengan judul “Analisis Dosis Paparan Radiasi dan Proteksi
Radiasi Pesawat Sinar-X” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai persyaratan melaksanan Kerja Praktik
studi S1-Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro,
Semarang. Dalam penyusunan Proposal ini, penyusun mendapat banyak bantuan,
masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
Penyusun menyadari bahwa Proposal Kerja Praktik ini masih jauh dari
sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
iv
3.2 Time Schedule Kerja praktik .........................................................................................15
3.3 Metode Kegiatan .............................................................................................................16
3.4 Penyusunan laporan Kerja Praktik ..................................................................................16
BAB IV
PENUTUP .................................................................................................................................17
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemantauan dosis radiasi pengion sudah sangat berkembang seiring
dengan peningkatan kebutuhan dalam teknologi nuklir di bidang kesehatan
(medis), industri, pertanian dll. Alat ukur radiasi yang digunakan para pekerja
radiasi maupun pasien adalah agar dapat mengetahui berapa besar dosis yang di
terimanya, dan hal ini dapat mencegah para pekerja maupun pasien menerima
paparan radiasi secara berlebihan. Berdasarkan Peraturan Kepala (Perka) Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 3 Tahun 2013 (Lasman, 2013),
keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pasien,
pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Proteksi
radiasi yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat
paparan radiasi, menjadi suatu keharusan agar dapat mewujudkan keselamatan
radiasi. Pemantauan dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi dapat
dilakukan dengan menggunakan alat alat tertentu.Pelaksanaan Uji kesesuaian
sesuai dengan standarisasi yang diterbitkan oleh BAPETEN menjadi kualifikasi
dasar seorang Fisikawan Medis
1
wajib dilakukan terhadap pesawat sinar-X untuk radiologi diagnostik dan
intervensiona. Oleh karena itu kerja praktik di Loka Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Surakarta ini kami lakukan sebagai bentuk kaingintauan dan proses
analisa lebih lanjut dari proses uji kesesuaian pesawat sinar X dan kaitannya
dengan pengukuran dosis paparan radiasi pada khususnya dan parameter uji
lainnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Tabung sinar-X berisi filament yang juga sebagai katoda dan berisi
anoda. Filamen terbuat dari tungsten, sedangkan anoda terbuat dari logam
anoda (Cu, Fe atau Ni). Anoda biasanya dibuat berputar supaya
permukaannya tidak lekas rusak yang disebabkan tumbukan elektron
(Suyatno, 507: 2008)
1) Radiografi Umum
Pesawat sinar-X yang terpasang secara tetap dalam ruangan yang
digunakan untuk pemeriksaan umum secara rutin.
2) Radigrafi Mobile
Pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan atau tanpa baterai charger dan
roda sehingga mudah digerakan yang dapat dibawa ke beberapa ruangan
untuk pemeriksaan umum secara rutin.
3) Flouruskopi
4
dengan sistem video yang dapat mencitrakan obyek secara terus
menerus.
- Pesawat Sinar-X Penunjang Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
(ESWL), yaitu pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan tabir penguat
citra, untuk mengetahui letak batu dalam tubuh manusia dan
menghancurkan batu tersebut dengan pembangkit gelombang kejut,
dengan jenis pesawat sinar-X berupa C-Arm atau konvensional.
- Pesawat Sinar-X Pengukur Densitas Tulang(Bone Densitometry),
yaitu pesawat sinar-X yang secara khusus dipergunakan untuk
mengetahui densitas tulang atau pemeriksaan kekeroposan tulang
(Osteoporosis), misalnya dual energy X-ray absorptiometry (DXA).
- Pesawat Sinar-X Tomografi, yaitu pesawat sinar
X yang menggunakan metode pencitraan tomografi untuk
mengetahui gambaran obyek dalam potongan irisan (slice per slice).
Fluoroskopi Intervensional meliputi:
- Pesawat Sinar-X Fluoroskopi, yaitu pesawat sinar-X yang memiliki
tabir atau lembar penguat fluorosensi yang dilengkapi dengan sistem
video yang dapat mencitrakan obyek secara terus menerus untuk
tindakan intervensi.
- Pesawat Sinar-X C-Arm/U Arm Angiografi, yaitu pesawat sinar-X
yang secara khusus dipergunakan untuk pemeriksaan pembuluh darah.
- Pesawat sinar-X C-Arm Penunjang Bedah, yaitu pesawat sinar-X
bentuk C-Arm yang ditempatkan di ruang bedah yang secara khusus
digunakan untuk membantu tindakan pembedahan.
5
4) Mammografi
Pesawat sinar-X dengan energi Radiasi rendah yang secara khusus untuk
pemeriksaan payudara dengan obyek berada diantara film radiografi dan
tabung sinar-X, termasuk Digital Breast Tomosynthesis (DBT) .
5) CT Scan
6) Dental Radiography
Terdapat 2 jenis yaitu extraoral (panoramic dan Chemaplometric) dan
intraoral (BAPETEN,2021)
6
Penggunaan bahan penahan radiasi dapat mengurangi paparan radiasi
secara eksponensial. Jenis bahan harus disesuaikan dengan jenis
radiasinya khususnya perbedaan antara radiasi foton dan radiasi neutron
(BAPETEN,2016).
7
Definisi kesesuaian (compliance) adalah kesesuaian atau kesesuaian
terhadap peraturan perundangan dan peraturan pelaksanaannya. Dalam hal
pesawat sinar-X adalah kesesuaian atau kesesuaian terhadap peraturan
perundangan keselamatan radiasi dan peraturan pelaksanaannya untuk
peralatan pesawat sinar-X. Tujuan dari uji kesesuaian atau kesesuaian pesawat
sinar-X adalah terjaminnya keselamatan radiasi dalam pemanfaatan pesawat
sinar-X.
8
3. Dosis Efektif
Dosis efektif diperlukan untuk menunjukkan keefektifan radiasi dalam
menimbulkan efek tertentu pada suatu organ. Dosis efektif ditunjukkan
oleh Persamaan:
HE = WTHT
HE adalah dosis efektif, wT adalah faktor bobot organ atau jaringan T, dan
HT adalah dosis ekuivalen organ atau jaringan T.
Pengukuran dosis radiasi menggunakan dosimeter dilakukan secara
akumulasi. Dosis radiasi yang mengenai dosimeter personal akan dijumlahkan
dengan dosis yang telah diterima sebelumnya (ICRU,1985).
Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Nomor 3 Tahun 2013, keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan
untuk melindungi pasien, pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup
dari bahaya radiasi. Proteksi radiasi yang dilakukan untuk mengurangi
pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi, menjadi suatu
keharusan untuk mewujudkan keselamatan radiasi. Nilai Batas Dosis (NBD)
untuk pekerja radiasi tidak boleh melampaui 20 mSv (millisievert) per tahun
rata-rata selama 5 tahun berturutturut dan 50 mSv dalam 1 tahun tertentu,
sedangkan NBD untuk anggota masyarakat tidak boleh melampaui 1 mSv
dalam 1 tahun. Pemantauan dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi
dilakukan dengan menggunakan film badge atau Thermoluminisence
Dosemeter (TLD) badge, dan dosimeter pembacaan langsung yang
terkalibrasi.
9
2.5 Alat Ukur Dosis Radiasi
Berdasarkan kegunaannya, alat ukur radiasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
:
1. Alat ukur proteksi radiasi , digunakan untuk kegiatan keselamatan kerja
dengan radiasi,nilai yang ditampilkan dalam satuan dosis radiasi seperti
Rontgen,rem,atau Sievert
2. System pencacah dan spektroskopi , digunakan untuk melakukan
pengukuran intensitas radiasi dan energy radiasi secara akurat.Sistem
pencacah lebih banyak digunakan di fasilitas labolatorium.
Alat ukur proteksi radiasi sebagai suatu ketentuan yang diatur dalam
undang undang bahwa setiap pengguna zat radioaktif atau sumber radiasi
pengion lainnya harus memiliki alat ukur proteksi radiasi. Alat ukur proteksi
radiasi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Dosimetri perorangan
Surveymeter
Monitor kontaminasi
10
fotografi ini sangat sensitive terhadap cahaya, dapat terbakar apabila terkena
cahaya sehingga harus dibungkus oleh lapisan pembungkus kemudian
dimasukkan ke dalam Holder. Semakin banyak paparan radiasi yang
ditangkap oleh film maka semakin hitam warna film tersebut. Tingkat
kehitaman film ini berbanding lurus dengan paparan radiasi/dosis dan
memiliki rentang ukur sampai dengan 10 mSv. Dosimeter film ini digunakan
untuk memantau dosis akumulasi seseorang pada suatu tempat sekaligus
untuk menilai potensi efek kesehatan jangka panjang seseorang. Dosimeter
film hanya dapat digunakan sekali selama periode satu bulan dan tidak dapat
digunakan kembali. Dosimeter film ini digunakan pada permukaan tubuh oleh
seorang pekerja radiasi untuk mencatat dosis radiasi yang diterima. Dosimeter
film digunakan untuk mengukur dan merekam paparan radiasi dari sinar
gamma, sinar-X dan partikel beta. Pada bagian Holder Film Badge telah
dibuat sedemikian rupa menggabungkan beberapa filter (timah, timah,
kadmium, dan plastik) dengan ketebalan dan bahan yang berbeda untuk
menentukan kualitas radiasi yang diterima. (BPFK,2021)
11
Keuntungan menggunakan Dosimeter Film :
TLD adalah alat ukur dosis personal yang bekerja berdasarkan adanya
proses lumenisensi. Prinsip kerjanya seperti efek fotolistrik. Ketika bahan
TLD mendapatkan dosis radiasi dengan energi tertentu, maka elektron-
elektron dalam kristalnya akan naik ke level energi yang lebih tinggi.
Kebanyakan electron tersebut akan kembali ke level energi awalnya (keadaan
dasar), namun ada beberapa elektron yang terjebak dalam impuritas. Apabila
bahan TLD dipanaskan, maka elektron yang terjebak tersebut akan terangkat
ke level energi yang lebih tinggi dimana dari sana elektronelektron tersebut
akan kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan cahaya. Banyaknya
cahaya yang dipancarkan proporsional dengan energi yang terserap dari
pemberian dosis radiasi. Beberapa bahan TLD yang bersifat luminisense
12
tersebut antara lain CaSO4:Mn,Dy; LiF:Mg,Ti; dan LiF:Mg, Cu,P
(Noerwasanah, 2010 : 248).
2.5.2 Surveymeter
Salah satu instrumen yang dibutuhkan dalam sistem proteksi radiasi
adalah Surveymeter yang berfungsi untuk memonitor laju paparan radiasi dari
suatu lokasi yang diperkirakan ada benda atau zat yang mengandung radioaktif.
Zat radioaktif didefinisikan sebagai zat yang mengandung inti atom tidak stabil,
atau setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis lebih
besar dari 70kBq/kg Surveymeter radiasi digunakan untuk mengukur tingkat
radiasi dan biasanya memberikan data hasil pengukuran dalam laju dosis (dosis
radiasi per satuan waktu), misal dalam mrem/jam atau μSv/jam. Surveymeter
terdiri dari detektor dan peralatan penunjang elektronik lainnya (Abimanyu,
282: 2013).
13
2.5.3 Monitor Kontaminasi
A= R/r
A adalah aktivitas radiasi, R adalah laju cacah dan η adalah efisiensi alat
pengukur. Monitor kontaminasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu monitor
kontaminasi permukaan, monitor kontaminasi perorangan dan monitor
kontaminasi udara (airborne). Monitor kontaminasi permukaan (surface
monitor) digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi segala permukaan,
misalnya meja kerja, lantai, alat ukur ataupun baju kerja (E-learning BATAN).
14
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
15
menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, ataupun
melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses atau alat untuk kemudian
dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Untuk mendukung kerja
praktik dan kajian yang akan dilakukan maka dapat dilakukan beberapa metode
pelaksanaan, antara lain:
1) Survei Lapangan
Menghubungi pihak instansi tempat pelaksanaan Kerja Praktek yang terkait
untuk mendapatkan informasi tentang prosedeur apa saja yang diperlukan
dalam mengajukan Kerja Praktik.
2) Kerja Praktik
Waktu pelaksanaan 2 minggu atau sesuai dengan ketentuan dan kebijaksanaan
tempat Kerja Praktek yang bersangkutan. Adapun hal-hal yang ingin kami
lakukan saat Kerja Praktik adalah melakukan pengamatan secara langsung
saat proses radioterapi.
3) Studi Literatur
Studi pustaka yaitu mencari data keterangan dari literatur sebagai acuan untuk
membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori dan diambil kesimpulan
sesuai dengan kenyataan yang ada. Sistem Kerja praktik yang akan
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada atau sesuai
dengan yang ditentukan oleh pihak LPFK. Selama melakukan kerja praktik,
kami akan mentaati peraturan yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit, dan
data-data yang diperoleh selama kerja praktik akan dijaga kerahasiaannya dan
tidak akan disebarluaskan, hanya digunakan sebagai kelengkapan penulisan
laporan saja serta laporan tersebut telah diperiksa serta disetujui oleh pihak
instansi.
16
3.4 Penyusunan Laporan Kerja Praktik
Luaran yang akan dihasilkan dari kerja praktek ini yaitu laporan kerja praktek.
Laporan kerja praktek disusun berdasarkan hasil analisis dari proyek penelitian
yang dilakukan secara terperinci serta sesuai dengan data dan fakta yang ada.
BAB IV
PENUTUP
Demikian Proposal Kerja Paktik ini kami ajukan, semoga dapat memberikan
penjelasan maksud dan tujuan Kerja Praktik kami ini kepada Loka Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (LPFK) Surakarta. Segenap bantuan serta dukungan dari semua
pihak sangat kami harapkan demi terlaksananya kerja praktik ini. Besar harapan kami
untuk dapat diterima melaksanakan Kerja Praktik di Loka Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (LPFK) Surakarta. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.
17
DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, P., Sri W, P dan Susilo, D. Pengukuran Laju Dosis Paparan Radiasi
Sekunder Sinar-X di Ruangan dan Lingkungan Sekitar Instalasi Radiologi
(Studi Kasus : Ruang Radiologi Poliklinik Fakultas Kedokteran). Fisika
Mulawarman. Volume 7. No 2. Halaman 41. November 2011
18