Anda di halaman 1dari 6

Tugas Pertemuan 4

Nama : Maulana Yusuf


NPM : 0118101052
Berikut adalah program audit yang dapat mendeteksi salah saji material atas akun penjualan:
1. Akun Pendapatan (Income) Dan Biaya (Expenses)
Tujuan Audit Pendapatan Dan Biaya :
1. Penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya berkala telah tepat untuk
tujuan penentuan hasil operasi.
2. Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten untuk periode yang berbeda
untuk tujuan perbandingan (comparability).

Prosedur Audit Pendapatan Dan Biaya


1. Membandingkan biaya individual dengan tahun-tahun sebelumnya.
2. Membandingkan saldo aset dan hutang-hutang individual dengan tahun-tahun
sebelumnya.
3. Membandingkan biaya individual dengan anggaran.
4. Membandingkan persentase laba kotor dengan tahun-tahun sebelumnya.
5. Membandingkan rasio perputaran  persediaan dengan tahun-tahun sebelumnya.
6. Membandingkan biaya asuransi dibayar dimuka dengan tahun-tahun sebelumnya.
7. Membandingkan rasio biaya komisi terhadap penjualan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
8. Membandingkan rasio biaya manufakturing individual terhadap total biaya
manufakturing dengan tahun-tahun sebelumnya.

2. Observasi Persediaan Fisik


Tujuan Observasi Persediaan Fisik :
1. Persediaan yang dicatat dalam kartu/etiket (tag) benar-benar ada (existence)
2. Persediaan yang ada dihitung dan dibubuhi etiket (tagged) dan etiket (tag)
tersebut dipertanggungjawabkan untuk meyakinkan tidak ada yang hilang
(completeness)
3. Persediaan dihitung secara akurat (accuracy)
4. Persediaan diklasifikasikan secara benar dalam tag (classification)
5. Informasi diperoleh untuk meyakinkan penjualan dan pembelian persediaan
dicatat pada periode yang tepat (cut off)
6. Item persediaan yang usang obsolete dan tidak dapat digunakan (unusable)
dikeluarkan atau dicatat berdasarkan nilai yang dapat direalisasi (redizable value)
7. Klien memiliki hak atas persediaan yang dicatat dalam tag (rights)

Prosedur Observasi Persediaan Fisik


1. Memilih secara acak (random sample) nomor-nomor tag dan mengidentifikasikan
tag tersebut dengan nomor yang dilihat pada persediaan aktual
2. Mengamati apakah terjadi pergerakan persediaan dalam penghitungan
3. Memeriksa persediaan untuk meyakinkan persediaan tersebut dibubuhi etiket
(tagged)
4. Menanyakan apakah terdapat persediaan di lokasi lain
5. Mempertanggungjawabkan seluruh tag yang digunakan dan tidak digunakan untuk
meyakinkan tidak ada tag yang hilang atau sengaja dihilangkan
6. Mencatat nomor-nomor tag untuk tag yang digunakan dan tidak digunakan untul
tindak lanjut kemudian
7. Menghitung kembali penghitungan klien untuk meyakinkan penghitungan yang
dicatat adalah akurat pada tag (juga memeriksa deskripsi dan unit penghitungan
seperti lusin atau gross)
8. Membandingkan penghitungan fisik dengan master file persediaan perpectual
9. Mencatat penghitungan klien untuk pengujian kemudian

3. Penetapan Harga Persediaan dan Kompilasi


Tujuan audit penetapan harga persediaan & kompilasi :
1. Persediaan dalam daftar persediaan sesuai dengan peerhitungan persediaan fisik,
perkaliannya benar, dan totalnya secara benar ditambahkan dan sesuai dengan
buku besar.
2. Item-item dalam daftar persediaan benar-benar ada (exictence).
3. Item-item pesediaan yang  ada termasuk dalam daftar persediaan (completeness).
4. Item-item pesediaan dalam daftar persediaan adalah akurat (accuracy).
5. Item-item pesediaan dalam daftar persediaan secara tepat
diklasifikasikan (classification).
6. Item-item pesediaan dalam daftar persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang
dapat direalisasi (realizable value).
7. Klien mempunyai hak atas item-item persediaan dalam daftar persediaan (rights).
8. Persediaaan dan akun yang berhubungan dan siklus persediaan da pergudangan
secara tepat disajikan dan diungkapkan (penyajian dan pengungkapan).

Prosedur Audit Penetapan Harga Persediaan dan Kompilasi


1. Melakukan “compilation test”. Inventory compilation test mencakup seluruh
pengujian tentang penjumlahan kualitas fisik, perkalian harga terhadap kuantitas,
footing ikhtisar persediaan, dan penelusuran total ke buku besar.
2. Melakukan footing daftar persediaan untuk bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi.
3. Menelusuri total ke buku besar.
4. Mengalikan kuantitas terhadap harga pada item-item yang dipilih.
5. Menelusuri persediaan yang dimuat dalam skedul ke tag perediaan dan hasil
perhitungan dicatat auditor untuk eksistensi dan deskripsi.
6. Mempertanggungjawabkan nomor-nomor tag yang telah digunakan dan disajikan
dalam dokumentasi auditor untuk meyakinkan tidak ada tag telah ditambahkan.
7. Menelusuri tag  persediaan ke daftar persediaan untuk meyakinkan persediaan
dalam tag tellah dimasukan
8. Mempertanggungjawabkan nomor-nomor tag untuk meyakinkan tidak
ada tag yang dihilangkan.
9. Melakukan pengujian harga (price test) persediaan.
10. Menverifikasi klasifikasi bahan baku, barang setengah jadi dengan
membandingkan deskripsii dalam tag persediaan dan auditor’s recorded test
count dengan daftar persediaan.
11. Melakukan pengujian cost or market, harga jual, dan keusangan (obsolescence).
12. Menelusuri tag persediaan yang diidentifikasi bukan nilai sendiri selama observasi
fisik ke daftar persediaan untuk meyakinkan persediaan tersebut tidak dimasukan
ke dalam daftar persediaan.
13. Menelaah kontrak dengan pemasok dan pelanggan serta menanyakan kepada
manajemen tentang kemungkinan termasuknya persediaan konsinyasi dan
persediaan bukan milik sendiri, atau tidak termasuknya persediaan milik sendiri.
14. Memeriksa laporan keuangan untuk penyajian yang tepat dan pengungkapan,
mencakup:

 Pengungkapan terpisah tentang bahan baku, barang setengah jadi, dan barang
jadi.
 Deskripsi yang tepat untuk metode kalkulasi biaya persediaan.
 Deskripsi tentang persediaan yang digunakan, termasuk penjualan yang
signifikan dan komitmen pembelian.

4. Akun Penjualan
Tujuan Audit Penjualan:
1. Penjualan yang dicatat untuk pengiriman yang benar-benar dilakukan kepada
pelanggan (eksistensi).
2. Transaksi penjualan yang ada seluruhnya tercatat (kelengkapan).
3. Penjualan yang tercatat untuk barang yang dikirim dan secara tepat ditagih dan
dicatat (akurasi).
4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi).
5. Penjualan dicatat pada tanggal yang benar (timing).
6. Transaksi penjualan secara tepat dibukukan dalam buku piutang (Account
Receivable Master File) dan secara tepat dipindahkan dan diikhtisarkan (posting
dan summarization).

Prosedur Audit Penjualan


1. Menelaah sales journal (buku harian penjualan) dan master file atas transaksi dan
jumlah yang tidak biasa.
2. Menelusuri ayat-ayat sales journal ke dokumen pendukung, mencakup salinan
faktur penjualan, bill of lading, pesanan penjualan, dan pesanan pelanggan
(custumer Order).
3. Menelusuri dokumen pengiriman ke sales journal untuk menyakinkan bahwa
setiap dokumen tersebut dicatat.
4. Menelusuri ayat-ayat dalam sales journal ke faktur penjualan.
5. Menghitung kembali harga dan perkalian atas faktur penjualan.
6. Menelusuri detail dalam faktur penjualan ke dokumen pengiriman pesanan
penjualan, pesanan pelanggan.
7. Memeriksa salin faktur penjualan untuk klasifikasi akun yang tepat.
8. Membandingkan tanggal pencatatan penjualan dalam sales journal dengan salinan
faktur penjualan dan bill of lading.
9. Menelusuri faktur penjualan yang dipilih dari sales journal ke account receivable
master file dan menguji jumlah tanggal, dan nomor faktur.
10. Menggunakan audit sofware untuk melakukan footing dan cross footing sales
journal dan menelusuri total ke buku besar (general ledger).

5. Akun Penerimaan Kas


Tujuan audit penerimaan kas:
1. Penerimaan kas yang tercatat merupakan dana yang benar-benar diterima oleh
perusahaan (eksistensi).
2. Kas yang diterima tercatat didalam buku penerimaan kas/ cash receipts journal
(kelengkapan).
3. Penerimaan kas didepositokan dan dicatat pada jumlah yang diterima (akurasi).
4. Transaksi penerimaan kas secara tepat diklasifikasikan (classification).
5. Penerimaan kas dicatat pada tanggal yang tepat (timing).
6. Penerimaan kas secara tepat dimasukan dalam accounts receivable master file dan
secara benar dipindahkan dan diikhtisarkan (posting and summarization).

Prosedur Audit Penerimaan Kas


1. Menelaah buku penerimaan kas dan master file untuk transaksi – transaksi dan
jumlah yang tidak biasa.
2. Menelusuri ayat-ayat penerimaan kas dari ayat-ayat buku penerimaan kas ke
rekening koran (bank statement).
3. Menyiapkan suatu bukti penerimaan kas (a proof of cash receipts).
4. Memperoleh daftar penerimaan kas dan menelusuri jurnalnya ke buku harian
penerimaan kas, menguji nama, jumlah dan tanggalnya.
5. Membandingkan daftar (prelesting) penerimaan kas dengan salinan bukti setoran
(deposit slip).
6. Menguji daftar penerimaan kas untuk klasifikasi akun yang tepat.
7. Membandingkan tanggal penyetoran berdasarkan rekening koran ke tanggal-
tanggal dalam buku penerimaan kas dan daftar penerimaan kas.
8. Menelusuri ayat-ayat jurnal yang dipilih dari buku penerimaan kas ke accounts
reseivable master file dan menguji tanggal dan jumlahnya.
9. Menelusuri saldo-saldo kredit yang dipilih dari accounts receivable master file ke
buku harian penerimaan kas dan menguji tanggal dan jumlahnya.
10. Menggunakan audit sofware untuk melakukan footing dan crossting buku
penjualan dan menelusuri totalnya ke buku besar.

Anda mungkin juga menyukai