Potensi Objek Wisata
Potensi Objek Wisata
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
ANDHIKA SUTRISNO WIBOWO
NIM E 100 110 010
Kepada
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya
pertanggungjawabkan sepenuhnya.
iii
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM
KABUPATEN KOLAKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
INTISARI
Kabupaten Kolaka merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Potensi wisata alam yang dimiliki oleh daerah ini sangat besar dengan pesona keunikan dan
keragaman yang memukau serta jarang ditemukan di tempat lain. Selama ini perkembangan
objek wisata alam di daerah ini belum terkelola dengan optimal karena adanya beberapa kendala
yang menghambat perkembangan tiap objek wisata alam. Terkait hal itu maka rumusan masalah
yang disusun dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana tingkat potensi objek wisata alam di
Kabupaten Kolaka, (2) faktor dominan apa yang menjadi pendukung dan penghambat objek
wisata alam, dan (3) bagaimana strategi pengembangan objek wisata alam di Kabupaten Kolaka.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mengklasifikasi tingkat
potensi objek wisata alam di Kabupaten Kolaka, (2) Mengetahui faktor dominan pendorong dan
penghambat pengembangan objek wisata alam, dan (3) Mengetahui strategi pengembangan yang
dilakukan untuk pengembangan objek wisata alam. Metode pada penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Bersifat deskriptif karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
fenomena objek wisata secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Berdasarkan hasil analisis skoring tiap objek wisata
alam, maka Sungai Tamborasi memiliki tingkat kategori potensi tinggi dengan sebagian besar
variabel objek wisata ini adalah faktor pendukung, sedangkan Tanjung Malaaha merupakan
objek wisata yang memiliki nilai skor terendah dengan kategori potensi sedang yang berarti
faktor pendukung dan penghambatnya seimbang dalam karakteristiknya. Hasil penelitian
menunjukkan faktor pendukung objek wisata alam Kolaka ialah: panorama alam yang indah dan
masih asli, keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan, kondisi keamanan yang baik,
lengkapnya sarana perhubungan utama, dan memiliki ragam keunikan, dan faktor penghambat
objek wisata alam Kolaka ialah: kendala pengembangan, terbatasnya sarana dan prasarana objek
wisata alam, kurangnya transportasi umum untuk menjangkau tiap objek, kurangnya SDM
professional untuk mengelola objek wisata, promosi objek wisata alam yang masih kurang dalam
memanfaatkan kemajuan teknologi. Hasil analisis SWOT, arah prioritas pengembangan objek
wisata alam ialah mempertahankan keragaman dan daya tarik wisata dengan cara meningkatkan
intensitas perhatian langsung dari pihak berwenang, meningkatkan sarana dan prasarana
penunjang berwisata, membuat website khusus untuk mempromosikan objek wisata, dan terakhir
merencanakan pengembangan yang terkontrol dan professional dengan memanfaatkan semakin
kooperatifnya pihak pemerintah dengan instansi lain.
1
ANALYSIS OF THE POTENTIAL DEVELOPMENT OF NATURAL ATTRACTION
IN
KOLAKA REGENCY OF SOUTHEAST SULAWESI PROVINCE
ABSTRACT
Kolaka Regency is a region in Southeast Sulawesi Province. Many potentials of natural tourism
owned by this region with the unique enchantment and admirable variety which are seldom to be
found in other places. So far, the development of the natural tourism in this area has not been
managed optimally because there are several obstacles which obstruct the development of each
natural tourism objects. Related to the above mentioned, the problem statements of this research
are: (1) How is the potential level of the natural tourism objects in Kolaka regency? (2) What
are dominant factors that support and obstruct the development of the natural tourism
objects?(3) How is the development strategy of the natural tourism objects in Kolaka Regency?.
The purposes of the research that want to be reached are: (1) To classify the potential level of
the natural tourism objects in Kolaka regency. (2) To know the dominant factors that support
and obstruct the development of the natural tourism object, and (3) To know the strategy of
development which is applied in developing the natural tourism objects. The methode in this
research is descriptive qualitative and quantitative. It is descriptive because this research aims
to describe the phenomena of tourism objects systematically, factually, and accurately regarding
the facts and the relations among phenomena which are studied. Based on the scoring analysis
of each natural tourism object, Sungai Tamborasi has a category level of high potential with
most of variables of these tourism objects are the supporting factors, meanwhile, Tanjung
Malaaha is a tourism object that has the lowest score with the category of moderate potential
that means that the supporting factors and the obstructive factors are equal in their
characteristic. The results of the research showed that the supporting factors of the natural
tourism objects of Kolaka are: the beautiful and original natural panorama, the society’s
openness on the tourists, the good security, the completeness of the means of the main
transportation, and the various uniqueness. The obstructive factors of the natural tourism objects
of Kolaka are: the obstruction in the development, the limitation in the infrastructure of the
natural tourism objects, the lack of public transportation for reaching each object, the lack of
professional human resources to manage the tourism objects, the inadequate promotion of the
natural tourism objects. From the results of the SWOT analysis, the priority direction of the
development of these natural tourism objects is maintaining the variety and the tourism
enchantment by increasing the intensity of direct attention from the authorities, increasing the
infrastructure which supports the tourism, making a special website to promote the tourism
objects, and finally, planning the controlled and professional development by the use of the more
and more cooperative attitude of the government side on other agencies.
2
1. PENDAHULUAN
Petualangan kelompok manusia di muka Bumi, umumnya dirangsang oleh adanya daya tarik
yang lebih kuat dari tempatnya bermukim dan bermasyarakat. Selain berpetualang, banyak pula
kelompok manusia yang berkelana di alam bebas untuk melihat dan menyaksikan sesuatu yang
belum pernah dijumpanya. Petualangan atau perkelenaan, memang banyak dilakukan oleh
manusia atau kelompok manusia hingga sekarang. Hadirnya manusia membuat tata alam
senantiasa berubah. Perubahan ini juga dipacu oleh perkembangan IPTEK, hingga semakin
merangsang manusia untuk keluar dari lingkungan hidupnya untuk melawat ke belahan bumi
yang lain. Melawat keluar dari lingkungan hidupnya selama beberapa hari atau lebih untuk
menyaksikan keindahan tata alam, masyarakat, dan atau hasil binaan, disebut pariwisata.
Berwisata memang memiliki arti luas, tetapi pada hakekatnya ada beberapa tujuan, antara lain
disebabkan oleh kebutuhan untuk menyegarkan kembali rohani dan jasmani sesudah jenuh oleh
kesibukan kerja sehari-hari (Darsoprajitno, 2002).
Indonesia dengan bentangan wilayah yang sangat luas yang didukung sumber daya alam
yang beraneka ragam serta berpotensi untuk diolah dan dimanfaatkan. Sektor pariwisata
merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pembangunan nasional. Indonesia memiliki berbagai macam potensi pariwisata,
baik wisata alam maupun wisata budaya karena Indonesia memiliki bermacam-macam suku,
adat-istiadat, dan kebudayaan yang karena letak geografis negara Indonesia sebagai negara tropis
yang menghasilkan keindahan alam dan satwa (Yoeti, 2008).
Kabupaten Kolaka merupakan salah satu daerah yang secara administratif berada dalam
wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pada perkembangan pembangunannya telah
banyak mengalami kemajuan dalam hal infrastruktur. terletak di bagian barat Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan posisi memanjang dari utara ke selatan, tepatnya pada 3°37’ - 4°738’ lintang
selatan dan 121°05’-121°46’ bujur timur. Wilayah ini terletak ±165 km dari Ibukota Provinsi
Sulawesi Tenggara (Kota Kendari), merupakan pintu gerbang ekonomi sebelah barat Provinsi
Sulawesi Tenggara yang dapat diakses dengan mudah melalui transportasi darat, laut, dan udara.
Objek wisata didaerah ini sangat beragam mulai dari objek wisata alam, wisata buatan, dan
wisata minat khusus. Keberadaan objek wisata alam Kolaka tidak bisa dipungkiri oleh tiap
wisatawan yang berkunjung karena memiliki panorama yang indah dan eksotis, namun sampai
saat ini pengembangan yang dilakukan terhadap objek wisata alam di Kolaka mengalami
kendala. Beberapa kendala tersebut seperti daya tarik objek wisata belum optimal dalam
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, belum optimalnya upaya promosi dan pemasaran
dari produk wisata, stagnasi pengembangan produk pariwisata, penyediaan sarana dan prasarana
objek wisata belum memadai, dan aksesibilitas untuk transportasi menuju tiap objek wisata
masih belum memadai.
Objek wisata alam yang potensial untuk dikembangkan berdasarkan pertimbangan dari
data-data sekunder yang diperoleh serta merujuk pada tolak ukur aksesibilitas dan keunikan
objek wisata, maka akan terdeskripsikan pada tabel 1 dihalaman berikut.
3
Tabel 1. Obyek dan Daya Tarik Wisata
Objek
No Lokasi Daya Tarik Aksesibilitas
Wisata
1. Sungai Desa Memiliki 2 Objek wisata alam dalam Dapat dijangkau melalui jalur darat.
Tammboras Tamborasi, Kec. satu lokasi: Berjarak ±80 km kea rah utara dari
i Iwomendaa Sumber mata air yang keluar Ibukota Kabupaten, karena letak
dari sela-sela batu dengan debit posisinya yang berada tepat dipinggir
yang cukup deras menyerupai jalan maka objek wisata ini sangat
sungai dan langsung bermuara mudah dijangkau bagi wisatawan daj
di pantai yang jarakanya ±20 posisinya strategis karena berada dijalur
meter sehingga dikenal sebagai Trans Sulawesi.
sungai terpendek didunia.
Tak Juah dari muara sungai
terdapat pantai yang
2. Tanjung Desa Malaaha, Panoramamemisahkan
alam yang air indah,
sungai air
yangyang Akses untuk sampai diobjek wisata ini
Malaaha Kec. Samaturu tawar dan air laut yang
jernih, dan ombak yang tenang. asin. dibutuhkan dua jenis transportasi, tahap
pertama melalui jalur darat kearah utara
4
±30 km dari Ibukota Kabupaten,
selanjutnya menggunanakan perahu
tradisional untuk mencapai tanjung
tersebut yang hanya berjarak ±20 m dari
3. Tanjung Desa Sani-sani, Panorama alam yang indah, dengan Akses
daratan.untuk mencapai objek wisata ini
Kayu Kec. Samaturu hamparan pasir putih yang ekstotik. lebih mudah di jangkau melalui jalur
Angin darat ±20 km kea rah utara dari Ibukota
Kabupaten menuju ke Kecamatan
Samaturu Desa Sani-sani dengan kondisi
jalan beraspal menuju objek sebagian
kecil masih tergolong kurang baik.
4. Pantai Desa Poturua, Pasir yang memanjang mengikuti garis Berjarak kurang lebih 30 km dari
Poturua Kec. pantai, dengan panorama alam yang bandara Sangia Ni bandera Kolaka,
Watubangga indah serta merupakan habitat objek wisata ini merupakan yang paling
kelelawar yang tinggal di pohon dekat untuk dijangkau oleh wisatawan
cemara dengan jumlah banyak. dari luar Provinsi yang menggunakan
Sumber: RIPPDA Kabupaten Kolaka tahun 2008.
jalur udara untuk ke objek tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. bagaimana tingkat potensi objek wisata alam di Kabupaten Kolaka?, dan
2. faktor dominan apa yang menjadi pendukung dan penghambat pengembangan objek
wisata alam?
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah:
1. mengklasifikasi tingkat potensi objek wisata alam di Kabupaten Kolaka,
2. mengetahui faktor dominan pendorong dan penghambat pengembangan objek wisata
alam, dan
3. mengetahui stategi pengembangan yang dilakukan untuk pengembangan objek wisata
alam.
2. TELAAH PUSTAKA
Konsep Geografi Pariwisata
Secara etimologis geografi terdiri dari kata geo atau gea yang artinya bumi, dan grafein yang
artinya lukisan atau gambaran, jadi geografi diartikan sebagai ilmu yang melukiskan atau
menggambarkan tentang bumi (Arjana, 2015). Menurut Alfandi (2001), dalam Arjana (2015),
berpendapat bahwa geografi adalah ilmu yang menggunakan pendekatan holistik melalui kajian
keruangan, kewilayahan, ekologi dan sistem serta historis untuk mendeskripsikan dan
menganalisis, struktur, pola, fungsi dan proses interelasi, interaksi, interdependensi dan
hubungan timbal balik dari serangkaian gejala, kenampakan atau kejadian, dari kehidupan
manusia (penduduk), kegiatannya, budidayanya dengan keadaan lingkungannya di permukaan
bumi.
Menurut World Tourism Organization (1995), dalam Arjana (2015), pariwisata adalah
kegiatan orang-orang yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di suatu tempat di luar
lingkungan biasanya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun secara berturut-turut untuk
memanfaatkan waktu senggang, urusan bisnis dan tujuan lainnya. Menurut Arjana (2015),
geografi pariwisata adalah studi yang menganalisis dan mendeskripsikan berbagai fenomena
fisiogeografis (unsur-unsur lingkungan fisikal) dan fenomena sosiogeografis (unsur-unsur
lingkungan manusia atau sosial budayanya) yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai,
menarik untuk dikunjungi sehingga berkembang menjadi destinasi pariwisata.
5
d. Fasilitas pendukung, yaitu ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan
seperti bank, telekomunikasi, pos, layanan kesehatan, dan sebagainya.
e. Kelembagaan, yaitu terkait dengan keberadaan dan peran masing-masing unsur dalam
mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat sebagai tuan
rumah.
Faktor Penarik dan Penghambat Objek Wisata
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung adalah hal atau kondisi yang dapat mendukung atau menumbuhkan
suatu kegiatan, usaha atau produksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, online). Faktor penarik dan
pendorong suatu produk wisata (tourism supply side) yang biasanya berwujud sistem destinasi
pariwisata akan terdiri atau menawarkan paling tidak beberapa komponen pokok sebagai berikut
(Sunaryo, 2013).
a. Daya tarik wisata yang bisa berbasis utama pada alam, budaya atau minat khusus.
b. Akomodasi atau amenitas, aksesibilitas dan transportasi (udara, darat, dan laut).
c. Fasilitas umum.
d. Fasilitas pendukung pariwisata.
e. Masyarakat sebagai tuan rumah (host) dari suatu destinasi.
2. Faktor Penghambat
Pengembangan objek wisata pastilah tidak lepas dengan adanya faktor-faktor penghambat.
Beberapa permasalahan yang menyebabkan kurangnya daya tarik objek wisata yang ada ialah
belum dikelolanya dengan baik oleh pihak pemerintah yang berwenang dan belum tertatanya
dengan baik aspek prasarana dan sarana yang sebenarnya dapat dijadikan daya dukung untuk
pengembangan objek wisata di daerah ini. Keterbatasan prasarana dan sarana serta pengelolaan
terhadapa potensia wisata masih belum optimal. Hal tersebut merupakan dampak dari kurangnya
alokasi anggaran dana yang diperuntukkan bagi pengembangan sektor pariwisata.
3. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah cara dan prosedur ilmiah yang diterapkan untuk melaksanakan
penelitian, mulai dari menentukan variabel, menentukan populasi, menentukan sampel,
mengumpulkan data, mengolah data, dan menyusunnya dalam laporan tertulis (Wardiyanta,
2006). Metodologi pada penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat
deskriptif karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fenomena objek wisata secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki. Komponen dalam metode penelitian ini meliputi penentuan daerah penelitian,
populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
metode pengolahan data, dan metode analisis data.
6
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung obyek wisata alam (wisatawan) yang
memanfaatkan obyek wisata di Kabupaten Kolaka dan masyarakat setempat yang telah berdiam
di daerah tersebut minimal 5 tahun. Sampel penelitian untuk wisatawan ditetapkan secara
accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data, maka dapat
digunakan sebagai sampel. Setiap wisatawan yang dijumpai langsung diambil sebagai responden
dan ditetapkan sebanyak 5 sampai 10 orang. Sementara untuk sampel masyarakat lokal
ditetapkan sebanyak 5 sampai 10 orang.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri yang dilengkapi
dengan catatan observasi, catatan wawancara, serta kamera sebagai alat dokumentasi.
7
4. HASIL dan PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dibahas mengenai faktor yang mendukung dan menghambat dari
perkembangan objek wisata alam, hasil analisis potensi tiap objek wisata alam, dan analisis
mengenai pengembangan objek wisata alam di Kabupaten Kolaka. Untuk mengetahui tingkat
potensi dari tiap objek wisata alam yaitu dengan memperlihatkan hasil analisis skoring dan
arahan pengembangannya dengan memperlihatkan hasil analisis SWOT.
8
Berdasarkan hasil analisis skoring terhadap empat objek wisata alam Kabupaten Kolaka
maka objek wisata Sungai Tamborasi menjadi satu-satunya yang memiliki tingkat potensi tinggi
dengan nilai hasil skoring 66, sedangkan Tanjung Malaaha merupakan objek wisata alam yang
diteliti dengan nilai skor paling rendah diantara yang lainnya dengan nilai hasil skoring 40. Hal
ini berarti untuk kesiapan dan ketersediaan sarana, objek wisata alam Sungai Tamborasi
merupakan yang paling potensial untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di daerah
ini. Rata-rata potensi objek wisata alam di daerah ini memiliki tingkat sedang, artinya
kedepannya diperlukan pengembangan yang serius dari pihak yang berwenang untuk
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Kolaka. Untuk lebih jelasnya
perbandingan nilai potensi tiap objek wisata alam dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
70
60
50
40 skor
30
20
10
0
Sungai Tanjung Tanjung Pantai
Tamborasi Malaaha Kayu Angin Poturua
4.3 Analisis Pengembangan Objek Wisata Alam Kolaka Berdasarkan Analisis SWOT
Strategi pengembangan objek wisata alam Kolaka diarahkan berdasarkan analisis SWOT.
Analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats) merupakan suatu metode analisis
yang akan menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta kendala-kendala
yang harus dihadapi dalam suatu proses pengembangan. Dengan mengetahui kekuatan dan
kelemahan, akan mampu dikurangi kelemahan yang ada dan pada saat yang sama
memaksimalkan kekuatan. Hal yang sama juga berlaku pada tantangan dan peluang, dimana
pada saat tantangan dapat diperkecil, peluang yang ada justru diperbesar. Berikut akan diuraikan
analisis terhadap kondisi yang dihadapi dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kolaka
yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal serta perhitungan bobot dari masing-masing
faktor yang tertuang dalam tabel 4 dan 5 dihalaman berikut.
9
Tabel 4. Analisis Faktor Strategi Internal
Bobot
x
No Faktor- Faktor Strategi Internal Bobot Rating Rating
(Skor)
Kekuatan (S):
Panorama alam yang indah, masih asli, dan 0,3 4 1,2
sejuk.
Memiliki daya tarik keragaman yang kuat. 0,2 3 0,6
Memiliki daya tarik yang tidak ditemukan 0,4 4 1,6
1.
dimanapun yakni wisata sungai terpendek
didunia.g
Keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan 0,2 2 0,4
lokal maupun asing.
Harga yang relatif murah. 0,1 1 0,1
Jumlah Bobot 1,2 3,9
Kelemahan (W):
Masih terbatasnya sarana dan prasarana 0,3 2 0,6
berwisata.
Kesadaran sebagian besar masyarakat akan 0,2 1 0,2
lingkungan yang masih rendah.
2.
Belum tersedianya sarana transportasi umum 0,2 2 0,4
untuk menjangkau tiap objek.
Terbatasnya sumber daya manusia dalam 0,1 2 0,2
mengelola objek wisata.
Promosi pariwisata yang kurang baik 0,4 2 0,8
Jumlah Bobot 1,4 1,8
Sumber: Hasil Penelitian Diolah, 2016.
10
semakin kuat.
Letak Kabupaten Kolaka yang strategis. 0,2 2 0,4
Akan dibuatnya jalur yang mengintegrasikan 0,3 2 0,6
Kolaka dengan daerah lain yang lebih dahulu
dikenal dan maju kepariwisataannya.
Pemerintah daerah sangat mendukung 0,3 2 0,6
masuknya investasi untuk pengembangan
pariwisata.
Daya saing pariwisata yang kuat dibanding 0,3 2 0,6
Kabupaten lain.
Jumlah Bobot 2,2 3,9
Ancaman (T):
Kurangnya perhatian langsung dari pemerintah 0,3 3 0,9
terhadap pengelolaan objek wisata.
Belum adanya produk unggulan atau 0,2 2 0,4
2.
cinderamata yang dijual secara keseluruan pada
tiap objek wisata.
Mulai berkembangnya objek wisata alam 0,1 2 0,2
didaerah atau Kabupaten lain.
Jumlah Bobot 0,6 1,5
Sumber: Hasil Penelitian Diolah, 2016.
Dari hasil penghitungan tersebut bahwa objek wisata alam Kabupaten Kolaka memiliki
kekuatan yang dominan dibanding kelemahannya, dan peluang yang lebih besar dibanding
ancamannya dengan nilai sebagai berikut:
Kekuatan – Kelemahan (faktor internal) : 3,9 – 1,8 = 2,1
Peluang – Ancaman (faktor eksternal) : 3,9 – 1,5 = 2,4
Apabila nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam Matrix Grand Strategy terlihat diposisi
pengembangan sektor pariwisata pada objek wisata alam Kabupaten Kolaka berada di posisi
strategi pertumbuhan, yaitu memanfaatkan seoptimal mungkin kekuatan dan peluang yang
dimiliki.
11
Berbagai Peluang
Kelemahan Kekuatan
Berbagai
Berdasarkan formulasi letak kuadran pada matriks diatas, strategi yang mendesak untuk
dilaksanakan dalam rangka pengembangan objek wisata alam Kabupaten Kolaka adalah terletak
pada kuadran I (satu) atau terletak antara peluang eksternal dan kekuatan internal, dimana situasi
tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang agar dapat meningkatkan
pertumbuhan objek wisata alam. Dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki seperti
panorama alam yang indah, sejuk, dan masih asli, keunikan daya tarik yang tidak ditemukan
dimanapun yakni wisata sungai terpendek didunia, tingkat keamanan yang terjamin, keterbukaan
masyarakat terhadap wisatawan lokal maupun asing, harga yang relatif murah serta peluang yang
dimiliki antara lain lengkapnya sarana perhubungan untuk mencapai Kabupaten Kolaka,
wisatawan mudah mencapai lokasi, letak Kabupaten yang strategis, pemerintah daerah sangat
mendukung masuknya investasi untuk pengembangan pariwisata, daya saing yang kuat
dibanding Kabupaten lain, dan sebagainya. Strategi yang dapat diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan yang agresif (growth oriented strategy).
12
Dari analisis SWOT menghasilkan 4 (empat) kemungkinan strategi alternatif, yaitu:
Tabel 6. Matrik SWOT Analisis Faktor Internal dan Eksternal Objek Wisata Alam Kabupaten
Kolaka
Faktor Internal Strength (S) Weakness (W)
Kurangnya perhatian langsung Adanya keunikan daya tarik pada Meningkatkan promosi dan
dari pemerintah terhadap tiap objek wisata akan membuat memperbaiki program
pengelolaan objek wisata. pengunjung tidak akan bosan pengembangan agar lebih bagus
Belum adanya produk unggulan sehingga tidak berpengaruh untuk menarik pengunjung
atau cinderamata yang dijual terhadap munculnya objek wisata sehingga siap untuk menghadapi
secara keseluruan pada tiap objek lain. persaingan antar objek wisata.
wisata. Kondisi keamanan objek wisata Meningkatkan kesadaran
Mulai berkembangnya objek yang baik membantu tiap objek masyarakat akan pentingnya
wisata alam didaerah atau tersebut dari pengunjung yang lingkungan dan pengembangan
Kabupaten lain. kurang sadar dalam menjaga wisata yang berkelanjutan.
keindahan.
Mempertahankan keragaman dan
atraksi.
13
5. KESIMPULAN dan SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil penilaian potensi tiap objek wisata alam maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tiap potensi atraksi yang dimiliki objek wisata alam Kolaka memiliki daya tarik yang kuat
dan panorama alam yang indah, masih asli, dan sejuk.
2. Beberapa objek wisata alam seperti Tanjung Malaaha memiliki tingkat potensi yang sangat
rendah, itulah karenanya intensitas kunjungan pada objek wisata ini sangat sedikit dengan
kunjungan wisatawan pertahunnya hanya sekitar 1.000-an pengunjung/wisatawan.
3. Pemerintah kurang memberikan perhatian langsung pada tiap objek wisata alam yang
memiliki potensi keunikan dan keragaman yang berbeda sehingga keberadaan tiap objek
wisata alam menjadi tidak terkelola dengan baik.
4. Keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan lokal maupun asing namun tak sebanding
dengan kemampuan pengelolaan tiap objek wisata yang dilakukan masyarakat sehingga
kondisi objek wisata seperti terkesan kurang terawat karena pengelolaan dilakukan dengan
kemampuan yang terbatas dan seadanya.
SARAN
Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Pemerintah daerah dalam hal ini khususnya DISBUDPAR Kabupaten Kolaka harus
memberikan intensitas perhatian yang besar terhadap potensi objek wisata alam yang ada di
Kolaka.
2. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan diharapkan bukan hanya sekedar wacana tapi
benar-benar diaplikasikan, minimal dengan program sosialisasi dan penyadaran masyarakat
akan pentingnya lingkungan.
3. Penyediaan sarana transportasi umum untuk mencapai tiap objek guna menunjang
pengembangan objek wisata.
4. Pemanfaatan teknologi informasi perlu dilakukan untuk mengenalkan dan mempromosikan
potensi tiap objek wisata alam kepada masyarakat luas. Selain mengenalkan pada masyarakat
luas, pemanfaatan teknologi informasi juga dapat menarik investor untuk berkontribusi aktif
dalam usaha pengembangan objek wisata alam Kolaka.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arjana, I Gusti Bagus. 2015. “Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Darsoprajitno, Soewarno. 2002. “Ekologi Pariwisata: Tata Laksana Pengelolaan Objek dan
Daya Tarik Wisata”. Bandung: ANGKASA BANDUNG.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kolaka Dengan Puslitbang Kemasyarakatan dan
Budaya Lembaga Penelitian UNHALU, Sulawesi Tenggara. 2008. “Ringkasan Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Kolaka”. Kabupaten
Kolaka.
Rangkuti, Freddy. 2006. “Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis”. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sunaryo, Bambang. 2013. “Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan
Aplikasinya Di Indonesia”. Yogyakarta: Gava media.
Wardiyanta. 2006. “Metode Penelitian Pariwisata”. Yogyakarta: CV. Andi Offsset.
Yoeti, Oka A. 2008. “Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi”. Jakarta:
Kompas.
15
16