Anda di halaman 1dari 18

KEADILAN SISTEM, KETIDAKPERCAYAAN DAN SIKAP LOVE OF

MONEY TERHADAP TAX EVASION

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keadilan sistem,


ketidakpercayaan kepada pihak fiskus dan sikap love of money terhadap tindakan tax evasion.
Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di wilayah Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Ciawi yang sedang melakukan aktifitas perpajakan.Jenis data dalam penelitian
ini adalah kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
kuesioner.Teknik pengambilan sampel sebanyak 100 Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
menggunakan purposive sampling.Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 22.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keadilan sistem secara parsial berpengaruh negatif
terhadap tindakan tax evasion, sedangkan ketidakpercayaan kepada pihak fiskus secara parsial
berpengaruh terhadap tindakan tax evasion dan sikap love of money secara parsial berpengaruh
terhadap tindakan tax evasion.Variabel keadilan sistem, ketidakpercayaan kepada pihak fiskus
dan sikap love of money berpengaruh simultan terhadap tindakan tax evasion.

Kata Kunci: Keadilan Sistem, Ketidakpercayaan, Love Of Money, Tax Evasion


1. Pendahuluan

Pajak merupakan kontribusi wajib kepada namun pihak yang satunya lagi (pemerintah)
negara yang terutang oleh orang pribadi atau tidak mempunyai kewajiban apapun untuk
badan sebagai wajib pajak dengan tidak memberikan jasa timbal balik apapun
mendapat timbal balik secara langsung, bersifat
kepada pembayar. Hal ini akan
memaksa, dan pemungutannya dilakukan
menyebabkan kecenderungan para pembayar
berdasarkan undang-undang. Wajib pajak di
pajak (wajib pajak) untuk mencari cara
Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu wajib
supaya dapat mengurangi beban pajak
pajak orang pribadi dan wajib pajak badan.
Pajak merupakan penerimaan negara terbesar.
terutang yang akan dibayarkannya kepada

Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan negara. Fenomena ini terjadi disebabkan
merupakan suatu hal yang sangat wajar, terlebih karena sudut pandang pembayar pajak
ketika sumber daya alam, khususnya minyak merasa membayar pajak dapat mengurangi
bumi tidak bisa diandalkan. laba dan kenikmatan yang diperolehnya dari

Mengingat Jenderal Pajak dibawah hasil kerja kerasnya, sehingga dengan

naungan begitu pentingnya peranan pajak, maka adanya hal ini memunculkan ide untuk
pemerintah dalam hal ini Direktorat merencakanan pengurangan beban pajak
Kementerian Keuangan telah melakukan yang harus dibayarkan. Pemungutan pajak
berbagai upaya strategis untuk memaksimalkan harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak
penerimaan pajak. Salah satu upaya yang dikenakan kepada orang pribadi harus
dilakukan adalah melalui reformasi perpajakan sebanding dengan kemampuan dalam
dengan diberlakukannya self assessment system.
membayar pajak dan sesuai dengan manfaat
Self assessment system yaitu sistem pemungutan
yang diterima. Menurut Permatasari (2013)
pajak yang memberikan kepercayaan kepada
semakin tidak adil sistem perpajakan yang
masyarakat wajib pajak untuk
berlaku menurut persepsi wajib pajak maka
menghitung,membayar dan melaporkan sendiri
jumlah pajak yang terutang. kepatuhan akan menurun dan cenderung
memicu tindakan penggelapan pajak.
Pengertian pajak tersebut sangat jelas
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan
menunjukkan bahwa pajak mempunyai
merata, yaitu pajak dikenakan kepada orang
kecenderungan dan karakteristik hubungan
pribadi harus sebanding dengan kemampuan
yang searah, dimana ada satu pihak yang
dalam membayar pajak dan sesuai dengan
mempunyai kewajiban untuk membayar,
manfaat yang diterima. Menurut Permatasari
(2013) semakin tidak adil sistem perpajakan menghindarinya. Berbagai cara dilakukan oleh
yang berlaku menurut persepsi wajib pajak maka wajib pajak untuk menghindari pajak. Salah satu
kepatuhan akan menurun dan cenderung memicu contohnya adalah dengan melakukan
tindakan penggelapan pajak. Pemungutan pajak perencanaan pajak yang dapat dilakukan dengan
harus bersifat final, adil dan merata. Adanya tax evasion. Dalam melakukan penggelapan
pemikiran tentang pentingnya keadilan bagi pajak (tax evasion) diperlukan wawasan dan
wajib pajak dalam membayar pajak pemahaman-pemahaman yang detail tentang
terhutangnya akan mempengaruhi sikap mereka perundang-undangan pajak sehingga dapat
dalam membayar pajak. Penggelapan pajak menemukan celah yang dapat ditembus untuk
menjadi salah satu faktor tidak tercapainya target mengurangi beban pajak yang dibayarkan tanpa
penerimaan pajak di Indonesia. Wajib pajak melanggar undang-undang. Tindakan
memerlukan perlakuan yang adil dalam hal penghindaran (tax avoidance) pajak biasanya
pengenaan dan pemungutan pajak. Hal tersebut hanya dilakukan oleh penawar jasa konsultan
dikarenakan menurut mereka pajak hanya akan pajak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa wajib
mengurangi penghasilan mereka. Hal ini berarti pajak cenderung melakukan tax evasion, yaitu
semakin tinggi tingkat keadilan maka tindakan melakukan penghematan pajak dengan
tax evasion rendah, namun sebaliknya apabila menggunakan cara-cara yang melanggar
tingkat keadilan rendah maka tindakan tax ketentuan pajak (Friskianti dan Handayani,
evasion semakin tinggi. Penggelapan pajak 2014).
menyebabkan kurangnya penerimaan pajak yang Menurut Friskianti dan Handayani (2014)
dicapai dengan target yang telah ditetapkan. banyak kasus penggelapan pajak yang terjadi di
Umumnya wajib pajak enggan membayar pajak Indonesia. Seperti kasus penggelapan pajak yang
karena mereka menganggap bahwa membayar dilakukan oleh pegawai pajak Gayus Tambunan
pajak akan mengurangi penghasilan mereka. dan Dhana Widyatmika. Tidak hanya
Penggelapan pajak menjadi salah satu penggelapan pajak yang dilakukan oleh dua
faktor tidak tercapainya target penerimaan pajak pegawai pajak tersebut, tetapi juga suap pajak.
di Indonesia. Penggelapan pajak menyebabkan Selain itu, kasus penggelapan pajak oleh
kurangnya penerimaan pajak yang dicapai pegawai pajak juga dilakukan oleh Asian Agri.
dengan target yang telah ditetapkan. Umumnya Asian Agri diduga melakukan penggelapan
wajib pajak enggan membayar pajak karena pajak sejak tahun 2004 sampai 2005 sebesar Rp
mereka menganggap bahwa membayar pajak 1,4 miliar. Modus yang digunakan dalam kasus
akan mengurangi penghasilan mereka. Oleh ini yaitu dengan merekayasa jumlah pengeluaran
karena itu, wajib pajak selalu berusaha untuk perusahaan.Akibat kasus ini negara menderita
membayar pajak sekecil mungkin atau bahkan kerugian yang cukup besar. Hal tersebut
mengindikasikan para wajib pajak menjadi tax evasion.Menurut Friskianti dan Handayani
enggan dalam membayar pajak karena (2014) banyak kasus penggelapan pajak yang
ketidakpercayaannya terhadap pegawai pajak terjadi di Indonesia. Seperti kasus penggelapan
akibat uang wajib pajak dikorupsi oleh pegawai pajak yang dilakukan oleh pegawai pajak Gayus
pajak. Hal tersebut pula menyebabkan Tambunan dan Dhana Widyatmika. Tidak hanya
penerimaan terhadap sektor pajak di Indonesia penggelapan pajak yang dilakukan oleh dua
menjadi lebih rendah karena belum terealisasi pegawai pajak tersebut, tetapi juga suap pajak.
dengan baik dibandingkan dengan negara-negara Sehingga dapat disimpulkan bahwa wajib pajak
lain. Banyaknya kasus penggelapan pajak yang cenderung melakukan tax evasion, yaitu
terjadi mengakibatkan masyarakat menjadi melakukan penghematan pajak dengan
malas untuk melaksanakan kewajiban menggunakan cara-cara yang melanggar
perpajakannya. Masyarakat Indonesia masih ketentuan pajak
banyak yang enggan membayarkan pajaknya Alasan para wajib pajak melakukan tax
sehingga target penerimaan pajak di Indonesia evasion tersebut dapat dipengaruhi oleh
masih lebih rendah dibanding negara lain. kecintaan terhadap uang yang tinggi.Kecintaan
Keengganan masyarakat dalam membayar pajak terhadap uang atau “the love of money” adalah
salah satunya dilatar belakangi oleh kasus keinginan manusia terhadap uang atau
penggelapan dana pajak atau dengan kata lain keserakahan. Alasan lain yang mendukung
takut jika uang pajaknya dikorupsi oleh pegawai adalah ketika seseorang menempatkan uang
pajak. Keengganan masyarakat dalam sebagai prioritas utama dalam kehidupan sehari-
melaksanakan kewajiban perpajakan dapat harinya, mereka akan merasa bahwa tax evasion
dilihat dari adanya upaya wajib pajak yang tidak adalah tindakan yang dapat diterima (Lau, Choe,
mendaftarkan diri, adanya wajib pajak yang dan Tan, 2013)
tidak menyampaikan SPT atau Kecintaan yang tinggi terhadap uang
menyampaikannya dengan tidak lengkap dan membuat mereka bersedia melakukan hal-hal
benar, tidak menyetorkan pajak yang seharusnya yang tidak dibenarkan seperti tindak kecurangan
ataupun melakukan persekongkolan dengan pajak. Money ethics berhubungan secara
petugas pajak. langsung dengan perilaku tidak etis.Hal ini dapat
Wajib pajak selalu berusaha untuk diartikan bahwa semakin seseorang
membayar pajak sekecil mungkin atau bahkan memprioritaskan uang sebagai hal yang penting,
menghindarinya. Berbagai cara dilakukan oleh orang tersebut lebih cenderung untuk melakukan
wajib pajak untuk menghindari pajak. Salah satu tindakan tax evasion.Hal ini disebabkan karena
contohnya adalah dengan melakukan apabila seseorang memiliki kecintaan uang yang
perencanaan pajak yang dapat dilakukan dengan tinggi, maka ia akan berusaha untuk melakukan
segala cara agar kebutuhannya terpenuhi namun 4. Untuk mengetahui pengaruh keadilan sistem,
tidak sesuai dengan etika. Hubungan antara ketidakpercayaan kepada pihak fikus dan sikap
perilaku cinta uang dan persepsi etis telah diteliti love of money terhadap tax evasion.
lebih lanjut di beberapa negara. 2. Landasan Teori dan Pengembangan
Tax evasion merupakan tindakan wajib Hipotesis
pajak yang selalu berusaha untuk meminimalkan 2.1 Pengaruh Keadilan Sistem Terhadap
beban pajak terutang dengan melanggar Tindakan Tax Evasion
ketentuan perundang-undangan perpajakan, Menurut Waluyo dan Ilyas (2003) dalam
dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan Friskianti (2014) mengutarakan bahwa asas
Tahunan (SPT) dalam jumlah penghasilan yang keadilan dalam prinsip perundang-undangan
lebih rendah daripada yang sebenarnya dan atau perpajakan maupun dalam hal pelaksanaannya
melaporkan biaya yang lebih besar dibandingkan harus dipegang teguh, walaupun keadilan itu
yang sebenarnya.Tindakan tax evasion dapat sangat relatif. Pemikiran tentang begitu
dilihat dari beberapa kriteria yaitu wajib pajak pentingnya keadilan bagi wajib pajak dalam
tidak melaporkan harta yang sesungguhnya, pelaksanaan pemungutan pajak dan dalam
membayar beban pajak terutang tidak sesuai pembayaran pajak akan menimbulkan pengaruh
yang telah dibebankan, dan yang lebih parah terhadap sikap wajib pajak dalam melaksanakan
adalah tidak melaporkan SPT. Perilaku dan melakukan pembayaran kewajiban pajak
ketidakpatuhan wajib pajak mengindikasikan mereka. Wajib pajak memerlukan perlakuan
memberikan gambaran fenomena tindakan yang adil dalam hal pengenaan dan pemungutan
penggelapan pajak (tax evasion) yang tergolong pajak Wajib pajak memerlukan perlakuan yang
tinggi (Sari, 2015). adil dalam hal pengenaan dan pemungutan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pajak. Hal tersebut dikarenakan menurut mereka
tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini pajak hanya akan mengurangi penghasilan
adalah sebagai berikut: mereka. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
1. Untuk mengetahui pengaruh keadilan sistem keadilan maka tindakan tax evasion rendah,
terhadap tindakan tax evasion. namun sebaliknya apabila tingkat keadilan
2. Untuk mengetahui pengaruh ketidakpercayaan rendah maka tindakan tax evasion semakin
kepada pihak fiskus terhadap tindakan tax tinggi.Sebagaimana penelitian yang dilakukan
evasion. oleh Friskianti (2014) menunjukan bahwa
3. Untuk mengetahui pengaruh sikap love of money keadilan sistem berpengaruh terhadap perilaku
terhadap tax evasion. penggelapan pajak.Maka hipotesisyang di ambil
:
H1: Keadilan Sistem berpengaruh terhadap segala kejahatan.Individu meletakkan
tindakan tax evasion kepentingan yang tinggi terhadap uang berarti

2.2 Pengaruh Ketidakpercayaan Kepada Pihak memiliki money ethic tinggi secara etika kurang

Fiskus Terhadap Tindakan Tax Evasion peka dibandingkan orang yang memiliki money

Ketidakpercayaan kepada pihak fiskus ethics yang rendah. Maka hipotesis yang di

dapat diartikan kurangnya kepercayaan kepada ambil :

pegawai pajak.Ketidakpercayaan timbul H3: Sikap love of money berpengaruh terhadap


ini
karena banyaknya penyalahgunaan uang negara tindakan tax evasion

yang dilakukan oleh para pegawai pajak.Hal ini 2.4 Pengaruh Keadilan Sistem,

berarti bahwa semakin tinggi tingkat Ketidakpercayaan Kepada Pihak Fiskus dan

ketidakpercayaan kepada pihak fiskus maka Sikap Love Of Money Terhadap Tindakan Tax

tindakan tax evasion semakin tinggi.Sebaliknya Evasion

semakin rendah tingkat ketidakpercayaan kepada Pajak merupakan kewajiban bagi setiap

pihak fiskus maka tindakan tax evasion wajib pajak yang dipaksakan berdasarkan

rendah.Menurut Friskianti dan Handayani Undang-undang. Namun karena faktor keadilan

(2014) bahwa ketidakpercayaan kepada pihak sistem dimana wajib pajak berharap memiliki

fiskus berpengaruh terhadap tindakan tax hak sebagaimana mestinya atas kewajiban

evasion.Maka hipotesis yang diambil : perpajakan yang dikenakannya,

H2 : Ketidakpercayaan kepada pihak fiskus ketidakpercayaan terhadap pihak fiskus karena

berpengaruh terhadap tindakan tax evasion maraknya kasus penyelewengan uang pajak

2.3 Pengaruh Sikap Love of Money Terhadap yang digunakan terhadap pegawai pajak untuk

Tindakan Tax Evasion kepentingan dirinya serta sikap love of money

Tang (2002) dalam Basri (2015) wajib pajak yang menimbulkan adanya indikasi

melaporkan bahwa perilaku love of money tindakan tax evasion. Maka hipotesis yang

seseorang memiliki pengaruh yang signifikan diambil :

dan langsung pada perilaku yang tidak etis. Ini H4: Keadilan sistem, ketidakpercayaan kepada

berarti bahwa orang-orang dengan perilaku cinta pihak fiskus dan sikap love of money

uang atau money ethic yang tinggi akan berpengaruh terhadap tindakan tax evasion

menempatkan kepentingan yang besar pada uang 3. Metode Penelitian


akan kurang etis dan sensitif daripada orang Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
dengan money ethic rendah. Uang berhubungan data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang
dengan kepribadian individu dan merupakan diukur dengan skala numerik (angka) dan diolah
variabel sikap.Selain itu, beberapa peneliti juga dengan menggunakan rumus-rumus statistik dan
mengusulkan bahwa cinta uang adalah akar dari software SPSS.Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu data primer dan menggunakan skala likert 5 (lima) poin (1 =
metode yang digunakan dalam penelitian ini tidak setuju,….,5 = sangat setuju).
adalah metode survey, yaitu suatu metode 3.3 Sikap Love of Money (X3)
pengumpulan data primer dengan memberikan Uang berhubungan dengan kepribadian individu
pertanyaan-pertanyaan kepada responden dan merupakan variabel sikap. Selain itu,
individu.Ppenelitian ini dilakukan di wilayah beberapa peneliti juga mengusulkan bahwa cinta
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciawi uang adalah akar dari segala kejahatan (Tang
Kabupaten Bogor. Peneliti memilih Kantor dan Chiu, 2003; Vitell, Paolillo dan Singh, 2006;
Pelayanan Pajak Pratama Ciawi di Kabupaten Vitell, Singh dan Paolillo, 2007 dalam Basri,
Bogor 2015). Untuk mengukur sikap love of money
3.1 Keadilan Sistem (X1) menggunakan kuisioner yang diukur dengan
Keadilan adalah sesuatu yang diberikan menggunakan skala likert 5 (lima) poin (1 =
kepada siapa saja sesuai dengan haknya, karena tidak setuju,….,5 = sangat setuju)
keadilan berkaitan dengan hak dan kewajiban 3.4 Tax Evasion (Y)
seseorang.Seperti halnya, dalam penentuan tarif Penggelapan pajak (tax evasion) adalah
pajak perlu disesuaikan dengan profesi wajib usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk
pajak itu sendiri. Jika terjadi ketidaksesuaian, meringankan beban pajak dengan cara
maka bukan tidak mungkin penggelapan pajak melanggar undang-undang. Para wajib pajak
akan meningkat. Tetapi jika yang terjadi sama sekali mengabaikan ketentuan formal
sebaliknya, hal ini akan membuat perilaku perpajakan yang menjadi kewajibannya,
penggelapan pajak akan berkurang dengan memalsukan dokumen, atau mengisi data
sendirinya. Jenis pernyataan diukur dengan dengan tidak lengkap dan tidak benar
menggunakan skala likert 5 (lima) poin (1 =
(Sumarsan, 2017).
tidak setuju,….,5 = sangat setuju).
4. Hasil Penelitian
3.2 Ketidakpercayaan kepada Pihak Fiskus (X 2)
4.1 Analisis Hasil Deskriptif
Ketidakpercayaan kepada pihak fiskus
Analisis statistik deskriptif akan
dapat diartikan kurangnya kepercayaan kepada
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
pegawai pajak (Friskianti dan Handayani,
yang dilihat dari jumlah sampel (N), rata-
2014).Ketidakpercayaan ini timbul karena
ratasampel (mean), nilai maksimum, nilai
banyaknya penyalahgunaan uang negara yang
minimum serta standar deviasi untuk masing-
dilakukan oleh para pegawai pajak. Untuk
masing variabel
mengukur ketidakpercayaan kepada pihak fiskus
menggunakan kuisioner yang diukur dengan Tabel 1
Analisis Deskriptif
Std. sikap love of money (SLOM) dan tindakan tax
N Min Max Mean Deviation evasion (TTE) dengan 100 sampel responden.
KS 100 7 35 20,84 7,386 Tabel 2
KKPF 100 10 20 16,17 2,563 Hasil Uji Validitas Keadilan Sistem
SLOM 100 10 28 22,45 3,252 Pertanyaan r hitung rtabel Keterangan
TTE 100 12 42 21,21 5,795
KS 1 0,860 0,1966 Valid
Valid N
100
(listwise) KS 2 0,835 0,1966 Valid
Sumber : Data Primer olahan 2017
KS 3 0,848 0,1966 Valid
Tabel 1 menjelaskan bahwa variabel
KS 4 0,888 0,1966 Valid
keadilan sistem jawaban minimum responden
KS 5 0,903 0,1966 Valid
sebesar 7 dan maksimum sebesar 35 dengan
nilai rata-rata total jawaban 20,84 dan standar KS 6 0,876 0,1966 Valid
deviasi sebesar 7,386. Variabel
KS 7 0,849 0,1966 Valid
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus jawaban
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22
minimum responden sebesar 10 dan maksimum
sebesar 20 dengan rata-rata total jawaban 16,17 Tabel 2 menunjukkan variabel keadilan
dan standar deviasi sebesar 2,563. Variabel sikap sistem bahwa setiap butir pertanyaan kuesioner
love of money jawaban minimum responden memiliki koefisien korelasi butir total di atas r-
sebesar 10 dan maksimum sebesar 28 dengan tabel (0,1966) dapat dikatakan valid dan setiap
nilai rata-rata total jawaban 22,45 dan standar pertanyaan kuesioner yang memiliki koefisien
deviasi sebesar 5,795. Variabel tindakan tax korelasi butir total di bawah r-tabel (0,1966)
evasion jawaban minimum responden sebesar 12 maka dapat disimpulkan tidak valid. Dengan
dan maksimum sebesar 42 dengan rata-rata total demikian dapat disimpulkan bahwa setiap butir
jawaban 21,21 dan standar deviasi sebesar kuesioner variabel Keadilan Sistem dikatakan
5,795. valid.
Tabel 3
Hasil Uji Kualitas Data
Hasil Uji Validitas Ketidakpercayaan Kepada
1. Hasil Uji Validitas Pihak Fiskus
Tabel berikut menunjukkan hasil uji Pertanyaan r hitung rtabel Keterangan
validitas dari empat variabel yang digunakan KKPF 1 0,646 0,1966 Valid
dalam penelitian ini, yaitu keadilan sistem (KS),
KKPF 2 0,715 0,1966 Valid
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus (KKPF),
KKPF 3 0,782 0,1966 Valid Tabel 4 menunjukkan variabel sikap love of

KKPF 4 0,702 0,1966 Valid


money bahwa setiap butir pertanyaan kuesioner
memiliki koefisien korelasi butir total di atas r-
KKPF 5 0,602 0,1966 Valid
tabel (0,1966) dapat dikatakan valid dan setiap
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22 pertanyaan kuesioner yang memiliki koefisien
korelasi butir total di bawah r-tabel (0,1966)
Tabel 3 menunjukkan variabel
maka dapat disimpulkan tidak valid. Dengan
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus bahwa
demikian dapat disimpulkan bahwa setiap butir
setiap butir pertanyaan kuesioner memiliki
kuesioner variabel sikap love of money dikatakan
koefisien korelasi butir total di atas r-tabel
valid.
(0,1966) dapat dikatakan valid dan setiap
Tabel 5
pertanyaan kuesioner yang memiliki koefisien
Hasil Uji Validitas Tindakan Tax Evasion
korelasi butir total di bawah r-tabel (0,1966)
Pertanyaan r hitung rtabel Keterangan
maka dapat disimpulkan tidak valid.
Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa TTE 1 0,405 0,1966 Valid
setiap butir kuesioner variabel ketidakpercayaan
TTE 2 0,624 0,1966 Valid
kepada pihak fiskus dikatakan valid.
TTE 3 0,583 0,1966 Valid
Tabel 4
Hasil Uji Validitas Sikap Love Of Money TTE 4 0,625 0,1966 Valid
Pertanyaan r hitung rtabel Keterangan
TTE 5 0,592 0,1966 Valid
SLOM 1 0,512 0,1966 Valid
TTE 6 0,653 0,1966 Valid
SLOM 2 0,557 0,1966 Valid
TTE 7 0,594 0,1966 Valid
SLOM 3 0,491 0,1966 Valid
TTE 8 0,550 0,1966 Valid
SLOM 4 0,436 0,1966 Valid
TTE 9 0,422 0,1966 Valid
SLOM 5 0,436 0,1966 Valid
TTE 10 0,569 0,1966 Valid
SLOM 6 0,618 0,1966 Valid
TTE 11 0,639 0,1966 Valid
SLOM 7 0,570 0,1966 Valid
TTE 12 0,543 0,1966 Valid
SLOM 8 0,600 0,1966 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22
SLOM 9 0,559 0,1966 Valid Tabel 5 menunjukkan variabel tindakan tax
evasion bahwa setiap butir pertanyaan kuesioner
SLOM 10 0,490 0,1966 Valid
memiliki koefisien korelasi butir total di atas r-
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22
tabel (0,1966) dapat dikatakan valid dan setiap
pertanyaan kuesioner yang memiliki koefisien Sikap Love Of 0,702 Reliabel
korelasi butir total di bawah r-tabel (0,1966) Money

maka dapat disimpulkan tidak valid. Dengan


Tindakan Tax 0,782 Reliabel
demikian dapat disimpulkan bahwa setiap butir
Evasion
kuesioner variabel tindakan tax evasion
dikatakan valid. Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22

3. Hasil Uji Reliabilitas Dengan demikian, dapat disimpulkan


Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel
kuisioner penelitian yang merupakan indikator karena mempunyai nilai cronbach’ alpha (α)
dari konstruk atau variabel. Kuisioner dikatakan lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa
reliabel jika jawaban seseorang terhadap setiap item pernyataan yang digunakan akan
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari mampu memperoleh data yang konsisten yang
waktu ke waktu (Ghozali, 2016:47). Pengujian berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan
dilakukan dengan menghitung besarnya nilai diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
Cronbach’s alpha masing-masing instrumen dari jawaban sebelumnya.
suatu variabel. Suatu variabel dikatakan reliabel 4. Hasil Uji Asumsi Klasik
jika besarnya nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 1. Hasil Uji Normalitas
0,7. Hasil uji reliabilitas untuk variabel keadilan Uji normalitas bertujuan untuk menguji
sistem, ketidakpercayaan kepada pihak fiskus apakah dalam model regresi, variabel bebas dan
dan sikap love of money terhadap tindakan tax variabel terikat keduanya memiliki distribusi
evasion dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai normal atau tidak (Ghozali, 2013:160).Untuk
berikut: menguji apakah terdapat distribusi yang normal
Tabel 6 atau tidak dalam model regresi maka
digunakanlah uji kolmogorof-smirnov dan
Hasil Uji Reliabilitas
analisis grafik. Dalam uji ini jika dihasilkan
Variabel Cronbach’ Keterangan tingkat signifikansi diatas 5%, hal ini berarti data
Alpha yang akan diolah memiliki distribusi normal.
Sebaliknya jika tingkat signifikansi dibawah 5%,
Keadilan Sistem 0,944 Reliabel
maka data tidak terdistribusi dengan normal.
Ketidakpercayaan 0,725 Reliabel Selain itu digunakan analisis grafik, dalam
Kepada Pihak grafik yang dihasilkan jika data menyebar
Fiskus disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas data, sebaliknya jika tidak berada
dekat garis diagonal atau tidak mengikuti arah
garis, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas. Dalam penelitian ini,
pengujian normalitas dilakukan dengan analisis
statistik non-parametrik One-
SampleKolmogorov-Smirnov (K/S), dengan
kriteria penerimaan hipotesis berikut ini:
1) Ho: Data residual berdistribusi normal; dan
2) Ha: Data residual tidak berdistribusi normal
Gambar 1
Adapun hasil uji One Sample Kolmogorov
Smirnov terhadap 100 data sampel penelitian Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot
dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini:
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22
Tabel 7
Gambar 1 di atas menunjukkan Grafik P-
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Plot yang menunjukkan bahwa sebaran
Unstandardize
unstandardizedresidual berada di sekitar garis
d Residual
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
N 100
sehingga nilai residu dari model persamaan
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
regresi terdistribusi secara normal atau
Std. Deviation 5,31984924
memenuhi asumsi normalitas data.
Most Extreme Absolute ,084
Differences Positive ,084 5. Hasil Uji Multikolinieritas
Negative -,044 Uji multikolinearitas bertujuan untuk
Test Statistic ,084 menguji apakah model regresi ditemukan adanya
c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,075 korelasi antar variabel bebas (independen)
a. Test distribution is Normal. (Ghozali, 2013:105).Model regresi yang baik
b. Calculated from data. seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
c. Lilliefors Significance Correction. variabel independen.Jika variabel independen
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
Tabel 7 menunjukkan bahwa signifikansi
tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Variabel
Kolmogorov Smirnov sebesar 0,075 dengan nilai
ortogonal adalah variabel independen yang nilai
signifikansi di atas 0,05 berarti bahwa nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama
residual terdistribusi secara normal. Selain itu,
dengan nol. Pendeteksian multikolinearitas
pengujian normalitas data dapat dilakukan
dilakukan dengan menggunakan tolerance value
dengan melihat sebaran unstandardizedresidual
dan variance inflation factor (VIF). Dengan
yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
dasar pengambilan keputusan jika nilai tolerance kepada pihak fiskus sebesar 0,813 dan sikap love
diatas 0,1 dan variance inflation factor (VIF) of money sebesar 0,917 menunjukan bahwa nilai
dibawah 10, maka tidak terjadi masalah tolerance lebih dari 0,1. Sedangkan nilai VIF
multikolinearitas, artinya model regresi tersebut (Variance Inflaction Factor) dari masing-masing
baik dan sebaliknya jika nilai tolerance dibawah variabel independen yaitu keadilan sistem
0,1 dan variance inflation factor (VIF) diatas 10, sebesar 1,201, ketidakpercayaan kepada pihak
maka terjadi masalah multikolinearitas, artinya fiskus sebesar 1,230 dan sikap love of money
model regresi tersebut tidak baik (Ghozali, sebesar 1,091 menunjukan bahwa nilai VIF
2011). Berikut disajikan pada Tabel 4.10 berikut (Variance Inflaction Factor)dibawah 10.
ini: Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada
Tabel 8 multikolinieritas antara variabel independen
Hasil Uji Multikolinearitas dalam model regresi.
Coefficientsa 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Standa Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
Unstandardiz rdized menguji apakah dalam sebuah model regresi
ed Coeffi Collinearit terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu
Coefficients cients y Statistics pengamatan adalah tetap maka homokedastisitas
Tole dan jika varians berbeda maka
Mode Std. ranc
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Dengan
l B Error Beta T Sig. e VIF
melihat grafik scatter plot antara lain prediksi
(Cons
1 1,2 ,19
7,442 5,733 variabel terikat (ZPREID) dengan residualnya
tant) 98 7
(SRESID). Jika ada titik pola tertentu yang
X1 -
,00 1,2 teratur (bergelombang, melebar kemudian
-,292 ,081 -,372 3,6 ,833
0 01 menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
20
Uji Heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang
X2 2,2 ,02 1,2
,537 ,235 ,237 ,813 jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
83 5 30
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
X3 2,8 ,00 1,0
,497 ,174 ,279 ,917 terjadi Heteroskedastisitas.Hasil uji
53 5 91
a. Dependent Variable: Y heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 2
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22 sebagai berikut:
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada
tabel 8 di atas, terlihat bahwa nilai tolerance dari
masing-masing variabel independen yaitu
keadilan sistem sebesar 0,833, ketidakpercayaan
sama antara variabel dependen dengan variabel
independen.Untuk melihat apakah ada hubungan
dan pengaruh antara variabel independen
(terikat), maka penelitian menggunakan model
regresi.Dalam penelitian ini penulis menguji
keadilan sistem (X1), ketidakpercayaan kepada
pihak fiskus (X2) dan sikap love of money
(X3)terhadap tindakan tax evasion (Y) yang

Gambar 2 berada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama


Ciawi dengan menggunakan SPSS versi 22.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik
Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah
Scatterplot
sebagai berikut :
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22 Y = α + β1X1 +β2X2 + β3X3 + e

Berdasarkan dari grafik scatterplot di atas Keterangan :


menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di Y = Tindakan tax evasion
bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak terdapat α = Konstanta
suatu pola yang jelas pada penyebaran data β1-β3 = Koefisien regresi
tersebut.Hal ini berarti tidak terjadi X1 = Keadilan sistem
heteroskedastisitas pada model persamaan X2 = Ketidakpercayaan kepada pihak fiskus
regresi, sehingga model regresi bisa digunakan X3 = Sikap love of money
untuk mengukur tindakan tax evasion e = error
berdasarkan variabel yang mempengaruhinya,
yaitu keadilan sistem, ketidakpercayaan kepada Tabel 9
pihak fiskus dan sikap love of money. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Standardi
Menurut Sugiyono (2011:277) zed
menyebutkan bahwa analisis regresi berganda Unstandardized Coefficie Collinearity
digunakan dengan maksud meramalkan Coefficients nts Statistics

bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel Std. Tolera

dependen, bila dua atau lebih Model


variabel B Error Beta T Sig. nce VIF

independen sebagai faktor 1 (Consta


prediktor 7,442 5,733 1,298 ,197
nt)
dimanipulasai (dinaik turunkan nilainya).Regresi
X1 -,292 ,081 -,372 -3,620 ,000 ,833 1,201
linear berganda digunakan untukmengetahui
adanya pengaruh atau hubungan secara bersama-
X2 ,537 ,235 ,237 2,283 ,025 ,813 Sehingga
1,230 semakin buruk tingkat
X3 ,497 ,174 ,279 2,853 ,005 ,917 penerapankeadilan
1,091 sistem, ketidakpercayaan

a. Depdendent Variable: Y kepada pihak fiskus dan sikap love of

Sumbe sumberr: Data Primer Diolah, SPSS 22 moneyakan dapat meningkatkan tingkat tindakan
Persamaan regresi linear berganda sebagai tax evasion.
berikut. 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Y = a + ß1 X1 + ß2 X2 + ß3 X3 + e Koefisien determinasi (R2) menunjukkan
TTE = 7,442 - 0,292 KS + 0,537 KKPF + 0,497 seberapa besar persentase variasi variabel
SLOM + e independen yang digunakan dalam model
Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat dilihat mampu menjelaskan variasi variabel
bahwa nilai signifikan untuk variabel keadilan dependen.Nilai koefisien korelasi R2 ini berkisar
sistem (X1) adalah 0,000. Kemudian nilai dari antara 0 < R2 < 1.Koefisien determinasi (R²)
variabel ketidakpercayaan kepada pihak fiskus pada intinya mengukur seberapa jauh
(X2) adalah 0,025. Lalu nilai dari variabel sikap kemampuan model dalam menerangkan variasi
love of money (X3) adalah 0,005. Karena nilai variabel dependen. Besarnya koefisien
signifikan dari ketiga variabel tersebut lebih determinasi ini adalah antara nol sampai dengan
kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa satu.Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel keadilan sistem (X1), variabel variabel – variabel independen dalam
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus (X2) dan menjelaskan variasi variabel dependen amat
variabel sikap love of money (X3) berpengaruh terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti
signifikan terhadap variabel tindakan tax evasion variabel – variabel independen memberikan
(Y). hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi memprediksi variasi variabel dependen
pengaruh yang negatif antara keadilan sistem, (Ghozali, 2016:95).Adapun hasil dari pengujian
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus dan sikap korelasi determinasi dapat dilihat pada Tabel 10
love of money terhadap tindakan tax evasion. berikut ini:
Sehingga semakin baik tingkat penerapan Tabel 10
keadilan sistem, ketidakpercayaan kepada pihak Hasil Uji Koefisien Determinasi
fiskus dan sikap love of moneyakan dapat Model Summaryb
menurunkan tingkat tindakan tax evasion. Dan Mode Adjusted R Std. Error of

koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh l R R Square Square the Estimate

yang positif antara keadilan sistem, 1 ,397a ,157 ,131 5,402

ketidakpercayaan kepada pihak fiskus dan sikap a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

love of money terhadaptindakan tax evasion. b. Dependent Variable: Y


Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22 terikat. Jika angkasignifikansi t lebih kecil dari α
Dalam tabel 10 di atas, terlihat bahwa nilai (0,05) maka dapat dikatakan bahwa adapengaruh
Adjusted R Square 0,131 atau sebesar 13,1%. yang signifikan antara variabel bebas terhadap
Hal ini berarti 13,1% dari variabel dependen variabel terikat.
yaitu tindakan tax evasion (TTE) dapat Tabel 11
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
Hasil Uji Statistik T (Parsial)
independen keadilan sistem (KS),
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus (KKPF) Coefficientsa
dan sikap love of money (SLOM). Sedangkan Stand
sisanya 86,9% dijelaskan oleh variabel lain yang ardize

tidak diteliti dalam penelitian ini, diantaranya Unstandardiz d Collineari


ed Coeffi ty
self assessment system dan teknologi perpajakan.
Coefficients cients Statistics
9. Hasil Uji Hipotesis
Tole
Uji hipotesis dilakukan untuk memperoleh
Std. ranc
gambaran mengenai hubungan antara variabel
Model B Error Beta T Sig. e VIF
independen dengan variabel dependen.Variabel
1 (Con
dependen dalam penelitian ini adalah tindakan 1,2 ,19
stant 7,442 5,733
tax evasion, sedangkan variabel independen 98 7
)
dalam penelitian ini adalah keadilan sistem,
X1 -
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus dan sikap ,00 1,2
-,292 ,081 -,372 3,6 ,833
0 01
love of money. 20
1. Pengujian Uji Statistik t (Parsial) X2 2,2 ,02 1,2
,537 ,235 ,237 ,813
Uji statistik t ini digunakan untuk menguji 83 5 30
signifikansi koefisien variabel independen dalam X3 2,8 ,00 1,0
,497 ,174 ,279 ,917
memprediksi variabel dependen.Pengujian ini 53 5 91
pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu a. Dependent Variable: Y
variabel independen secara individual dalam Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22

menerangkan variabel dependen (Ghozali, Dalam pengujian ini, diperoleh nilai ttabel
2011).Jika t hitung< t tabel maka Ho ditolak dan sebesar 1,98472 dan taraf signifikan α (alpha)
menerima Ha, artinya tidak ada pengaruh antara yang digunakan adalah sebesar 0,05.
variabel bebas secara parsial terhadap variabel Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
terikat.Jika t hitung> t tabel maka Ho ditolak dan keadilan sistem (KS) memiliki thitung sebesar -
menerima Ha, artinya ada pengaruh antara 3,620 dimana nilai -3,620 > 1,98472 dan nilai
variabel bebas secara parsial terhadap variabel signifikan sebesar 0,000 dimana nilai 0,000 <
0,05 sehingga H1 diterima yang artinya keadilan ANOVAa
sistem berpengaruh signifikan terhadap tindakan Sum of Mean
tax evasion. Ketidakpercayaan kepada pihak
Model Squares Df Square F Sig.
fiskus (KKPF) memiliki thitung sebesar 2,283
1 Regression 522,811 3 174,270 5,971 ,001b
dimana nilai 2,283 > 1,98472 dan nilai Residual 2801,779 96 29,185
signifikan sebesar 0,025 dimana nilai 0,025 < Total 3324,590 99
0,05 sehingga H2 diterima yang artinya
a. Dependent Variable: Y
ketidakpercayaan kepada pihak b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
fiskus
berpengaruh signifikan terhadap tindakan tax Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 22

evasion. Sikap love of money (SLOM) memiliki Dalam pengujian ini, diperoleh nilai Ftabel

thitung sebesar 2,853 dimana nilai 2,853 > sebesar 3,09 dan taraf signifikan α (alpha) yang

1,98472 dan nilai signifikan sebesar 0,005 digunakan adalah sebesar 0,05. Berdasarkan

dimana nilai 0,005 < 0,05 sehingga H3 diterima hasil uji statistik F pada tabel 4.14 menunjukan

yang artinya sikap love of money berpengaruh bahwa nilai Fhitung sebesar 5,971 dan nilai

signifikan terhadap tindakan tax evasion. signifikan sebesar 0,001. Karena probability

2. Pengujian Uji Statistik F (Simultan) 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan Fhitung 5,971

Menurut Ghozali (2011) menyatakan bahwa lebih besar dari Ftabel sebesar 3,09 maka dapat

pada dasarnya uji statistik F menunjukkan disimpulkan bahwa H4 diterima yang artinya

apakah semua variabel independen yang variabel independen yaitu keadilan sistem,

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh ketidakpercayaan kepada pihak fiskus dan sikap

secara bersama-sama (simultan) terhadap love of money secara simultan berpengaruh dan

variabel dependen.Jika F hitung <F tabel maka Ha signifikan terhadap variabel dependen yaitu

diterima dan Ho ditolak artinya tidak ada tindakan tax evasion.

pengaruh antara variabel bebas secara simultan 5. Kesimpulan, Keterbatasan penelitian

terhadap variabel terikat.Jika F hitung> F tabel maka dan saran

Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh 5.1. Kesimpulan

antara variabel bebas secara simultan terhadap Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

variabel terikat. Jika angka signifikansi F lebih pengaruh keadilan sistem, ketidakpercayaan

kecil dari α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa kepada pihak fiskus dan sikap love of money

ada pengaruh yang signifikan antara variabel terhadap tindakan tax evasion.Berdasarkan hasil

bebas terhadap variabel terikat secara simultan. uji hipotesis pada penelitian ini adalah :

Tabel 12 1. Keadilan Sistem secara parsial berpengaruh


negatif dan signifikan terhadap tindakan tax
Hasil Uji Statistik F (Simultan)
evasion.
2. Ketidakpercayaan kepada pihak fiskus 2. Bagi masyarakat diharapkan agar lebih
secara parsial berpengaruh dan signifikan peduli serta mengerti hak dan kewajiban
terhadap tindakan tax evasion. sebagai Wajib Pajak sehingga dapat
3. Sikap love of money secara parsial membayar pajak tepat waktu dan dapat
berpengaruh dan signifikan terhadap meningkatkan penerimaan pajak khususnya
tindakan tax evasion. Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
4. Keadilan sistem, ketidakpercayaan kepada Diharapkan dengan semakin tinggi
pihak fiskus dan sikap love of kesadaran masyarakat membayar pajak,
moneyberpengaruh simultan dan signifikan maka kecenderungan untuk melakukan
terhadap tindakan tax evasion. pelanggaran dan tindakan tax evasion
5.1.2. Keterbatasan Penelitian semakin rendah.
Keterbatasan dalam penelitian ini antara 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk
lain: memperbanyak serta memperluas wilayah
1. Dikarenakan peneliti dan wajib pajak yang sampel penelitian, sehingga hasil penelitian
diteliti bekerja, peneliti sedikit kesulitan lebih dapat digeneralisasi.
untuk mengatur waktu menyebarkan
kuesioner karena tidak memiliki waktu DAFTAR PUSTAKA
yang memadai. Ardyaksa, Kusuma, Theo dan Kiswanto, 2014.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada wajib Pengaruh Keadilan, Tarif Pajak,

pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Ketepatan Pengalokasian, Kecurangan,


Teknologi dan Informasi Perpajakan
Pelayanan Pajak Pratama Ciawi.
Terhadap Tax Evasion. Fakultas Ekonomi,
5.1.3. Saran
Universitas Semarang.
Adapun beberapa saran yang dapat
Basri, Mutia, Yesi, 2015. Pengaruh Gender,
diberikan adalah sebagai berikut :
Religiusitas, dan Sikap Love Of Money
1. Bagi pihak KPP Pratama Ciawi, disarankan Pada Persepsi Etika Penggelapan Pajak
agar dapat mengadakan kegiatan untuk Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Ilmiah
meningkatkan keadilan sistem, Akuntansi dan Bisnis.Vol.10 No.1.Fakultas
ketidakpercayaan kepada pihak fiksus dan Ekonomi, Universitas Riau.
sikap love of money dengan melakukan Friskianti, Yossi, dan Handayani, Dwi, Bestari,

sosialisasi ataupun penyuluhan serta Fakultas 2014. Pengaruh Self Assesment


System, Keadilan, Teknologi Perpajakan,
melakukan pengawasan terhadap wajib
dan Ketidakpercayaan Kepada Pihak
pajak. Hal tersebut bertujuan agar Wajib
Fiskus Terhadap Tindakan Tax
Pajak taat dalam melakukan kewajiban
Evasion.Jurnal Analisis Akuntansi. Vol.3
perpajakannya.
No.4.Fakultas Ekonomi, Universitas
Semarang.
Hafizhah, Ihsanul, 2016. Pengaruh Etika Uang
(Money Ethics) Terhadap Kecurangan
Pajak (Tax Evasion) dengan Religiusitas
Gender, dan Materialisme sebagai
Variabel Moderasi. JOM FEKON, Vol.3
No.1. Fakultas Ekonomi, Universitas Riau.
Rosianti, Camelia, dan Mangoting, Yenni, 2013.
Pengaruh Money Ethic Terhadap Tax
Evasion dengan Intrinsic dan Ekstrinsic
Religiosity Sebagai Variabel
Moderating. Tax & Accounting
Review.Vol.4 No.1. Fakultas Ekonomi,
Universitas Kristen Petra.
Sari, Maya, Trias. 2015. Pengaruh Keadilan, Self
Assesment System, Diskriminasi,
Pemahaman Perpajakan, Pelayanan
Aparat Pajak, dan Kemungkinan
Terdeteksi Kecurangan Terhadap
Tindakan Tax Evasion. Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai