Laporan Tugas Besar Si-3231 Rekayasa Irigasi: Bab I Pendahuluan
Laporan Tugas Besar Si-3231 Rekayasa Irigasi: Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Daerah tinjauan pada laporan tugas besar ini adalah untuk melakukan
perencanaan daerah Irigasi dan pembangunan Irigasi dengan menggunakan
ruang lingkup penulisan laporan yang meliputi:
1. Perencanaan Saluran Irigasi
Saluran yang direncanakan adalah saluran Primer, Sekunder dan
Tersier.
2. Perencanaan petak daerah Irigasi
Perencanaan petak yang dimaksud adalah perencanaan luas dan batas
petak.
3. Perhitungan dimensi saluran dan tinggi muka air.
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 2
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 3
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 4
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 5
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
Dalam perkembangannya sampai saat ini, ada 4 jenis iasl irigasi yang
biasa digunakan.Keempat iasl irigasi itu adalah sebagai berikut :
1. Irigasi Gravitasi
Sistem ini memanfaatkan efek dari gravitasi untuk mengalirkan
air.Bentuk rekayasa ini tidak memerlukan tambahan iasl untuk
mengalirkan air sampah ke petak sawah.
2. Irigasi Bawah Tanah
Tanah akan dialiri dibawah permukaannya. Saluran yang ada disisi
petak sawah akan mengalirkan air melalui pori-pori tanah. Sehingga
air akan sampai ke akar tanaman.
3. Irigasi Siraman
Air akan disemprotkan ke petak sawah melalui jaringan pipa dengan
bantuan pompa air. Penggunaan air akan lebih efektif dan efisien
karena dapat dikontrol dengan sangat mudah.
4. Irigasi Tetesan
Sistem ini mirip dengan irigasi siraman. Hanya saja air akan langsung
diteteskan atau disemprotkan ke bagian akar. Pompa air dibutuhkan
untuk mengalirkan air.
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 6
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 7
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
Petak irigasi adalah petak sawah atau daerah yang akan dialiri dari suatu
sumber air, baik waduk maupun langsung dari satu atau beberapa sungai
melalui bangunan pengambilan bebas. Petak irigasi dibagi 3 (tiga) jenis,
yaitu sebagai berikut:
a. Petak Tersier
Petak ini menerima air yang disadap dari saluran tersier.Karena luasnya
yang tergolong kecil maka petak ini menjadi tanggung jawab individu
untuk eksploitasinya.Idealnya daerah yang ditanami berkisar 50-100
Ha.Jika luas petak lebih dari itu dikhawatirkan pembagian air menjadi
tidak efisien. Petak tersier dapat dibagi menjadi petak kuarter, masing-
masing
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 8
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
seluas 8-15 Ha. Dimana bentuk dari tiap petak kuarter adalah bujur
sangkar atau segi empat.Petak tersier haruslah juga berbatasan dengan
petak sekunder.Yang harus dihindari adalah petak tersier yang berbatasan
langsung dengan saluran irigasi primer.Selain itu disarankan panjang
saluran tersier tidak lebih dari 1500 m.
b. Petak Sekunder
Petak sekunder adalah petak yang terdiri dari beberapa petak tersier yang
berhubungan langsung dengan saluran sekunder.Petak sekunder
mendapatkan airnya dari saluran primer yang airnya dibagi oleh
bangunan bagi dan dilanjutkan oleh saluran sekunder.Batas sekunder
pada umumnya berupa saluran drainase.Luas petak sekunder
berbedabeda tergantung dari kondisi topografi.
c. Petak Primer
Petak primer merupakan gabungan dari beberapa petak sekunder yang
dialiri oleh satu saluran primer.Dimana saluran primer menyadap air dari
sumber air utama.Apabila saluran primer melewati daerah garis tinggi
maka seluruh daerah yang berdekatan langsung dilayani saluran primer.
Dalam mengalirkan dan mengeluarkan air iasl dari petak sawah dibutuhkan
suatu saluran irigasi. Saluran pembawa itu dibagi menjadi 2 (dua) jenis
berdasarkan fungsinya, saluran pembawa yang membawa air masuk ke
petak sawah dan saluran pembuang yang akan mengalirkan kelebihan air
dari petak-petak sawah.
a. Saluran Pembawa
Berfungsi untuk mengairi sawah dengan mengalirkan air dari daerah
yang disadap.Berdasarkan hierarki saluran pembawa dibagi menjadi
3(tiga),yaitu:
1. Saluran Primer
Saluran ini merupakan saluran pertama yang menyadap air dari
sumbernya.Dan selanjutnya dibagikan kepada saluran sekunder yang
ada.Saluran ini dapat menyadap dari sungai, waduk, atau
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 9
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
1. Bangunan Utama
a. Bangunan bagi adalah bangunan yang terletak di saluran utama yang
membagi air ke saluran sekunder atau tersier. Dan juga dari saluran
sekunder ke tersier. Bangunan ini dengan akurat menghitung dan
mengatur air yang akan dibagi ke saluran-saluran lainnya
b. Bangunan sadap adalah bangunan yang terletak di saluran primer
ataupun sekunder yang member air ke saluran tersier
c. Bangunan bagi-sadap adalah bangunan bagi yang juga bangunan
sadap. Bangunan ini merupakan kombinasi keduanya.
2. Bangunan Pelengkap
a. Bangunan pengatur
Bangunan atau pintu pengatur akan berfungsi mengatur taraf muka air
yang melaluinya di tempat-tempat dimana terletak bangunan sadap
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 10
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
Q= .................................. ........................
..........(2.1)
b. Rumus Strickler
V= k ...........
..........................................................(2.2)
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 11
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
Keterangan :
V = Kecepatan aliran
R = Jari-jari hidraulik
S = Kemiringan saluran
K = Koefisien saluran
c. V (Kecepatan aliran)
Didapat berdasarkan Kriteria Perencanaan 03
d. A (Luas Penampang Basah)
A= ............................................................................(2.3)
e. Kemiringan Talud (m)
Didapat berdasarkan Kriteria Perencanaan 03
f. Lebar dasar saluran (b)
b=nxh .............................................................................(2.4)
g. Checking Luas (Luas dasar Rencana) (A’)
A’ = h (b + m h) ............................................................................(2.5)
h. Keliling basah Penampang (P)
P=b+2h
...........................................................................(2.6)
i. Jari – Jari Hidrolis I
R= .............................................................................(2.7)
j. Koefisien Strickler (K)
Diperoleh melalui ias di Kriteria Perencanaan 03
k. Kemiringan Dasar Saluran (I)
I= ............................................................................(2.8)
l. Tinggi Jagaan (W)
Didapat melalui ias di Kriteria Perencanaan 03
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 12
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 13
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 14
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 15
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 16
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
air pada masa penyiapan lahan dan kebutuhan air pada masa tanam.
Penjelasannya sebagai berikut :
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 17
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 18
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
Pemberian nama pada daerah, petak, bangunan dan saluran irigasi haruslah
jelas, pendek, dan tidak multitafsir. Nama-nama dipilih sedemekian
sehingga jika ada penambahan bangunan baru tidak perlu untuk mengganti
nama yang telah diberikan.
1. Daerah Irigasi
Nama yang diberikan sebaiknya menggunakan nama daerah atau desa
terdekat dengan bangunan air atau dapat juga menggunakan nama sungai
yang airnya disadap. Akan tetapi ketika sumber air yang disadap lebih
dari satu maka sebaiknya menggunakan nama daerah.
2. Jaringan Irigasi Utama
Saluran primer sebaiknya dinamai dengan nama daerah irigasi yang
dilayani. Saluran sekunder menggunakan nama desa yang dialiri airnya.
Petak sekunder sebaiknya menggunakan nama saluran sekunder.
3. Jaringan Irigasi Tersier
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 19
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
Didalam petak tersier diberi kotak dengan ukuran 4cm x 1,25 cm. Dalam
kotak ini diberi kode dari saluran mana petak itu mendapat air. Arah
saluran tersier kanan atau kiri dari bangunan sadap melihat aliran
air.Kotak dibagi 2, atas dan bawah.Bagian atas dibagi kanan dan kiri.
Bagian kiri menunjukan luas petak (Ha) dan bagian kanan menunjukan
besar debit (l/dtk) untuk menentukan dimensi saluran tersier.
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 20
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
BAB III
DATA PERENCANAAN
3.1 Evapotranspirasi
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 21
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 23
21116104
LAPORAN TUGAS BESAR
SI-3231 REKAYASA IRIGASI
Rs =(0,25+0,5.n/N)
Ra = Radiasi gelombang pendek, dimana Ra = Radiasi Extra
Teresterial (mm/hari)
n/N = Rasio lama penyinaran
N = Lama penyinaran maksimum
Rns = Rs.(1-α) = Radiasi netto gelombang pendek, dimana α = 0,25
F(T) = σ. T4 = Fungsi Temperatur
F(ed) = 0,33-0,44.(ed).0,5 = Fungsi tekanan uap nyata
F(n/N) = 0,1 + 0,9.n/N = Fungsi rasio lama penyinaran
Rnl = f(T).f(ed).f(n/N) = Radiasi netto gelombang panjang
Rn = Rns – RnI = Radiasi netto
terkait dalam budidaya padi dan palawija. Sesuai dengan pola tanam yang
akan diterapkan di wilayah pekerjaan, maka kebutuhan air irigasi dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut :
NFR untuk padi (WRD)
NFR = Etc + P – Re + WLR.....................................................................(3.2)
Dimana :
NFR = Kebutuhan air irigasi di sawah
Etc = Penggunaan Konsumtif (mm/hari)
P = Kehilangan air akibat perkolasi (mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari)
WLR = Pengganti lapisan air (mm/hari)
AGNES SONIA
LISRIYANI PURBA 25
21116104