Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRATIKUM FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI

“Pengaruh Induktor dan Inhibitor terhadap Efek Farmakologi”

Nama : Ignatia Alifra

NIM : 1041911074

Kelompok :I

Tanggal Praktikum : 26 Februari 2020

PROGAM STUDI S1 FARMASI

STIFAR “YAYASAN PHARMASI SEMARANG”

2021
PERCOBAAN II

PENGARUH INDUKTOR DAN INHIBITOR TERHADAP EFEK FARMAKOLOGI

A. TUJUAN
Mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap enzim
pemetabolisme obat dengan mengukur efek farmakologinya.
B. DASAR TEORI
Metabolisme obat atau sering disebut biotransformasi ialah, proses perubahan
struktur kimia obat yang trjadi didalam tubuh dan dikatalis oleh enzim.
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang non-polar (larut lemak)
menjadi polar (larut air) agar dapat diekstraksi melalui ginjal atau empedu. Dengan
perubahan ini obat aktif diubah menjadi in-aktif, tapi sebagian berubah menjadi lebik
aktif, kurang aktif atau menjadi toksik ( Farmakologi dan terapi edisi revisi V,2008)
Faktor faktor yang mempengaruhi metabolisme obat antara lain :
a) Faktor genetik atau keturunan perbedaan individu pada proses metabolisme
sejumlah obat kadang - kadang terjadi dalam system kehidupan. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor genetic atau keturunan ikut berperan terhadap
adanya perbedaan kecepatan metabolisme obat.
b) Perbedaan spesies dan galur Pengaruh perbedaan spesies dan galur terhadap
metabolism obat yaitu pada tipe reaksi metabolik atau perbedaan kualitatif dan
pada kecepatan metabolisme atau perbedaan kuantitatif.
c) Perbedaan jenis kelamin Pada beberapa spesies binatang menunjukkan ada
pengaruh jenis kelamin terhadap kecepatan metabolisme obat.Studi efek
hormon androgen, seperti testosteron pada sistem mikrosom hati menunjukkan
bahwa rangsangan enzim oksidasi pada tikus jantan ternyata berhubungan
dengan aktivitas anabolik dan tidak berhubungan dengan efek androgenik.
d) Perbedaan umur Berhubungan dengan keterbatasan jumlah enzim mikrosom
hati.
e) Penghambatan enzim metabolisme
Pemberian secara terlebih dahulu atau secara bersama sama suatu senyawa
yang menghambat kerja enzim enzim metabolisme dapat meningkatkan
intensitas efek obat, memperpanjang masa kerja obat dan kemungkinan juga
meningkatkan efek samping dan toksisitas.
f) Induksi enzim metabolisme
Banyak xenobiotika (dan dengan demikian juga obat), khususnya senyawa-
senyawa yang larut baik dalam lemak dengan masa kontak dalam hati yang
lama, mampu menginduksi peningkatan pembentukan enzim-enzim yang
terlibat pada biotransfor- masi. Karena itu disebut sebagai induktor (enzim)
dan dibedakan menurut enzim yang diinduksi :
 Jenis fenobarbital dan
 Jenis metilkolantren.
Induktor jenis fenobarbital, yang sangat penting untuk metabolisme bahan obat,
menaikkan proliferasi retikulum endoplasma dan dengan demikian bekerja
menaikkan dengan jelas bobot hati. Induksi menyangkut terutama sitokrom P-450, di
samping itu, antara lain, glukuroniltransferase, glutationtransferase dan
epoksidahidrolase lebih banyak dibentuk. Induksi terjadi relatif cepat dalam waktu
beberapa hari.
Sebagai akibat induksi enzim, maka kapasitas penguraian dan dengan
demikian laju biotransformasi meningkat. Peningkatan biotransformasi tidak hanya
pada induktor enzim melainkan juga obat-obat lain, bahan khasiat tubuh sendiri
(misalnya hormon steroid) atau senyawa esensial (misalnya vitamin D). Waktu
paruh biologi semua senyawa inidengan demikian dipersingkat. Apabila induktor
dihentikan, kapasitas penguraian dalam waktu beberapa hari sampai beberapa
minggu menurun sampai pada tingkat asalnya.

Obat lain banyak dirusak di hati meskipun setiap jaringan mempunyai


kesanggupan untuk memetabolisme obat. Kebanyakan biotransformasi metabolik
obat terjadi pada titik tertentu antara absorpsi obat kedalam sirkulasi sistemik dan
pembuangan melalui ginjal. Sejumlah kecil transformasi terjadi didalam usus atau
dinding usus. Umumnya semua reaksi ini dapat dimasukkan ke dalam dua kategori
umum, yaitu fase 1 dan fase 2 (Anief, 2002)

Jalur metabolisme obat oleh enzim hepar :

1. Reaksi fase 1 :
a. Oksidasi : hidrolisis, dealkilasi, pebentukkan oksida, desulfurasi, dehalogenasi,
dan deaminasi.
b. Reduksi : aldehida, azo, dan nitro
c. Hidrolisis : deesterifikasi.
2. Reaksi fase 2 :
a. Konjugasi glukoronida.
b. Asilasi (termasuk asetilasi)
c. Metilasi.
d. Pembentukan asam merkapturat.
e. Konjugasi sulfat.
(Modul Farmakologi-Toksikologi 2021 : 30)

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat dan Bahan
1. Inductor enzim : Phenobarbital
2. Inhibitor enzim : Ranitidin
3. Jarum suntik oral (ujung tumpul)
4. Stop watch
b. Hewan uji : mencit
D. SKEMA KERJA

15 mencit ditimbang dibagi ke dalam 3 kelompok


besar. Masing- maing kelompok akan
mendapatkan 5 ekor mencit

Induktor Kontrol Inhibit


or

Mencit dihitung volume pemberian (VP) untuk


masing-masing individu sesuai berat badan

Induktor Inhibitor

Dikerjakan 3 hari sebelum hari H. Dikerjakan pada hari H satu jam


dimana mencit diinjeksikan
secaraintraperitoneal phenobarbital sebelum praktikum. Mencit
80mg/kgBB selama 3 hari berturut- diinjeksikan secara
turut tiap 24 jam (disuntikkan diwaktu
yang sama ) intraperitoneal ranitidin

diwaktu yang sama)

Tiga kelompok diinjeksikan secara intraperitoneal


phenobarbital

Mencit diamati lama waktu sampai terjadinya hypnosis


serta lama
E. DATA PENGAMATAN

Dosis pemberian Phenobarbital 80 mg/kg BB, secara intraperitoneal (i.p)


Etiket Phenobarbital Sodium Inj: 100 mg/ml
Pra Perlakuan
1. Kelompok Induksi = Injeksi Peritoneal Phenobarbital 80 mg/kgBB 3 hari berturut,
tiap 24 jam
2. Kelompok Inhibisi = Injeksi Peritoneal Ranitidin 80 mg/kgBB 1 jam sebelum
perlakuan
Perlakuan =
Injeksi Peritoneal Phenobarbital 80 mg/kgBB
Data yang diperoleh =

Jam
BB
Kelompok No Pemberian Hilang Kembali
(gram)
Kesadaran Sadar
Kontrol 1 20 07.00 07.45 17.30
2 23 07.01 07.48 16.50
3 22 07.02 07.59 17.15
4 22 07.03 08.10 17.02
5 24 07.04 07.50 16.30
Induksi 1 24 07.05 08.05 13.25
2 26 07.06 08.15 13.44
3 26 07.07 07.55 12.58
4 28 07.08 08.10 13.21
5 22 07.09 08.05 13.42
6 30 07.10 07.58 13.35
7 26 07.11 08.03 13.27
8 32 07.12 08.07 13.10
9 30 07.13 08.12 14.05
10 30 07.14 08.30 14.18
Inhibisi 1 27 08.00 09.15 22.02
2 28 08.01 08.50 21.05
3 24 08.02 08.48 20.08
4 26 08.03 08.59 22.10
5 21 08.04 09.11 20.15
6 24 08.05 09.00 19.30
7 24 08.06 09.03 19.45
8 22 08.07 09.15 22.08
9 27 08.08 09.17 20.09
10 20 08.09 09.13 21.30

Kontrol Induksi Induksi Inhibitor Inhibitor Bobot


kelompok I kelompok II kelompok Kelompok Kelompok Hewan Uji
IV III V
44 20 20 83 86 25
40 22 22 85 80 20
43 23 21 86 82 23
41 21 20 80 80 22
45 25 23 81 83 21

 DURASI

Kontrol kelompok I Induksi kelompok II Inhibisi kelompok IV


219 232 459
322 230 453
111 230 425
F. PERHITUNGAN
KELOMPOK KONTROL
Phenobarbital = 80 mg/kgBB
- Mencit no. 1
Bobot 20 gram
20 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,6 mg
1,6 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,16 ml~ 0,2 ml

- Mencit no. 2
Bobot 23 gram
23 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,84 mg
1,84 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,184 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 3
Bobot 22 gram
22 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,76 mg
1,76 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,176 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 4
Bobot 22 gram
22 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,76
1,76 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,176 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 5
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml

• KELOMPOK INDUKSI
- Mencit no. 1
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 2
Bobot 26 gram
26 ����
Dosis = 1000 ����
x 80 mg = 2,08 mg
2,08 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,208 ml ~ 0,1 ml

- Mencit no. 3
Bobot 26 gram
26 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,08 mg
2,08 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,208 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 4
Bobot 28 gram
28 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,24 mg
2,24 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,224 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 5
Bobot 22 gram
22 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,76 mg
1,76 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,176 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 6
Bobot 30 gram
30 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,4 mg
2,4 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,24 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 7
Bobot 26 gram
26 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,08 mg
2,08 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,208 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 8
Bobot 32 gram
32 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,56 mg
2,56 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,256 ml ~ 0,3 ml
- Mencit no. 9
Bobot 30 gram
30 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,4 mg
2,4 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,24 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 10
Bobot 30 gram
30 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,4 mg
2,4 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,24 ml ~ 0,2 ml

• KELOMPOK INHIBISI
- Mencit no. 1
Bobot 27 gram
27 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,16
2,16 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,216 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 2
Bobot 28 gram
28 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,24 mg
2,24 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,224 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 3
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 4
Bobot 26 gram
26 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,08 mg
2,08 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,208 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 5
Bobot 21 gram
21 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,68 mg
1,68 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,168 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 6
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 7
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 8
Bobot 22 gram
22 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,76 mg
1,76 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,176 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 9
Bobot 27 gram
27 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,16 mg
2,16 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,216 ml ~ 0,2 ml

- Mencit no. 10
Bobot 20 gram
20 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,6 mg
1,6 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,16 ml ~ 0,2 ml
• UJI ANAVA 1 JALAN TERHADAP ONSET
Kontrol Induksi Induksi Inhibitor Inhibitor Bobot
Kelompok I kelompok II kelompok kelompok kelompok V Hewan Uji
IV III

44 20 20 83 86 25
40 22 22 85 80 20
43 23 21 86 82 23
41 21 20 80 80 22
45 25 23 81 83 21

� = 213 � = 111 � = 106 � = 415 � = 411 � = 111


�2 =9091 �2 = 2479 �2= 2254 �2 =34471 �2 =33809 �2 =2479
n=5 n=5 n=5 n=5 n=5 n=5
� = 42,6 � = 22,2 � = 21,2 � = 83 � = 82,2 � = 22,2

- �� = 1367
- �2 � = 84583
- N = 30
- k =6
( �� )2
- ��� = �2 � - �
(1367)2
= 84583 – 30

= 22293,3667

(213)2 (111)2 (106)2 (415)2 (411)2 (111)2 (1367)2


- ���� = 5
+ 5
+ 5
+ 5
+ 5
+ 5
- 30

= 22188,9667

- ���� = ��� - ����


= 22293,3667 – 22188,9667 = 104,4
���� 22188,9667
- ����� = �−1
= 5
= 4437,79334
���� 104,4
- ����� = �−�
= 24
= 4,35
��� 4437,79334
- F hitung = ��� �� = 4,35
= 1020,1824
��
- dk pembilang = k – 1 = 6 – 1 = 5
- dk penyebut = N - k = 30 – 6 = 24
2,6207

3,8951

Kesimpulan F hitung (1020,1824) > F tabel (2,6207), jadi ada perbedaan onset pada
setiap perlakuan.

 Uji Perbedaan dengan Pasca Anava


a. Kontrol kelompok I vs Induksi kelompok II
����� ����� 4,35 4.35
- � ������� ��� �
+ � ������� ��� �� = 5
+ 5
= 1,782
42,6−22,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 232,2321

- F’ tabel = 5 x 2,6207 = 13,1035


- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan
b. Kontrol kelompok I vs Induksi kelompok IV
42,6−21,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 255,5580

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


c. Kontrol kelompok I vs Inhibitor kelompok III
42,6−83 2
- F hitung (2) = 1,792
= 910,8036

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


d. Kontrol kelompok I vs Inhibitor kelompok V
42,6−82,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 875,0893

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


e. Kontrol kelompok I vs Bobot Hewan Uji
42,6−22,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 232,2321

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


f. Induksi kelompok II vs Induksi kelompok IV
22,2−21,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 0,5580

- F hitung (2) < F’ tabel berarti Tidak Signifikan


g. Induksi kelompok II vs Inhibitor kelompok III
22,2−83 2
- F hitung (2) = 1,792
= 2062,8571

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


h. Induksi kelompok II vs Inhibitor kelompok V
22,2−82,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 2008,9286

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


i. Inhibitor kelompok III vs Induksi kelompok IV
83−21,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 2131,2723

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


j. Inhibitor kelompok III vs Inhibitor kelompok V
83−81,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 0,3571

- F hitung (2) < F’ tabel berarti Tidak Signifikan


k. Inhibitor kelompok III vs Bobot Hewan Uji
83−22,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 2062,8571

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


l. Induksi kelompok IV vs Inhibitor kelompok V
21,2−82,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 2076,4509

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


m. Induksi kelompok IV vs BobotHewan Uji
21,2−22,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 0,5580

- F hitung (2) > F’ tabel berarti Tidak Signifikan


n. Inhibitor kelompok V vs Bobot Hewan Uji
82,2−82,2 2
- F hitung (2) = 1,792
= 2008,9286

- F hitung (2) > F’ tabel berarti berbeda Signifikan


Kontrol kelompok I vs Induksi kelompok II Signifikan

Kontrol kelompok I vs Induksi kelompok IV Signifikan

Kontrol kelompok I vs Inhibitor kelompok III Signifikan

Kontrol kelompok I vs Inhibitor kelompok V Signifikan


Kontrol kelompok I vs Bobot Hewan Uji Signifikan

Induksi kelompok II vs Induksi kelompok IV Tidak Signifikan

Induksi kelompok II vs Inhibitor kelompok III Signifikan

Induksi kelompok II vs Inhibitor kelompok V Signifikan

Inhibitor kelompok III vs Induksi kelompok IV Signifikan

Inhibitor kelompok III vs Inhibitor kelompok V Tidak Signifikan

Inhibitor kelompok III vs Bobot Hewan Uji Signifikan

Induksi kelompok IV vs Inhibitor kelompok V Signifikan

Induksi kelompok IV vs BobotHewan Uji Tidak Signifikan

Inhibitor kelompok V vs Bobot Hewan Uji Signifikan

• UJI ANOVA 1 JALAN TERHADAP DURASI


Kontrol kelompok I Induksi kelompok II Inhibisi kelompok IV

219 232 459

322 230 453

111 230 425

� = 652 � = 692 � = 1337


�2 = 163966 �2 = 159624 �2 = 596515
n=3 n=3 n=3

� = 217,33 � = 230,67 � = 445,67

- �� = 2681
- �2 � = 920105
- N =9
- k =3
( �� )2
- ��� = �2 � - �
(2681)2
= 920105 – 9

= 121464,8889

(652)2 (692)2 (1337)2 (2681)2


- ���� = 3
+ 3
+ 3
– 9

= 98538,88889

- ���� = ��� - ����


=21464,8889 – 98538,88889 = 22926,00001

���� 98538,88889
- ����� = �−1
= 2
= 49269,4445
���� 22926,00001
- ����� = �−�
= 6
= 3821,000017
��� 49269,4445
- F hitung = ��� �� = 3821,000017 = 12,8944
��

- dk pembilang = k – 1 = 3 – 1 = 4
- dk penyebut = N - k = 9 – 3 = 6
5,1433

G. PEMBAHASAN

Pada percobaan 2 kali ini, praktikum mempelajari tentang pengaruh


induktor dan inhibitor terhadap efek farmakologi. Tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah untuk mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia
terhadap enzim pemetabolisme obat dengan mengukur efek farmakologinya.
Pada percobaan kali ini menggunakan hewan uji mencit yang diberikan obat
phenobarbital dengan dosis 80,g/kgBB dan cara pemberiannya secara
intraperitoneal yang diinjeksikan pada abdomen yang harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak mengenai hati mencit.
Tujuan metabolism obat adalah menguba obat non polar ( larut lemak)
menjadi polar ( larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan
perubahan ini obat aktif umumnya diubah menjadi inaktif tapi sebagian berubah
menjadi lebih aktif atau menjadi toksik. (syafir amir ,dkk,1995)
Reaksi metabolisme yang terpenting adalah oksidasi oleh enzim cytochrome
P450 yang disebut juga enzim monooksigenase atau MFO (Mixed Fungsion Oxidase)
dalam endoplasmic reticulum (mikrosom) hati. Interaksi dalam metabolisme obat
berupa induksi atau inhibisi enzim metabolisme, terutama enzim CYP (Mardjono,
Mahar. 2007)
Kelompok inductor memiliki durasi lebih singkat dibandingkan dengan
control. Hal ini disebabkan oleh induksi phenobarbital 3 hari sebelumnya.
Penggunaan phenobarbital selama 3 hari berturut-turut dapat meningkatkan aktivitas
enzim metabolisme, sehingga proses perombakan obat menjadi senyawa inaktif lebih
cepat. Obat dalam bentuk aktif semakin menurun sehingga durasi yang ditimbulkan
semakin cepat.
Kelompok inhibitor memiliki durasi kebih pendek dari control. Seharusnya
durasi untuk kelompok inhibitor lebih lama dari control. Karena diberi perlakuan
induksi ranitidine 1 jam sebelum phenobarbital. Ranitidine dapat menghambat
aktivitas enzim metabolisme, sehingga proses metabolisme menjadi lambat dan
konsentrasi obat dalam darah banyak karena perombakan obat lambat. Hal ini dapat
menyebabkan efek yang lebih lama. Kemungkinan disebabkan dosis Ranitidin dan
jangka waktu pemberian Ranitidin belum efektif sebagai inhibitor, sehingga
penghambatan enzim pemetabolisme relatif masih sedikit, sehingga durasi obat lebih
pendek dari kel kontrol.
Dari data hasil uji pada onset F hitung > F Tabel maka dapat disismpulkan
bahwa ada perbedaaan pada onset.

H. KESIMPULAN
1. Induktor yang digunakan pada praktikum ini adalah phenobarbital
yang merupakan obat aktif pada saat diberikan dan dirubah inaktif setelah
dimetabolisme. Dan digunakan inhibitor yang digunakan adalah ranitidin
sebagai inhibitor yang akan bekerja menghambat enzim sitokrom P-450
2. .Durasi tidur mencit yang diinduksi dengan phenobarbital lebih singkat. hal
ini dikarenakan mencit sebelumnya telah diinduksi dengan dengan obat yang
sama, sehingga waktu induksi dapat meningkatkan enzim pemetabolisme
sehingga kadar zat aktif dari obat lebih sedikit daripada metabolitnya.
3. Durasi waktu tidur mencit yang pada inhibitor dengan pemberian ranitidin
lebih lama. Hal ini dipengaruhi oleh inductor yang dapat menghambat atau
menurunkan enzim pemetabolit sehingga kadar zat aktif obat pada plasma
lebih tinggi dibanding dengan metabolitnya
4. Pemberian induktor dan inhibitor secara bersamaan harus dihindari karena
dapat mempengaruhi bioavailabilitas suatu obat
5. Ada berbedaan signifikan pada onset berdasarkan pengaruh indikator dan
inhibitor terhadap efek farmakologi

I. DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana.2003.Obat-Obat Penting. Jakarta:
Gramedia.
2. Anief, Moch. 1990. Perjalanan dan Nasib Obat Dalam Tubuh. Jogjakarta:
Universitas Gadjah Mada Pers.
3. Anonim. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi V. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
4. Mycek, Mary.J, Harvey, dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2.
Jakarta : Widya medika
5. Mutschler Ernst. 1991. Dinamika Obat. Edisi 5. Penerjemah Mathilda B
Widianto, Anna Setiadi Ranti. ITB. Bandung. hal 193-7
6. Firly syah putra ,saebani ,Gatot Suharto, 2016. Jurnal Kedokteran
Diponegoro. Vol 5, nomor 4.

Semarang, 26 Februari 2021


Pembimbing Praktikan

Apt. Erna Prasetyaningrum, M. Sc. Ignatia Alifra


Apt. Arik Dian E.P., M.Si.

Anda mungkin juga menyukai