PRATIKUM FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI
NIM : 1041911074
Kelompok :I
2021
PERCOBAAN II
A. TUJUAN
Mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap enzim
pemetabolisme obat dengan mengukur efek farmakologinya.
B. DASAR TEORI
Metabolisme obat atau sering disebut biotransformasi ialah, proses perubahan
struktur kimia obat yang trjadi didalam tubuh dan dikatalis oleh enzim.
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang non-polar (larut lemak)
menjadi polar (larut air) agar dapat diekstraksi melalui ginjal atau empedu. Dengan
perubahan ini obat aktif diubah menjadi in-aktif, tapi sebagian berubah menjadi lebik
aktif, kurang aktif atau menjadi toksik ( Farmakologi dan terapi edisi revisi V,2008)
Faktor faktor yang mempengaruhi metabolisme obat antara lain :
a) Faktor genetik atau keturunan perbedaan individu pada proses metabolisme
sejumlah obat kadang - kadang terjadi dalam system kehidupan. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor genetic atau keturunan ikut berperan terhadap
adanya perbedaan kecepatan metabolisme obat.
b) Perbedaan spesies dan galur Pengaruh perbedaan spesies dan galur terhadap
metabolism obat yaitu pada tipe reaksi metabolik atau perbedaan kualitatif dan
pada kecepatan metabolisme atau perbedaan kuantitatif.
c) Perbedaan jenis kelamin Pada beberapa spesies binatang menunjukkan ada
pengaruh jenis kelamin terhadap kecepatan metabolisme obat.Studi efek
hormon androgen, seperti testosteron pada sistem mikrosom hati menunjukkan
bahwa rangsangan enzim oksidasi pada tikus jantan ternyata berhubungan
dengan aktivitas anabolik dan tidak berhubungan dengan efek androgenik.
d) Perbedaan umur Berhubungan dengan keterbatasan jumlah enzim mikrosom
hati.
e) Penghambatan enzim metabolisme
Pemberian secara terlebih dahulu atau secara bersama sama suatu senyawa
yang menghambat kerja enzim enzim metabolisme dapat meningkatkan
intensitas efek obat, memperpanjang masa kerja obat dan kemungkinan juga
meningkatkan efek samping dan toksisitas.
f) Induksi enzim metabolisme
Banyak xenobiotika (dan dengan demikian juga obat), khususnya senyawa-
senyawa yang larut baik dalam lemak dengan masa kontak dalam hati yang
lama, mampu menginduksi peningkatan pembentukan enzim-enzim yang
terlibat pada biotransfor- masi. Karena itu disebut sebagai induktor (enzim)
dan dibedakan menurut enzim yang diinduksi :
Jenis fenobarbital dan
Jenis metilkolantren.
Induktor jenis fenobarbital, yang sangat penting untuk metabolisme bahan obat,
menaikkan proliferasi retikulum endoplasma dan dengan demikian bekerja
menaikkan dengan jelas bobot hati. Induksi menyangkut terutama sitokrom P-450, di
samping itu, antara lain, glukuroniltransferase, glutationtransferase dan
epoksidahidrolase lebih banyak dibentuk. Induksi terjadi relatif cepat dalam waktu
beberapa hari.
Sebagai akibat induksi enzim, maka kapasitas penguraian dan dengan
demikian laju biotransformasi meningkat. Peningkatan biotransformasi tidak hanya
pada induktor enzim melainkan juga obat-obat lain, bahan khasiat tubuh sendiri
(misalnya hormon steroid) atau senyawa esensial (misalnya vitamin D). Waktu
paruh biologi semua senyawa inidengan demikian dipersingkat. Apabila induktor
dihentikan, kapasitas penguraian dalam waktu beberapa hari sampai beberapa
minggu menurun sampai pada tingkat asalnya.
1. Reaksi fase 1 :
a. Oksidasi : hidrolisis, dealkilasi, pebentukkan oksida, desulfurasi, dehalogenasi,
dan deaminasi.
b. Reduksi : aldehida, azo, dan nitro
c. Hidrolisis : deesterifikasi.
2. Reaksi fase 2 :
a. Konjugasi glukoronida.
b. Asilasi (termasuk asetilasi)
c. Metilasi.
d. Pembentukan asam merkapturat.
e. Konjugasi sulfat.
(Modul Farmakologi-Toksikologi 2021 : 30)
Induktor Inhibitor
Jam
BB
Kelompok No Pemberian Hilang Kembali
(gram)
Kesadaran Sadar
Kontrol 1 20 07.00 07.45 17.30
2 23 07.01 07.48 16.50
3 22 07.02 07.59 17.15
4 22 07.03 08.10 17.02
5 24 07.04 07.50 16.30
Induksi 1 24 07.05 08.05 13.25
2 26 07.06 08.15 13.44
3 26 07.07 07.55 12.58
4 28 07.08 08.10 13.21
5 22 07.09 08.05 13.42
6 30 07.10 07.58 13.35
7 26 07.11 08.03 13.27
8 32 07.12 08.07 13.10
9 30 07.13 08.12 14.05
10 30 07.14 08.30 14.18
Inhibisi 1 27 08.00 09.15 22.02
2 28 08.01 08.50 21.05
3 24 08.02 08.48 20.08
4 26 08.03 08.59 22.10
5 21 08.04 09.11 20.15
6 24 08.05 09.00 19.30
7 24 08.06 09.03 19.45
8 22 08.07 09.15 22.08
9 27 08.08 09.17 20.09
10 20 08.09 09.13 21.30
DURASI
- Mencit no. 2
Bobot 23 gram
23 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,84 mg
1,84 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,184 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 3
Bobot 22 gram
22 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,76 mg
1,76 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,176 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 4
Bobot 22 gram
22 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,76
1,76 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,176 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 5
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml
• KELOMPOK INDUKSI
- Mencit no. 1
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 2
Bobot 26 gram
26 ����
Dosis = 1000 ����
x 80 mg = 2,08 mg
2,08 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,208 ml ~ 0,1 ml
- Mencit no. 3
Bobot 26 gram
26 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,08 mg
2,08 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,208 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 4
Bobot 28 gram
28 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,24 mg
2,24 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,224 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 5
Bobot 22 gram
22 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,76 mg
1,76 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,176 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 6
Bobot 30 gram
30 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,4 mg
2,4 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,24 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 7
Bobot 26 gram
26 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,08 mg
2,08 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,208 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 8
Bobot 32 gram
32 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,56 mg
2,56 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,256 ml ~ 0,3 ml
- Mencit no. 9
Bobot 30 gram
30 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,4 mg
2,4 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,24 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 10
Bobot 30 gram
30 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,4 mg
2,4 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,24 ml ~ 0,2 ml
• KELOMPOK INHIBISI
- Mencit no. 1
Bobot 27 gram
27 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,16
2,16 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,216 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 2
Bobot 28 gram
28 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,24 mg
2,24 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,224 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 3
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 4
Bobot 26 gram
26 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,08 mg
2,08 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,208 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 5
Bobot 21 gram
21 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,68 mg
1,68 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,168 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 6
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 7
Bobot 24 gram
24 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,92 mg
1,92 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,192 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 8
Bobot 22 gram
22 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,76 mg
1,76 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,176 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 9
Bobot 27 gram
27 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 2,16 mg
2,16 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,216 ml ~ 0,2 ml
- Mencit no. 10
Bobot 20 gram
20 ����
Dosis = 1000 ���� x 80 mg = 1,6 mg
1,6 ��
Vp = 10 ��/�� = 0,16 ml ~ 0,2 ml
• UJI ANAVA 1 JALAN TERHADAP ONSET
Kontrol Induksi Induksi Inhibitor Inhibitor Bobot
Kelompok I kelompok II kelompok kelompok kelompok V Hewan Uji
IV III
44 20 20 83 86 25
40 22 22 85 80 20
43 23 21 86 82 23
41 21 20 80 80 22
45 25 23 81 83 21
- �� = 1367
- �2 � = 84583
- N = 30
- k =6
( �� )2
- ��� = �2 � - �
(1367)2
= 84583 – 30
= 22293,3667
= 22188,9667
3,8951
Kesimpulan F hitung (1020,1824) > F tabel (2,6207), jadi ada perbedaan onset pada
setiap perlakuan.
- �� = 2681
- �2 � = 920105
- N =9
- k =3
( �� )2
- ��� = �2 � - �
(2681)2
= 920105 – 9
= 121464,8889
= 98538,88889
���� 98538,88889
- ����� = �−1
= 2
= 49269,4445
���� 22926,00001
- ����� = �−�
= 6
= 3821,000017
��� 49269,4445
- F hitung = ��� �� = 3821,000017 = 12,8944
��
- dk pembilang = k – 1 = 3 – 1 = 4
- dk penyebut = N - k = 9 – 3 = 6
5,1433
G. PEMBAHASAN
H. KESIMPULAN
1. Induktor yang digunakan pada praktikum ini adalah phenobarbital
yang merupakan obat aktif pada saat diberikan dan dirubah inaktif setelah
dimetabolisme. Dan digunakan inhibitor yang digunakan adalah ranitidin
sebagai inhibitor yang akan bekerja menghambat enzim sitokrom P-450
2. .Durasi tidur mencit yang diinduksi dengan phenobarbital lebih singkat. hal
ini dikarenakan mencit sebelumnya telah diinduksi dengan dengan obat yang
sama, sehingga waktu induksi dapat meningkatkan enzim pemetabolisme
sehingga kadar zat aktif dari obat lebih sedikit daripada metabolitnya.
3. Durasi waktu tidur mencit yang pada inhibitor dengan pemberian ranitidin
lebih lama. Hal ini dipengaruhi oleh inductor yang dapat menghambat atau
menurunkan enzim pemetabolit sehingga kadar zat aktif obat pada plasma
lebih tinggi dibanding dengan metabolitnya
4. Pemberian induktor dan inhibitor secara bersamaan harus dihindari karena
dapat mempengaruhi bioavailabilitas suatu obat
5. Ada berbedaan signifikan pada onset berdasarkan pengaruh indikator dan
inhibitor terhadap efek farmakologi
I. DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana.2003.Obat-Obat Penting. Jakarta:
Gramedia.
2. Anief, Moch. 1990. Perjalanan dan Nasib Obat Dalam Tubuh. Jogjakarta:
Universitas Gadjah Mada Pers.
3. Anonim. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi V. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
4. Mycek, Mary.J, Harvey, dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2.
Jakarta : Widya medika
5. Mutschler Ernst. 1991. Dinamika Obat. Edisi 5. Penerjemah Mathilda B
Widianto, Anna Setiadi Ranti. ITB. Bandung. hal 193-7
6. Firly syah putra ,saebani ,Gatot Suharto, 2016. Jurnal Kedokteran
Diponegoro. Vol 5, nomor 4.