M.hasan Ilyasa - Uas Fikih
M.hasan Ilyasa - Uas Fikih
Ditujukan sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Studi Fikih
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
NIM : 19620088
Kelas : Biologi D
JURUSAN BIOLOGI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
َّۡاس اِنَّا َخلَ ۡقٰن ُك مۡ ِّم ۡنذَ َك ٍر َّواُ ۡنثٰى َو َج َع ۡلٰن ُك مۡ ُشعُ ۡبوًا َّو َقبَٓا ِٕٕٮَل لَِت َع َارفُ ۡاو ؕ اِ َّن اَ ۡكَر َم ُك م
ُ يٰۤاَيُّ َها الن
ِع ۡنَد ال ٰلّ ِه اَ ۡت ٰق ُكٮمۡ ؕ اِ َّن ال ٰلّهَ َعلِ ۡي ٌم َخيِب ۡي
Artinya:
“Wahai manusia Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.”Qs. Al-Hujurat ayat 13.
Berdasarkan ayat diatas secara jelas Allah SWT menyampaikan bahwa manusia
diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal, yang dalam
tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Syu’ub berarti orang non-Arab, dan Qabā il adalah
orang Arab. Pendapat yang hampir sama juga dikemukaan oleh Imam At-Thabari dalam
tafsirnya yang mengatakan bahwa Syu’ub ditafsirkan sebagai keturunan jauh dan
Qabail adalah keturunan yang dekat (at-Thabari,2000).
3.1. Kesimpulan
Sebagai umat muslim yang berada ditengah tengah keberagaman sudah seharusnya
menumbuhkan kesadaran akan perbedaan harus disikapi seperti tubuh manusia yang
ketika salah satu bagiannya sakit yang lainnya akan ikut merasakan, disaat saudara
setanah air sedang tertimpa musibah ataupun permasalahan waijb untuk kita menolong
dan membantunya tanpa memandang suku, Ras, dan agama. Hal ini menunjukkan kita
juga melaksanakan apa yang terkandung pada semboyan Bhineka tunggal ika, dimana
kita tetap satu meskipun memiliki perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi
semboyan bangsa Indonesia, meskipun tidak lahir dari sebuah karya keislaman namun
jika dikaji lebih dalam ternyata memuat nilai-nilai yang terkandung dalam Islam.
Dimana Allah menunjukkan bahwa memang perbedaan merupakan sebuah fitrah dalam
islam. sehingga menyikapi perbedaan dengan bijak merupakan sebuah kewajiban bagi
umat Islam agar tidak menimbulkan konflik yang disebabkan perbedaan pandangan.
Umat Islam di Indonesia berperan penting dalam menjaga kebhinnekaan yang ada, hal
ini dapat dilihat dari berbagai peran umat Islam untuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Keberagaman merupakan sebuah rahmat Allah yang harus disyukuri,
sehingga kehidupan ini lebih berwarna dan Indah, dan inilah yang diajarkan agama
Islam untuk menciptakan negara yang aman damai dan tentram.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C. (2018). Islam Dan Kebhinekaan Di Indonesia: Peran Agama Dalam Merawat
Perbedaan. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 4(2), 1-18.
At-Thabari, Abu Ja’far. (2000) Jami’ul Bayān fī Ta’wīlil Qurān, Muassatur Risalah, Edisi
Maktabah Syamilah.
Ismail, Faisal. (2012), Republik Bhineka Tunggal Ika: Mengurai Isu -Isu Konflik,
Multikulturalisme, Agama dan Sosial Budaya, Jakarta:Puslitbang Kehidupan
Beragama.
Kansil, C.S.T. dan S.T Kansil, C. (2006). Modul Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.
Lestari, G. (2016). Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di Tengah
Kehidupan SARA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 28(1).
Sujanto, B. (2009) Pemahaman Kembali Makna Bhineka Tunggal Ika (Persaudaraan
dalam kemajemukan. Jakarta: Sagung Seto
Taher, Elza Peldi. (2011), Merayakan Kebebasan Beragama, Jakarta: Democracy Project