Anda di halaman 1dari 2

Upaya Peningkatan Kesehatan dengan Penyuluhan Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut di Kec.

Rantau Pulung

LatarBelakang
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak
dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Diabetes menjadi salah satu dari empat
penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Secara
global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan
108 juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat
hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa.
Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau obesitas.
Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi diabetes meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan
rendah dan menengah daripada di negara berpenghasilan tinggi. (WHO Global Report, 2016).
Selain penyakit kardiovaskuler, DM juga merupakan salah satu penyebab utama penyakit ginjal
dan kebutaan pada usia di bawah 65 tahun, dan juga amputasi (Marshall dan Flyvbjerg, 2006 dalam Hill,
2011). Dampak lain dari diabetes adalah mengurangi usia harapan hidup sebesar 5-10 tahun. Diabetes dan
komplikasinya membawa kerugian ekonomi yang besar bagi penderita diabetes dan keluarga mereka,
sistem kesehatan dan ekonomi nasional melalui biaya medis langsung, kehilangan pekerjaan dan
penghasilan. Pendekatan yang efektif sangat dibutuhkan untuk mencegah diabetes tipe 2 dan untuk
mencegah komplikasinya, seperti olahraga teratur, pola makan sehat, menghindari merokok, serta
mengontrol kadar lemak dan tekanan darah.

Permasalahan
Pemahaman masyarakat yang kurang mengenai DM seringkali menimbulkan permasalahan
antara lain: kadar gula darah yang tidak terkontrol, sulit mengendalikan faktor risiko DM, diit DM yang
tidak bisa terkendali, penyakit komplikasi yang mulai muncul dan hingga rujukan vertikal yang mungkin
dibutuhkan oleh pasien

Perencanaan dan pemilihan intervensi


Penyuluhan mengenai materi DM dapat dilakukan secara rutin untuk memberikan dan meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai DM, khususnya penderita DM usia lanjut. Kegiatan ini mendorong
peserta tersebut untuk mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 65% peserta terdaftar yang
berkunjung ke Puskesmas memiliki hasil ‘baik’ pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM tipe 2
sesuai panduan klinis sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Indikator
keberhasilannya adalah GDS terkendali <140 mg/dL. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memotivasi
peserta untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Dalam pelaksanaanya, penyuluhan ini
dirangkaikan dengan konsultasi medis/edukasi, pemeriksaan kesehatan dan gula darah, pemberian terapi
medis, senam bersama hingga memberikan rujukan dengan tepat.

Pelaksanaan
Adanya pandemi infeksi virus Covid-19 mengakibatkan rangkaian kegiatan ini tidak bisa dilakukan
dengan cara mengumpulkan peserta sekaligus. Kegiatan ini dialihkan dalam bentuk Home Care
khususnya pada pasien lanjut usia. Home Care dilaksanakan dengan target peserta 5-6 orang per hari
untuk dikunjungi ke rumah masing-masing setiap Senin-Kamis pada siang hari (13.00-selesai) dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan di era adapatasi baru, melakukan evaluasi kondisi penyakit DM
peserta, pemeriksaan gula darah, pemberian obat selama 1 bulan dan pemberian rujukan interval jika
diperlukan serta konseling/monitoring gizi pada peserta yang tidak terkendali dengan obat.

Monitoring
Kekuatan:
1. Pelayanan dilakukan lengkap yaitu melalui pendataan, pemantauan gula darah peserta setiap
bulan, pelayanan konseling penyakit dan gizi jika diperlukan, pemberian obat cukup 1 bulan kepada
peserta sehingga pasien tidak perlu bolak balik ke Puskesmas.
2. Peserta terdaftar cukup antusias dalam kegiatan ini sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Kelemahan:
1. Akibat pandemic Covid-19 sehingga ada kegiatan yang harus dilakukan tidak dapat dilakukan
seperti kegiatan senam bersama.
2. Masih banyak peserta yang gula darahnya belum terkendali dengan baik walaupun sudah
dilakukan tata laksana baik dengan nonfarmakologi maupun farmakologi.
Tantangan
1. Keterbatasan pemahaman pasien atas konseling yang diberikan dikarenakan pasien adalah lansia

Anda mungkin juga menyukai