Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dosen pembimbing: Dr. Agung Kesna M., M.Kes

Disusun oleh:

MUCHAMMAD RIZAL AL ANNUR (193004)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


STKIP PGRI JOMBANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….....I

KATA PENGATAR…………………………………………………………………..…II

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
C. Tujuan……………………………………………………………………………..
D. Manfaat…………………………………………………………………………....
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….
A. Penjelasan Kekerasan yang terjadi di dalam pendidikan belajar dan pembelajaran.
B. Solusi dan cara penyelesaian kekerasan dalam suatu pendidikan. ………………..
C. Tinjauan Teori
D. Analsisi dari rumusan masalah
BAB III PENUTUP..........................................................................................…………...
Kesimpulan…………………………………………………………………………….
Saran…………...............................................................................................................
Daftar pustaka……………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul kekerasan dalam pendidikan belajar dan
pembelajaran.Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembalajaran.Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberkan informasi bagi pembaca dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai
yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain
seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri
dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak
yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan
mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai
komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran.  secara umum
menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.

Pendidikan mempunyai makna yang lebih luas dari pembelajaran, tetapi pembelajaran
merupakan sarana yang ampuh dalam menyelenggarakan pendidikan. Jadi pembelajaran
merupakan bagian dari pendidikan. Pendidikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan atau
latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam
bentuk pembelajaran di kelas, dimana ada pendidik yang melayani para peserta didiknya
melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar
siswa tersebut dengan prosedur yang telah ditentukan. Proses pembelajaran merupakan proses
yang mendasar dalam aktivitas pendidikan di sekolah. Dari proses pembelajaran tersebut siswa
memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar yaitu
mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak mengajar yaitu
membelajarkan peserta didik.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut H. Fuad Ihsan (2005: 1) menjelaskan bahwa dalam pengertian yang sederhana dan
umum makna pendidikan sebagaiUsaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada
didalam masyarakat dan kebudayaan”. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-
nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskan kepada generasi berikutnya untuk
dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan sebagai
usaha manusia untuk melestarikan hidupnya.
Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan oleh masyarakat untuk melaksanakan
tugastugas pendidikan kepada generasi muda. Dalam konteks ini pendidikan dimaknai sebagai
proses untuk memanusiakan manusia untuk menuju kepada kemanusiaannya yang berupa
pendewasaan diri. Melalui pendidikan disemaikan pola pikir, nilainilai, dan normanorma
masyarakat dan selanjutnya ditransformasikan dari generasi ke generasi untuk menjamin
keberlangsungan hidup sebuah masyarakat.
Di dalam pendidikan terkadang menimbulkan suatu permasalahan sering kita dengar
seperti kekerasan yang terjadi antara guru dengan peserta didiknya dan sebaliknya kekerasan
pada diri peserta didik ke gurunya, Pendidikan dapat berjalan dengan lancar apabila peserta didik
dan guru tidak mengalami tekanan yang dapat menghambat terjadinya proses belajar mengajar.
Dalam hal ini adanya faktor yang timbul baik dari internal maupun dari eksternal. Salah satunya
faktor  eksternal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa misalnya kejahatan
dan kekerasan yang dapat menimpa pada peserta didik. Dan Menurut Ki Hadjar Dewantara
(dalam Dede Firman 2016:22) "mengatakan bahwa sekolah harus menjadi tempat belajar yang
menyenangkan".Dengan demikian dapat disimpulkan didalam sekolah guru dan peserta didik
harus merasakan belajar sebagai sebuah kebahagian. Dapat kita ketahui bahwa adanya kekerasan
dalam pendidikan  yang sudah menjadi sorotan masyarakat.
Dapat kita ketahui bahwa adanya kekerasan dalam pendidikan  yang sudah menjadi
sorotan masyarakat. Tindakan kekerasan ini sering muncul dalam  kehidupan sehari-hari baik
yang terjadi dalam ruang lingkup masyarakat, keluarga maupun sekolah. Bentuk kekerasan mulai
dari kekerasan verbal seperti membentak peserta didik sampai dengan kekerasan fisik yakni
menampar sampai memukul peserta didik telah menjadi fenomena di dunia pendidikan.
Tindakan kekerasan dalam dunia pendidikan sering dikenal dengan istilah Bullying. Secara
umum, tindakan kekerasan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang dapat merugikan orang
lain, baik secara fisik maupun secara psikis.

Dan masalah kekerasan ini sampai saat ini masi menjadi perbincangan hangat karena
baru baru ini viral video seorang guru memukul peserta didiknya dan nantinya akan menjadi
kekerasan serta setelah itu viral juga tentang video peserta didik memukul gurunya ini juga
tindak kekerasan itu semua akan menjadikan tekanan yang berat dan berpengaruh kepada
individu sampai prestasinya serta jika itu terjadi kepada guru memukul atau membentak peserta
didiknya akan mempengaruhi mental yang nantinya juga mempengaruhi prestasi peserta didik,
juga jika terjadi kekerasan peserta didik kepada guru nantinya akan menjadi brutal dan control
emosi sehingga berefek buruk untuk kedepannya,dan tindakan kekerasan dalam pendidikan ini
tidak tentang guru dengan peserta didik saja bisa jadi semuanya seperti kakak kelas,teman yang
bisa disebut bulyy yang nantinya jug berakibat slow mental atau done.

Maka dari itu sebagai seorang guru hal penting dalam memahami individu setiap peserta
didiknya seperti memahami karakter peserta didiknya serta tidak selalu memberi tekanan setiap
hari dan harus bisa menciptakan suasana pembelajaran menadi semakin menyenangkan tidak
monotonagar peserta didiknyaman dan tidak bawel atau tidak susah di atur dan care begitu pula
dengan pesertq didik entah itu kakak kelas dan peserta didik lainnya harus bisa berfikir panang
dan tidak semena mena dan memiliki hati agar saling sadar akan membantu dan menyemangati
tidak saling membuly ini salah satu cara mencegah kekrasan yang teradi di pendidikan belajar
dan pembelajaran.

Dan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno
Listyarti mengatakan, melihat tingginya angka kekerasan di lembaga pendidikan, KPAI
mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk melatih para guru
mencegah dan menangani kekerasan di sekolah. Langkah ini dilakukan sekaligus untuk
mensosialisasikan Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan di Satuan Pendidikan. . Maka, perlu adanya sosialisasi dan pelatihan untuk para guru
dan kepala sekolah. Minimal, para guru dan sekolah mengetahui bahwa ada cara pencegahan dan
penanganan ketika kekerasan terjadi di sekolahnya,
Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) RI
Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
Lingkungan Satuan Pendidikan, menyebutkan bahwa penanggulangan adalah tindakan, cara,
proses untuk menangani tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan secara sistemik dan
komprehensif.Menurut Pasal 3 Permendikbud di atas, penanggulangan tindak kekerasan di
sekolah ditujukan untuk tiga kepentingan. Pertama, melindungi anak dari tindakan kekerasan
yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan maupun dalam kegiatan sekolah di luar lingkungan
satuan pendidikan.Kedua, mencegah anak melakukan tindakan kekerasan di lingkungan satuan
pendidikan maupun dalam kegiatan sekolah di luar lingkungan satuan pendidikan. Ketiga,
mengatur mekanisme pencegahan, penanggulangan, dan sanksi terhadap tindakan kekerasan di
lingkungan satuan pendidikan yang melibatkan anak, baik sebagai korban maupun pelaku
tindakan kekerasan yang dimaksud di atas beragam bentuknya. Menurut Pasal 6 Permendikbud
di atas,  ada sepuluh perilaku yang tergolong tindak kekerasan di lingkungan pendidikan.
Perilaku tersebut antara lain pelecehan fisik, psikis atau daring, tindakan mengganggu terus-
menerus, penganiayaan, perkelahian, perpeloncoan dengan mengendapkan (mengikis) tata
pikiran yang dimiliki sebelumnya, pemerasan, pencabulan, pemerkosaan, tindak diskriminasi
suku, agama, ras, antar golongan (SARA), dan tindak kekerasan lainnya sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Dan bila dapat dicegah kasus kekerasan dalam pendidikan yakni berbagai cara sada
bbahwa guru mengemban tugas yang penting kepada peserta didiknya,serta di terapkan peraturan
peraturan yang dapat menghilangkan kekerasan dan yang melanggar mendapat sanksi serta
kesadaran akan individualis peserta didik di butuhkan guna saling memahami dan tidak saling
membuly ini juga bisa menghilangkan kasus kekerasan dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kekerasan pendidikan belajar pembelajaran itu?
2. Mengapa bisa terjadi kekerasan dalam sebuah pendidikan?
3. Adakah suatu solusi dalam kekerasan pendidikan?

C. Tujuan Penulis
1. Agar tidak terjadinya lagi kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan entah itu di
sekolah atau diluar sekolah.
2. Supaya peserta didik dan guru tau bahwa kekerasan tidak harus terjadi di suatu
pendidikan karena sangat pentingnya pendidikan.
D. Manfaat
1. Muncul kesadaran baik itu dari guru maupun peserta didik akan buruknya kekerasan
dalam pendidikan
2. Dapat mengerti setelah membaca makalah ini bahwa segala kekerasan jika semua itu
terjadi bisa menimbulkan hal yang tidak baik dan buruk.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Penjelasan Kekerasan yang terjadi di dalam pendidikan belajar dan pembelajaran.
Kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan, baik dari guru terhadap murid, murid
terhadap guru, dan sesama murid, tidak terlepas dari pengaruh pola relasi subjek-objek yang
terbangun dalam ilmu pengetahuan.Pola relasi yang demikian berakar pada perkara objektivitas
ilmu pengetahuan.Materi pelajaran berciri ilmu pengetahuan dan menekankan kecakapan
intelektual.Dengan ciri dan penekanannya yang demikian, pembelajaran terhadap materi
pelajaran, menuntut guru dan murid bersikap objektif terhadap isi materi pelajaran.Dengan
demikian, ciri ilmiah dari materi pelajaran merupakan hal yang paling utama dalam mempelajari
materi pelajaran. Karena isi materi pelajaran menekankan ciri ilmiah, maka proses pembelajaran
materi pelajaran merupakan proses transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam
proses yang demikian,dan terjadinya kekerasan dalam dunia pendidikan yaitu kenakalan
remaja terhadap guruyang menjadi objek penderita/korban karena perilaku dari pelajar.Seorang
pelajar dapat melakukan tindakan yang tindakan yang tidak pantas terhadap gurunya dan
sebaliknya kurangnya pelatihan terhadap guru serta tidak paham karakteristik peserta didiknya
juga dapat menimbulkan emosi membantak dan nantinya akan lari ke kekerasan.
Fenomena kekerasan di lingkungan sekolah akhir-akhir ini mendapat sorotan tajam dari
masyarakat. Kekerasan yang menimpa peserta didik di lingkungan sekolah menjadi topik hangat
pemberitaan di media massa.Kasus kekerasan yang terjadi di institusi pendidikan,
mengindikasikan bahwa mainstreamkekerasan masih digunakan dalam pola pembelajaran di
dunia pendidikan. Kekerasankerap kali dilakukan terhadap peserta didik di sekolah dengan dalih
menumbuhkan kedisiplinan. Ada beberapa bentuk kekerasan yang umumnya dialami peserta
didik, antara lain kekerasan fisik, yaitu bentuk kekerasan yang mengakibatkan luka pada peserta
didik, seperti dipukul dan dianiaya. Selain itu juga kekerasan psikis, yaitu kekerasan secara
emosional yang dilakukan dengan cara menghina, melecehkan, mencela atau melontarkan
perkataan yang menyakiti perasaan, melukai harga diri, menurunkan rasa percaya diri, membuat
orang merasa hina, kecil, lemah, jelek, tidak berguna dan tidak berdaya.
Seiring semakin berkembangnya dunia pendidikan, terkadang guru lalai akan tugasnya
untuk mencerdaskan anak bangsa sebagai mana mestinya peserta didiik,juga peserta didik
dengan perkembangan yang begitu cepat terkadang salah dalam memilih pergaulan sehingga
dapat menimbulkan jiwa jiwa emosi yang tidak terkontrol dan dibawa ke sekolahan dan dapat
menyebabkan kekerasan dalam pendidikan sebagai contoh emosi yang tidak terkontrol itulah
salah satu penyebab kekerasan bisa terjadi di dunia pndidikan maka dari itu guru dan peserta
didik harus dapat menyatu dengan baik dalam dunia pendidikan belajar saling mengerti guru
harus mengerti perindividual peserta didik dan tidak monoton begitu pula peserta didik harus
memiliki sikap sadar agar dapat mengontrol suatu tindakan dan berfikir lebih.
Kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan pada kenyataannya bertolak belakang dengan
larangan pemberian hukuman fisik kepada peserta didik. Larangan pemberian hukuman fisik
kepada peserta didik diberlakukan pemerintah melalui Undang-Undang Perlindungan Anak
Nomor 23 Tahun 2003, pada BAB 54 yang menyatakan,guru (pendidik) dan siapapun di sekolah
dilarang memberikan hukuman fisik kepada anak-anak (UU, 2002).
` Tindak kekerasan seringkali terjadi dalam penerapan tata aturan pada saat berlagsungnya
proses belajar mengajar. Kekerasan fisik, kekerasan simbolik, maupun kekerasan verbal kerap
kali mewarnai keseharian kehidupan disana. Sebagai contoh, anak-anak yang berada dalam kelas
pembelajaran, mendapatkan hukuman pukulan gagang sapu ketika ada peserta didik yang tidak
memperhatikan saat proses belajar mengajar. Bentuk hukuman lainnya yang diberikan pendidik
melalui kekerasan fisik, seperti cubitan, pukulan bahkan tidak segan seorang guru melontarkan
kata-kata yang kurang mendidik dalam menghukum peserta didiknya, seperti berkata kasaratau
dengan mengumpat dengan panggilan hewan.dan nantinya akan muncul rasa balas dendam
terhadap peserta didik kepada guru ataupun teradi slow mental yang nantinya berpengaruh
kepada prestasinya.
Dan timbulnya kekerasan di dunia pendidikan belajar dan pembelajaran berpengaruh
lingkungan juga seperti pergaulan salah dan moral yang jelek nantinya akan berpengaruh dan
menimbulkan kekrasan di suatu pendidikan jika moral dan lingkungan peserta didik salah begitu
pula dengan guru, Dan kuncinya ada di sistem pengajaran dan pendidikan serta harmonisasi
kehidupan siswa dalam keluarga. Ketika nilai-nilai agama tidak lagi ampuh mengarahkan moral
manusia, maka tak ada lagi rasa saling sayang menyayangi antarsesama. Ketika hukum bisa
dibeli, maka kehidupan manusia menjadi ajang transaksi. Ketika teknologi salah diterapkan,
maka peradaban manusia menjadi rusak. Ketika kekayaan materi menjadi ukuran status sosial,
maka manusia akan memiliki sifat rakus dan serakah. Sekolah beserta seluruh instrumennya,
mungkin sedikit sekali memberi pengajaran dan pemahaman kepada para siswa tentang sisi
moralitas berbagai persoalan kemanusiaan. Selama ini, siswa hanya dicekoki ilmu teks buku dan
menghamba kepada pelajaran teori-teori ilmu pasti.ika ini teradi terus tidak ada yang merubah
akan bertambh parah oleh sebab itu dalam pendidikan belajar dan pembelajaran harus adanya
juga bimbingan moral serta harus mempunyai ikatan baik anatara guru dengan peserta didikagar
jauh dari kata timbulnya kekerasan dalam pendidikan belajar dan pembelajaran.
Jadi dapat dikatakan munculnya suatu kekerasan dalam pendidikan belajar dan
pembelajaran tergantung dari lingkungan,guru,peserta didik,keluarga, jika semua itu terjalin baik
maka tidak akan terjadi kekerasan dalam pendidikan jjika tidak terlaksana akan menjadi buruk
sebqagai mana contoh guru yang kurang pelatihan sehingga hanya asal mengajr dan semena
semena juga peerta didik yang salah lingkungan dan emosi yang tidak terkontrol yang nantinya
juga dapat menimbulkan kekerasan kepada guru jadi guru dan peserta didik sangatlah
bersinambungan.
B. Solusi dan cara penyelesaian kekerasan dalam suatu pendidikan
Dunia pendidikan saat ini masih dalam kondisi yang memprihatinkan terkait dengan
maraknya tindakan kekerasan di sekolah anak. Ironisnya tindakan kekerasan ini melibatkan dua
pihak yang seharusnya memiliki interaksi atau hubungan yang positif, yakni guru dan murid,
baik kemudian mereka menjadi pelaku atau pun korban. Tentu saja kondisi ini tidak bisa
dibiarkan, Sahabat sebagai orangtua juga memiliki peran yang cukup penting untuk
mencegahnya dengan cara meningkatkan kualitas hubungan pendidikan antara orangtua, anak,
dan guru.
Dalam kekerasan pendidikan tentunya terdapat solusi untuk penyelesaiannya,salah
satunya dengan memberi pelatihan lebih kepada guru agar mengerti sepenuhnya dan menjaga
atau mengajarkan moral kepada peserta didiknya serta guru harus mengerti elas akan
karakteristik perindividual peserta didik dan guru harus mengontrol kesabarannya agar tidak
semena mana seperti contoh memukul dan mengatakan panggilan hewan kepada peserta didik
serta guru harus mengenalkan peraturan peraturan yang mendapat sanksi ika dilanggar dan jika
ingin memarahi peserta didik cukup dengan kata kata yang tidak mengundang sakit hati peserta
didik dan harus dapat menciptakan kelas belajar dan pembelajaran tidak monoton ini dapat
mencegah kekerasan dalam pendidikan, begitu pula dengan peserta didik yang moralnya hancur
ini harus dibenai.Dan pergeseran moral siswa saat ini kontribusinya adalah mulai dari pendidikan
dasar yang tidak lagi memperhatikan pembentukan karakter anak, Disini perlunya peran guru dan
sekolah untuk mengajarkan peserta didiknya soal bagaimana mereka harus berperilaku, bergaul
dengan sesama, sopan santun, serta perilaku positif lainnya.peserta didik juga harus diberi
pemahaman bahwa jika mereka melakukan perbuatan melanggar hukum, mereka akan
mendapatkan dampaknya, baik dampak hukum maupun sosia,
Juga perlu melihat perlunya ada mata pelajaran seputar budi pekerti yang fokus
mengajarkan bagaimana peserta didik berperilaku. Kurikulum pendidikan di Indonesia harus
sudah mulai kembali kepada pembentukan soft skill dan pengembangan karakter,Sementara bagi
para guru, mereka juga harus memahami berbagai aturan seputar perlindungan anak. Sehingga
mereka tidak lagi melakukan kekerasan atau perbuatan negatif lain pada peserta didik.Para guru
juga harus sadar akan tanggung jawabnya mendidik peserta didik, bukan semata-mata
menjalankan pekerjaan mengajarkan mata pelajaran. Yang perlu ditekankan, guru juga harus
berperan sebagai pelindung peserta didiknya agar tidak jadi korban atau pelaku perbuatan
negatif.Saya rasa di lingkungan pendidikan itu mereka harus tahu mereka punya kewajiban untuk
melindung keselamatan siswa didik selama di sekolah dari tindakan kekerasan, baik kekerasan
fisik atau psikis. Mereka tanggung jawab guru selama di sekolah,maka dari itu sangatlah penting
ikatan yang baik antara peserta didik dengan guru karena saling berkesinambungan agar tidak
terjadinya kekerasan di pendidikan.
Pihak yang harus bekerjasama dalam proses belajar anak-anak di sekolah adalah orangtua
dan guru. Jadi, hubungan yang baik harus terjalin antara orangtua, anak, dan guru.
Bagaimanakah hubungan baik yang dimaksud di sini, Hubungan baik yang dimaksud adalah
terbangunnya kenyamanan, kepercayaan, dan keterbukaan (komunikasi yang intens) dalam
menjalankan aktifitas sehari-hari. Hubungan yang baik ini harus terbangun antara orangtua dan
anak, anak dan guru, maupun guru dan orangtua untuk mencegah tindakan kekerasan yang
mungkin saja terjadi di antara mereka.
Dapat dikatakan solusi terbaik dalam menghilangkan kekerasan di pendidikan belajar dan
pembelajaran yakni,adanya hubungan baik orangtua,guru,peserta didik serta pengetahuan guru
yang cukup dan sadar diri serta bagi peserta didik pergaulan dan moral yang baik penting karena
juga berpengaruh dalam duni pendidikan dn berpengaruh dslsm menghilangkan tindakan
kekerasan.

C.TINJAUAN TEORI
Belajar dapat diartikan sebagai aktifitas mental atau ( psikhis ) yang terjadi karena adanya
interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan
yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek : kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan
tersebut dapat berubah sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan / penigkatan dari
hasil belajar yang telah di peroleh sebelumnya.adapun pengertian pengertian lainnya yakni
sebagai berikut:
Menurut Slavin pengertian belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari
pengalaman. Sedangkan menurut Gagne pengertian belajar merupakan sebuah sistem yang
didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan
perilaku.
Pengertian belajar menerut Cronbach memberikan definisi :“Learning is shown by a change
in   behavior as a result of experience”. (Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam
perilaku sebagai hasil dari pengalaman).Harold Spears memberikan batasan pengertian
belajar sebagai:“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to
listen, to follow direction”. (Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu
sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan). Sedangkan Geoch, memberi
batasan pengertian belajar sebagai : “Learning is a change in performance as a result of
practice”. (Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Pengertian belajar juga dapat didifensikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan
berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa
karaktarestik-karaktarestik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar
kecendrungan-kecendrungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan sementara dari organisme.
Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian belajar adalah
proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and
attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui
rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Dapat dikatakan dari berbgai penjelasan belajar diatas bahwa, belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan
lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat
verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan
individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.
Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membantu
seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya di samping tercipta
proses belajar juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih efesien dan efektif. Itulah
sebabnya Darsono, 2000: 24 mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran dapat dimaknai
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta
didik berubah ke arah yang lebih baik.banyak juga yang mendefisikan pembelajaran dari
berbagai penjelasan seperti contoh:
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut  Duffy dan Roehler (1989) pengertian
pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. 
Adapun pengertian pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkingan belajar.Berdasarkan beberapa pengertian atau definisi pembelajaran di atas
dapat diidentifikasi bahwa pembelajaran memiliki ciri-ciri: 1) Merupakan upaya sadar dan
disengaja; 2) Pembelajaran harus membuat siswa belajar; 3) Tujuan harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan; 4) Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses
maupun hasil.
Dan didalam dunia pendidikan belajar dan pembelajaran tentunya memiliki suatu
permasalahan seperti contoh pada makalah ini,penulis membahas tentang adanya kekerasan
dalam pendidikan belajar dan pembelajaran,kekerasan dalam pendidikan belajar dan
pembelajaran di karenakan kurangnya ikatan antar guru,peserta didik,orang tua dan rentannya
pengetahuan guru dan peserta didik serta lingkungan dan moral.maka dari itu di makalah ini
membahas tentang masalah kekerasan yang timbul di pendidikan belajar dan pembelajaran agar
sang pmbaca dapat mengerti luas tentang buruknya kekerasan dalam pendidikan belaar dan
pembelajaran.

D.ANALISIS DARI RUMUSAN MASALAH


1.bagaimanakah kekerasan pendidikan belajar pembelajaran itu.
Secara umum, tindakan kekerasan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang dapat
merugikan orang lain, baik secara fisik maupun secara psikis. Tindakan kekerasan dalam
pendidikan ini dapat dilakukan oleh siapa saja seperti pelajar, kakak kelas dengan adik kelas,
guru dengan muridnya dan kepala sekolah dengan guru.

Ada beberapa bentuk kekerasan yang umumnya dialami peserta didik, antara lain
kekerasan fisik, yaitu bentuk kekerasan yang mengakibatkan luka pada peserta didik, seperti
dipukul dan dianiaya. Selain itu juga kekerasan psikis, yaitu kekerasan secara emosional yang
dilakukan dengan cara menghina, melecehkan, mencela atau melontarkan perkataan yang
menyakiti perasaan, melukai harga diri, menurunkan rasa percaya diri, membuat orang merasa
hina, kecil, lemah, jelek, tidak berguna dan tidak berdaya, Kekerasan yang terjadi dalam dunia
pendidikan, baik dari guru terhadap murid, murid terhadap guru, dan sesama murid, tidak
terlepas dari pengaruh pola relasi subjek-objek yang terbangun dalam ilmu pengetahuan.Pola
relasi yang demikian berakar pada perkara objektivitas ilmu pengetahuan.Materi pelajaran berciri
ilmu pengetahuan dan menekankan kecakapan intelektual.

Kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan pada kenyataannya bertolak belakang dengan
larangan pemberian hukuman fisik kepada peserta didik. Larangan pemberian hukuman fisik
kepada peserta didik diberlakukan pemerintah melalui Undang-Undang Perlindungan Anak
Nomor 23 Tahun 2003, pada BAB 54 yang menyatakan,guru (pendidik) dan siapapun di sekolah
dilarang memberikan hukuman fisik kepada anak-anak (UU, 2002).dapat kita ketahui baha
adanya kekerasan dalam pendidikan yang sudah menjadi sorotan masyarakat.tindakan kekerasan
ini sering muncul dalam kehidupan sehari haribaik yang terjadi dalam ruang lingkup
masyarakat,keluarga maupun pendidikan sekolah.bentuk kekerasan mulai dari kekerasan verbal
seperti membentak, peserta didiki sampai dengan kekerasan fisik yakni menampar,memukul
telah menjadi fenomena di dunia pendidikan,dan dikenal juga dengan bullying.

Dan timbulnya kekerasan di dunia pendidikan belajar dan pembelajaran berpengaruh


lingkungan juga seperti pergaulan salah dan moral yang jelek nantinya akan berpengaruh dan
menimbulkan kekrasan di suatu pendidikan jika moral dan lingkungan peserta didik salah begitu
pula dengan guru, Dan kuncinya ada di sistem pengajaran dan pendidikan serta harmonisasi
kehidupan siswa dalam keluarga. Ketika nilai-nilai agama tidak lagi ampuh mengarahkan moral
manusia, maka tak ada lagi rasa saling sayang menyayangi antarsesama. Ketika hukum bisa
dibeli, maka kehidupan manusia menjadi ajang transaksi. Ketika teknologi salah diterapkan,
maka peradaban manusia menjadi rusak.

Dapat dikatakan bahwa kekerasan pendidikan belajar pembelajaran itu bisa merugikan
orang lain serta merusak diri sendiri bagi yang melakukan tindakan kekerasan dalam pendidikan
belajar dan pembelajaran serta mrostonya prestasi di ahir dan intinya kekerasan dalam belajar
pembelajaran itu buruk dan tidak benar.

2.mengapa bisa terjadi kekerasan dalam sebuah pendidikan.


Cukup banyak pendapat tentang penyebab terjadinya kekerasan di sekolah, terutama
ketika guru melakukan kekerasan terhadap murid. Pendapat itu dapat dikategorikan dari tiga
sisi. Sisi pertama melihat kelemahan murid,  di mana sikap dan perilaku siswa dinilai terlampau
‘nakal’. Meski sudah dididik dengan cara halus tetap tidak ada perubahan sikap dan perilaku.
Dengan menggunakan legitimasi yang dimilikinya, guru seringkali menggunakan kekerasan
kepada siswa, karena guru beranggapan bahwa murid tidak berusaha memenuhi harapan guru.
Pada sisi kedua, terjadinya kekerasan pada murid dilihat sebagai akibat dari kelemahan guru.
Penyebab kekerasan terhadap murid bisa terjadi karena guru tidak paham akan makna kekerasan
itu sendiri dan akibat negatifnya. Masih cukup banyak guru yang beranggapan, bahwa dengan
memberikan hukuman kepada murid, maka murid akan jera dan tidak mengulang lagi kesalahan
yang diperbuatnya.

hampir sebagian besar siswa pernah mengalami kekerasan, baik di sekitar sekolah
maupun  di luar sekolah,  dan kekerasan yang lebih banyak dialami siswa terjadi di lingkungan
sekolah. Pelaku dan korban kekerasan pada umumnya adalah sesama siswa di sekolah. Namun 
di setiap jenjang pendidikan yang dilalui siswa,  pelaku kekerasan berbeda-beda. Di jenjang SD
dan SMA pelaku kekerasan terbanyak adalah sesama siswa, sedangkan di jenjang SMP, pelaku
kekerasan terbanyak adalah guru di sekolah. Jenis kekerasan yang pernah dialami siswa di
sekolah adalah kekerasan verbal, kekerasan fisik, kekerasan tidak langsung, dan kekeraskan
represif. Adapun indeks persepsi kekerasan berdasarkan tiga urutan skor tertinggi menurut para
siswa adalah kekerasan fisik, kekerasan tak langsung dan kekerasan verbal.

Dan bisa terjadinya kekerasan di dunia pendidikan juga bisa karena disebabkan karakter
siswa yang kurang terbina dengan baik di rumah maupun sekolah. Hal ini menyebabkan
banyaknya masukan konten kekerasan pada usia dini yang juga berpengaruh besar terhadap
perkembangan anak. Anak cenderung tumbuh menjadi anak yang kasar dan temperamental.serta
juga bisa jadi ada faktor rendahnya kompetensi pedagogi yang dimiliki guru, terutama dalam
penguasaan di kelas serta dalam menciptakan suasana belajar yang kreatif dan
menyenangkan.jadi munculnya kekerasan dalam pendidikan tergtantung dari keterikatan
lingkungan,orangtua,peserta didik itu sendiri,guru.

3. Adakah suatu solusi dalam kekerasan pendidikan?


Dalam kekerasan pendidikan tentunya terdapat solusi untuk penyelesaiannya,salah
satunya dengan memberi pelatihan lebih kepada guru agar mengerti sepenuhnya dan menjaga
atau mengajarkan moral kepada peserta didiknya serta guru harus mengerti jelas akan
karakteristik perindividual peserta didik dan guru harus mengontrol kesabarannya agar tidak
semena mana seperti contoh memukul dan mengatakan panggilan hewan kepada peserta didik
serta guru harus mengenalkan peraturan peraturan yang mendapat sanksi ika dilanggar dan jika
ingin memarahi peserta didik cukup dengan kata kata yang tidak mengundang sakit hati peserta
didik dan harus dapat menciptakan kelas belajar dan pembelajaran tidak monoton ini dapat
mencegah kekerasan dalam pendidikan, begitu puloa dengan peserta didik yang moralnya hancur
ini harus dibenai agar tidak terlanjur rusak.
Kerja sama dengan adanya kerja sama juga dapat menjadi solusi , Pihak yang harus
bekerjasama dalam proses belajar anak-anak di sekolah adalah orangtua dan guru. Jadi,
hubungan yang baik harus terjalin antara orangtua, anak, dan guru. Bagaimanakah hubungan
baik yang dimaksud di sini, Hubungan baik yang dimaksud adalah terbangunnya kenyamanan,
kepercayaan, dan keterbukaan (komunikasi yang intens) dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
Hubungan yang baik ini harus terbangun antara orangtua dan anak, anak dan guru, maupun guru
dan orangtua untuk mencegah tindakan kekerasan yang mungkin saja terjadi di antara mereka.
Demi mencegah dan mengatasi tindakan kekerasan di dunia pendidikan, maka tenaga
pendidik harus selalu berpikir dan bertindak positif. Bila kekerasan dilawan dengan kekerasan,
maka tidak ada jalan keluar yang baik dalam meredam angka kekerasan. Karena kekerasan tidak
bisa dilawan dengan kekerasan.
Dapat dikatakan dengan berbagai solusi yang baik dalam upaya mencegah tindak
kekerasan pendidikan belaar dan pembelajaran yakni.pengetahuan guru tentang kekerasan dan
lain lain sudah mencukup i, keterkaitan dan kerja sama antar orang tua,guru dan peserta
didik.juga dengan lingkungan yang mendukung ini dapat mencegah terjjadinya tindak kekerasan
dalam pendidikan belajar dan pembelaaran.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat di simpulkan bahwa teradinya tindak kekerasan dalam pendidikan belajar dan
pembelajaran timbul atau muncul di karenakan kurang nya suatu ikatan atau kerja sama antara
guru,peserta didik dan orang tua serta kurangnya pengetahuan guru tentang kekerasan dan tugas
sebagai guru sehingga semena mena dan lingkungan juga berpengaruh kepada peserta didik
karena jika salah dapat menyurutkan moral yang nantinya akan berefek ke prestasi dan
pendidikan hingga ke emosi yang tak bisa kekontrol. Kekerasan dan pelecehan yang terjadi
dalam dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini sudah menjadi banyak sorotan, bukanlah
sesuatu yang muncul dengan tiba-tiba.semua itu telah tertanam kuat sejak dulu sebelum
kemudian akhirnya meledak. Kekerasan atau bullying dapat dibedakan menjadi kekerasan fisik
dan psikis. Serta kurangnya sanksi pada peraturan yang ada di pendidikan maka dari itu lebih di
perketat lagi dalam arti diperketat bukan berarti mengekang peserta didik. Disinalah peran
sebagai guru atau dosen di tuntut untuk memahami karakteristik para peserta didik dan
menentukan media pembelajarannya agar tidak monoton dan memiliki ikatan dan tidak
menimbulkan kekerasan dalam pendidikan.
Dan Kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan pada kenyataannya bertolak belakang
dengan larangan pemberian hukuman fisik kepada peserta didik. Larangan pemberian hukuman
fisik kepada peserta didik diberlakukan pemerintah melalui Undang-Undang Perlindungan Anak
Nomor 23 Tahun 2003, pada BAB 54 yang menyatakan,guru (pendidik) dan siapapun di sekolah
dilarang memberikan hukuman fisik kepada anak-anak (UU, 2002).

SARAN
Menurut saya sebelum mengajar atau turun di pendidikan belajar dan pembelaaran
sebagai guru harus benar benar paham tugas menadi guru serta paham akan kekerasan dan sudah
terjamin mampu dalam memperhatian karakteristik setiap individualis peserta didik agar tidak
timbul kesalah fahaman dan nantinya menjadin kekerasan fisik atau nonfisik,serta menurut saya
sebelum mengenal lebih tentang peserta didik sebagai guru haruslah mempunyai ikatan baiki
antara peserta didik,dengan orangtuanya serta di zaman sekarang ini menurut saya peserta didik
harus hati hati dalam memilih pergaulan agar tidak salah karena jika salah akan merusak moral
dan tumbuhnya emosi besar tak terkontrol maka dari itu pengawasan orang tua harus cukup agar
tidak terjadi serta lingkungan dalam sekolahan atau di luar harus semestinya,dan menurut saya
jika nantinya betul betul memiliki kerja sama yang baik antara guru ,peserta didik, orang tua
serta lingkungan dan pengetahuan cukup itu akan mencegah munculnya kekerasan dalam dunia
pendidikan belajar dan pembelajaran terimakaih itulah saran saya mohon maaf jika terjadi
kesalahan kata yang kurang pas.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad baedowi,2017. Kekerasan dalam pendidikan.(Online),
(https://m.mediaindonesia.com/read/detail/100955-kekerasan-dalam-pendidikan). Di akses pada 17
April 2017

Kompasiana,2017. Kekerasan dalam pendidikan,(Online).


(https://www.kompasiana.com/dhysi/595d7a383a32726b1337a9a3/kekerasan-dalam-pendidikan?
page=all), diakses pada 6 Juli 2017

Admin,2019. Kekerasan dalam dunia pendidikan.(Online).


(https://staias.ac.id/index.php/2019/10/09/kekerasan-dalam-dunia-pendidikan/). Di akses pada 9
Oktober 2019
Rangga Asmara,2020. Kekerasan dalam pembelajaran.(Online),
(https://www.suaramerdeka.com/news/opini/242804-kekerasan-dalam-pembelajaran). Di akses pada 7
Oktober 2020

News,2018.kekerasan terhadap siswa Masi marak,guru berdalih demi kedisiplinan.(Online),


(https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44925805), Di akses pada 24 Juli 2018.

Anda mungkin juga menyukai