Anda di halaman 1dari 2

Pendekatan Pembelajaran Dengan Membangkitkan Inovasi Siswa

Menurut UNESCO pendidikan abad ini harus diorientasikan terhadap pencapaian empat
pilar pembelajaran yaitu :
1.Learning to know (belajar untuk tahu)
2.Learning to do (belajar untuk melakukan)
3.Learning to be (belajar jadi diri sendiri)
4.Learning to live together (belajar bersama oranglain)

Kewajiban sebagai pendidik, tidak hanya transfer of knowledge, juga mengubah perilaku
dan memberikan dorongan positif siswa termotivasi suasana belajar yang menyenangkan
agar berkembang semaksimal mungkin. Model pembelajaran langsung (direct instruction)
sangat cocok mengajarkan pengetahuan prosedural seperti : menggunakan antara siswa
satu dengan siswa yang lain. Pembelajaran Inovatif dilakukan untuk mengoptimalkan
pendekatan pembelajaran yang Inovatif antara lain pembelajaran CTL. Pembelajaran
langsung,kooperatif diantaranya adalah ide ide bidang sistem analis.
1.Analisis Sistem Pembelajaran
Sistem menekankan bagaimana pengorganisasian pengetahuan dan
ketrampilan,menguraikan secara sistematik dan ide ide menjadi komponen sehingga
diajarkan secara urut. Gagne dan Leslie Briggs (1988) mengemukaakan tentang analisis
bidang pendidikan. Beberapa pakar pendidikan mengemukakan bahwa pendidikan menjadi
paling baik untuk memberikan kesempatan pada siswa, tanpa adanya paksaann apapun,
jadi tidak kompeten dalam mencapai kepuasan pribadi dari kehidupan masyarakat sekarang
atau yang akan datang.
2.Teori Pemodelan Tingkah Laku
Model pembelajaran langsung adalah teori belajar sosial disebut belajar observasi atau
dalam buku arends disebut teori pemodelan tingkah laku diawali John Dolard dan Neal
menjelaskan bermacam – macam tingkah laku sosial agresi dan kinerja sama. Menurut
Bandura manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku
orang lain. Menurut Bandura teori pemodelan tingkah laku menupakan proses 3 tahap yaitu
Atensi (Perhatian),Retensi,Produksi.
a. Atensi/Perhatian : Pengamat akan memperhatikan tingkah laku dengan baik
apabila tingkah laku tersebut jelas dan tidak terlampau kompleks.
- Pertama untuk memperoleh perhatian siswa guru menggunakan isyarat yang ekspresif
seperti ; memberi oplos atau menggunakan benda aneh yang bisa menarik siswa.
-Memastikan pengamatan tidak terlampau kompleks supaya diamati dengan akurat guru
dapat membagi ketrampilan kompleks.
b. Retensi : Menemukan retensi suatu perilaku yang teramati dapat dimantapkan jika
pengamat menghubungkan observasi itu dengan pengalaman sebelumnya terlibat dalam
pengulangan kognitif atas kegiatan tersebut.
-Untuk mengaitkan ketrampilan baru guru dapat meminta siswa membandingkan
ketrampilan baru didemonstrasikan sesuatu yang telah diketahui dapat dilakukanyaa.
-Untuk memastikan retensi jangka panjang guru menyediakan periode
pelatihan,memungkinkan siswa mengulang ketrampilan baru secara bergiliran secara fisik
maupun mental.
c. Produksi : Memberi atau melatih ketrampilan hal yang sangat penting yang dapat
dilakukan oleh guru menggunakan pembelajaran langsung melalui pemodelan korektif yang
mencakup kegiatan ;
-Memastikan sikap positif terhadap ketrampilan baru guru memberi pujian pada aspek
ketrampilan siswa dengan benar,mengidentifikasi sub ketrampilan yang sulit dilakukan
siswa.
-Memperbaiki sub ketrampilan yang salah guru perlu memodelkan kinerja yang benar
meminta siswa mengulangi saampai benar benar menguasainya. Tujuan pembelajaran
harus dapat memfaasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan kesadaran
belajar, sehingga mampu olah pikir, rasa, raga dalam memecahkan masalah kehidupan
dunia nyata. Inovasi akan lahir apabila sesuatu terkait dengan kebutuhanya, motivasi untuk
belajar menjadi semakin besar dan kuat.

Anda mungkin juga menyukai