DI KARANGASEM
OLEH :
KELAS A
PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tiga terbesar
di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma
nutfah dan atau sebagai areal wisata. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang
beragam, sehingga keadaan tersebut memunculkan peluang untuk mengembangkan berbagai
komoditas pertanian semakin besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai.
Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro)
sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi,
dan hubungan usaha di bidang pertanian.
Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang disukai oleh wisatawan. Indonesia yang
merupakan bagian dari Asia Tenggara memiliki salah satu destinasi pariwisata dunia yaitu
Pulau Bali. Pulau ini dikenal memiliki potensi pariwisata cukup banyak, hampir seluruh daerah
yang ada di Bali bila dikembangkan secara proporsional dapat meningkatkan ekonomi bagi
masyarakat serta pendapatan daerah. Pesona pulau Bali baik keindahan alam, ada t istiadat,
kemasyarakatan, tarian, pura dan beberapa obyek wisata lain telah berkembang sejak abad ke
19. Potensi pariwisata di pulau Bali dari masa ke masa terus menunjukkan kemajuan yang
berarti seiring dengan 3 perkembangan zaman.
Wisatawan yang berkunjung ke Bali belakangan ini memiliki kecenderungan tidak sekedar
menikmati keunikan sosial budaya tetapi perhatian akan lingkungan yang semakin meningkat
(Sudibya, 2002). Kabupaten Karangasem menjadi salah satu wilayah di Bali yang memiliki
potensi baik di bidang pertanian. Hasil pertanian unggulan berupa kacang tanah dan mete yang
dikembangkan di Kecamatan Abang dan Kubu, Kopi di Kecamatan Rendang, Padi di
Kecamatan Sidemen, Selat, Manggis dan Karangasem, Salak di Desa Sibetan Kecam atan
Bebandem serta Jagung di Desa Seraya Kecamatan Karangasem. Oleh karena itu perpaduan
antara wisata dengan sektor pertanian (agro) menjadi potensi bagi Kabupaten Karangasem.
Agrowisata ini akan menjadi salah satu tujuan alternatif di tengah-tengah obyek wisata yang
sudah ada. Terlebih lagi kunjungan wisatawan asing maupun lokal ke Kabupaten Karangasem
mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan rumusan masalah nya adalah sebagai
berikut:
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dirumuskan tujuan dari pembuatan paper ini
adalah sebagai berikut:
ISI
Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali adalah salah satu tempat wisata
yang berada di Jalan Raya Duda Timur, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten
Karangasem, Bali, Indonesi. Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali adalah
tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini
sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari.
Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali memiliki pesona keindahan yang sangat
menarik untuk dikunjungi. Sangat di sayangkan jika anda berada di Kota Karangasem tidak
mengunjungi Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali yang mempunyai
keindahan yang tiada duanya tersebut.
Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali sangat cocok untuk mengisi
kegiatan liburan anda, apalagi saat liburan panjang seperti libur nasional, ataupun hari libur
lainnya. Keindahan Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali ini sangatlah baik
bagi anda semua yang berada di dekat atau di kejauhan untuk merapat mengunjungi tempat
Agrowisata Abian Salak di kota Karangasem. Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem
Bali merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak
ada duanya. Penduduk lokal daerah Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali juga
sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Kota Karangasem
juga terkenal akan Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali yang sangat menarik
untuk dikunjungi.
Sibetan adalah nama sebuah desa di Kecamatan Bebandem yang memiliki potensi
alam pertanian khas di Kabupaten Karangasem yang terkenal dengan tanaman salak. Hampir
seluruh penduduk di desa ini menjadi petani salak yang tersebar merata di sisi kanan dan kiri
sepanjang jalan desa dan jalan raya utama. Buah salak yang dihasilkan oleh desa ini sangat
terkenal sebagai salak Bali yang memiliki citarasa tersendiri dan berbeda dari buah sejenis
dari daerah lain di Indonesia. Oleh karena itulah maka desa ini dikembangkan sebagai obyek
agrowisata tanaman salak. Hawa yang sejuk memberikan nilai tambah bagi
keberadaan obyek ini dimana pengelolaannya dilakukan oleh warga setempat yang tergabung
dalam kelompok sadar wisata Dukuh Lestari. Terdapat 15 jenis varietas salak yang tumbuh di
Desa Sibetan, beberapa di antaranya merupakan produk unggul, seperti salak nenas dan salak
gula pasir yang rasanya sangat manis, segar serta daging buah yang tebal.
Masa panen raya Salak Bali yang jatuh pada Bulan Desember – Pebruari membuat
produksi salak melimpah sehingga masyarakat setempat mengembangkan produk olahan buah
salak menjadi beraneka ragam jenis, seperti wine, dodol, kripik, syrup, dan manisan. Obyek
agrowisata ini banyak dikunjungi dan mendapat perhatian dari para peneliti dan mahasiswa.
Jejeran pohon salak sepanjang jalan desayang ditata rapi menjadi daya tarik agrowisata salak
Sibetan. Saat ini telah dilakukan regenerasi tanaman salak dari berbagai jenis yang dikemas
dalam paket-paket kebun salak untuk memudahkan pengunjung mengenal varietasnya.
Kabupaten Karangasem menjadi salah satu wilayah di Bali yang memiliki potensi baik
di bidang pertanian. Hasil pertanian unggulan berupa kacang tanah dan mete yang
dikembangkan di Kecamatan Abang dan Kubu, Kopi di Kecamatan Rendang, Padi di
Kecamatan Sidemen, Selat, Manggis dan Karangasem, Salak di Desa Sibetan Kecam atan
Bebandem serta Jagung di Desa Seraya Kecamatan Karangasem. Oleh karena itu perpaduan
antara wisata dengan sektor pertanian (agro) menjadi potensi bagi Kabupaten Karangasem.
Agrowisata ini akan menjadi salah satu tujuan alternatif di tengah-tengah obyek wisata yang
sudah ada. Terlebih lagi kunjungan wisatawan asing maupun lokal ke Kabupaten Karangasem
mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini terlihat pada Tabel 1.1 bahwa terjadi
penambahan jumlah kunjungan tiap tahunnya di Kabupaten Karangasem.
Bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan yang terlihat dari data pada Tabel 1.1
menjadi potensi yang baik untuk menjadi titik awal dalam pengembangan obyek wisata di
Kabupaten Karangasem. Sehingga nantinya adanya perkembangan jumlah kunjungan
wisatawan tiap tahunnya berimbas pada meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat serta
pendapatan daerah. Desa Sibetan pada tahun 2003, telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten
Karangasem sebagai kawasan agrowisata, yang mengkhusus pada kawasan Agrowisata Salak.
Desa Sibetan merupakan daerah yang memiliki perkebunan salak yang luas, disini pengunjung
dapat menjumpai vegetasi salak dengan keanekaragaman rasa. Sedikitnya terdapat 15 jenis
varietas salak. Beberapa diantaranya merupakan produk unggulan, misalnya salak nenas dan
salak gula pasir. Kondisi iklim dan udaranya yang sejuk membuat Desa Sibetan 5 cocok untuk
mengembangkan pertumbuhan pohon salak. Potensi yang dimiliki Desa Sibetan ini seakan-
akan tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah setempat. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.2
yang menunjukkan obyek wisata Agrowisata Salak Sibetan menjadi obyek wisata yang
pengunjungnya paling sedikit jumlahnya.
Fasilitas
Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali bisa dibilang sebuah wisata alam yang
memiliki beberapa akan fasilitas dan pelayanan di antaranya sebagai berikut :
– Rumah Makan
– Tempat Istirahat
– Penginapan
Transportasi
Bagi wisatawan asal kota Karangasem sudah tidak bingung lagi untuk mendatangi
lokasi Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali. Akan tetapi bagaimana bagi
wisatawan luar kota bahkan luar negeri, tentu mereka bingung dan takut kesasar. Sarana
transportasi apa yang anda pakai untuk berwisata ke Agrowisata Abian Salak di Sibetan
Karangasem Bali dengan memakai kendaraan pribadi seperti : Mobil atau motor pribadi. Anda
bisa meminta panduan arah ke Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem Bali di google
maps yang terpasang di smartphone anda. Karena memakai kendaraan pribadi akan lebih
menyenangkan dari pada memakai kendaraan umum.
Akan tetapi jika anda memakai kendaraan umum seperti : bis umum atau angkutan
lainnya juga bukan masalah besar, pasalnya anda bisa berhenti di Kecamatan Bebandam.
Setelah itu melanjutkan dengan menggunakan ojek ataupun kendaraan pribadi anda menuju
Desa Sibetan hingga sampai di lokasi Agrowisata Abian Salak di Sibetan tersebut.
Saran dan tips sebelum menuju ke tempat Agrowisata Abian Salak di Sibetan Karangasem
Bali, yaitu pantaulah cuacanya terlebih dahulu supaya tidak menghalangi liburannya. Anda
perlu mempersiapkan keperluan yang akan butuhkanseperti membawa bekal, air minum dan
lainnya. Serta beberapa barang tambahan seperti kamera karena anda pasti ingin
mengabadikan moment bersama kelurga ataupun teman – teman anda.
Jangan lupa bawa perlengkapan kesehatan (contohnya adalah sabun, tissue basah, obat-
obatan, antiseptik). Siapkanlah fisik dan kendaraan anda supaya liburan anda berjalan dengan
lancar. Jaga kondisi diri anda dan selalu berhati – hati.
Pemerintah daerah telah menetapkan Desa Sibetan sebagai salah satu kawasan
agrowisata, kawasan wisata ini belum terlihat mampu memberi kemajuan yang signifikan
dalam mengoptimalkan potensi yang ada, hal ini menimbulkan adanya ketimpangan
perkembangan obyek wisata dan daya tarik wisata yang kurang merata serta kurang berpihak
kepada pemberdayaan masyarakat khususnya dalam hal ini adalah masyarakat petani.
Meskipun Agrowisata Salak Sibetan memiliki beragam potensi seperti yang telah disebutkan
di atas namun, kepariwisataan di Agrowisata Salak Sibetan tidak mengalami perkembangan
sebagaimana yang diharapkan. Kuota kunjungan ditargetkan 10 orang wisatawan setiap
harinya. Akan tetapi dalam perkembangannya, jumlah pengunjung dari tahun ke tahun
mengalami pasang surut dan jauh lebih kecil dari kuota yang dimiliki (data hasil wawancara
dengan Bapak Nengah Sumertha pada tanggal 14 Maret 2014). Jumlah kunjungan wisatawan
ke Agrowisata Salak Sibetan selama tujuh tahun terakhir dapat dilihat dalam diagram berikut:
Secara umum permasalahan yang menyebabkan rendahnya angka kunjungan
wisatawan ke Agrowisata Salak Sibetan yaitu pengelolaan agrowisata belum terkemas secara
optimal sehingga wisatawan menjadi kurang tertarik untuk berkunjung, hal ini tampak dari
belum tersedianya pasar souvenir khas Sibetan di Banjar Dukuh, belum tersedianya fasilitas
mandi, cuci, kakus (MCK) yang sesuai standar pariwisata di jalur agrowisata, serta kurangnya
perawatan kebersihan di jalur agrowisata. Sehingga untuk mengoptimalkan potensi yang ada
serta meningkatkan kunjungan wisatawan diperlukan suatu strategi dalam upaya untuk
mengembangkan sektor pariwisata agrowisata di Desa Sibetan khususnya dan Kabupaten
Karangasem pada umumnya. Strategi ini diharapkan mampu mengoptimalkan dan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, disamping tetap mempertahankan
keberlangsungan dalam pembangunan pariwisata.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengembangan Ekowisata di Daerah dalam Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa pengembangan
ekowisata adalah kegiatan perencanaan, pemahaman, dan pengendalian ekowisata. Hal ini
dipertegas dalam Pasal 3 yang memuat. prinsip-prinsip pengembangan ekowisata, diantaranya:
Hasil analisis SWOT yang tampak dalam matrik di atas, dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Strategi SO (Strength Opportunities) pengembangan Agrowisata Salak Sibetan dapat
dijabarkan seperti berikut.
a. Mengoptimalkan pengembangan keanekaragaman 15 jenis salak dan potensi alam
Pemukuran, Ceburan serta Pal.
b. Membentuk kelompok sadar agrowisata di lingkungan Banjar Dukuh
c. Mengkemas berbagai potensi seni yang ada yaitu berupa kesenian genjek dan
angklung.
2. Strategi WO (Weakness Opportunities) pengembangan Agrowisata Salak Sibetan
sebagai berikut.
a. Membentuk organisasi pengelola yang lebih profesional. Organisasi yang telah ada
dimasyarakat dapat ditambah dengan bagian lain seperti bagian kebersihan,
promosi dan pengelola warung makan. Agar tercipta organisasi yang profesional,
masyarakat dapat mengadakan kerjasama dengan pemerintah maupun pihak swasta
agar dapat merumuskan segala sesuatu berkaitan dengan agrowisata.
b. Menggarap berbagai potensi yang dimiliki dengan lebih inovatif dan atraktif.
Seperti potensi sumber daya alam dan budaya yang dimiliki wilayah ini dapat
digarap dengan mengadakan pertunjukan di areal kebun salak maupu n salah satu
daerah, misalnya di Pemukuran.
c. Menambah fasilitas sesuai standar pariwisata seperti souvenir shop dengan
memanfaatkan koperasi yang sudah ada, membangun fasilitas toilet di beberapa
jalur trakking, menata kembali jalur trakking dan kebun salak dengan tetap
berpedoman pada awig-awig desa adat Sibetan sehingga nilai tradisi tetap
dipertahankan.
d. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki kompetensi dibidang
pariwisata seperti biro perjalanan wisata, organisasi pariwisata, serta pemerintah.
3. Strategi ST (Strength Threat) dalam Pengembangan Wilayah Agrowisata Salak Sibetan
sebagai berikut:
a. Lebih proaktif untuk menawarkan berbagai potensi yang ada kepada pihak luar,
baik kepada pemerintah maupun pihak swasta dengan berbagai potensi yang ada
dalam rangka mengembangkan Agrowisata Salak Sibetan
b. Mengadakan studi banding sebagai bahan perbandingan pada daerah –daerah yang
memiliki karakteristik wisata sejenis yang telah lebih awal berkembang.
4. Strategi WT (Weakness Threat) dalam Pengembangan Wilayah Agrowisata Salak
Sibetan sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran wisata berkelanjutan pada masyarakat di Banjar Dukuh
yang merupakan sebuah sistem dengan melibatkan berbagai pihak tidak hanya
masyarakat pengelola tetapi juga pemerintah dan pihak swasta sebagai fasilitator
melalui perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian agrowisata yang
mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
b. Mengajukan proposal pengajuan dana, khususnya kepada Pemerintah Kabupaten
Karangasem terkait penataan kembali wilayah agrowisata di Banjar Dukuh yang
menjadi lokasi trakking, termasuk dalam pengadaan fasilitas pendukung agrowisata
seperti pasar souvenir, kamar mandi/toilet termasuk warung makan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini
sebagai berikut :
1. Pengelolaan sumber daya pariwisata yang ada di Agrowisata Salak Sibetan masih
mempertahankan nilai-nilai dan tradisi yang ada. Dimana sumber daya alam, manusia,
dan budaya merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan.
2. Strategi pengembangan yang dirancang berdasarkan analisis SWOT (strength,
weakness, opportunities, threat) sebagai berikut:
a. Strategi SO (strength opportunities): menggali potensi wisata alam yang ada untuk
dioptimalkan pengembangannya, membentuk kelompok sadar agrowisata di
lingkungan banjar, mengkemas berbagai potensi seni yang ada.
b. Strategi WO (weakness opportunities): membentuk organisasi pengelola agrowisata
yang lebih profesional, menggarap berbagai potensi yang dimiliki, menambah
fasilitas sesuai standar pariwisata (pasar souvenir, kamar mandi/toilet, menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki kompetensi dibidang pariwisata.
c. Strategi ST (strength threat): menawarkan berbagai potensi yang ada kepada pihak
luar dan mengadakan studi banding ke destinasi wisata sejenis.
d. Strategi WT (weakness threat): meningkatkan kesadaran wisata berkelanjutan dan
mengajukan proposal pengajuan dana
3.2 Saran
Adapun hal- hal yang dapat disarankan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
sebagai berikut : untuk masyarakat di Desa Sibetan khususnya Banjar Dukuh agar dapat lebih
proaktif dalam menata kawasan serta sumber daya yang dimiliki sehingga Agrowisata Salak
Sibetan dapat lebih berkembang. Selain itu, nilai-nilai serta tradisi yang ada harus tetap
dipertahankan; untuk Pemerintah agar melakukan pembinaan secara berkesinambungan
kepada masyarakat baik itu berupa pembinaan kelembagaan maupun peningkatan keahlian
dalam mengelola agrowisata serta bantuan peralatan maupun dana yang dapat menunjang
peningkatan agrowisata; untuk Peneliti lain yang tertarik dengan penelitian destinasi wisata
alternatif dapat melanjutkan penelitian ini dengan mengkaji aspek -aspek lain yang
berhubungan dengan pengembangan agrowisata serta melakukan kajian terkait pengaruh
agrowisata terhadap kondisi sosial, ekonomi, budaya masyarakat Sibetan.