Anda di halaman 1dari 35

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


TUMOR GINJAL DI RSUD dr. DORIS SYILVANUS PALANGKA RAYA

Oleh :

Rifki Wida Sarandi


(2020-01-14901-034)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Studi kasus ini disusun oleh:


Nama : Rifki Wida Sarandi
Nim : 2020-01-14901-034
Program Studi : Ners
Judul : Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan diagnosa
Tumor Ran (S) + Susp Tumor Bali RS dr. Doris
Syilvanus Palangka Raya
Telah melaksanakan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk
menempuh Praktik Stase Maternitas Pada Program Studi Ners di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Eka Harap palangka Raya.

Pembiming Akademik, Pembimbing Lahan,

Takesi Arisandy, Ners., M.


Kep Katharina, S.Kep., Ners

Mengetahui
KUP Program Studi Ners,

Meilitha Carolina, Ners., M.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan pada Tn. B dengan diagnosa medis Tumor Ran (S) + Susp Tumor
Bali di RS dr.Doris Sylvanus Palangka Raya
Asuhan Keperawatan ini dibuat sebagai syarat dalam menempuh Praktik
Stase Maternitas pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan Asuhan
Keperawatan tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.
Dalam penyusunan Asuhan Keperawatan ini penulis menyadari belum
sempurna. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
masa mendatang.

Palangka Raya, 29 November 2020

Rifki Wida Sarandi

iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i
KATA PEGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................1
1.1 Konsep Dasar Hipotensi......................................................................................1
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan.............................................................................8
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................13
2.1 Pengkajian..........................................................................................................13
2.2 Analisa Data.......................................................................................................20
2.3 Prioritas Masalah................................................................................................21
2.4 Intervensi Keperawatan......................................................................................22
2.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan..........................................................24

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang


Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi
dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisma tubuh.
Penakajian keperawatan pada system perkemihan adalah salah satu dari
komponen dari proses keperawatan yang merupakan suatau usaha yang dilakukan
oleh perawat dalam menggali permasalahan dari klien meliputi usaha
pengumpulan data, membuktikan data tentang status kesehatan seorang klien.
Keahlian dalam melakukan observasi komunikasi, wawancara, dan pemeriksaan
fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan.
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak
setelah tumor prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan
ultrasonografi abdomen sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di
klinik-klinik rawat jalan, makin banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal
yang masih dalam stadium awal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada orang
dewasa. Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi
pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa.
Kira-kira 500 kasus terdiagnosa tiap tahun di Amerika Serikat. 75% ditemukan
pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi dengan kelainan pertumbuhan pada
anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien bertahan hidup hingga 5
tahun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Tumor Ginjal?
2. Etiologi dari Tumor Ginjal?
3. Bagaimana patofisiologi dari tumor ginjal ?
4. Apa manifestasi klinis dari Tumor Ginjal?
5. Apa klasifikasi dari Tumor Ginjal ?
6. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat bagi penderita Tumor Ginjal?
7. Bagaimana pencegahan dari Tumor Ginjal ?

1.3.  Tujuan Penulisan


1.3.1        Tujuan umum
 Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah yang berupa makalah
tentang tumor ginjal.

v
1.3.2        Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari tumor ginjal.
2. Untuk mengetahui penyebab dari tumor ginjal.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari tumor ginjal
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari tumor ginjal.
5.  Untuk mengetahui klasifikasi dari tumor ginjal.
6. Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada tumor ginjal.
7. Untuk mengetahhui pencegahan dari tumor ginjal

1.4      Manfaat Penulisan
  
1.      Bagi institusi   : Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan 
2.      Bagi pembaca  : Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, dan pengobatan untuk penyakit tumor ginjal tersebut
3.      Bagi penulis    : Terpenuhinya tugas Keperawatan Medikal Bedah yang
berupa makalah mengenai tumor ginjal.

BAB II

vi
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal
adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih
seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran
darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh.
Manusia dilahirkan dengan dua ginjal.  Tumor Ginja terbentuk ketika sel tumbuh
terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel
baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru
tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal
jinak, tidak kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-
kadang tumor dapat mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat
melalui pembedahan.

2.2 Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko
terjadinya kanker ginjal. Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat
dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor resiko lainnya antara lain :
         Kegemukan
         Tekanan darah tinggi (hipertensi)
         Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko
tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
         Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun
memiliki resiko tinggi)
         Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan
faktor genetik.
         Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi
secara sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi
perkembangan sel-sel di ginjal.

2.3 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di
dalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan
kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau
bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar
renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif

vii
atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di
kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami
distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan
memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke
abdomen dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada
abdominal dengan di lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam
perkembangan embrio dan aka tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan
tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ
lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan
perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.

2.4 Manifestasi Klinis


Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan
adanya nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang
menembus system velveo kalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis
tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:
a.       Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b.       Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c.        Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan
yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
d.       Anemia
e.       Penurunan berat badan
f.         Infeksi saluran kencing
g.       Demam
h.       Malaise
i.        Anoreksia
j.        Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran
kencing.

2.5 Klasifikasi
2.5.1 Tumor Jinak
     Hamartoma Ginjal

Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas
komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan
tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini

viii
biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang
tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena pertumbuhan yang
multisentrik (De Jong, 2000). Lima puluh persen dari hamartoma ginjal adalah
pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu kelainan bawaan
(Basuki, 2003).

Fibroma Renalis
  

Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor
sel interstisial reno-medulari. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal
keras, dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau
papilla. Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi
tubulus di dekatnya.

Adenoma Korteks Benigna


     

Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna kuning


kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam korteks
ginjal.

Onkositoma
      

Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya (tanda


terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi) banyak
ditemukan.

Tumor Jinak Lainnya


     

Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa
menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan
predisposisi kehilangan darah yang banyak sewaktu terjadi trauma.Tumor yang
jarang ditemukan ialah tumor sel jukstaglomerulor yang memproduksi renin yang
merupakan penyebab terjadinya hipertensi (Underwood, 2000). Jenis tumor lain
yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De Jong, 2000).

2.5.2 Tumor Ganas (kanker)


   Adenokarsinoma Ginjal

Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari
tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan pada
orang dewasa. Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz,
Hipernefroma, Karsinoma sel Ginjal atau Internist tumor (Basuki, 2003).

ix
Nefroblastoma
       

Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang
dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini
merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang
lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki,
2003). Insiden puncaknya antara umur 1- 4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki
sama banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms merupakan 10% dari semua
keganasan pada anak.
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel
embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia,
hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003).

Tumor Pelvis Renalis


   

Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis histopatologinya
tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. karsinoma sel transitional.
b. karsinoma sel skuamosa.
Seperti halnya mukosa yang terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra
proksimal, pielum juga dilapisi oleh sel-sel transitional dan mempunyai
kemungkinan untuk menjadi karsinoma transitional. Karsinoma sel skuamosa
biasanya merupakan metaplasia sel-sel pelvis renalis karena adanya batu yang
menahun pada pelvis renalis (Basuki, 2003).
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel renalis,
dimana sisanya yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional yang
berasal dari urotelium pelvis renalis, karena pertumbuhannya ke dalam rongga
kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan ditandai dengan adanya hematuria atau
obstruksi (Underwood, 2000)
Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena renalis
(Underwood, 2000)

2.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan tumor renal adalah untuk menghilangkan tumor tersebut
sebelum terjadi metastasis. Nefrektomi radikal merupakan terapi pilihan jika
tumornya dapat diangkat. Tindakan ini mencakup  pengangkatan ginjal  (serta
tumornya , kelenjar adrenal, lemak perirenal; disekitarnya serta fasia Gerota dan
nodus limfatikus. Terapi radiasi, hormonal ataupun kemoterapi dapat  dilakukan
bersama-sama pembedahan. Imunoterapi dapat pula membantu.
           Embolisasi Arteri Renalis. Pada pasien dengan karsinoma renal yang
sudah bermetastasis, embolisasi arteri renalis dilakukan untuk menyumbat aliran
darah kedalam tumor dan dengan demikian akan membunuh sel-sel  tumor. Terapi

x
embolisasi  juga menstimulasi respon imun, karena infark pada jaringan kanker
sel renal akan melepaskan antigen yang berkaitan dengan tumor dan kemudian
meningkatkan  respons pasien terhadap lesi metastatic.prosedur ini dapat pula
mengurangi jumlah sel-sel tumor yang masuk kedalam sirkulasi vena ketika
dilakukan tindakan manipulasi selama pembedahan.
           Sesudah embolisasi arteri renalis dan membuat infark jaringan tumor,
kompleks gejala yang khas serta diberi nama ‘sindrom pascainfark’ akan terjadi
selama 2 hingga 3 hari. Pasien akan merasa nyeri yang terlokalisisr  didaerah
pinggang serta abdomen, mengalami kenaikan suhu tubuh dan mengemukakan
keluhan gastrointestinal. Rasa nyeri diatasi dengan preparat analgetik parenteral
sementara aspirin diberikan untuk mengendalikan panas. Antiemetic, pembatasan
maskan oral dan terapi rumatan dengan cairan infus dilakukan untuk mengatasi
keluhan  gastrointestinal.
           Terapi Biologi. Keberhasilan dalam mengatasi tumor renal dengan cara
memodifikasi respon biologi pernah dilaporkan. Pasien dapat diobati dengan
interleukin-2 (IL-2), yaitu suatu protein yang yang mengatur pertumbuhan sel.
Cara ini dapat dilakukan secara tunggal atau dalam bentuk kombinasi bersama
dengan sel-sel pembunuh yang diaktifkan oleh limfokin  (LAK ; lymphokines-
activated killer cells )  LAK merupakan sel darah putih yang sudah distimulasi
oleh IL2 untuk meningkatkan kemampuannya dalam membunuh sel-sel kanker.
Interferon, yaitu pengubah respins biologi lainnya juga sedang diselidiki sebagai
sesuatu bentuk terapi untuk menangani kanker ginjal yang sudah lanjut.

2.7 Pencegahaan
pencegahan terhadap ancaman oenyakit ini adalah dengan menerapkan
gaya hidup sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan
risiko terjadinya penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah
satu yang dapat mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

xi
3.1 Pengkajian Fokus
a. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
       Riwayat kesehatan sekarang

Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut.
Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya 1 hari pertama
sakit.
      Riwayat kesehatan dahulu

Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-
gejala tumor wilms.
     Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya.
 Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara head to


toe yang harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran
tekanan darah pada klien. Tumor dapat memproduksi rennin atau menyebabkan
kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi pada anak.
       Pemeriksaan kebutuhan Fisik dan Psikososial

1. Pola Nutrisi dan Metabolik.


Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan
air,edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual,muntah,dan anoreksia
menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya
edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2. Pola Eliminasi.
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa
metabolisme tidak dapat di ekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan
natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan
oliguri, anuria, proteinuria, dan hematuria.

3. Pola Aktivitas dan latihan.


Pada klien dengan kelemahan malaise,kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan,klien perlu istirahat karena adanya
kelainan jantung dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi
duduk di mulai bila tekanan darah udah normal selama satu minggu. Adanya
edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,penggunaan otot bantu
napas, teraba massa, auskultasi terdengar rales, dispnea, ortopnea, dan pasien
terlihat lemah ( kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan pembesaran
jantung ), anemia, dan hipertensi yang di sebabkan oleh spasme pembuluh darah.
4. Pola Tidur dan Istirahat.

xii
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremi, keletihan, kelemahan malaise, keemahan otot dan kehilangan tonus.
5. Pola Kognitif dan Perseptual.
Penigkatan ureum darah menyebabkan kuit bersisik kasar dan gatal-gatal
karena adanya uremia. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi
ensefalopati hipertensi.
6. Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya warna urine yang
berwarna merah, adanya edema, serta perawatan yang lama.

Pemeriksaan Penunjang
    

Foto thoraks (Rontgen)


Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke
paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor
Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid
dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms
nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai
pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat
tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan
sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini
meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan
neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk
keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan
memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri danmetastasis hepar multiple.
CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasishepar
multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
  Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk
tumor Wilms adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl
mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan
bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada
pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat
menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan
mikroskopik.Biopsi tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.

xiii
3.2   Diagnosa Keperawatan
a.     Pre operasi
1)    Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2)    Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3)    Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
dan prosedur pembedahan
4)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b.     Pasca operasi
1)    Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2)    Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

3.3 Intervensi Keperawatan


3.3.1 Pre oprasi
No NDX NOC NIC
1 Nyeri akut   Pain level Paint Management
berhubungan dengan Pain control          Lakukan pengkajian
efek fisiologis dari Comfort level secara komperhensif
neoplasia          Observasi reaksi non
Kriteria Hasil : verbal dari
Definisi : pengalaman Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
sensori dan emosional (tahu penyebab nyeri,
         Gunakan teknik
yang muncul akibat mampu menggunakan teknik komunikasi terapeutik
kerusakan jaringan non farmakologi untuk
         Evaluasi pengalaman
yang actual dan mengurangi nyeri, mencari nyeri masa lampau
potensial atau bantuan)          Evaluasi bersama pasien
digambarkan dalam Melaporkan bahwa nyeri dan tim kesehatan lain
kerusakan sedemikian berkurang dengan tentang ketidakefektifan
rupa. (International menggunakan manajement kontrol nyeri dimasa
Association for the nyeri lampau
study of Pain) : awitan Mampu mengendalikan nyeri
         Bantu pasien dan keluarga
yang tiba – tiba atau (skala, intensitas, frekuensi,
dengan menemukan
lambat dari intensitas dan tanda nyeri)
dukungan
ringan hingga berat Menyatakan rasa nyaman
         Kontrol lingkungan yang
dengan akhir yang setelah nyeri berkurang
dapat mempengaruhi nyeri
dapat diantisipasi atau
seperti suhu ruangan,
diprediksi dan
kecahayaan, kebisingan
berlangsung <6 bulan
         Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi, dan
interpersonal)
         Ajarkan tentang teknik

xiv
non farmakologi
         Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
         Tingkatkan istirahat
         Monitor penerimaan
pasien tentang manajeen
nyeri
2 Perubahan Nutrisi : Nutritional Status : Nutrition Management
Kurang dari Kebutuhan Nutritional status : food and      Kaji adanya alergi
berhubungan dengan fluid intake makanan
peningkatan kebutuhan Nutritional status : nutrient      Kolaborasi dengan ahli
metabolime, intake gizi untuk menentukan
kehilangan protein dan Weight control jumlah kalori dan nutrisi
penurunan intake yang dibutuhkan pasien
Kriteria Hasil :
      Berikan substansi gula
Definisi : asupan Adanya peningkatan BB
      Ajarkan pasien bagaimana
nutrisi tidak cukup sesuai dengan tujuan
membuat catatan makanan
untuk memenuhi BB ideal sesuai dengan
harian
kebutuhan metabolik tinggi badan
 Mampu mengidentifikasi      Onitor jumlah nutrisi dan
kebutuhan nutrisi kandungan kalori
 Tidak ada tanda – tanda      Berikan informasi tentang
malnutrisi kebutuhan nutrisi
 Menunjukkan peningkatan Nutrition Monitoring
fungsi pengecapan dari      BB pasien dalam batas
menelan normal

 Tidak terjadi penurunan BB Monitor
       adanya
yang berarti penurunan BB
      Monitor tie dan jumlah
aktivitas
      Monitor turgor kulit
      Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
      Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
3 Kecemasan  Anxiety self-control Anxiety Reduction
berhubungan dengan Anxiety level (penurunan kecemasan)
kurangnya  Coping       Gunakan pendekatan yang
pengetahuan tentang menyenangkan
penyakit dan prosedur Kriteria Hasil :       Nyatakan dengan jelas
pembedahan  Klien mampu harapan terhadap perilaku
mengidentifikasi dan pasien
Definisi : Perasaan mengungkapkan gejala      Jelaskan semua prosedur
tidak nyaman atau cemas dan apa yang dirasakan
kekhawatiran yang Mengidentifikasi, selama prosedur
samar disertai respon mengungkapkan, dan

xv
autonom (sumber menunjukkan teknik untuk      Pahami perspektif pasien
sering kali tidak mengontrol cemas terhadap situasi stress
spesifik atau tidak Vital sign dalam batas      Dorong keluarga untuk
diketahui oleh normal menemani anak
individu); perasaan Postur tubuh, ekspresi wajah,      Dengarkan penuh
takut  ysng disebabkan bahasa tubuh, dan tingkat perhatian
oleh antisipasi terhadap aktivitas menunjukkan      Dorong pasien
bahaya. Hal ini berkurangnya kecemasan. mengungkapkan perasaan,
merupakan isyarat ketakutan, persepsi
kewaspadaan individu       Intstruksikan pasien
akan adanya bahaya menggunakan teknik
dan memampukan relaksassi
individu bertindak
menghadapi ancaman

3.3.2 Post Operasi


No NDX NOC NIC
1 Nyeri berhubungan    Pain level Paint Management
dengan terputusnya Pain control          Lakukan pengkajian secara
kontinuitas jaringan  Comfort level komperhensif
         Observasi reaksi non verbal
Definisi : pengalaman Kriteria Hasil : dari ketidaknyamanan
sensori dan emosional Mampu mengontrol nyeri          Gunakan teknik komunikasi
yang muncul akibat (tahu penyebab nyeri, terapeutik
kerusakan jaringan mampu menggunakan teknik          Evaluasi pengalaman nyeri
yang actual dan non farmakologi untuk masa lampau
potensial atau mengurangi nyeri, mencari          Evaluasi bersama pasien
digambarkan dalam bantuan) dan tim kesehatan lain
kerusakan sedemikian Melaporkan bahwa nyeri tentang ketidakefektifan
rupa. (International berkurang dengan kontrol nyeri dimasa lampau
Association for the menggunakan manajement
         Bantu pasien dan keluarga
study of Pain) : awitan nyeri
dengan menemukan
yang tiba – tiba atau Mampu mengendalikan nyeri
dukungan
lambat dari intensitas (skala, intensitas, frekuensi,
         Kontrol lingkungan yang
ringan hingga berat dan tanda nyeri)
dapat mempengaruhi nyeri
dengan akhir yang Menyatakan rasa nyaman
seperti suhu ruangan,
dapat diantisipasi atau setelah nyeri berkurang
kecahayaan, kebisingan
diprediksi dan
berlangsung <6 bulan          Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi, dan
interpersonal)
         Ajarkan tentang teknik non
farmakologi

xvi
         Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
         Tingkatkan istirahat
         Monitor penerimaan pasien
tentang manajeen nyeri
2 Resiko tinggi infeksi Immune Status Infection Control
berhubungan dengan Knowledge :          Bersihkan
infection lingkungan
adanya luka operasi control setelah dipakai pasien lain
 Risk control          Pertahankan teknik isolasi
Definisi : mengalami          Batasi pengunjung bila
peningkatan resiko Kriteria Hasil : perlu
terserang organisme Klien bebas dari tanda dan          Instruksikan pengunjung
patogenik gejala infeksi untuk mencuci tangan saat
 Mendeskripsikan proses berkunjung dan setelah
penularan penyakit, faktor berkunjung meninggalkan
yang mempengaruhi pasien
penularan serta
         Gunakan sabun anti
pelaksanaannya mikroba untuk cuci tangan
 Menunjukkan kemampuan
         Cuci tangan sebelum dan
untuk mencegah timbulnya
sesudah tindakan
infeksi
keperawatan
 Jumlah leukosit dalam batas
         Gunakan baju, sarug tangan
normal
sebagai pelindung
 Menunjukkan perilaku hidup
sehat          Pertahankan lingkungan
aseptic selama pemasangan
alat
         Berikan terapi antibiotic bila
perlu

Infection Protection
         Monitor tanda dan gejala
infeksi iskemik dan local
         Monitor kerentanan
terhadap infeksi
         Berikan perawatan kulit
pada area epidema
         Inspeksi kulit dan
membrane mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
         Inspeksi luka / insisi bedah
         Dorong masukan nutrisi
yang cukup
         Dorong masukan cairan
         Dorong istirahat
         Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic sesuai
resep

xvii
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
       Dapat disimpulkan bahwa tumor ginjal adalah massa abnormal yang

berkembang di ginjal.
 Tumor Ginjal terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya,

sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau,
sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan,
membuat tumor.
   Faktor resiko lainnya antara lain : kegemukan, hipertensi, lingkungan kerja,

dialisa, faktor genetik.


   Penatalaksanaan medis bagi penderita tumor ginjal yaitu :  nefrektomi, hormonal,

imunoterapi, radiasi Eksterna, sitostatika.

4.2 Saran
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan
dankelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

xviii
18

BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Rifki Wida Sarandi
Ruang Praktek : Dahlia
Tanggal & Jam Pengkajian : 20-11-2020, pukul : 10.00 WIB
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien1 September 2020
Nama : Tn. S
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Suku/Bangsa : dayak /Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : S1
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Beliang V
Tgl MRS : 20 September 2020
Diagnosa Medis : Tumor Ran (S) + Susp Tumor Bali

3.1.2 Riwayat Kesehatan/Perawatan


3.1.2.1 Keluhan Utama :
Pasien mengatakan “ Nyeri badan bagian kiri”
3.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan “pada tanggal 20 September 2020 klien dibawa kerumah sakit ke
rumah sakit dr.Doris Sylvanus palangkaraya dan masuk ke ruang IGD dengan
keluhan ada benjolan di perut sebelah kiri. Di IGD pasien diberikan perawatan
Pemasangan infus Nacl.

3.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya :


Pasien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya
3.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada menderita penyakit yang sama dengan
pasien.
18
19

3.1.3 Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Ada hubungan keluarga
- - - - - : Tinggal serumah
: Meninggal

3.1.4 Pemeriksaan Fisik


3.1.4.1 Keadaan Umum :
Keadaan pasien composmetis, terdapat Benjolan di bagian kiri tubuh pasien
dan di testis pasien, cara berbaring/bergerak terlentang/terbatas, cara berbicara
baik/kooperatif, penampilan pasien rapi, pasien terpasang infus ditangan kanan
NaCL 16 tpm.
3.1.4.2 Status Mental :
Kesadaran pasien compos methis, ekspresi wajah pasien meringis, bentuk
badan pasien cukup berisi/baik, cara berbaring terlentang dan bergerak pasien
terbatas, berbicara pasien tampak normal, kooperatif, jelas dan lancar, suasana hati
pasien tampak gelisah dan cemas, penampilan pasien rapi. Fungsi kognitif pasien
tampak baik, pasien menyadari perubahan waktu seperti pagi, siang dan malam,
pasien dapat menyadari orang yang mengunjunginya dan pasien menyadari sedang
dirawat di Rumah Sakit. Tidak ada halusinasi yang timbulkan oleh pasien, insight
pasien cukup baik, mekanisme pertahanan adaptif. Tidak ada keluhan.
3.1.4.3 Tanda-tanda Vital :

19
20

Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 83 x/menit, Pernafasan : 18 x/menit, Suhu :


36ºC.
3.1.4.4 Permeriksaan head to toe
1). Kepala
Inspeksi : Bentuk bulat, rambut pendek warna hitam, kebersihan terjaga, tidak
ada
lesi.
Palpasi : Tidak ada pembengkakkan dan nyeri tekan.
2). Mata
Inspeksi : Mata tidak terdapat secret, sclera tidak ikterus, konjungtiva merah
muda
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada.
3). Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, secret tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada.
4). Mulut
Inspeksi : Bibir tampak lembab, gigi lengkap, mukosa lembab, bau mulut tidak
ada.
5). Leher
Inspeksi : kebersihan cukup, penonjolan vena jugularis negatif.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

6). Thorax/dada
Inspeksi : Bentuk simetris, tulang-tulang iga menonjol, puting susu pada dada
kiri
dan kanan simetris.
Palpasi : Odema tidak ada, pergerakan dada simetris.
Auskultasi : tidak terdapat suara nafas tambahan, bunyi jantung S1 lup dan S2
dup.
7). Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa.
Perkusi : Tidak kembung.
Auskultasi : Bising usus normal.
20
21

8). Ektremitas atas


Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, pergerakan kedua tangan baik, bentuk kuku
simetris.
Palpasi : Tidak ada odema.
9). Ektremitas bawah
Inspeksi : kaki kanan terdapat luka.
Palpasi : Tidak ada odema.
3.1.4.5 Pernafasan
Bentuk badan simetris, kebiasaan merokok tidak ada, type pernafasan dada dan
perut, irama pernafasan teratur, suara nafas vesukuler.
Masalah keperawatan : Tidak ada.
3.1.4.6 Cardiovasvasculer (Bleeding)
Tidak ada masalah cardiovasculer yang di alami pasien Ny. B vena jugularis tidak
meningkat, suara jantung S1 (lup) dan S2 (dup).
3.1.4.7 Persyarafan (Brain)
Nilai GCS E : 4 (Membuka Mata Spontan), V : 5 (Orientasi dengan Baik), M : 6
(Bergerak Sesuai Perintah), Total Nilai GCS : 15 normal, kesadaran Ny. B Compos
Methis, Pupil Ny. B isokor tidak ada kelainan, reflex cahaya kanan dan kiri positif,
tidak ada nyeri.
Uji Syaraf Kranial :
1). Nervus kranial I (Olfaktori), pasien dapat membedakan rasa bau.
2). Nervus kranial II (Olfaktikus), mata pasien dapat melihat jelas tanpa kacamata.
3). Nervus kranial III (Okulomotoris), pasien dapat membuka kedua kelopak mata.
4). Nervus kranial IV (Troklear), pasien dapat menggerakkan kedua bola matanya.
5). Nervus kranial V (Trigeminal), pasien dapat membuka mulut.
6). Nervus kranial VI (Abdusen), pasien dapat memgerakkan bola mata kekiri dan
kekanan.
7). Nervus kranial VII (Fasial), pasien dapat mengerutkan dahi dan tersenyum.
8). Nervus kranial VIII (Akustik), pasien dapat merespon saat dipanggil.
9). Nervus kranial IX (Glasofaringeus), pasien dapat menelan dengan baik
10). Nervus kranial X (Vagus), pasien dapat menunjukkan reflek muntah.
11). Nervus kranial XI (Aksesorius spinal), pasien dapat menggerakkan kepalanya.
12). Nervus kranial XII (hipoglarus), pasien dapat mengeluarkan lidah.
Uji Koordinasi :
21
22

Ektrimitas atas jari ke jari dan jari ke hidung tidak dilakukan pengkajian. Pada
ektrimitas bawah tumit ke jempol kaki, uji kestabilan tubuh Tn. D positip.
Refleks kanan dan kiri positif tidak ada yang mengalami kekakuan, uji sensasi
Tn. D tidak dikaji tidak ada keluhan dan tidak ada masalah dalam pergerakan atau
mental Tn. D
3.1.4.7 Eliminasi Uri (Bladder)
Produksi urine 300 ml 5 x/hari, warna urine kuning, bau urine amoniak, tidak
ada masalah keperawatan.
3.1.4.8 Eliminasi Alvi (Bowel)
Dari hasil pemeriksaan mulut dan faring tampak bibir klien tampak lembab,
gigi lengkap, gusi tampak putih dan tidak ada peradangan, lidah tampak kemerahan
dan tidak ada lesi, mukosa tampak lembab dan tidak ada peradangan, tonsil tampak
normal tidak tampak adanya pembesaran tonsil, rectum normal, tidak tampak
hemoroid. Pasien Buang Air Besar tidak ada, tidak ada masalah, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak terdapat benjolan.
3.1.4.9 Tulang-Otot-Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi pasien tampak terbatas. Tidak ada parese, tidak
ada paralise, tidak ada hemiparese, tidak ada krepitasi, ada nyeri, tidak ada bengkak,
tidak ada kekakuan, tidak ada flasiditas, tidak ada spastisitas. Tampak ukuran otot
simetris. Uji kekuatan otot pada ektrimitas atas 5/5 dan ekstrimitas bawah 5/1. Tidak
terdapat deformitas tulang, tidak ada peradangan, Terdapat luka jahitan lokasi pada
kaki kiri, ukuran luka kaki ada 1 panjang : 40 cm kondisi luka kemerahan tampak
basah dan dipinggir luka tidak ada kehitaman. adanya patah tulang dibagian Tibia
dan Fibula. Tampak tulang belakang normal.
3.1.4.10 Kulit-kulit Rambut
Tidak ada alergi obat, makanan dan pada pasien. Suhu kulit terasa hangat,
warna kulit tampak normal, turgor kulit tampak cukup, tekstur terasa halus. terdapat
bekas luka jahitan dibagian kaki kiri dengan panjang sekitar 40 cm. Tekstur rambut
tampak halus, distribusi ramput rontok. Bentuk kuku tampak simetris. masalah
keperawatan : gangguan itegritas kulit
3.1.4.11 Sistem Penginderaan
Fungsi penglihatan pasien normal. Bola mata bergerak normal. Sklera tampak
normal berwarna putih, konjungtiva berwarna merah muda, kornea tampak bening,
pasien tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata dan lainnya. Tidak terdapat
22
23

nyeri. Tidak ada keluhan. Pendengaran berfungsi dengan baik. Hidung berbentuk
simetris. Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.4.12 Leher, Kelenjar Limfe dan Sistem Reproduksi
Tidak terdapat massa, tidak ada jaringan parut, kelenjar limfe tidak teraba,
kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher tampak bebas. Sistem reproduksi tampak
normal, tidak ada keluhan.

3.1.5 Pola Fungsi Kesehatan


3.1.5.1 Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit
Pasien mengetahui bahwa kesehatan itu penting, namun terkadang sulit untuk
dijaga, pasien ingin cepat sembuh, dan bisa beraktivitas kembali.
3.1.5.2 Nutrisida Metabolisme
Tinggi badan pasien 168 cm, berat badan saat sakit 70 kg dan sebelum sakit 70
kg. Pada saat sakit diet pasien yaitu lunak. Tidak ada diet khusus tidak ada
kesukaran menelan, tidak ada keluahan.

Pola Makan Sehari-hari Saat Sakit Sebelum Sakit

Frekuensi/hari 2 kali sehari 3 kali seharo

Porsi 1 porsi 1 porsi

Nafsu makan Baik Baik

Jenis makanan nasi, sayur, dan ikan Nasi, ikan, dan sayur

Jenis minuman Air mineral Air mineral

Jumlah minuman/cc/24 1800 cc/hari 1500 cc/hari


jam

Kebiasaan makanan Pagi, siang dan malam Pagi, siang dan malam

Keluhan/masalah Tidak ad masalah Tidak ada masalah

Masalah keperawatan : tidak ada masalah


3.1.5.3 Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan tidur malam hari 8-9 jam dan pada siang hari 1-2 jam.
Tidak ada masalah dengan pola istirahat dan tidur. Masalah keperawatan : tidak ada
0masalah.
3.1.5.4 Kognitif

23
24

Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakitnya.


3.1.5.5 Konsep diri (Gambaran diri, Ideal diri, identitas diri, Harga diri, Peran)
Gambaran diri : pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit, ideal diri : pasien
sadar bahwa dirinya ingin cepat pulang, identitas diri : pasien sadar bahwa dirinya
seorang bapak untuk anaknya, harga diri : pasien sadar bahwa dirinya dihargai orang
lain, Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.5.6 Aktivitas Sehari-hari
Pasien sebelum sakit dapat beraktivitas seorang ibu rumah tangga, namun
setelah sakit pasien hanya bisa berbaring ditempat tidur, tidak ada masalah
keperawatan.
3.1.5.7 Koping-Toleransi Terhadap Stress
Pasien mengatakan dapat mentoleransi stressnya dengan baik dan cara
mengatasinya dengan melakukan aktivitasnya yang dapat menurunkan intensitas
stress seperti bercerita kepada keluarganya. Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.5.8 Nilai Pola Keyakinan
Pasien beragama islam dan pasien memiliki keyakinan yang kuat pada agama yang
dianutnya.
3.1.6 Sosial-Spiritual
3.1.6.1 Kemampuan berkomunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik pada keluarga, petugas kesehatan dan
pasien yang ada diruangan.
3.1.6.2 Bahasa Sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa indonesia.

3.1.6.3 Hubungan dengan Keluarga :


Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik, ditandai dengan perhatian yang
diberikan oleh keluarga.
3.1.6.4 Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Baik, dibuktikan dengan pasien menuruti semua tindakan keperawatan yang
diberikan perawat/petugas kesehatan pasien juga ramah terhaap semua petugas
kesehatan.
3.1.6.5 Orang Berarti/Terdekat :
Pasien mengatakan orang yang paling berarti adalah keluarganya
3.1.6.5 Kebiasaan menggunakan waktu luang :
24
25

Sebelum sakit pasien selalu menggunakan waktu luangnya untuk bekerja,


setelah sakit pasien hanya berbaring di tempat tidur.
3.1.6.6 Kegiatan Beribadah
Selama sakit pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur.
3.1.7 Data Penunjang (Laboratorium)

No Parameter Hasil Satuan Nilai normal

1 Glukosa Mg/dl < 200


2 Glikosa 2 jam PP Mg/dl <140
3 Ureum 42 Mg/dl 21-53
4 Creatinin 1.49 Mg/dl 0,7 – 1,5
5 Kolestrol Total Mg/dl <200

6 Albumin g/dL 3,5 – 5,5


7 Troponin 1 nh/ml <0,30

3.1.8 Penatalaksanaan Medis


 Terpasang infus ditangan kanan NaCL 16 tpm
 Injeksi :
Ranitidin 2x50mg
Infus : Nacl 0,9% (IV)

25
26

 Indikasi
1. Ranitidin adalah tukak lambung dan usus 12 jari hipersekresi patologik
sehubungan dengan sindrom zollinger-Ellison.
2. Nacl 0,9% , Untuk mengembalikan keseimabangan keseimbangan elektrolit

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN
NO MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB
1 DS : Pasien mengatakan kesusahan Tampak Meringis Nyeri Akut
dalam bergerak karena Karena
terasa nyeri di bagian perit sebelah Bersikap Protektif

26
27

kiri
DO :
Gelisah
- pasien tampak dibantu keluarga
dalam melakukan aktivitas
Frekuensi Nadi meningkat
- Masien masih kelihatan gelisah
dan meringis
Sulit Tidur
- Pola Nafas berubah
- P = Terdapat tumor di bagian kiri
Expresi wajah meringis
ginjal pasien
- Q = Nyeri seperti teriris
Gangguan Mobilitas Fisik
- R = perut bagian kiri
- S = Sekala Nyeri 5
Nyeri Akut
- T = Terasa Terus menerus

2 DS : Pasien mengatakan kurang Menunjukan Gejala Stress Gangguan Rasa


tahu tentang cara perawatan Nyaman
penyakit dan sangat merasa tidak tampak merintih
nyaman karena kalau bergerak
terasa Nyeri Perubahan pola eliminasi
DO :
- Klien terlihat gelisah denagn Perubahan postur Tubuh
penyakit yang di derita .
Gangguan Rasa Nyaman

PRIORITAS MASALAH

27
28

1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya tumor di bagian kiri ginjal pasien.

2. Gangguan Rasa Nyaman Terlihat dari ekpresi pasien yang gelisah

28
29

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.M

Ruang Rawat : Dahlia


Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan pasien 1 memantau keadaan umum pasien
berhubungan keperawatan selama 1x24 dalam melakukan aktivitas 2. mengurangi rasa nyeri pasien
dengan adanya jam diharapkan masalah fisik 3. agar pasien dapat melakukan secara mandiri manajemen nyeri
tumor di teratasi dengan kriteria 2. Latih pasien melakukan 4. melihat apakah pasien masih nyeri atau tidak
bagian kiri hasil : manajemen nyeri secara
ginjal pasien. 1. pasien dapat melakukan mandiri
aktivitas mandiri yang 3. Ajarkan pasien mengajarkan
ringan pasien melakukan manajemen
2. pasien dapat nyeri
menggunakan alat bantu 4. Evaluasi pasien dalam
untuk aktivitas melakukan manajemen nyeri
3. aktivitas fisik meningkat
Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kecemasan pasien 1. Untuk mengetahui tingkat ketidaknyamanan pasien
Rasa Nyaman keperawatan selama 1x24 2. observasi TTV pasien 2. agar pasien tidak merasa cemas dengan penyakit yang diderita
Terlihat dari jam diharapkan masalah 3. kolaborasi dalam pemberian 3. memberikan terapi yang tepat dapat mempercepat kesembuhan
ekpresi pasien teratasi dengan kriteria obat terapi antibiotic pasien
yang gelisah hasil :
1. pasien tidak terlihat
gelisah
2. ekspresi pasien tidak
terlihat cemas dan murung
lagi
3. pasien terlihat bisa
tersenyum dan tertawa

29
30

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Pasien : Tn.M

Ruang Rawat : Dahlia

Hari / Implementasi Evaluasi ( SOAP)


tanggal
Selasa, 1 1. Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan S : pasien mengatakan “saya sudah mulai merasa nyeri berkurang“
manajemen nyeri O :- pasien terlihat sudah tidak meringis lagi
September
2. Melatih pasien cara melakukan manajemen nyeri - pasien sudah paham cara melakukan menajemen nyeri
2020 Jam 3. Mengajarkan pasien menggunakan alat bantu - Aktivitas fisik pasien mulai meningkat
aktivitas fisik A : masalah teratasi sebagian
10.00 wib
4. Mengevaluasi pasien dalam melakukan manajemen P : Lanjutkan Intervensi
nyeri
Selasa,1 1. Melakukan tindakan yang membuat pasien merasa S:-
nyaman O : - Klien terlihata tidak gelisah lagi
September
2. Melakukan Perawatan luka - Suhu tubuh pasien normal
2020 Jam 3. Memonitor suhu tubuh pasien TTV
4.Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat terapi N = 110x/menit
08.30 wib
antibiotic S = 36,5o C
RR = 20x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervesi

30
31

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3327707

LEMBAR KONSULTASI KLINIK


KEGIATAN BIMBINGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing
Mahasiswa Pembimbing
1 Rabu, 29 1. Tambahkan refrensi
November di laporan
2020 pendahuluan
2. Lengkapi pengkajian
3. Tambahkan data
objektif pada Rifki Wida
diagnosa resiko defisit Sarandi
nutrisi Katharina, S.Kep.,
4. Perbaiki bagian Ners
intervensi sesuai saran

2 Kamis, 30 1. Perbaiki data objektif


November pada diagnosa resiko
2020 defisit nutisi
2. Ganti redaksi data
objektif jangan
tampak mual Rifki Wida
3. Perbaiki sistematika Sarandi
penulisan
Katharina, S.Kep.,
Ners

3 Sabtu, 3 1. Acc Laporan


Desember Pendahuluan dan
2020 Asuhan Keperawatan
Rifki Wida
Sarandi
Katharina, S.Kep.,
Ners

31
32

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3327707

LEMBAR KONSULTASI AKADEMIK


KEGIATAN BIMBINGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing
Mahasiswa Pembimbing
1 Rabu, 5 1. Tambahkan materi dan
Desember pathaway laporan
2020 pendahuluan
2. Lengkapi pengkajian
3. Lengkapi data objektif
4. Tambahkan diagnosa Rifki Wida
defisit pengetahuan Sarandi
5. Perbaiki bagian Takesi Arisandy,
intervensi Ners., M. Kep
6. Sesuaikan evaluasi
dengan implementasi

2 Kamis, 6 1. Tambahkan data


Desember objektif pada diagnosa
2020 defisit pengetahuan
2. Sesuaikan data
pengkajian dengan
diagnosa yang diambil Rifki Wida
Takesi Arisandy,
3. Perbaiki asuhan Sarandi
keperawatan sesuai Ners., M. Kep
saran
4. Perbaiki sistematika
penulisan
3 Senin, 8 1. Gabungkan laporan
Desember pendahuluan dan
2020 asuhan keperawatan
2. Acc Laporan Rifki Wida
Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Sarandi
Takesi Arisandy,
Ners., M. Kep

32
33

33
34

34

Anda mungkin juga menyukai