Lpaskep Rifki 02
Lpaskep Rifki 02
Oleh :
Mengetahui
KUP Program Studi Ners,
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan pada Tn. B dengan diagnosa medis Tumor Ran (S) + Susp Tumor
Bali di RS dr.Doris Sylvanus Palangka Raya
Asuhan Keperawatan ini dibuat sebagai syarat dalam menempuh Praktik
Stase Maternitas pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan Asuhan
Keperawatan tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.
Dalam penyusunan Asuhan Keperawatan ini penulis menyadari belum
sempurna. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
masa mendatang.
iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i
KATA PEGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................1
1.1 Konsep Dasar Hipotensi......................................................................................1
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan.............................................................................8
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................13
2.1 Pengkajian..........................................................................................................13
2.2 Analisa Data.......................................................................................................20
2.3 Prioritas Masalah................................................................................................21
2.4 Intervensi Keperawatan......................................................................................22
2.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan..........................................................24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari tumor ginjal.
2. Untuk mengetahui penyebab dari tumor ginjal.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari tumor ginjal
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari tumor ginjal.
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari tumor ginjal.
6. Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada tumor ginjal.
7. Untuk mengetahhui pencegahan dari tumor ginjal
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi institusi : Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan
2. Bagi pembaca : Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, dan pengobatan untuk penyakit tumor ginjal tersebut
3. Bagi penulis : Terpenuhinya tugas Keperawatan Medikal Bedah yang
berupa makalah mengenai tumor ginjal.
BAB II
vi
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal
adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih
seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran
darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh.
Manusia dilahirkan dengan dua ginjal. Tumor Ginja terbentuk ketika sel tumbuh
terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel
baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru
tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal
jinak, tidak kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-
kadang tumor dapat mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat
melalui pembedahan.
2.2 Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko
terjadinya kanker ginjal. Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat
dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor resiko lainnya antara lain :
Kegemukan
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko
tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun
memiliki resiko tinggi)
Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan
faktor genetik.
Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi
secara sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi
perkembangan sel-sel di ginjal.
2.3 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di
dalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan
kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau
bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar
renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif
vii
atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di
kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami
distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan
memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke
abdomen dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada
abdominal dengan di lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam
perkembangan embrio dan aka tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan
tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ
lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan
perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.
2.5 Klasifikasi
2.5.1 Tumor Jinak
Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas
komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan
tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini
viii
biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang
tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena pertumbuhan yang
multisentrik (De Jong, 2000). Lima puluh persen dari hamartoma ginjal adalah
pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu kelainan bawaan
(Basuki, 2003).
Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor
sel interstisial reno-medulari. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal
keras, dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau
papilla. Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi
tubulus di dekatnya.
Onkositoma
Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa
menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan
predisposisi kehilangan darah yang banyak sewaktu terjadi trauma.Tumor yang
jarang ditemukan ialah tumor sel jukstaglomerulor yang memproduksi renin yang
merupakan penyebab terjadinya hipertensi (Underwood, 2000). Jenis tumor lain
yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De Jong, 2000).
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari
tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan pada
orang dewasa. Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz,
Hipernefroma, Karsinoma sel Ginjal atau Internist tumor (Basuki, 2003).
ix
Nefroblastoma
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang
dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini
merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang
lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki,
2003). Insiden puncaknya antara umur 1- 4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki
sama banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms merupakan 10% dari semua
keganasan pada anak.
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel
embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia,
hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003).
Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis histopatologinya
tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. karsinoma sel transitional.
b. karsinoma sel skuamosa.
Seperti halnya mukosa yang terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra
proksimal, pielum juga dilapisi oleh sel-sel transitional dan mempunyai
kemungkinan untuk menjadi karsinoma transitional. Karsinoma sel skuamosa
biasanya merupakan metaplasia sel-sel pelvis renalis karena adanya batu yang
menahun pada pelvis renalis (Basuki, 2003).
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel renalis,
dimana sisanya yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional yang
berasal dari urotelium pelvis renalis, karena pertumbuhannya ke dalam rongga
kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan ditandai dengan adanya hematuria atau
obstruksi (Underwood, 2000)
Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena renalis
(Underwood, 2000)
2.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan tumor renal adalah untuk menghilangkan tumor tersebut
sebelum terjadi metastasis. Nefrektomi radikal merupakan terapi pilihan jika
tumornya dapat diangkat. Tindakan ini mencakup pengangkatan ginjal (serta
tumornya , kelenjar adrenal, lemak perirenal; disekitarnya serta fasia Gerota dan
nodus limfatikus. Terapi radiasi, hormonal ataupun kemoterapi dapat dilakukan
bersama-sama pembedahan. Imunoterapi dapat pula membantu.
Embolisasi Arteri Renalis. Pada pasien dengan karsinoma renal yang
sudah bermetastasis, embolisasi arteri renalis dilakukan untuk menyumbat aliran
darah kedalam tumor dan dengan demikian akan membunuh sel-sel tumor. Terapi
x
embolisasi juga menstimulasi respon imun, karena infark pada jaringan kanker
sel renal akan melepaskan antigen yang berkaitan dengan tumor dan kemudian
meningkatkan respons pasien terhadap lesi metastatic.prosedur ini dapat pula
mengurangi jumlah sel-sel tumor yang masuk kedalam sirkulasi vena ketika
dilakukan tindakan manipulasi selama pembedahan.
Sesudah embolisasi arteri renalis dan membuat infark jaringan tumor,
kompleks gejala yang khas serta diberi nama ‘sindrom pascainfark’ akan terjadi
selama 2 hingga 3 hari. Pasien akan merasa nyeri yang terlokalisisr didaerah
pinggang serta abdomen, mengalami kenaikan suhu tubuh dan mengemukakan
keluhan gastrointestinal. Rasa nyeri diatasi dengan preparat analgetik parenteral
sementara aspirin diberikan untuk mengendalikan panas. Antiemetic, pembatasan
maskan oral dan terapi rumatan dengan cairan infus dilakukan untuk mengatasi
keluhan gastrointestinal.
Terapi Biologi. Keberhasilan dalam mengatasi tumor renal dengan cara
memodifikasi respon biologi pernah dilaporkan. Pasien dapat diobati dengan
interleukin-2 (IL-2), yaitu suatu protein yang yang mengatur pertumbuhan sel.
Cara ini dapat dilakukan secara tunggal atau dalam bentuk kombinasi bersama
dengan sel-sel pembunuh yang diaktifkan oleh limfokin (LAK ; lymphokines-
activated killer cells ) LAK merupakan sel darah putih yang sudah distimulasi
oleh IL2 untuk meningkatkan kemampuannya dalam membunuh sel-sel kanker.
Interferon, yaitu pengubah respins biologi lainnya juga sedang diselidiki sebagai
sesuatu bentuk terapi untuk menangani kanker ginjal yang sudah lanjut.
2.7 Pencegahaan
pencegahan terhadap ancaman oenyakit ini adalah dengan menerapkan
gaya hidup sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan
risiko terjadinya penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah
satu yang dapat mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
xi
3.1 Pengkajian Fokus
a. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut.
Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya 1 hari pertama
sakit.
Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-
gejala tumor wilms.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
xii
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremi, keletihan, kelemahan malaise, keemahan otot dan kehilangan tonus.
5. Pola Kognitif dan Perseptual.
Penigkatan ureum darah menyebabkan kuit bersisik kasar dan gatal-gatal
karena adanya uremia. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi
ensefalopati hipertensi.
6. Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya warna urine yang
berwarna merah, adanya edema, serta perawatan yang lama.
Pemeriksaan Penunjang
xiii
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3) Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
dan prosedur pembedahan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b. Pasca operasi
1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
xiv
non farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Monitor penerimaan
pasien tentang manajeen
nyeri
2 Perubahan Nutrisi : Nutritional Status : Nutrition Management
Kurang dari Kebutuhan Nutritional status : food and Kaji adanya alergi
berhubungan dengan fluid intake makanan
peningkatan kebutuhan Nutritional status : nutrient Kolaborasi dengan ahli
metabolime, intake gizi untuk menentukan
kehilangan protein dan Weight control jumlah kalori dan nutrisi
penurunan intake yang dibutuhkan pasien
Kriteria Hasil :
Berikan substansi gula
Definisi : asupan Adanya peningkatan BB
Ajarkan pasien bagaimana
nutrisi tidak cukup sesuai dengan tujuan
membuat catatan makanan
untuk memenuhi BB ideal sesuai dengan
harian
kebutuhan metabolik tinggi badan
Mampu mengidentifikasi Onitor jumlah nutrisi dan
kebutuhan nutrisi kandungan kalori
Tidak ada tanda – tanda Berikan informasi tentang
malnutrisi kebutuhan nutrisi
Menunjukkan peningkatan Nutrition Monitoring
fungsi pengecapan dari BB pasien dalam batas
menelan normal
Tidak terjadi penurunan BB Monitor
adanya
yang berarti penurunan BB
Monitor tie dan jumlah
aktivitas
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
3 Kecemasan Anxiety self-control Anxiety Reduction
berhubungan dengan Anxiety level (penurunan kecemasan)
kurangnya Coping Gunakan pendekatan yang
pengetahuan tentang menyenangkan
penyakit dan prosedur Kriteria Hasil : Nyatakan dengan jelas
pembedahan Klien mampu harapan terhadap perilaku
mengidentifikasi dan pasien
Definisi : Perasaan mengungkapkan gejala Jelaskan semua prosedur
tidak nyaman atau cemas dan apa yang dirasakan
kekhawatiran yang Mengidentifikasi, selama prosedur
samar disertai respon mengungkapkan, dan
xv
autonom (sumber menunjukkan teknik untuk Pahami perspektif pasien
sering kali tidak mengontrol cemas terhadap situasi stress
spesifik atau tidak Vital sign dalam batas Dorong keluarga untuk
diketahui oleh normal menemani anak
individu); perasaan Postur tubuh, ekspresi wajah, Dengarkan penuh
takut ysng disebabkan bahasa tubuh, dan tingkat perhatian
oleh antisipasi terhadap aktivitas menunjukkan Dorong pasien
bahaya. Hal ini berkurangnya kecemasan. mengungkapkan perasaan,
merupakan isyarat ketakutan, persepsi
kewaspadaan individu Intstruksikan pasien
akan adanya bahaya menggunakan teknik
dan memampukan relaksassi
individu bertindak
menghadapi ancaman
xvi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Monitor penerimaan pasien
tentang manajeen nyeri
2 Resiko tinggi infeksi Immune Status Infection Control
berhubungan dengan Knowledge : Bersihkan
infection lingkungan
adanya luka operasi control setelah dipakai pasien lain
Risk control Pertahankan teknik isolasi
Definisi : mengalami Batasi pengunjung bila
peningkatan resiko Kriteria Hasil : perlu
terserang organisme Klien bebas dari tanda dan Instruksikan pengunjung
patogenik gejala infeksi untuk mencuci tangan saat
Mendeskripsikan proses berkunjung dan setelah
penularan penyakit, faktor berkunjung meninggalkan
yang mempengaruhi pasien
penularan serta
Gunakan sabun anti
pelaksanaannya mikroba untuk cuci tangan
Menunjukkan kemampuan
Cuci tangan sebelum dan
untuk mencegah timbulnya
sesudah tindakan
infeksi
keperawatan
Jumlah leukosit dalam batas
Gunakan baju, sarug tangan
normal
sebagai pelindung
Menunjukkan perilaku hidup
sehat Pertahankan lingkungan
aseptic selama pemasangan
alat
Berikan terapi antibiotic bila
perlu
Infection Protection
Monitor tanda dan gejala
infeksi iskemik dan local
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Berikan perawatan kulit
pada area epidema
Inspeksi kulit dan
membrane mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
Inspeksi luka / insisi bedah
Dorong masukan nutrisi
yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic sesuai
resep
xvii
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tumor ginjal adalah massa abnormal yang
berkembang di ginjal.
Tumor Ginjal terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya,
sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau,
sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan,
membuat tumor.
Faktor resiko lainnya antara lain : kegemukan, hipertensi, lingkungan kerja,
4.2 Saran
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan
dankelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
xviii
18
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Rifki Wida Sarandi
Ruang Praktek : Dahlia
Tanggal & Jam Pengkajian : 20-11-2020, pukul : 10.00 WIB
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien1 September 2020
Nama : Tn. S
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Suku/Bangsa : dayak /Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : S1
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Beliang V
Tgl MRS : 20 September 2020
Diagnosa Medis : Tumor Ran (S) + Susp Tumor Bali
3.1.3 Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Ada hubungan keluarga
- - - - - : Tinggal serumah
: Meninggal
19
20
6). Thorax/dada
Inspeksi : Bentuk simetris, tulang-tulang iga menonjol, puting susu pada dada
kiri
dan kanan simetris.
Palpasi : Odema tidak ada, pergerakan dada simetris.
Auskultasi : tidak terdapat suara nafas tambahan, bunyi jantung S1 lup dan S2
dup.
7). Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa.
Perkusi : Tidak kembung.
Auskultasi : Bising usus normal.
20
21
Ektrimitas atas jari ke jari dan jari ke hidung tidak dilakukan pengkajian. Pada
ektrimitas bawah tumit ke jempol kaki, uji kestabilan tubuh Tn. D positip.
Refleks kanan dan kiri positif tidak ada yang mengalami kekakuan, uji sensasi
Tn. D tidak dikaji tidak ada keluhan dan tidak ada masalah dalam pergerakan atau
mental Tn. D
3.1.4.7 Eliminasi Uri (Bladder)
Produksi urine 300 ml 5 x/hari, warna urine kuning, bau urine amoniak, tidak
ada masalah keperawatan.
3.1.4.8 Eliminasi Alvi (Bowel)
Dari hasil pemeriksaan mulut dan faring tampak bibir klien tampak lembab,
gigi lengkap, gusi tampak putih dan tidak ada peradangan, lidah tampak kemerahan
dan tidak ada lesi, mukosa tampak lembab dan tidak ada peradangan, tonsil tampak
normal tidak tampak adanya pembesaran tonsil, rectum normal, tidak tampak
hemoroid. Pasien Buang Air Besar tidak ada, tidak ada masalah, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak terdapat benjolan.
3.1.4.9 Tulang-Otot-Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi pasien tampak terbatas. Tidak ada parese, tidak
ada paralise, tidak ada hemiparese, tidak ada krepitasi, ada nyeri, tidak ada bengkak,
tidak ada kekakuan, tidak ada flasiditas, tidak ada spastisitas. Tampak ukuran otot
simetris. Uji kekuatan otot pada ektrimitas atas 5/5 dan ekstrimitas bawah 5/1. Tidak
terdapat deformitas tulang, tidak ada peradangan, Terdapat luka jahitan lokasi pada
kaki kiri, ukuran luka kaki ada 1 panjang : 40 cm kondisi luka kemerahan tampak
basah dan dipinggir luka tidak ada kehitaman. adanya patah tulang dibagian Tibia
dan Fibula. Tampak tulang belakang normal.
3.1.4.10 Kulit-kulit Rambut
Tidak ada alergi obat, makanan dan pada pasien. Suhu kulit terasa hangat,
warna kulit tampak normal, turgor kulit tampak cukup, tekstur terasa halus. terdapat
bekas luka jahitan dibagian kaki kiri dengan panjang sekitar 40 cm. Tekstur rambut
tampak halus, distribusi ramput rontok. Bentuk kuku tampak simetris. masalah
keperawatan : gangguan itegritas kulit
3.1.4.11 Sistem Penginderaan
Fungsi penglihatan pasien normal. Bola mata bergerak normal. Sklera tampak
normal berwarna putih, konjungtiva berwarna merah muda, kornea tampak bening,
pasien tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata dan lainnya. Tidak terdapat
22
23
nyeri. Tidak ada keluhan. Pendengaran berfungsi dengan baik. Hidung berbentuk
simetris. Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.4.12 Leher, Kelenjar Limfe dan Sistem Reproduksi
Tidak terdapat massa, tidak ada jaringan parut, kelenjar limfe tidak teraba,
kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher tampak bebas. Sistem reproduksi tampak
normal, tidak ada keluhan.
Jenis makanan nasi, sayur, dan ikan Nasi, ikan, dan sayur
Kebiasaan makanan Pagi, siang dan malam Pagi, siang dan malam
23
24
25
26
Indikasi
1. Ranitidin adalah tukak lambung dan usus 12 jari hipersekresi patologik
sehubungan dengan sindrom zollinger-Ellison.
2. Nacl 0,9% , Untuk mengembalikan keseimabangan keseimbangan elektrolit
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN
NO MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB
1 DS : Pasien mengatakan kesusahan Tampak Meringis Nyeri Akut
dalam bergerak karena Karena
terasa nyeri di bagian perit sebelah Bersikap Protektif
26
27
kiri
DO :
Gelisah
- pasien tampak dibantu keluarga
dalam melakukan aktivitas
Frekuensi Nadi meningkat
- Masien masih kelihatan gelisah
dan meringis
Sulit Tidur
- Pola Nafas berubah
- P = Terdapat tumor di bagian kiri
Expresi wajah meringis
ginjal pasien
- Q = Nyeri seperti teriris
Gangguan Mobilitas Fisik
- R = perut bagian kiri
- S = Sekala Nyeri 5
Nyeri Akut
- T = Terasa Terus menerus
PRIORITAS MASALAH
27
28
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya tumor di bagian kiri ginjal pasien.
28
29
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.M
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34