KELAS KONTROL
Kelas/Semester : XI MIPA/2
A. Kompetensi Inti
K1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
K 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong) percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
K3 : Memahami, menerapkan , dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humonhiora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
K4 : Mengelolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan penembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.9 : Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi
dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
ekskresi manusia.
4.9 : Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan
fungsi organ yang menyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan
teknologi.
C. Indikator Pembelajaran
1. Menjelaskan definisi sistem ekskresi
2. Mengidentifikasi organ pada sistem ekskresi
3. Menelaah struktur dan fungsi organ pada sistem ekskresi
4. Menguraikan mekanisme ekskresi pada manusia
5. Menganalisis kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi
6. Mengaitkan pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ
pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Peserta didik mampu menjelaskan definisi sistem ekskresi
2. Peserta didik mampu mengidintifikasi organ pada sistem ekskresi
3. Peserta didik mampu menelaah struktur dan fungsi organ pada sistem ekskresi
Pertemuan II
4. Peserta didik mampu menguraikan mekanisme ekskresi pada manusia
5. Peserta didik mampu menganalisis kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem
ekskresi
6. Peserta didik mampu mengaitkan pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada
struktur dan fungsi organ pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi
E. Model Pembelajaran, Metode pembelajaran, Media, Alat/bahan dan Sumber
belajar
1. Model Pembelajaran konvensional
2. Metode pembelajaran : Ceramah dan Tanya jawab
3. Media/ Alat dan bahan pembelajaran :
- Spidol
- Papan tulis
- Laptop
- Ppt
4. Sumber Belajar : Buku paket Biologi kelas XI
F. Materi Pembelajaran
SISTEM EKSKRESI
Mengeluarkan air seni, berkeringat, dan mengembuskan napas merupakan cara-cara
tubuh untuk melakukan ekskresi. Zat-zat sisa hasil metabolisme ini dikeluarkan dalam bentuk
urine, keringat, dan karbon dioksida. Zat-zat sisa ini diekskresikan di antaranya melalui organ
1. Ginjal
Dalam tubuh terdapat sepasang ginjal terletak di sebelah kanan dan kiri yang
berdekatan dengan tulang-tulang pinggang. Bentuk ginjal seperti kacang ercis dengan
a) Struktur Ginjal
Ginjal terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut korteks dan lapisan
dalam disebut medula. Korteks mengandung jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Tiap
nefron terdapat badan Malpighi (badan renalis). Badan Malpighi tersusun dari kapsul
Bowman dan glomerulus. Medula terdapat tubulus kontorti (tubulus renalis) yang bermuara
pada tonjolan di pelvis renalis (ruang ginjal). Tubulus renalis ada tiga macam yaitu tubulus
kontortus proksimal yang menyalurkan filtrat dari kapsul Bowman, lengkung Henle yang
berupa saluran panjang menghujam ke bawah kemudian berbelok naik ke atas, dan tubulus
kontortus distal yang menyalurkan filtrat ke duktus kolektivus. Nefron pada ginjal manusia
terdapat 2 tipe yaitu nefron cortikal dan nefron duxtamedular. Nefron cortikal terdiri dari
glomerulus dengan ukuran relatif kecil dan letaknya selalu di dalam korteks atau di luar
medula. Sementara itu, nefron duxtamedular memiliki glomerulus yang berukuran besar dan
memiliki lengkung Henle yang memanjang masuk ke medula. Lengkung Henle terdiri atas
lengkung Henle descending yang mengangkut filtrat dari tubulus kontortus proksimal dan
lengkung Henle ascending mengangkut filtrat menuju tubulus kontortus distal. Nefron
duxtamedular ini berperan mengatur konsentrasi urine agar urine yang akan diekskresikan
Proses pembentukan urin akan melalui 3 tahap yaitu proses filtrasi, reabsorbsi dan
augmentasi. Pada tahap filtrasi mula-mula darah bertekanan tinggi masuk ke dalam
glomerulus dan tersaring dengan tidak meloloskan sel dan protein darah. Filtrasi
mengasilkan urin primer yang masih banyak mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh
seperti glukosa, garam-garam, dan asam amino. Urin primer yang masih mengandung zat-zat
yang diperlukan oleh tubuh akan diserap kembali oleh kapiler peritubuler, reabsorpsi terjadi
di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal. Reabsorpsi urin
primer mengasilkan urin sekunder. Tahap selanjutnya dalam pembentunkan urin adalah
Augmentasi atau penambahan, urin sekunder kemudian mengalami penambahan zat seperti
urobilin, H+, NH4+ dan urea. Penambahan zat-zat ini memberikan warna dan bau pada urine.
Augmentasi mengasilkan urin tersier atau urine sesungguhnya. Urine akan mengalir melalui
ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan
Kerja ginjal sebagai alat ekskresi dapat terganggu oleh beberapa faktor yang dapat
memicu terjadinya berbagai penyakit seperti Nefritis, merupakan gangguan yang disebabkan
oleh rusaknya glomerulus akibat diserang oleh bakteri Streptococcus. Infeksi ini dapat
menyebabkan urea dan asam urat masuk kembali ke dalam darah serta terganggunya
reabsorpsi air. Apabila Nefritis tidak segera diobati maka akan menyebabkan terjadinya gagal
2. Kulit
Kulit merupakan organ terbesar di dalam tubuh. Kulit terdiri atas lapisan epidermis
yang berasal dari ektoderm dan lapisan dermis yang berasal dari mesoderm. Kulit menerima
stimulus sakit, perabaan dan perubahan temperatur. Adneksa kulit atau turunan epidermis
meliputi rambut, kuku kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Epidermis tersusun dari
Stratum germinativum merupakan lapisan basal yang sel-selnya aktif membelah untuk
membentuk sel-sel kulit baru ke arah luar. Lapisan ini memproduksi pigmen melanin. Pigmen
inilah yang menentukan warna kulit seseorang. Melanin mampu melindungi jaringan kulit
Stratum granulosum berasal dari desakan sel-sel yang terbentuk di lapisan Malpighi.
Pada lapisan ini terjadi akumulasi keratin. Keratin menyebabkan sel-sel pada lapisan ini
Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti
Stratum corneum. Biasanya terdapat pada kulit yang tebal yaitu telapak tangan dan kaki.
Stratum corneum merupakan lapisan yang terdapat di permukaan kulit. Lapisan ini
dikenal sebagai lapisan tanduk yang tersusun dari sel-sel mati yang siap mengelupas. Sel-sel
ini bersifat keras dan tahan terhadap air. Di tempat tertentu lapisan ini mengalami penebalan
kolagen. Di dalam lapisan ini terdapat bagian-bagian seperti pembuluh darah, folikel rambut,
kelenjar minyak, kelenjar keringat, serabut saraf, dan lapisan lemak subkutans.
Pembuluh darah berfungsi menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan epidermis dan
dermis. Selain itu, pembuluh darah juga berperan penting dalam mengatur suhu tubuh.
Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut. Dari folikel ini
akan tumbuh rambut yang berwarna hitam. Warna hitam pada rambut disebabkan oleh
adanya melanin.
dan rambut, selain itu juga melindungi kulit dari bakteri. Kulit yang mempunyai jaringan
lemak (jaringan adipose), dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan.
Kelenjar keringat pada kulit berbentuk seperti pembuluh yang bergelung, tersusun
dari sel-sel yang berfungsi menyerap cairan di sekitar kapiler dan menyimpannya di dalam
pembuluh. Kelenjar ini mengalami desakan ke permukaan kulit dan jika ada rangsangan dari
luar atau dari dalam tubuh akan menghasilkan keringat. Keringat merupakan air yang di
dalamnya mengandung garam-garam dan urea. Keluarnya keringat dari permukaan kulit
Proses pembentukan keringat terjadi apabila suhu tubuh meningkat atau suhu udara di
sekitar tinggi hal ini akan menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang ada di kulit melebar
sehingga darah akan banyak mengalir ke daerah tersebut. Pangkal kelenjar keringat
berhubungan dengan pembuluh darah maka kelenjar keringat akan melakukan penyerapan
air, garam dan sedikit urea. Air bersama dengan larutannya keluar melalui pori-pori yang
Kulit sebagai alat ekskresi juga dapat mengalami gangguan atau suatu penyakit.
Penyakit yang paling umum terjadi pada kulit adala jerawat, penyakit ini disebabkan karena
kerja kelenjar minyak yang berlebian selain itu juga terdapat bakteri yang menempel di
permukaan kulit. Eksim atau dermatitis, merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan
oleh alergi, stres bawaan, ataupun kontak dengan penyebab iritasi. Panu dan kurap,
merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini biasanya tumbuh di
3. Hati
Hati merupakan organ terberat di dalam tubuh hati memiliki berat sekitar 1,5 kg. Hati
memperoleh darah dari Arteri hepatica dan vena portal hepatica. Darah yang diangkut oleh
arteri hepatica sebesar 30% dari jumlah darah total di hati Sementara itu, darah yang
diangkut vena portal hepatica sebesar 70% dari jumlah darah total di hati. Hati pada bagian
luar dilengkapi oleh selaput tipis yang disebut selaput hati (kapsula hepatica). Dalam jaringan
hati terdapat beberapa pembuluh darah. Pembuluh arteri hepatikus dan vena portal hepatikus
mengalami percabangan yang disebut sinusoid. Sinusoid pada vena portal hepatikus akan
membentuk vena. Jaringan hati ini tersusun oleh sel-sel hati yang disebut hepatosit.
Antarlapisan hepatosit dipisahkan oleh lakuna, sedang antara hepatosit satu dengan yang lain
.Hati merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat, termasuk racun. Seperti hati
menerima kelebihan asam amino yang akan diubah menjadi urea yang bersifat racun. Hati
menjadi tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu yang
dihasilkan akan disimpan dalam kantong empedu. Bilirubin adalah produk utama dari
penguraian sel darah merah yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan
pada cairan empedu Empedu mempunyai pH sekitar 7–7,6 dan mengandung kolesterol,
Hati sebagai alat ekskresi dapat mengalami bebbagai gangguan atau penyakit yang
dapat membahayakan bagi tubuh, beberapa penyakit yang biasa terjadi pada organ hati adalah
Hepatitis, merupakan peradangan pada sel-sel hati. Peradangan ini disebabkan oleh virus,
terutama virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Kanker hati, merupakan kelainan hati yang
disebabkan oleh berkembangnya sel-sel kanker pada jaringan hati. Kanker ini sebagai
komplikasi akhir dari hepatitis kronis karena virus hepatitis B, C, dan hemokromatis.
Kolestasis dan Jaundice, merupakan keadaan akibat terjadinya kegagalan hati dalam
4. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa
paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Karbon dioksida dan air yang
dihasilkan pada setiap metabolisme karbohidrat dan lemak yang dikeluarkan dari sel-sel
jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah. Sel darah merah pada alveolus paru-paru
mengikat O2 dan ditransfer ke jaringan. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbon dioksida dengan proses berantai yang disebut “pertukaran klorida”.
Karbon dioksida larut menjadi asam karbonat. Proses pelarutan ini dipercepat oleh
enzim karbonat anhidrase. Asam karbonat akan terpisah lagi menjadi ion HCO3- dan ion H+.
Ion hidrogen ini bersifat racun karena dapat mengubah pH darah. Oleh karena itu, ion
hidrogen segera diikat oleh hemoglobin. Ion bikarbonat keluar dari sel darah dan digantikan
kedudukannya oleh ion kloroid dalam darah. Dengan demikian CO2 akan diangkut sebagian
besar sebagai HCO3- dalam plasma darah, dan sebagian lagi (25%) diikat oleh hemoglobin
sebagai senyawa karbomino hemoglobin dan sedikit sekali sebagai H2CO3 yang larut dalam
plasma darah. Kebalikan proses ini berlangsung di paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida
(CO2) dilepaskan dan oksigen diikat darah; ion klorid yang mula-mula masuk ke dalam sel
darah dikeluarkan lagi. Demikian pula air dikeluarkan dari paru-paru dalam bentuk uap air.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
H. Penilaian
Penilaian hasil belajar yang digunakan yaitu penilaian kognitif dengan menggunakan
tes pilihan ganda yang berjumlah 20 nomor dengan pedoman penskoran yaitu apabila
jawaban benar 1 dan jawaban salah 0.