Anda di halaman 1dari 1

AKU INGIN MENJADI JURNALIS NU ONLINE

Oleh: Dean Wardana

Perkembangan teknologi informasi begitu pesat dan massif. Hal ini ditandai dengan begitu
mudah-nya akses informasi didapat dalam sekejap dari berbagai penjuru serta dapat dijangkau
tanpa mengenal jarak dan waktu. Segala bentuk informasi bak makanan yang tersaji secara
prasmanan, dapat dilahap secara suka-suka kapan dan dimana saja.
Tuhan menciptakan surga dan neraka, setan dan malaikat, jin dan manusia, akal dan nurani
perempuan dan laki-laki sebagai mana ada hal baik dan ada juga hal buruk. Dengan tak dapat
dibendung nya perkembangan teknologi informasi yang tentunya mempengaruhi kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, Bergama serta berpolitik. Perkembangan
IPTEK membawa dampak positif manusia masa kini untuk lebih mudah dalam menjangkau
informasi, wacana, serta kejadian yang bersifat hangat atau bersifat lampau kemudian disajikan
lewat tulisan maupun berita yang beredar di berbagai media massa.
Hal ini yang seharusnya membuat orang-orang di-era ini seharusnya lebih mumpuni dalam
menguasai ilmu pengetahuan serta berwawasan luas akibat dari mudahnya akses informasi
mengenai apapun dapat di konsumsi. Istilahnya tidak ada kata “Lapar/Miskin” informasi, kecuali
ungkapan itu dilontarkan dari mereka yang “Malas” membaca/menganalisa suatu wacana
secara utuh dan kemudian tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenaran-nya. Dengan
demikian lahir lah istilah Hoax.
Bahkan perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tak lain dan tak bukan adalah Iqraa,
yang secara etimologi dapat diartikan dengan Bacalah’ . Kata iqra’ dikaitkan dengan kalimat bi
ismi Rabbika, (dengan nama Tuhan-mu) ini berarti bahwa makna iqra bukan hanya sekedar asal
membaca, akan tetapi sekaligus juga menuntut pelakunya agar pandai-pandai memilih obyek
yang dibaca, diteliti, dianalisa dan di renungkan agar dapat mengantarkannya kepada “nama
Allah” itu.
Yang perlu menjadi catatan adalah perlu bagi kita untuk menanam kan karakter tawassuth
(sikap tengah-tengah) tawazun (Seimbang dalam segala hal), I’tidal (Tegak lurus) dan
Tasammuh (Toleransi) dalam kehidupan sebagai landasan prinsip. Berangkat dari peristiwa di
atas, maka kita sebagai warga Nahdliyin atau yang sering dikenal NU, sudah sepatutnya
menjaga keutuhan bangsa dan Negara dari berbagai aspek. Dengan menjunjung tinggi sikap
tawassuth, tasammuh, tawazzun serta memperbaiki interaksi sosial baik secara nyata maupun
virtual.

Anda mungkin juga menyukai