Anda di halaman 1dari 5

Materi kelompok 1

Golongan 1A

Sifat – Sifat Golongan 1A


A. Sifat Fisika Logam Alkali
Sifat Li Na K Rb Cs
Nomor atom 3 11 19 37 35
Konfigurasi elektron 2s1 3s1 4s1 5s1 6s1
Massa atom relatif (Ar) 6,941 22,9898 39,102 85,4678 132,905
Titik leleh (K) 454 371 336 312 302
Kerapatan (gcm-3) 0,53 0,97 0,86 1,59 1,90
Entalpi peleburan (kJmol-1) 3,01 2,59 2,30 2,18 2,09
Titik didih (K) 1.604 1.163 1.040 975 960
Entalpi penguapan (kJ mol-1) 133 90 77,5 69,1 65,9
Energi ionisasi pertama (kJ mol-1) 519 498 418 401 376
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Jari-jari kovalen (pm) 134 154 196 211 225
Jari-jari ion (M+) (pm) 60 95 133 148 169
Potensial elektrode standar (V) - 3,02 - 2,71 - 2,93 - 2,93 - 2,92
Entalpi hidrasi M+ (kJmol-1) - 519 - 407 - 322 - 301 - 276
Daya hantar molar (ohm-1 cm2 mol-1) 38,7 60,1 73,5 77,8 77,3
Jumlah isotop di alam 2 1 3 2 1

B. Sifat Kimia Golongan IA

1) Sangat Reaktif

Unsur-unsur alkali sangat reaktif atau mudah bereaksi dengan unsur lain karena mereka
mudah melepaskan elektron terluarnya. Di udara, unsur-unsur ini akan bereaksi dengan
oksigen atau air. Oleh karena itu, unsur ini biasanya disimpan dalam minyak tanah atau
hidrokarbon yang inert. Unsur alkali tidak ada yang terdapat di alam dalam bentuk unsurnya,
biasanya bergabung dalam mineral yang larut dalam air, misal NaCl (natrium klorida). Unsur
alkali terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion uni-positif (positif satu).

2) Sifat Logam

Sifat logam unsur alkali dari atas ke bawah pada tabel periodik cenderung bertambah. Sifat
ini terkait dengan kecenderungan atom unsur alkali melepas elektron.

3) Reaksi-reaksi pada logam alkali 


a) Reaksi antara logam-logam alkali dan oksigen menghasilkan oksida (M 2O),
peroksida (M2O2), dan superoksida (MO2).
b) Reaksi logam alkali (M) dengan unsur-unsur halogen N, S, P, dan H2.
c) Reaksi dengan air
d) Reaksi dengan asam encer
e) Reaksi dengan gas amonia pada suhu 400 °C
Kelimpahan Golongan 1A
A.Litium
Litium adalah unsur ke-33 paling melimpah di bumi, namun oleh karena reaktivitasnya yang
sangat tinggi membuat unsur ini hanya bisa ditemukan di alam dalam keadaan bersenyawa
dengan unsur lain. Ia selalu terkombinasi dalam unit-unit kecil pada batu-batuan berapi dan
pada sumber-sumber mata air. Mineral-mineral yang mengandung litium contohnya:
lepidolite, spodumeme, petalite, dan amblygonite.

B. Natrium
Natrium terdapat di alam dalam senyawaan. Antara lain natrium klorida (NaCl) yang terlarut
dalam air laut dan sebagai garam batu dalam tanah; natrium nitrat (NaNO3); dan natrium
karbonat (Na2CO3) sebagai soda alam. Garam dapur (NaCl) banyak dihasilkan di Pulau
Madura.

C. Kalium
Kalium dalam alam hanya terdapat dalam senyawaan, seperti silvinit (KCl), karnalit
(KCl.MgCl2.6H2O), dan kainit (KCl.MgSO4.3H2O). Adapun potas atau garam abu
(K2CO3) dihasilkan dari pembakaran tumbuh-tumbuhan darat.

D. Rubidium
Rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di kerak bumi.
Rubidium ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan dalam
bentuk oksida. Ia ditemukan di lepidolite (Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3)sebanyak 1.5% dan
diproduksi secara komersil dari bahan ini.

E. Cesium
Sesium merupakan logam alkali yang terdapat di lepidolite, pollucite (CsAl(SiO3) 2. H2O)
(silikat aluminum dan Sesium basah) dan di sumber-sumber lainnya. Salah satu sumber
terkaya yang mengandung Sesium terdapat di danau Bernic di Manitoba, Kanada.

F. Fransium
Fransium merupakan unsur terberat seri logam-logam alkali, muncul sebagai hasil
disintegrasi unsur actinium. Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif.

Manfaat Golongan 1A
A. Lithium (Li)

 Sebagai bahan pelumas


 Sebagai bahan pembuatan baterai
 Sebagai bahan pembuatan alumunium
 Sebagai bahan pembuatan campuran timah
 Banyak digunakan industri rumah kaca
B. Natrium (Na)
 Sebagai bahan utama pembuatan mesiu
 Banyak digunakan dalam industri rumah kaca
 Natrium Klorida digunakan untuk berbagai bahan masakan
 Natirum Bikarbonat digunakan sebagai bahan pengembang kue

C. Kalium (K)
 Banyak digunakan dalam industri deterjen
 Banyak digunakan dalam dunia fotografi
 Sebagai bahan pembuatan pupuk

D. Sesium (Cs)
 Dimanfaatkan dalam peralatan pendeteksi radiasi.

Proses pembuatan golongan 1A


1. Cara pembuatan Litium (Li)
Sintesis logam litium memerlukan teknologi elektrolisis dan proses ini berlangsung sangat
sulit disebabkan sulitnya memasukkan satu elektron kepada ion logam litium yang bersifat
sangat elektropositif. Biji litium yang penting adalah spodumene, LiAl(SiO3)2.
Bentuk litium alfa akan diubah menjadi bentuk litium beta pada kisaran suhu antara 1100° C.
Campuran kemudian dicampur dengan asam sulfat panas kemudian diekstraksi ke dalam air
untuk mendapatkan litium sulfat Li2SO4.
Senyawaan sulfat ini kemudian ditambahkan natrium karbonat untuk mendapatkan garam
Li2CO3 yang tidak mudah larut di dalam air. Reaksi litium karbonat dengan asam klorida
akan diperoleh litium klorida (LiCl) yang siap untuk dielektrolisis.
Reaksinya adalah :
Li2SO4 + Na2CO3 →Na2SO4 + Li2CO3
Li2CO3 + 2HCl → 2LiCl + CO2 + H2O
Disebabkan litium klorida memiliki titik leleh yang tinggi yaitu lebih dari 600 °C maka LiCl
dicampur dengan KCl sehingga titik lelehnya turun menjadi sekitar 430° C.

2. Cara pembuatan Natrium (Na)


Natrium diisolasi denga cara elektrolisis. Dibumi terdapat sumber untuk dipakai sebagai
pembuatan natrium. Sumber yang paling murah adalah NaCl yang dapat diperoleh dari air
laut dengan cara penguapan.
NaCl memiliki titik leleh lebih dari 800° C oleh sebab itu pembuatan natrium hanya dengan
NaCl saja akan membutuhkan energi yang cukup besar. Untuk menghemat energi maka NaCl
dicampur dengan CaCl2 dengan perbandingan masing-masing 40% dan 60% sehingga titik
lelehnya turun menjadi 580° C.
Reaksi yang terjadi :
Katoda : Na +  +   e => Na
Anoda :  Cl–            => 1/2Cl2  + e

3. Cara pembuatan Kalium (K)


Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis
hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawa-
senyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na.
Pembuatan Logam Kalium ( K ) dengan :
 elektrolisis lelehan KOH
 elektrolisis lelehan KCN
 reduksi garam kloridanya
 reduksi KCl dengan natrium
Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam kalium awalnya
dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam yang dilelehkan :
Katoda: K+ (l) + e– K (l)
Anoda: Cl– (l) → 1/2Cl2 (g) + e–
Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850 °C :
Na + KCl→ K+ NaCl

4. Cara pembuatan Rubidium (Rb)


Dengan cara mengolah lelehan kloridanya dengan uap Na pada suhu tinggi, kemudian
logamnya di murnikan dengan destilasi.
Rubidium tidak dapat di peroleh dengan proses elektrolosis karena logam-logam yang
terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang di gunakan. Oleh
sebab itu untuk memperoleh Rubidium di lakukan melalui metode reduksi. Proses yang di
lakukan untuk memperoleh logam ini yaitu dengan mereaksikan lelehan garamnya dengan
natrium.
Na  +  LCl à L  +  NaCl
Ket : L = Rubidium
Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang di alirkan keluar. Gas yang keluar kemudian di
padatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk padatan logam L. Karena
jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya
hingga semua logam L habis bereaksi.

5. Cara pembuatan Sesium (Cs)


Sesium tidak dapat diperoleh melalui proses elektrolis. Melainkan melalui metode
reduksi. Logam Cs dapat dibuat dengan mereduksi lelehan senyawa CsCl
Na + CsCl → Cs + NaCl
Reaksi berada dalam kesetimbangan. Karena Cs mudah menguap, maka Cs dapat
diproduksi terus dengan cara yang sama seperti K.

6. Cara pembuatan Fransium (Fr)


Fransium dihasilkan ketika unsur radioaktif actinium meluruh melalui reaksi sebagai berikut :
89 (Ac ) → 87 (Fr) (He)
Selain itu, fransium dapat dibuat secara buatan dengan membombardir thorium dengan
proton-proton.

Anda mungkin juga menyukai