Anda di halaman 1dari 5

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Beranda Jurnal Online Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang (POLTEKKES E-Journal)

PENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN DIET DM PADA PASIEN DM TIPE-2
DI PUSKESMAS KAPUAN KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA

EFFECT OF NUTRITION COUNSELING AND COMPLIANCE KNOWLEDGE AGAINST DM DIET IN PATIENST WITH
TYPE 2 DIABETES MELITUS IN THE SUB-DISTRICT PUSKESMAS KAPUAN CEPU BLORA.

Suci Handayani 1, Ria Ambarwati 2, Susi Tursilowati 3

1
Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
2,3
Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

ABSTRACT
Background:The incidence of diabetes mellitus increased from year to year, nutrition education was one of the
main pillars of the management of diabetes mellitus. Nutritional counseling aimed at making changes in
knowledge, attitudes and eating behaviors in accordance with patient needs.
Objective: This study aims to determine the effect of nutrition counseling on diet DM knowledge and
adherence in patients with Type 2 Diabetes Mellitus in the sub-district health centers Kapuan Cepu Blora.
Methods: Type of quasi experimental study with a non-equivalent control group. Sampling with non-
probability sampling method as many as 30 people. The data collection is done with the collection of secondary
data and primary data. Analysis of data using statistical tests independent t-test to determine differences in
knowledge and compliance of diet DM before and after nutrition counseling between the treatment group and
the control group.
Results: The results showed that there was the influence of nutrition counseling on diet DM knowledge and
adherence in patients with type 2 DM.
Conclusion: Concluded nutritional counseling can influence the knowledge and compliance of diet DM.
Keywords: Nutrition Counseling, Knowledge, Compliance Diet, Type 2 diabetes

ABSTRAK
Latar belakang : Angka kejadian Diabetes Melitus meningkat dari tahun ke tahun, edukasi gizi adalah salah
satu pilar utama pengelolaan Diabetes Melitus. Konseling gizi bertujuan membuat perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku makan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan dan
kepatuhan diet DM pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di puskesmas Kapuan Kecamatan Cepu Kabupaten
Blora.
Metoda: Jenis penelitian quasi experimentdengan non-equivalent control group. Pengambilan sampel dengan
metode non probability samplingsebanyak 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data
sekunder dan data primer. Analisa data menggunakan uji statistik independent t-testuntuk mengetahui
perbedaan pengetahuan dan kepatuhan diet DM sebelum dan sesudah konseling gizi antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
Hasil:Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan dan kepatuhan
diet DM pada pasien DM tipe-2.
Kesimpulan: Disimpulkan konseling gizi dapat mempengaruhi pengetahuan dan kepatuhan diet DM.
Kata Kunci : Konseling Gizi, Pengetahuan, Kepatuhan Diet, DM tipe 2

1
PENDAHULUAN penatalaksanaan diet DM. Pasien mengata-kan
tidak teratur baik jadwal, jumlah dan jenis
Penyakit tidak menular (PTM) terus
makanan dalam mengkonsumsi makanan sehari-
mengalami peningkatan. Data pada tahun 2008,
hari bahkan pasien suka ngemil dengan tidak
menyatakan sekitar 58% kematian diseluruh dunia
memperhatikan kandungan makanan yang
disebabkan oleh PTM. Untuk usia 15-69 tahun
dibolehkan dalam diet. Hal ini disebabkan karena
PTM yang paling banyak menyumbang kematian
pasien hanya diberi penyuluhan oleh bidan
adalah penyakit kardiovaskuler dan diabetes, yang
tentang bahan makanan yang diperbolehkan dan
disusul penyakit kanker dan penyakit pernafasan
yang tidakdiperbolehkan, sehingga pasien belum
kronik lainnya.1
me-mahami bagaimana diet DM yang tepat untuk
Angka kejadian Diabetes Melitus (DM) akan
pasien DM. Sedangkan konseling gizi terkait
terus mengalami peningkatan. Diseluruh dunia,
dengan penatalaksanaan diet belum dilaksanakan,
prevalensi DM diperkirakan akan meningkat dari
hal ini disebabkan tidak adanya petugas gizi di
2,8% pada tahun 2000 menjadi 4,4% pada tahun
Puskesmas Kapuan.
2030. Jumlah penduduk yang menderita DM
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
diseluruh dunia diperkirakan akan meningkat dari
peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian
171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta pada
tentang “Pengaruh Konseling Gizi Terhadap Penge-
tahun 2030.2Hasil Riset Kesehatan Dasar
tahuan dan Kepatuhan Diet Diabetes Melitus pada
(Riskesdas), prevalensi DM di Indonesia juga
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas
mengalami peningkatan dari 1,1% pada tahum
Kapuan Kecamatan Cepu Kabupaten Blora”.
2007 menjadi 2,1% pada tahun 2013.3 Berdasarkan
data Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, prevalensi BAHAN DAN METODE
Diabetes Melitus Tipe 2 menunjukkan peningkatan
Penelitian ini merupakan penelitian bidang
sebesar 4,3% pada tahun2015. Prevalensi Diabetes
gizi klinik yang mengindentifikasipengaruh konse-
Melitus Tipe 2 terbesar terdapat di Puskesmas
ling gizi terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet
Kapuan Kecamatan Cepu yaitu sebesar 22,3%.
DM pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kapuan
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Penelitian ini
hiperglikemia atau peningkatan gula darah yang
dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai dengan
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
bulan Juli2016.
atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada
Jenis penelitian merupakan penelitian quasi
diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka
experiment, dan rancangan penelitian menggu-
panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ
nakan rancanganNon-Equivalent Control Group.
tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
pembuluh darah.4 Penyakit DM merupakan penya-
DM tipe-2 tanpa komplikasi penyakit yang
kit degeneratif yang memerlukan upaya penangan-
terdiagnosa oleh dokter di Puskesmas Kapuan,
an tepat dan serius. Penyakit ini merupakan keada-
umur diatas 20 tahun dengan jumlah 33
an dimana terjadi peningkatan kadar glukosa plas-
orang.Sedangkan sampel yang memenuhi kriteria
ma dari nilai normalnya yaitu > 200 mg/dl pada
inklusi sejumlah 30 orang.
pemeriksaan glukosa darah sewaktu atau> 126
Penelitian ini menggunakan data primer
mg/dl pada saat puasa.5
pengetahuan dan kepatuhan diet DM melalui
Penatalaksanaan diabetes melitus dikenal 4
pretest dan postest dengan wawancara menggu-
pilar utama pengelolaan yaitu penyuluhan, peren-
nakan kuisioner. Untuk analisa data pengetahuan
canaan makan, latihan jasmani, dan obat hipogli-
dan kepatuahn diet DM menggunakan uji
kemik. Terapi gizi merupakan komponen utama
parametrik independent t-test.
keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
perencanaan makan merupakan salah satu
Puskesmas Kapuan terletak di wilayah bagian
kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes
selatan Kabupaten Blora cukup dekat dengan
banyak yang merasa tersiksa sehubungan dengan
rumah sakit rujukan RSUD dr. R Soeprapto Cepu.
jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan.6
Keadaan wilayah masih ada daerah terpencil yang
Hasil studi pendahuluan pada 10 pasien
cukup sulit dijangkau dengan akses pelayanan
Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Kapuan
kesehatan yang memadai. Luas wilayah kerja
Kecamatan Cepu Kabupaten Bloraditemukan
Puskesmas Kapuan adalah 2.312.904 Ha, yang
masalah yang berhubungan dengan tingkat penge-
meliputi 6 desa yaitu Kapuan, Cabean, Ngloram,
tahuan responden yang masih rendah, terkait
Getas, Jipang, dan Gadon. Dengan jumlah
konsumsi makanan yang tidak sesuai dengan
penduduk tahun 2015 sebanyak 14.747 jiwa .

2
Puskesmas Kapuan merupakan salah satu Tabel 2.Distribusi responden berdasarkan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang pengetahuan pada kelompok perlakuan dan
memberikan pelayanan kesehatan dasar secara kelompok kontrol sebelum dan sesudah konseling
menyeluruh dan terpadu yang mempunyai sifat gizi
dan karakteristik sendiri. Puskesmas Kapuan
beralamat di Jalan Lapangan Terbang No. 1.
Wilayah Kerja Puskesmas Kapuan mempunyai 6
desa binaan.
Puskesmas Kapuan terdapat pelayanan BP
Umum, BP Gigi, UGD, KIA, Gizi, Pemberantasan
penyakit menular, Kesehatan Lingkungan, Promosi
Kesehatan (UKS, UKGS, UKGMD),
Perkesmas.Sumber daya manusia yang dimiliki Tingkat pengetahuan kelompok perlakuan
Puskesmas Kapuan terdiri dari : 2 dokter umum, 1 sesudah pemberian konseling gizi adalah dengan
dokter gigi, 8 perawat, 1 perawat gigi, 10 bidan, 1 tingkat pengetahuan cukup sebanyak 9 responden
sanitarian, 1 asisten apoteker dan 4 staf. (60%). Hasil analisis diatas menunjukkan adanya
Puskesmas Kapuan belum mempunyai tenaga pengaruh dari konseling gizi yang dapat
Nutrisionist untuk mendukung program gizi. meningkat-kan pengetahuan responden tentang
Sarana dan prasarana yang dimiliki terdiri diit pada penderita DM tipe 2. Jika dihubungkan
dari: 5 PKD, 1 Puskesling dan 25 posyandu. dengan tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar
Sedangkan target Puskesmas Kapuan yaitu ibu adalah pendidikan dasar (93,3%), maka merupakan
hamil sebanyak 583 orang, ibu bersalin sebanyak hal yang sulit untuk memberikan konseling gizi
558 orang, bayi sebanyak 531 orang, balita pada responden. Akan tetapi, dikarenakan
sebanyak 1.197 orang. responden mendengarkan dengan baik apa yang
Gambaran karakteristik responden di disampaikan oleh pemberi informasi dan kemauan
Puskesmas Kapuan yang meliputi umur, jenis serta rasa ingin tahu yang besar tentang diit DM
kelamin, pekerjaan dan pendidikan adalah sebagai untuk menunjang kesembuhannya, maka bukan
berikut : hal yang tidak mungkin responden dengan mudah
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan dapat menangkap apa yang disampaikan oleh
karakteristik responden pada kelompok pemberi informasi.
perlakuan dan kelompok kontrol Tabel 3. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan
Sesudah Konseling Gizi Antara Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Hasil uji independent t-test menunjukkan


tidak ada perbedaan pengetahuan antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
sebelum konseling gizi (p-value=0.056), hal ini
disebabkan kurangnya informasi yang didapat
Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa oleh kedua kelompok responden baik dari tenaga
responden pada kelompok perlakuan sebagian kesehatan maupun media massa tentang
besar dengan lanjut usia awal (umur 46-55 tahun) penatalaksanaan diet DM.
sebanyak 7 responden (46,7%), jenis kelamin Hal ini sesuai dengan teori yang
perempuan sebanyak 13 responden (86,7%), mengatakan bahwa melalui berbagai media massa
pendidikan dasar sebanyak 14 responden (93,3%) baik cetak maupun elektronik sebagai alat
dan pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 8 informasi yang diterima oleh masyarakat, sehingga
responden (53,3%). Sedangkan pada kelompok masyarakat yang lebih banyak mendapatkan
kontrol sebagian besar juga dengan lanjut usia informasi dari media massa seperti televisi, radio,
awal (umur 46-55 tahun) sebanyak 11 responden majalah, koran, dan lain-lain akan memperoleh
(73,3%), jenis kelamin perempuan sebanyak 9 informasi dan pengetahuan yang lebih banyak dari
responden (60%), pendidikan dasar sebanyak 13 pada yang tidak pernah terpapar media sama
responden (86,7%) dan pekerjaan sebagai petani sekali 7.
sebanyak 8 responden (53,3%). Pengetahuan responden sesudah diberikan
konseling gizi menunjukkan bahwa ada perbedaan

3
tingkat pengetahuan antar kelompok perlakuan sebelum konseling gizi patuh dalam melakukan
dan kelompok kontrol, dengan nilai (p- diet DM sebanyak 8 responden (53,3%) begitu pula
value=0.001). Perubahan pengetahuan ini sesudah pemberian koseling gizi terjadi peningkat-
disebabkan karena responden kelompok perlakuan an yaitu sebanyak 13 responden (86,7%) patuh
terpapar lebih banyak informasi daripada dalam melakukan diet DM. Kategori patuh
kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan jawaban responden mendapatkan skor nilai 37-72.
mendapatkan konseling gizi tentang diet DM dari Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua
petugas gizi sebanyak 3 kali selama penelitian responden telah memahami tentang arti
dibandingkan kelompok kontrol yang hanya pentingnya diit DM terbukti responden patuh
mendapatkan penyuluhan sekali dari petugas dalam melakukan diit DM.
kesehatan lain selain petugas gizi.Hasil analisis
Tabel 5. Perbedaan Kepatuhan Diet DM Sebelum
diatas menunjuk-kan adanya pengaruh dari
dan Sesudah Konseling Gizi Antara Kelompok
konseling gizi yang dapat meningkatkan
Perlakuan dan Kelompok Kontrol
pengetahuan responden tentang diit pada
penderita DM.
Melalui konseling maka asumsi dan perilaku
pasien yang salah akan dapat diperbaiki dan
dikoreksi. Peningkatan pengetahuan ini sendiri Hasil analisa uji independent t-test
juga harus diikuti dengan peningkatan dalam menunjukkan tidak ada perbedaan sebelum
kompetensi sosial. Kompetensi ini mencakup konseling gizi (p-value=0.328). Hal ini disebabkan
kemampuan untuk mempersepsikan dan meng- sebagian besar pasien DM Tipe 2 belum bersikap
interpretasikan secara akurat isyarat yang dibuat bagaimana seharusnya menangani penyakitnya,
oleh petugas konseling dan kapasitas untuk kadang mereka hanya mengetahui namun susah
berprilaku secara terampil dalam memberikan untuk mengaplikasikan atau lebih tepatnya pasien
respon pada orang lain. Pasien selalu diberikan DM Tipe 2 masih belum bisa memotoring diri
informasi yang berulang-ulang selama tiga kali dalam penanganan DM seperti penanganan diet,
sehingga pasien dapat mengerti informasi yang aktivitas fisik dan minum obat. Beberapa faktor
ingin disampaikan.8 yang mempengaruhi, yaitu sikap dan kepercayaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hal ini berkaitan dengan adanya kepercayaan
penelitian oleh Magdalena (2005) tentang yang salah terhadap suatu makanan, yaitu
Pengaruh Konseling Gizi Menggunakan standart responden masih percaya jika mengkonsumsi nasi
diet terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan diet aki dan nasi jagung dapat menurunkan kadar gula
Pasien DM di RSUD Ulin Banjarmasinyang darah.
menunjukkan bahwa adanya perbedaan pengeta- Kepatuhan diet sesudah konseling gizi ada
huan diet DM sebelum dan sesudah konseling perbedaan dengan nilai p-value=0.029. Hal ini
gizi10. Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh disebabkan responden kelompok perlakuan telah
Ayu Putri Rahayu et.al (2014) tentang Pengaruh mendapatkan konseling gizi sebanyak 3 kali
Edukasi terhadap Pengetahuan, Sikap dan Kadar tentang diit DM dari petugas gizi dibandingkan
Gula Pasien Rawat Jalan DM Tipe 2 diwilayah Kerja dengan kelompok kontrol yang hanya mendapat
Puskesmas Kota Makasar yang menunjukkan penyuluhan sekali dari bidan. Sehingga responden
bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap kelompok perlakuan telah patuh dalam menjalan-
yang bermakna pada pasien DM setelah dilakukan kan diit DM.
konseling pasien dalam interval waktu 3 x 2 minggu. Konseling gizi pada pasien DM adalah
pemberian pendidikan, pemahaman dan latihan
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan mengenai pengetahuan dan ketrampilan dalam
kepatuhan diet DM pada kelompok perlakuan pengelolaan DM yang diberikan kepada setiap
dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pasien DM untuk mengatasi setiap masalahnya.
konseling gizi Konseling gizi pada pasien DM merupakan suatu
hal yang sangat penting dalam pengontrolan kadar
gula darah pasien. Selain itu, konseling gizi pada
penderita DM juga diharapkan dapat mencegah
atau setidaknya menghambat munculnya penyulit
kronik ataupun penyulit akut yang ditakuti oleh
penderita DM. Tujuan konseling gizi untuk
mengubahpengetahuan (knowledge), sikap (atti-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tude), dan perilaku (behaviour). Perubahan
responden kelompok perlakuan sebagian besar
perilaku inilah yang paling sukar dilaksanakan.

4
Adanya pemberian konseling gizi ini sangat penting kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di
karena penyakit DM merupakan penyakit yang Puskesmas Kapuan dengan nilai p-value 0.001
berhubungan dengan gaya hidup pasien. Oleh
SARAN
karenanya untuk mencapai keberhasilan terapi DM
perlu adanya kerjasama antara pasien, keluarga Disarankan kepada Puskesmas untuk
dan petugas kesehatan dalam hal ini Nutrisionist meningkatkan peyuluhan/ konsultasi gizi terhadap
yang memberikan konseling gizi kepada pasien. pasien DM tipe-2 dengan memberikan lifleat diet
Dengan pemberian konseling gizi inilah pasien DM agar pasien dapat mengetahui penanganan
dapat memiliki pengetahuan yang cukup tentang DM secara tepat dan benar serta dapat merawat
asupan makanan bagi pasien DM, yang selanjutnya dirinya secara mandiri, sehingga dapat memper-
dapat merubah sikap dan perilakunya sehingga tahankan tingkat kepatuhan pasien sesuai penata-
diharapkan dapat mengendalikan kondisi penyakit laksanaan diet DM dan memonitoring kadar
dan kadar gula darahnya dan dapat meningkatkan glukosa darahnya demi meningkatkan derajat
kualitas hidupnya. kesehatan yang optimal.
Faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan
DAFTAR PUSTAKA
adalah dukungan keluarga serta dukungan sosial
dalam bentuk dukungan emosional dari anggota 1. Alwan et.al.2010. Monitoring and Surveilance
keluarga lain, teman, baik waktu maupun finansial of Chronic Non Communicable Disease:
merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan Progress and Capacity in High-Burden
terhadap program-program diit. Keluarga dan Countries. Lancet 2010; 376; 1861-68.
teman dapat membantu mengurangi ansietas yang http://www.thelancet.com.
disebabkan oleh penyakit tertentu, mereka dapat 2. Wild S,et.al. 2004. Global Prevalence of
menghilangkan godaan pada ketidaktaatan dan Diabetes Estimates for the Year 2000 and
mereka sering kali dapat menjadi kelompok Projections for 2030. American Diabetes
pendukung untuk mencapai kepatuhan 8. Association. Diabetes Care.
Kepatuhan diit pada pasien DM dipenga- 3. KementrianKesehatanRepublik Indonesia.
ruhi karakteristik dari penyakit dan pengobatannya 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian
(makin lama pasien mengidap penyakit diabetes, dan Pengembangan Kesehatan.
makin kecil pasien tersebut patuh pada pengobat- 4. American Diabetes Association. 2010.
annya serta cara pemberian pelayanan yang harus Diagnosis And Classification of Diabetes
intensif dan multidisiplin pada tim tenaga medis Melitus. Diabetes Care, volume 33,
untuk mencapai keberhasilan terapi pasien), faktor supplement 1.www.care.diabetesjournals.org.
intrapersonal (umur, jenis kelamin, penghargaan 5. Bustan. 2007. Epidemiologi Tidak Menular.
terhadap diri sendiri, disiplin diri, stres, depresi Jakarta: Rienika Cipta FKUI. 2000: p.3,17-8.
dan penyalahgunaan alkohol), faktor interpersonal 6. Maulana,M. 2009. Mengenal Diabetes Melitus
(kualitas hubungan antara pasien dan petugas :Panduan Praktis Menangani Penyakit Kencing
pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga) dan Manis. Jogjakarta :Penerbit Kata Hati.
faktor lingkungan 9. 7. Dewi M & Wawan A. 2010. Teori dan
Pengukuran, sikap, perilaku manusia.
KESIMPULAN
Yogyakarta : Nuha Medika.
Ada pengaruh konseling gizi terhadap 8. Niven. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta :
tingkat pengetahuan antara kelompok perlakuan EGC
dan kelompok kontrol di Puskesmas Kapuan 9. BPOM, 2006, Kepatuhan Pasien: Faktor
dengan nilai p-value 0.001 dan ada pengaruh Penting Dalam Keberhasilan Terapi, 7 (5),
konseling gizi terhadap kepatuhan diit DM antara Jakarta, Badan POM Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai