Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Anggaran merupakan salah satu instrumen yang berperan penting dalam organisasi sektor
publik. Anggaran sektor publik sendiri harus bersifat partisipatif yang melibatkan masyarakat
dalam perencanaan anggaran agar aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasi dalam
anggaran. Anggaran sektor publik merupakan blue print organisasi tentang rencana program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan serta masa depan yang akan diwujudkan. Dalam organisasi
sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik. Pada sektor swasta, anggaran
merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, sebaliknya pada sektor
publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan
diberi masukan. Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran
merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan,
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan karena adanya masalah
keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus
berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggung jawab terhadap rakyat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

2. Apa yang dimaksud dengan anggaran sektor publik?

3. Apa fungsi dan jenis anggaran sektor publik?

4. Bagaimana pengaruh dan tujuan anggaran sektor publik?

5. Apa karakteristik anggaran sektor publik?

6. Bagaimana proses penyusunan anggaran sektor publik?

7. Bagaimana perkembangan anggaran sektor publik?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN

2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari anggaran sektor publik

3. Untuk mengetahui fungsi dan jenis anggaran sektor publik

4. Untuk memahami pengaruh dan tujuan anggaran sektor publik

5. Untuk mengetahui karakteristik anggaran sektor publik

6. Untuk mengetahui proses penyusunan anggaran sektor publik

7. Untuk mengetahui perkembangan anggaran sektor public

BAB 2
2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan menyangkut perkiraan


penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadidalam satu atau beberapa periode
mendatang. Dalam anggaran selalu disertakan data penerimaan pengeluaran yang terjadi di masa
lalu. Kebanyakan organisasi sector public membedakan antara tambahan modal dan penerimaan,
serta tambahan pendapatan dan pengeluaran.

Pengertian lain dari anggaran sector publik adalah Suatu rencana kerja yang dibuat dan
digunakan oleh organisasi publik yang dinyatakan dalam bentuk ukuran financial, yang memuat
informasi mengenai pendapatan, belanja, aktivitas, dan pembiayaan, dalam satuan moneter.

2.2 FUNGSI DAN JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


1. Fungsi Anggaran
Anggaran berfungsi sebagai berikut ;
a) Anggaran merupakan hasil akhir dari proses penyusunan rencana kerja.
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari
belanja pemerintah tersebut. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan adalah:
• Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan,
• Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta
merencanakan alternatif sumber pembiayaannya,
• Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun
• Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
b) Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan berbagai unit kerja dan
mekanisme kerja antaratasan serta bawahan.
c) Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
3
dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah tidak dapat
mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran.
d) Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan yang efektif serta efisien dalam
pencapaian visi organisasi.
e) Anggaran merupakan instrument politik
Anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik.
f) Anggaran merupakan instrument kebijakan fiscal.
Anggaran dapat digunakan sebagai alat menstabilkan ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
2. Jenis Anggaran
 Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara
berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu: (a) cara
penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan (b)
struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item. Ciri lain melekat pada
pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah: (c) cenderung sentralitis; (d) bersifat
spesifikasi; (e) tahunan; dan (f) menggunakan prinsip anggaran bruto. Struktur
anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu mengungkapkan besarnya
dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan anggaran tradisional
tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh
karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur
yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat keputusan
penggunaan anggaran.
 Anggaran Publik Dengan Pendekatan Npm (New Public Management)
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor
publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku,
birorkratis ,dan hierarkis menjadi model menajemen sektor publik yang feksibel dan
lebih mengakomodasi pasar perubahan tersebut telah merubah peran pemerintah
terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru

4
yang muncul dalam menejemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public
Management.

2.3 PENGARUH DAN TUJUAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


1. Pengaruh Anggaran Sektor Publik

Anggaran dipengaruhi berbagai sistem politik, teori ekonomi, pendekatan


manajemen,akuntansi, dan administrasi publik. Anggaran publik selalu dikaitkan dengan
akuntabilitas eksekutif organisasi. Konflik yang terjadi dalam penentuan anggaran sangat
berpengaruh terhadap kapabilitas eksekutif organisai untuk mengendalikan pengeluaran. Pada
prakteknya, pihak eksekutif akan menggunakan daftar tahunan tentang pengeluaran dan
pendapatan beserta tujuan aktivitasnya. Jadi, karakter anggaran adalah keseragaman, keseluruhan
transaksi organisasi, keteraturan penyerahan rancangan anggaran per tahunnya, akurasi prakiraan
pendapatan serta pengeluaran yang didasari oleh persetujuan/consensus, dan terpublikasi. Proses
penyusunan maupun pengesahan anggaran dapat dipublikasikan ke masyarakat.

2. Tujuan Anggaran Sektor Publik

Tujuan anggaran dapat dirumuskan sebagai alat akuntabilitas, alat manajemen, dan
instrument kebijakan ekonomi. Proses akhir penyusunan anggaran merupakan hasil dari
persetujuan politik, termasuk item pengeluaran yang harus disetujui para legislator. Pihak unit
kerja organisasi merupakan pelaksana pengelolaan dana dan program.

2.4 KARAKTERISTIK ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Karakteristik anggaran sector public terdiri dari ;
a) Anggaran yang dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan nonkeuangan.
b) Anggaran yang umumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu atau beberapa
tahun.
c) Anggaran yang berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan.
d) Usulan anggaran yang ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi
dari penyusunan anggaran.
e) Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

5
Karakteristik anggaran yang baik
1) Berdasarkan program
2) Berdasarkan pusat pertanggungjawaban (pusat biaya,pusat laba, dan
pusat investasi)
3) Sebagai alat perencanaan dan pengendalian

2.5 PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


prinsip pokok dalam siklus anggaran
Tahap persiapan anggaran.
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran
pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan
adalah sebelum menyetujui taksiranj pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu diulakukan
penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah
yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan drengan
pembuatan keputusan tentang angggaran pengeluaran
Tahap ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup
berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga
harus mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition building yang memadai.
Integritas dan kesioapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini.
Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai
kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala
pertanyaan-pertanyaan dan bantahan- bantahan dari pihak legislatif.

6
Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran.
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan oleh manajer
keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen.

Tahap pelaporan dan evaluasi.


Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi
telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik,
maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemukan banyak
masalah.
TUJUAN PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK :
 Membantu pemerintah mencapai tujuan fiscal dan meningkatkan koordinasi antar bagian
dalam lingkungan pemerintah.
 Membantu menciptakan efesiensi dan kejadian dalam menyediakan barang dan jasa
public melalui proses pemrioritasan.
 Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
 Menigkatkan transparasi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR atau MPR
dan masyarakat.

2.6 PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa di masyarakat dapat dilakukan paling tidak melalui
dua mekanisme, yaitu melalui mekanisme pasar (market mechanism) dan mekanisme birokrasi
(bureauctratic mechanism). Namun, kegagalan pasar (market failures) juga dapat terjadi dalam
mengalokasikan sejumlah barang dan jasa. Penyebabnya adalah karena adanya ‘public goods’
beserta eksternalitasnya, jenis barang dan jasa inilah,beserta sejumlah ‘mixed goods’ yang
kemudian didistribusikan melalui mekanisme birokrasi. Dalam perkembangannya, mekanisme
birokrasi menjadi mekanisme yang sangat penting karena besarnya semakin meningkat. Hal ini
ditujukkan melalui porsinya disbanding produk domestik bruto. Mekanisme birokrasi itu sendiri
mempunyai instrumen yang disebut sistem penganggaran yang berfungsi sebagai alat untuk
mengalokasikan sumber daya dalam bentuk barang dan jasa yang ada di masyarakat. Sesuai

7
perkembangan sistem administrasi publik itu sendiri dan tuntutan masyarakat dalam konteks
sistem sosial serta politik tertentu, sistem penganggaran dapat berkembang. Dalam sejarah
perkembangannya, beberapa jenis sistem penganggaran mulai dikenal.
Berbagai sistem penganggaran tersebut antara lain ‘traditional budgeting’ atau dikenal juga
sebagai ‘line-item budgeting’ , ‘performance budgeting’ , ‘ planning programming budgeting
system’, kemudian muncul ‘zero based budgeting’ , dan ‘medium term budgeting framework
(MTBF). Dalam perkembangannya, berbagai variasi dari ‘perfomance budgeting’ juga muncul
sepeerti ‘mission – driven budgeting’ dan ‘enterpreneurial budgeting’ .

Line item budgeting


Mission-driven budgeting

Performance budgeting
Entrepreneurial budgeting
Sistem Planning programming
penganggaran budgeting system

Zero based budgeting

Medium term budgeting


framework

 Line-item budgeting
Line item budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan
dari mana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut
dianggarkan (pos-pos pengeluaran). Jenis anggaran ini dianggapp paling tua dan
banyak mengandung kelemahan atau sering pula disebut ‘traditional budgeting’ .

8
Walaupun tidak dapat disangkal, ‘line-item budgeting’ sangat popular
penggunaannya karena dianggap mudah untuk dilaksanakan (Wildavsky,2000)
Line-item budgeting mempunyai sejumlah karakteristik penting, yaitu tujuan
utamanya adalah untuk melakukan pengendalian keuangan, sangat berorientasi
pada input organisasi, penetapannya melalui pendekatan incremental (kenaikan
bertahap), dan dalam prakteknya tidak jarang memakai ‘kemampuan
menghabiskan atau menyerap anggaran’ sebagai salah satu indicator penting
untuk mengukur keberhasilan organisasi.

Karakteristik Keunggulan Kelemahan


1. Titik utama perhatian 1. Relatif mudah 1. Perhatian terhadap
tertuju pada segi menelusurinya laporan pelaksanaan
pelaksanaan dan 2. Mengamankan anggaran penerimaan dan
pengawasan. komitmen di antara pengeluaran sangat
2. Penekanan hanya partisipan sehingga sedikit.
pada segi administrasi dapat mengurangi 2. Diabaikannya pencapaian
konflik. kinerja, realisasi
penerimaan dan
pengeluaran yang
dianggarkan.
3. Para penyusun anggaran
tidak memiliki alasan
yang rasional dalam
menetapkan target
penerimaan dan
pengeluaran

9
 Incremental budgeting
Incremental budgeting adalah system anggaran belanja dan pendapatan yang
memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan
usulan anggaran periode tahun yang akan dating.
Angka pada pos pengeluaran merupakan perubahan (kenaikan) dari ringkas
periode sebelumnya. Permasalahan yang harus dipecahkan bersama adalah
metode kenaikan/penurunan(incremental) dari jangka anggaran tahun
sebelumnya. Logika system penganggaran ini adalah seluruh kegiatan yang
dilaksanakan merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun sebelumnya.
 Planning programming budgeting system
Sebagai reaksi terhadap berbagai masalah fundamental yang dihadapi line-
item budgeting , muncul system penganggaran baru, yaitu planning programming
budgeting system (PPBS), zero based budgeting (ZBB), dan performance
budgeting . planning programming system adalah proses perencanaan, pembuatan
program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu system sebagai kesatuan
yang bulat dan tidak terpisah, yang di dalamnya terkandung identifikasi tujuan
organisasi serta permasalahan yang mungkin timbul. Proses peengorganisasian,
pengoordinasian, dan pengawasan terhadap semua kegiatan yang diperlukan, serta
pertimbangan atas implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang
akan datang.

Keunggulan Kelemahan
1. Menggambarkan tujuan organisasi yang lebih 1. Merupakan proses multiompleks, dan
nyata dan membantu pimpinan dalam memerlukan banyak perhitungan serta
membuat keputusan yang menyangkut usaha analisis.
pencapaian tujuan. 2. Memerlukan pengelola yang ahli dan
2. Menghindarkan adanya pertentangan dan memiliki kualitas yang tinggi.
overlapping program, serta mewujudkan 3. Terlalu kompleks, baik secara teknis maupun
sinkronisasi dan integrase antaraparat praktis.

10
organisasi dalam proses perencanaan.
3. Alokasi sumber daya yang lebih efisien dan
efektif berdasarkan analisis biaya manfaat
untuk mencapai tujuan.

Konsepsi pokok PPBS adalah sebagai berikut ;


(1) Tujuan : menjadi pengarah menuju hasil yang akan diperoleh ataupun
pelayanan dan jasa-jasa yang akan dibberikan.
(2) Alternative cara : menyajikan pilihan dari serangkaian cara ataupun tindakan.
(3) Hasil guna : berkaitan dengan pengukuran atas tingkat keberhasilan tindakan
dalam rangka pencapaian tujuan.
(4) Dimensi waktu : memperkirakan perspektif secara tahunan dalam
mempertimbangkan akibat dari tuntutan yang diproyeksikan pada masa
mendatang.
(5) Prioritas : berkaitan dengan penentuan tindakan yang diutamakan, akan
diambil kriteria pilihan tertentu.
(6) Pengendalian/pengawasan : pengendalian/pengawasan ketatalaksanaan yang
terintegrasikan, berkaitan dengan system pelaporan dan aliran balik informasi.
(7) Daya guna : berkaitan dengan pengukuran atas tingkat hasil tindakan
pencapaian tujuan, jika tujuan dan tindakan itu dapat dinyatakan serta dinilai
secara kuantitatif.
 Zero based budgeting
Lahirnya ZBB merupakan jawaban tehadap rasionalisasi proses pembuatan
anggaran. Dalam system ZBB, muncul apa yang disebut sebagai unit keputusan
(decision units) yang menghasilkan berbagai paket alternative anggaran yang
dibuat sebagai motivasi atas anggaran organisai yang lebih responsif terhadap
kebutuhan masyarakat dan terhadap fluktuasi jumlah anggaran. Dalam
prakteknya, ZBB membutuhkan banyak kertas kerja (paper work) data, serta
menuntut penetapan system manajemen informasi yang cukup canggih. Hal ini
dianggap sebagai hambatan utama dalam pencapain ZBB.

11
Zero based budgeting (ZBB) merupakan system anggaran yang didasarkan
pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap
kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti program akan dikembangkan
dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga langkah penyusunan ZBB adalah :
1) Mengidentifikasi unit keputusan
2) Membangun paket keputusan
3) Mereview dan menyusun peringkat paket keputusan
 Performance budgeting
Sebenarnya, performance budgeting diperkenalkan pertama kali di Amerika
Serikat pada tahun 1949, namun dalam prakteknya mengalami kegagalan
( Schiavo-Campo dan Tommasi,1999). Pada reformasi anggaran yang dilakukan
pada tahun 1990-an, beberapa karakteristik penting dari performance budgeting
masih dianggao sangat bermanfaat, dan kemudian dikembangkan bersama dalam
konteks reformasi administrasi publik.
Performance budgeting (anggaran yang berorientasi kinerja) adalah
system penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitkan
sangat erat dengan visi, serta rencan strategis organisasi. Perfomance budgeting
mengalokasikan sumber daya ke program,bukan ke unit organisasi semata dan
memakaipengukuran output (output measurement) sebagai indicator kinerja
organisasi.
Karakteristik utama Keunggulan Kelemahan
1. Secara umum, system ini 1. Memungkinkan 1. Tidak semua kegiatan dapat
mengandung tiga unsur pendelegasian wewenang distandardisasikan.
pokok yaitu pengeluaran dalam pengambilan 2. Tidak semua kinerja diukur
organisasi yang keputusan. secara kuantitatif.
diklasifikasikan menurut 2. Merangsang partisipasi 3. Tidak semua jelas mengenai
program dan kegiatan, dan memotivasi unit kerja siapa pengambil keputusan
pengkuran kinerja melalui proses pengusulan dan siapa yang menanggung
(performance dan penilaian anggaran beban keputusan tersebut.
measurement), dan yang bersifat faktual.
pelaporan program 3. Membantu fungsi
(program reporting). perencanaan dan
2. Lebih berfokus pada mempertajam pembuatan
pengukuran kinerja keputusan.
bukan pada pengawasan. 4. Memungkinkan alokasi
3. Setiap kegiatan harus dana secara optimal
12
dilihat dari sisi efesiensi dengan didasarkan pada
dan maksimalisasi efisiensi unit kerja.
output. 5. Menghinndarkan
4. Bertujuan menghasilkan pemborosan.
informasi biaya dan
kinerja yang dapat
digunakan untuk
penyusunan target dan
evaluasi pelaksanaan
kerja.

 Medium term budgeting framework (MTBF)

Medium term budgeting framework (MTBF) adalah kerangka strategi


kebijakan tentang anggaran belanja unit organisasi. Kerangka ini melimpahkan
tanggung jawab yang lebih besar kepada unit organisasi menyangkut penetapan
alokasi dan penggunaan sumber dana pembangunan. Keberhasilan MTBF
tergantung pada mekanisme pengambilan keputusan anggaran secara agregat yang
didasarkan pada skala prioritas.

Tujuan dari MBTF Sasaran dari MBTF


1. Keseimbangan makro-ekonomi dengan 1. Menciptakan keseimbangan ekonomi
mengembangkan konsistensi dan kerangka makro dengan cara mengembangkan
kerja sumber daya secara realistis. kerangka sumber daya yang konsisten dan
2. Alokasi penggunaan sumberdaya untuk realistis.
prioritas strategi antar sector dan dalam 2. Meningkatkan alokasi sumber daya
sector. melalui strategi prioritas lintas sectoral.
3. Meningkatkan kemampuan untuk
memperkirakan kebijakan pembiayaan
sehingga dapertemen dapat lebih awal
merencanakan program yang
berkelanjutan.
4. Memberikan anggaran yang ketat terkait
kewenangan unit kerja dalam
menggunakan sumber daya secara efektif
dan efesien.

Tahap 1 Pertama disusun kerangka kerja makroekonomi yang akan digunakan untuk
membuat proyeksi penerimaan dan penngeluaranm terutama penyusunan
analisis serta model ekonomi makro. Kegiatan ini memberikan informasi
13
tentang format anggaran untuk pengambilan keputusan. Pada tahap ini,
keterkaitan antara proyeksi ekonomi dan sasaran keuangan organisasi serta
persyaratan untuk membangunkan dan menggunakan modek diperbaikan.
Tahap 2 Tahap ini dapat dilaksanakan secara parallel dengan tahap pertama. Proses kaji
ulang sector juga akan dilakukan. Proses ini terdiri dari tiga tahap :
1. Persetujuan atas sasaran, objek, dan kegiatan.
2. Pengkajian program dan subprogram yang disepakati.
3. Penganggaran program yang disetujui
Tahap 3 Tahap ini mencakup serangkaian dengar pendapat antara bagian keuangan
perencanaan dan bagian sector lainnya mengenai hasil pengkajian ulang
sectoral.
Tahap 4 Dengan adanya kerangka kerja makroekonomi dan hasil kaji ulang sector,
kerangka kerja anggaran pengeluaran dapat dirancang. Kerangka ini
memungkinkan negosiasi lintas dan di dalam sectoral menyangkut keputusan
pendanaanyang menjadi dasar penetapan ceiling pengeluaran sector pada tahun
anggaran berikutnya dan tahun mendatang.
Tahap 5 Tahap ini merupakan tahap yang penting dalam proses penyusunan MTBF.
Pada tahun ini, keputusan bagian-bagian dalam organisasi atau setara
menetapkan alokasi sumber daya sectoral jangka menengah atas dasar
ketersediaan dan prioritas lintas sectoral. Ini dilaksanakan dengan menetapkan
budget ceilling untuk tiga tahun ke depan. Apabila pelaksanaan kebijakan dan
sumber daya semakin tidak seimbang maka resources envelope dalam tahun
anggaran mendatang harus dikembangkan.
Tahap 6 Pada tahap ini, unit kerja merevisi prakiraan anggaran dalam rentang ceilling
yang disetujui.
Tahap 7 Perkiraan anggaran bagian telah direvisi oleh bagian keuangan dan
dipresentasikan di depan seluruh bagian (unit) organisasi. Selanjutnya,
legislative akan memberikan penjualan.

Keunggulan MBTF Kelemahan MTBF


Banyak peluang yang tidak bisa digunakan karena Pendekatan MTBF tergantung pada kondisi suatu
pendekatan yang menyeluruh. Dalam pendekatan negara atau organisasi. Kebijakan fiscal yang tidak
sectoral, kebijakan penggunaan sumber daya secara stabil dan kondisi social-politik merupakan contoh
sectoral dapat dilakukan dalam konteks perencanaan yang melemahkan penerapan MTBF.
serta alokasi sumber daya dan system anggaran secara

14
keseluruhan. Akibatnya, pendekatan MTBF yang
lebih bersifat sectoral akan menyeimbangkan
pelaksanaan kebijakan dan sumber daya di level
sector serta lintas sectoral. Jadi, berbagai peluang
dapat dimanfaatkan oleh agen di sector terkait.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasisektor
publik. Anggaran publik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat kebutuhan
masyarakat. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan ekonomi melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan
anggaran, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakan
pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Dan yang penting lagi, anggaran merupakan sarana untuk menunjukan
akuntanbilitas pemerintah terhadap publik. Anggaran publik terdiri dari anggaran operasional
dan anggaran modal. Anggaran operasional adalah pengeluaran yang dilakukan secara rutin
dan tidak menambah kekayaan serta manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran.
Sedangkan anggaran modal (aset) manfaatnya lebih dari satu tahun anggaran dan menambah
kekayaan.

15

Anda mungkin juga menyukai