Anda di halaman 1dari 28

ANTIDIABETES MELITUS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang berbahaya dalam

kehidupan saat ini. Diabetes melitus ditandai dengan meningkatnya kadar

glukosa dalam darah yang tentunya mengganggu metabolisme tubuh.

Salah satu hormon yang memiliki fungsi dalam pengaturan metabolisme

dan peredaran glukosa dalam tubuh adalah hormon insulin.

Hormon ini terbentuk pada kelenjar pankreas oleh sel-sel β yang

mensekresikan insulin tersebut. Hormon insulin digunakan untuk mengikat

glukosa dalam darah sehingga tidak terjadi penumpukan glukosa dalam

darah dan menyebabkan glukosa tersebut diekskresikan lewat urin tanpa

digunakan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh menjadi letih, cepat haus,

lapar dan sering berkemih. Ini merupakan gejala penyakit diabetes

mellitus.

Banyak masyarakat pada saat ini tidak mengetahui apakah dirinya

sedang menderita penyakit diabetes dikarnakan kurangnya informasi

untuk mengenali gejala-gejala penyakit diabetes melitus tersebut.

Penyakit diabetes melitus tentu saja merupakan suatu masalah

kesehatan yang besar yang akan memberikan dampak terhadap kualitas

sumber daya manusia. Maka selaku tenaga kesehatan sudah kewajiban

kita untuk dapat mengetahui obat-obat yang dapat mengobati penyakit

diabetes melitus.
ANTIDIABETES MELITUS

Untuk percobaan kali ini, akan diujikan efektifitas dari obat

glibenklamid dan akarbose pada probandus mencit.

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

memahami keefektifan dari obat antidiabetes glibenklamid® dan ekstrak

daun pare (Momordica charantia) terhadap hewan coba mencit (Mus

musculus).

C. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan tingkat efektifitas pemberian obat antidiabetes

yaitu glibenklamid®, dan ekstrak daun pare(Momordica charantia)

dengan tingkatan dosis serta Na-CMC sebagai kontrol. Juga untuk dapat

mengetahui efek antidiabetes dari obat tersebut pada hewan coba mencit

(Mus musculus) yang terlebih dahulu diinduksi dengan larutan glukosa .

D. Prinsip percobaan

Penentuan penurunan kadar glukosa darah dan tingkat efektifitas

pemberian obat antidiabetes yakni glibenklamid serta Na-CMC (kontrol)

pada hewan mencit (Mus musculus) yang telah diinduksi dengan larutan

glukosa berdasarkan onset dan durasinya dengan menggunakan alat

pengukur glukosa (glucometer).


ANTIDIABETES MELITUS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori

Pankreas merupakan kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon-

hormon peptida insulin, glukagon, dan somatostatin; selain itu, pankreas

juga merupakan kelenjar eksokrin yang menghasilkan enzim-enzim

pencernaan (Harvey, 2014).

Diabetes tipe 1 paling sering mengenai individu dalam masa pubertas

atau dewasa muda, tetapi beberapa bentuk laten dapat terjadi di

kemudian hari. Penyakit ini ditandai dengan defisiensi absolut insulin

akibat nekrosis sel-B yang parah. Umumnya kehilangan fungsi sel B

dianggap berasal dari proses yang diperantarai-otoimun terhadap sel-B,

dan hal ini dapat dipicu oleh invasi virus atau kerja toksin kimiawi. Akibat

penghancuran sel-sel ini, pankreas gagal untuk merespon glukosa, dan

diabetes melitus menunjukkan gejala-gejala klasik defisiensi insulin

(polidipsia, polifagia, poliuria, dan kehilangan berat badan). Diabetes Tipe

1 memerlukan insulin eksogen untuk menghindari status katabolik yang

terjadi akibat dari dan ditandai oleh hiperglikemia dan ketoasidosis yang

mengancam jiwa (Harvey, 2014).

Kadar glukosa serum puasa normal (teknik autonalisis) adalah 70-110

mg/dl. Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa puasa yang lebih

tinggi dari 110 mg/dl. Glukosa difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan hampir

semuanya diabsorbsi oleh tubulus ginjal selama kadar glukosa dalam


ANTIDIABETES MELITUS

plasma tidak melebihi 160-180 mg/dl. Jika konsentrasi tubulus naik

melebihi kadar ini glukosa tersebut akan keluar bersam urin, dan keadaan

ini disebut sebagai glikosuria (Katzung, 2015)

Metabolisme glukosa, setelah karbohidrat dari makanan dirombak

dalam usus, glukosa lalu diserap kedalam darah dan diangkut ke sel-sel

tubuh.Untuk penyerapannya kedalam sel-sel tubuh diperlukan insulin yang

dapat dianggap sebagai kunci untuk pintu sel. Sesudah masuk kedalam

sel glukosa lantas diubah menjadi energy atau ditimbun sebagai

cadangan. Cadangan ini digunakan bila tubuh kekurangan energi karena

misalnya berpuaa beberapa waktu (Tjay, 2012).

Pada manusia, insulin adalah suatu protein kecil dengan berat molekul

5808. Protein ini mengandung 51 asam amino yang tersusun dalam dua

rantai (A dan B) yang dihubungkan oleh jembatan disulfida; terdapat

perbedaan spesies dalam asam-asam amino di kedua rantai. Proinsulin,

suatu molekul protein rantai-tunggal panjang, diproses di dalam aparatus

golgi sel beta dan dikemas ke dalam granula, tempat senyawa ini

mengalami hidrolisis menjadi insulin dan segmen oenghubung residual

yang dinamai peptida-C melalui proses pengeluaran empat asam amino

(Katzung, 2015).

Sekresi insulin tidak hanya diatur oleh kadar glukosa darah tetapi juga

hormone lain dan mediator autonomic. Sekresi insulin umumnya dipacu

oleh ambilan glukosa darah yang tinggi dan difosforilasi dalam sel

pangkreas insulin umumnya diisolasi dari pangkreas sapi dan babi, namun
ANTIDIABETES MELITUS

insulin manusia juga dapat menggantikan hormon hewan untuk terapi.

Insulin manusia diproduksi oleh strain khusus E. coli yang telah diubah

secara genetik mengandung gen untuk insulin manusia. Insulin babi paling

mendekati insulin manusia yang dibedakan oleh satu asam amino.Gejala

hipoglikemia merupakan reaksi samping yang paling umum dan serius

dari kelebihan dosis insulin.Reaksi samping lainnya berupa lipodistropi

dan reaksi alergi.Diabetes militus ialah suatu kedaaan yang timbul karena

difisiensi insulin relative maupun absolut.Hiperglikemia timbul karena

penyerapan glkukosa kedalam sel terhambat serat metabolismenya

terganggu. Dalam keadaan norma kira-kira glukosa yang dimakan

mengalami metabolisme sempurna menjadi CO 2 dan air, 5% diubah

menjadi glikogen dan kira- 30-40% diubah menjadi lemak (Siswandono,

1995).

Secara tertulis, pengobatan diabetes melitus adalah dengan

memberikan insulin secukupnya sehingga metabolisme karbohidrat,

lemak, dan protein pada penderita mendekati metabolisme normal.

Pemberian pengobatan yang optimal dapat mencegah sebagian besar

efek akut dari diabetes dan sangat memperlambat timbulnya efek kronis

(Guyton, A.C., 1994).

Dalam mengatasi antidiabetes ada beberapa golongan obat yang

memegang peranan penting dalam menurunkan kadar glukosa pada

darah. Penggolongan obat ini dibagi menjadi 8 golongan (Katzung, 2015) :


ANTIDIABETES MELITUS

a. Secretagogue Insulin: SULFONILUREA

Obat golongan ini memeliki efek utama menignkatkan pelepasan

insulin dari pangkreas. Dua mekanisme kerja lain yang diusulkan-

penurunan kadar glucagon serum dan penutupan saluran kalium

dijaringan ekstrapangkreas (yang maknanya tidak diketahui, tetapi

mungkin minimal). Sulfonylurea mengikat reseptor sulfonylurea

afinitas tinggi yang berkaitan dengan suatu saluran kalium peka ATP

inward-rectifier sel beta.Pengikatan sulfonylurea menghambat efluks

ion kalium melalui saluran dan menyebabkan depolarisasi.Depolarisai

membuka saluran kalsium berpintu voltase dan menyebabkan influks

kalsium dan pelepasan insulin jadi. Mekanisme penekanan

sulfonylurea pada kadar glucagon masih belum jelas, tetapi

tampaknya melibatkan inhibisi tak langsung karena meningkatnya

pelepasan insulin dan somatostatin yang menghambat sekresi sel

alfa.

b. Secretagogue insulin: MEGLITINID

Obat-obat ini memodulasi pelepasan insulin sel beta dengan

mengatur efluks kalium melalui saluran kalium. Terjadi tumpang tindih

tempat kerja molecular dengan sulfonylurea karena meglitid memiliki

dua tempat pengikatan yang sama dengan sulfonylurea dan satu

tempat pengikatan yang khas.


ANTIDIABETES MELITUS

c. Secretagogue Insulin: TURUNAN D-FENILALANIN

Nateglidin suatu turunan D-Fenilalanin.Nateglinid merangsang

pelepasan insulin yang sangat ceat dan sesaat dari sel beta melalui

penutupan saluran K+ peka-ATP.Obat ini juga secara parsial

memulihkan pelepasan insulin inisial sebagai respon terhadap tes

toleransi glukosa intravena.

d. BIGUANID

Mekanisme kerja pasti dari biguanid masih belum pasti diketahui,

tetapi efek primer obat golongan ini adalah mengurangi produksi

glukosa hati melalui pengaktifan enzim AMP-activated protein kinase

(AMPK, protein kinase yang diaktifkan oleh AMP). Mekanisme kerja

minor lainnya mugkin adalah penghambatan glukneogenesis di ginjal,

perlambatan penyerapan glukosa di saluran cerna, disertai

peningkatan konversi glukosa menjadi laktat oleh enterosit, stimulasi

langsug glikolisis dijaringan, peningkatan pengeluaran glukosa dari

darah, dan penurunan kadar glukogon plasma. Contoh obat Metformin

e. TIAZOLIDINEDION

Tiazolidinedion (TZD) bekerja menurunkan resistensi insulin. Tzd

adalah ligan dari peroxisome proliferator activated receptor-gamma,

(PPAR-y). bagian dari superfamili steroid dan tiroid reseptor nucleus.

Reseptor PPAR-y memodulasi eksresi gen-gen yang berperan dalam

metabolisme lemak dan glukosa, transduksi sinyal insulin dan


ANTIDIABETES MELITUS

diferensiasi adiposit dan jaringan lain. Contoh obat golongan ini

Pioglitazone dan Rosiglitazone

f. Inhibitor α-Glukosidase

dan miglitol adalah inhibitor kompetitif α-glukosidase usus serta

mengurangi penyimpangan kadar glukosa pasca-makan dengan

menunda pencernaan dan penyerapan tepung dan disakarida. Hanya

monosakarida, seperti glukosa dan fruktosa yang dapat diangkut dari

lumen usus dan masuk dalam aliran darah.Tepung kompleks,

oligosakarida dan disakarida harus diuraikan menjadi masing-masing

monosakarida sebelum diserap kedalam duodenum dan jejunum.

g. Analog Amilin

Pramlintid merupakan suatu analog sintetik amylin, adalah obat

anti-hiperglikemik suntikan yang memodulasi kadar glukosa pasca-

makan. Pramlintid menekan pelepasan glukagon melalui mekanisme

yang belum diketahui.

h. Inhibitor Dipeptidil Peptidase-4 (DPP-4)

Sitagliptin, saksagliptin, dan Linagliptin adalah inhibitor DPP-4,

yaitu enzim yang menguraikan hormone inkretin. Obat-obat ini

menignkatkan kadar GLP-1 alami dan polipeptida insulinotropik

dependen-glukosa (glucose-dependent insulinotropik polypeptide,

GIP) dalam darah yang akhirnya menurunkan penyimpangan kadar

glukosa pasca makan dengan meningkatkan sekresi insulin dan

menekan kadar glucagon.


ANTIDIABETES MELITUS

B. Uraian Bahan dan Obat

1. Uraian Bahan

a. Air Suling (Ditjen POM, 1995)

Nama resmi : AQUADESTILLATA

Nama lain : Air suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

b. Glukosa (Ditjen POM, 1995)

Nama Resmi : Dextrosum.

Nama Lain : Glukosa, Dekstrosa.

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau

serbuk granul putih, tidak berbau, rasa

manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut

dalam air mendidih, larut dalam etanol

mendidih, sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai induksi sumber gula.

c. Na.CMC (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Natrii carboxymethycellulosum.


ANTIDIABETES MELITUS

Sinonim : Natrium karboksilmetilselulosa.

BM : 50.000 – 70.00046,0

Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning

gading, tidak berbau atau hampir tidak

berbau, higroskopik.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk

suspensi colloidal, tidak larut dalam etanol

(95%) P, dalam eter P dan dalam pelarut

organik lain.

Efek samping : Obstruksi usus dan esophagus

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai bahan pensuspensi dan kontrol.

2. Uraian Obat

a. Glibenklamid (Tjay, 2012)

Golongan : Antidiabetes (Sulfonilurea)

Indikasi : Diabetes Militus

Farmakodinmik : Glibenklamid merangsang sekresi induksi

dari granul-granul sel beta langerhans

pangkreas. Rangsangannya melalui

interaksinya dengan ATP sensitive K

channel.

Farmakodinamik : Sulfonilurea generasi II, umumnya potensi

hipoglikemiknya hampir 100 kali lebih besar


ANTIDIABETES MELITUS

dari generasi I. Meski waktu paruhnya

pendek, hanya 3 - 5 jam, efek

hipoglikemiknya berlangsung 12 – 24 jam,

sering cukup satu kali sehari. Alasan

mengapa waktu paruh pendek ini,

memberikan efek hipoglikemik panjang,

belum diketahui.

Efek samping : Mual, muntah, sakit perut, vertigo, bingung,

ataksia, reaksi alergi (Theodorus, 1996).

Insidens efek samping generasi I sekitar

4%.Insidensinya lebih rendah lagi untuk

generasi II. Hipoglikemia, bahkan sampai

koma tentu dapat timbul. Reaksi ini lebih

terjadi pada pasien usia lanjut dengan

gangguan fungsi hepar atau ginjal,

terutama yang mengunakan sediaan

dengan masa kerja panjang. Efek samping

lain, reaksi alergi jarang sekali terjadi, mual,

muntah, diare, gejala hematologic, SSP,

mata dan sebagainya.

Kontraindikasi : Wanita diabetes yang sedang hamil,

penderita glikosuria renal non-diabetes,

hipersensitivitas Interaksi
ANTIDIABETES MELITUS

Obat:Glukokortikoid, hormone tiroid,

diuretika, estrogen menyebabkan

peningkatan kadar glukosa dalam darah

bila diberikan bersamaan.

Dosis : Permulaan 1 dd 2,5 – 5 mg, bila perlu

dinaikkan setiap minggu sampai maksimal 2

dd 1 mg.

b. Ekstrak daun pare (itis.gov)

Nama latin : Momordica charantia

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Violales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Momordica

Spesies : M. charantia

C. Uraian Hewan Coba

 Klasifikasi hewan

Hewan Coba Mencit (Jassin,1992)

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Subphyllum : Vertebrata

Class : Mamalia
ANTIDIABETES MELITUS

SubClass : Theria

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

 Karakteristik hewan

Mencit (Mus Musculus) (Malole M., 1989)

- Mencit adalah hewan pengerat yang dapat

berkembang biak, mudah dipelihara dlam jumlah banyak.

- Dapat hidup dalam berbagai iklim baik di dalam

kandang maupun secara bebas sebagai hewan liar, oleh

karena itu mencit banyak digunakan di laboratorium.

- Mudah ditangani, memiliki sifat fotofobik (takut pada

cahaya) maka cenderung berkumpul sesamanya. Mereka lebih

efektif pada malam hari daripada siang hari karena kehadiran

manusia mengganggu dari aktivitas mencit.

- Mencit mencapai umur 2 - 3 tahun, dan jika sedang

menyusui akan mempertahankan sarangnya

- Lama kehamilan 19 - 21 hari (4 - 12 ekor sekali

lahir)

- Mulai dikawinkan : jantan 50 hari dan betina 50 –

60 hari

Sifat fisiologisnya :
ANTIDIABETES MELITUS

- Walaupun ukuran tubuh relatif kecil namun denyut

jantungnya 400/menit

- Konsumsi oksigennya 1,7 ml/gr/hari

- Luas permukaan tubuh 200 gram 36 cm2

- Kecepatan respirasi/menit 136 – 216

- Volume darah (% BB) : 7,5

- Suhu tubuh (oC) 27,9 – 38,2

- Tekanan darah 47/106

- Volume tidal 0,15 ml


ANTIDIABETES MELITUS

BAB III

METODOLOGIPERCOBAAN

A. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu

glucometer (strip), gunting bedah, kanula, serta spoit 1 ml.

B. Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu Betadine,

ekstrak daun pare Glibenclamide, , Glukosa , kapas, , NA-CMC, dan

tissue.

C. Prosedur Kerja

a. Pembuatan bahan praktikum

1. Glukosa

- Ditimbang 50 gram glukosa dengan timbangan analitik

- Dibungkus dengan kertas perkamen

- Dilarutkan dalam aquades 100 ml

- Disimpan dalam gelas kimia dan beri label.

2. Na-CMC 1%

- Ditimbang 156.4 mg Na-CMC dengan timbangan analitik

- Dibungkus dengan kertas perkamen

- Dilarutkan dalam aquades 100 ml

- Disimpan dalam gelas kimia dan beri label.


ANTIDIABETES MELITUS
ANTIDIABETES MELITUS

3. Glibenklamid®

- Ditimbang 10.104 mg Glibenklamid ® dengan

timbangan analitik

- Dimasukkan dalam gelas kimia

- Dilarutkan dalam Na CMC 1%

- Disimpan dalam labu ukur dan beri label.

4. Ekstrak daun pare (Momordica charantia)

- Ditimbang ekstrak daun pare sebanyak 162 mg, 324 mg, dan

648 mg

- Dimasukkan ke dalam pot plastik yang berbeda-beda

- Dilarutkan dengan Na-CMC sebanyak 5 ml

- Dihomogenkan dan beri etiket

b. Penyiapan hewan uji

- Ditimbang berat badan hewan coba

- Diberi penandaan setiap hewan coba

- Dipuasakan hewan coba mencit sebelum perlakuan

- Dihitung volume pemberian obat setiap hewan coba

c. Perlakuan percobaan

- Pemberian Na-CMC

Hewan coba (mencit) dengan berat 24 g diinduksikan

dengan glukosa sebanyak 0,8 ml kemudian dibiarkan selama 15

menit kemudian dipotong ekornya sedikit dan diambil darahnya dan

diukur glukosa darahnya, setelah itu diinduksi dengan Na-CMC


ANTIDIABETES MELITUS

sebanyak 0,8 ml. Kemudian di ukur glukosa darahnya pada menit

30, dan 90.

- Pemberian Ekstrak 1 (162 mg)

Hewan coba (mencit) dengan berat 20 g dan 29 g

diinduksikan dengan glukosa sebanyak 0,666 ml untuk mencit

dengan berat 20 g dan 0,966 ml untuk mencit dengan berat 29 g

kemudian dibiarkan selama 15 menit kemudian dipotong ekornya

sedikit dan diambil darahnya dan diukur glukosa darahnya, setelah

itu diinduksi dengan ekstrak 1 (162 mg) sebanyak 0,666 ml untuk

mencit dengan berat 20 g dan 0,966 ml untuk mencit dengan berat

29 g. Kemudian di ukur glukosa darahnya pada menit 30, dan 90.

- Pemberian Ekstrak 2 (324 mg)

Hewan coba (mencit) dengan berat 27 g dan 21 g

diinduksikan dengan glukosa sebanyak 0,9 ml untuk mencit

dengan berat 27 g dan 0,7 ml untuk mencit dengan berat 21 g

kemudian dibiarkan selama 15 menit kemudian dipotong ekornya

sedikit dan diambil darahnya dan diukur glukosa darahnya, setelah

itu diinduksi dengan ekstrak 2 (324 mg) sebanyak 0,9 ml untuk

mencit dengan berat 27 g dan 0,7 ml untuk mencit dengan berat 21

g. Kemudian di ukur glukosa darahnya pada menit 30, dan 90.


ANTIDIABETES MELITUS

- Pemberian Ekstrak 3 (648 mg)

Hewan coba (mencit) dengan berat 21 g dan 21 g

diinduksikan dengan glukosa sebanyak 0,7 ml untuk mencit

dengan berat 27 g dan 0,7 ml untuk mencit dengan berat 21 g

kemudian dibiarkan selama 15 menit kemudian dipotong ekornya

sedikit dan diambil darahnya dan diukur glukosa darahnya, setelah

itu diinduksi dengan ekstrak 3 (648 mg) sebanyak 0,7 ml untuk

kedua mencit. Kemudian di ukur glukosa darahnya pada menit 30,

dan 90.

- Pemberian Obat Glibenklamid

Hewan coba (mencit) dengan berat 22 g diinduksikan

dengan glukosa sebanyak 0,733 ml kemudian dibiarkan selama 15

menit kemudian dipotong ekornya sedikit dan diambil darahnya dan

diukur glukosa darahnya, setelah itu diinduksi dengan obat

glibenklamid sebanyak 0,733 ml. Kemudian di ukur glukosa

darahnya pada menit 30, dan 90.


ANTIDIABETES MELITUS

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Perlakuan BB Vp (ml) Kadar Kadar glukosa


(gram) glukosa setelah menit
awal (mg/dL)
(mg/dL)
30 90

Kontrol
Na-CMC 24 0,8 228 84 67
Ekstrak 1 20 0,666 439 480 179
29 0.966 280 513 273
Ekstrak 2 27 0,9 238 121 96
21 0,7 241 135 107
Glibenklamid 22 0,733 207 305 66
Ekstrak 3 21 0,7 110 151 30
21 0,7 379 437 127

B. Pembahasan

Pada percoban kali ini telah dilakukan uji obat-obat hormon

dengan mengunakan Na-CMC (kontrol), Glibenkalimid, dan ekstrak

daun pare pada hewan coba mencit (Mus musculus) yang sebelumnya

diinduksi dengan glukosa 50% yang dimaksudkan untuk meningkatkan

gula darah mencit.

Pengobatan diabetes melitus (DM) dapat dilakukan dengan cara

pemberian langsung insulin, atau dengan cara pemberian obat-obatan

hipoglikemia oral, tergantung pada tingkatannya. Pada penderita DM,

terjadi hiperglikemia, dimana kadar gula dalam darah meningkat


ANTIDIABETES MELITUS

diakibatkan kurangnya insulin yang membantu gula dalam proses

metabolisme tersebut ataupun dikarenakan faktor lain, sedangkan

dengan pengobatan DM ini juga dapat mengakibatkan hipoglikemia

atau kadar gula dalam darah menurun bila tidak tepat dalam

penggunaannya.

Diabetes melitus tipe 1 biasa disebut sebagai diabates melitus

kering sedangkan diabetes melitus tipe 2 disebut juga diabtes basah.

Pengobatan diabetes melitus tipe 1 dengan menggunakan terapi

insulin sedangkan pengobatan penderita diabetes melitus tipe 2

dengan menggunakan obat-obat anti hiperglikemia oral.

Adapun tujuan dari praktikum yaitu untuk mengetahui efektivitas

obat anti diabetes pada Mencit (Mus Muculus). Pada praktikum

diabetes melitus kali ini di gunakan obat Glibenklamid, ekstrak daun

pare dengan tingkatan dosis yang berbeda-beda dan Na CMC sebagai

kontrol.

Glibenklamid merupakan salah satu obat golongan sulfoniurea

generasi kedua yang mekanisme kerjanya berikatan dengan reseptor

spesifik sulfoniurea pada sel B pankreas yang mana jika berikatan

dapat menutup ion kalium sehingga ion kalsium masuk ke dalam sel

dan merangsang sekresi insulin. Sulfoniurea juga dapat membantu

menurunkan kadar glukosa hepatik.

Pada percobaan ini pertama-tama diambil 11 ekor mencit

kemudian dipuasakan selama 8-16 jam, setelah itu diukur kadar


ANTIDIABETES MELITUS

glukosa puasa, kemudian diinduksi dengan glukosa 50% dan diukur

kembali kadar glukosa setelah induksi, diberikan obat glibenklamid,

ekstrak daun pare dan Na-CMC (sesuai pembagian kelompok) serta

diukur kembali kadar glukosa darahnya tiap interval waktu 15’, 30’, dan

60’ menit.

Alasan mencit dipuasakan selama 8-16 jam karna diharapkan

hasil yang didapatkan lebih akurat karena diketahui kadar glukosa

dapat dipengaruhi oleh faktor makanan.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh hasil yaitu,

untuk mencit dengan pemberian Na-CMC memiliki kadar glukosa awal

228 mg/dl, dan glukosa setelah menit 30, dan 90 berturut-turut 84

mg/dL, 67 mg/dL. Untuk mencit yang diberi obat Glibenklamid memiliki

kadar glukosa awal 207 mg/dl, kadar glukosa pada menit ke 30 dan 90

berturut-turut 305 mg/dL dan 66 mg/dL. Untuk mencit yang diberi

ekstrak dengan dosis 163 mg, 324mg dan 648 mg memiliki kadar

glukosa awal berturut-turut 439mg/dL, 238mg/dL, dan 110mgdL.

Sedangkan dan glukosa setelah menit ke 90 yaitu secara berturut-turut

179 mg/dL, 121 mg/dL, 151 mg/dL.

Sesuai dari data yang diperoleh, mencit yang diberikan Na-CMC

kadar glukosanya menurun hingga pada menit ke 60. Hal ini

menandakan bawa pankreas dari sel B pankreas probandus (mencit)

bekerja untuk mengubah glukosa menjadi ATP sebagai sumber energi.


ANTIDIABETES MELITUS

Begitu pula dengan mencit yang diberikan obat glibenklamid dan

ekstrak daun pare.


ANTIDIABETES MELITUS

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada praktikum yang telah dilakukan, obat glibenklamid

efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Sedangkan untuk

ekstrak daun pare, dosis optimumnya yaitu 324mg.

B. Saran

Sebaiknya praktikan dan asisten dapat bekerja sama

dengan sebaik mungkin untuk menghasilkan hasil semaksimal

mungkin.
ANTIDIABETES MELITUS

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Penuntun Praktikum Farmakologi dan Toksikologi 3.


Fakultas Farmasi UMI : Makassar.

Ditjen POM.1979.Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV . Depkes RI : Jakarta.

Jassin,. 1992. Zoologi vertebrata. Depkes RI: Jakarta

Katzung.G.B. 2015. Farmakologi Dasar Dan Klinik.Salemba


Medika : Jakarta.

Malole.1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan Di Laboratorium.


IPB : Bogor.

Harvey, A. Richard. 2014. Farmakologi Ulasan Bergambar.Gramedia :


Jakarta.

Siswandono,MS.1995. Kimia Medicinal jilid 1.Universitas Gajah Mada


Press : Yogyakarta.

Tjay, Tan Hoan. 2012. Obat-Obat Penting. Gramedia : Jakarta.


ANTIDIABETES MELITUS

LAMPIRAN

1. Skema Kerja

Siapkan 2 hewan coba (mencit)

Diinduksikan dengn glukosa 50%

Dibiarkan selama 15 menit

Diukur glukosa darahnya

Diinduksi dengan ekstrak, obat glibenklamid, Na-CMC

Diukur kadar glukosa darah pada menit ke 30 dan 90

2. Perhitungan

Ekstrak daun pare

Dosis tikus : - 135 mg/250 gr

- 270 mg/250 gr

- 540 mg/250 gr

Perhitungan :

135 mg
a. Dosis umum tikus = = 0,54 mg/gr
250 gr

6
Dosis Umum mencit = 0,54 mg/gr x
3

= 1,08 mg/gr
ANTIDIABETES MELITUS

1,08 mg
Dosis max mencit = x 30 gr
gr

= 32,4 mg

5 mL
Larutan stok = x 32,4 mg
1mL

= 162 mg/5mL

270 mg
b. Dosis umum tikus = = 1,08 mg/gr
250 gr

6
Dosis Umum mencit = 1.08 mg/gr x
3

= 2,16 mg/gr

2,16 mg
Dosis max mencit = x 30 gr
gr

= 64,8 mg

5 mL
Larutan stok = x 64,8 mg
1mL

= 324 mg/5mL

540 mg
c. Dosis umum tikus = = 2,16 mg/gr
250 gr

6
Dosis Umum mencit = 2,16 mg/gr x
3

= 4,32 mg/gr

4,32 mg
Dosis max mencit = x 30 gr
gr

= 129,6 mg

5 mL
Larutan stok = x 129,6 mg
1mL

= 648 mg/5mL
ANTIDIABETES MELITUS

Glibenklamid

Berat etiket = 5 mg

1010,4 mg
Berat rata-rata (5 tablet) = = 202,08 mg
5

5 mg
Dosis umum manusia = = 0,07 mg/kgBB
70 kgBB

37
Dosis umum mencit = 0,07 mg/kgBB x
3

= 0,86 mg/kgBB

0,86 mg
Dosis max mencit = x 30 gr = 0,025 mg
1000 gr

10 ml
Larutan stok = x 0,025 mg = 0,25 mg
1ml

0,25 mg
BYD = x 202,08 mg = 10,104 mg
5 mg

= 6,196 mg

Anda mungkin juga menyukai