net/publication/280809089
CITATIONS READS
0 1,753
1 author:
Budhi Setiawan
Universitas Sriwijaya
115 PUBLICATIONS 76 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Analisis Geometri Cekungan Batubara di Cekungan Sumatera Selatan dan Sumatera Tengah: Implikasinya Terhadap Karakteristik Reservoir Gas Metana
Batubara View project
All content following this page was uploaded by Budhi Setiawan on 21 October 2015.
Budhi Setiawan
Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Palembang, Indonesia
Postdoctoral Fellow, Civil Engineering Department, Gifu University-Japan
Yanagido 1-1, Gifu-shi Gifu 501-1193 Japan
Sari
Makalah ini membahas metode penentuan nilai karakteristik tanah dengan menggunakan pendekatan
statistika. Nilai yang didapat dalam rancangan kondisi batas (limit state design) bukanlah nilai karakteristik
tanah hasil pengukuran, baik di lapangan maupun di laboratorium. Dua konsep yang membingungkan dalam
statistik mekanika tanah akan didiskusikan di sini. Kedua konsep tersebut adalah: pemodelan variabilitas
(variability) menggunakan pendekatan random field dan pembedaan antara nilai mean populasi dan mean
percontoh. Dua konsep ini secara intrinsik berdekatan. Oleh karena itu, dalam makalah ini ditunjukkan bahwa
hal yang membingungkan atau dilematis dalam menentukan nilai karakteristik tanah dapat dihilangkan dengan
menggunakan pendekatan secara statistika.
Kata kunci: parameter sifat tanah, metode statistik, nilai karakteristik
Abstract
In this paper, determination of characteristic value of soil properties based on a statistical method is
explained. The value in the limit state design is not the point value as measured by a laboratory or field
test. Two confusing concepts in statistical soil mechanics are: the modeling of variability by a random field
model and the distinction between the population mean and sample mean. Intrinsically, these two concepts
are related to each others. The paper demonstrates that the most confusing thing what is being dilemmas in
determining soil characteristic value may be removed by considering a statistical method.
Keywords: soil properties parameter, statistic method, characteristic value
89
90 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juni 2008: 89-93
mean (µ), variansi (σ2), dan struktur korelasi (misal- leh dari hitungan probabilitas kejadian dalam
nya autocorrelation distance, ρ). limit state design, yang nilainya tidak lebih
Dalam makalah ini dijelaskan penentuan nilai dari 5%.
karakteristik tanah berdasarkan pendekatan nilai Cardoso dan Fernandes (2001) mencoba menen-
rata-rata percontoh (sample mean) serta melalui tukan nilai karakteristik parameter permukaan dan
pendekatan model variabilitas tanah (variability of probability failure dalam desain dengan mengacu
soil) yang didasarkan pada metode statistik. kepada Eurocode 7. Metode ini dipakai untuk anali-
sis bearing capacity tanggul pada tanah soft clay dan
spread footing pada jenis tanah kohesif dan nonko-
Nilai Karakteristik hesif. Mereka menemukan bahwa didasarkan pada
parametric study, dimungkinkan untuk melakukan
Dalam Eurocode 7, nilai karakteristik parameter evaluasi terhadap reduction factor yang nilai mean
geoteknik dijelaskan sebagai berikut: of strength parameter-nya harus dikalikan dengan
a. Pemilihan nilai karakter parameter geoteknik suatu koefisien untuk menentukan nilai karakteristik
harus didasarkan pada nilai yang diperoleh yang diinginkan mendekati target probability of
dari tes laboratorium dan tes lapangan, yang failure yang diharapkan.
dilengkapi dengan pengalaman peneliti yang
cukup baik.
b. Nilai karakteristik parameter geoteknik harus Variabilitas Tanah (Soil Variability)
dipilih sebagai nilai cautious estimate yang
memberikan pengaruh ke dalam limit state. Parameter geoteknik dalam satu lapisan tanah
c. Pemilihan nilai karakteristik parameter geo- diberi notasi X(z), dengan z adalah koordinat dalam
teknik harus mempertimbangkan hal sebagai arah vertikal (dalam makalah ini hanya akan diba-
berikut: has kasus dalam 1-dimensi). Dengan menggunakan
• kondisi geologi serta informasi lainnya, asumsi kondisi diam (statis) tingkat kedua (second-
seperti data dari penelitian sebelumnya, order stationary), misalnya keadaan diam dalam
• keragaman nilai hasil pengukuran lang-
pengertian satu kondisi yang lemah (stationarity
sung yang diperoleh serta informasi lain in a weak sense) maka persamaan yang memenuhi
yang berhubungan seperti data penelitian adalah seperti di bawah ini:
sebelumnya,
• memperbanyak penyelidikan lapangan dan E[X(z)] = µ (1)
laboratorium,
• tipe dan jumlah percontoh, Var[X(z)] = E[X(z)-µ2] = σ2 (2)
• melakukan penelitian lebih intensif di
dalam daerah penyelidikan berdasarkan Cov[X(z), X(z+∆z)] = E[(X(z) - µ)(X(z + ∆z)-µ)]
pada perilaku struktur geoteknik dan limit = σ2 ρ(∆z) (3)
state yang diperlukan, serta
• kemampuan struktur geoteknik untuk µ adalah rata-rata (mean), σ2 adalah varian, dan
memindahkan beban dari zona yang lemah ρ adalah fungsi korelasi diri (autocorrelation
ke zona kuat. function), serta Cov adalah kovarian.
d. Jika metode statistika digunakan dalam me- Salah satu autocorrelation function adalah
milih nilai karakteristik tanah untuk suatu exponential type autocorrelation function (EAF):
penentuan sifat permukaan, beberapa metode
(∆z)
yang berbeda dapat digunakan untuk teknik [ θ
]
ρ(∆z)=exp - ------ (4)
pengambilan percontoh lokal dan regional serta
menggunakan pengetahuan awal untuk perban- dengan θ adalah jarak korelasi diri (autocorrelation
dingan sifat permukaan (ground surface). distance).
e. Jika metode statistik digunakan, nilai karak- Hal ini menunjukkan bahwa mean dari rata-rata
teristik disarankan sebagai nilai yang dipero- setempat (Local Average, LA), misalnya lokasi atau
Aplikasi statistika dalam menentukan nilai karakteristik tanah: 91
sebuah studi pustaka (B. Setiawan)
Permukaan tanah
Mean untuk
Lapisan 1 seluruh volume
Local average
sifat tanah dalam
lapisan yang
Lapisan 2 ditinjau
Lapisan 3
Lapisan dasar
kedalaman yang diamati, dapat mendekati atau Eurocode 7 tersebut di atas), dengan mengacu ke-
bahkan hampir sama dengan nilai mean dari RF, µ pada pendekatan yang dilakukan oleh Vanmarcke
(seperti pada Gambar 1). Selanjutnya, Vanmarcke (1977) serta persamaan (7) di atas, maka varian
(1977) mempelajari secara intensif mengenai reduksi perkiraan (estimation variance) dapat dirumuskan
varian (variance reduction) dari varian asli dalam sebagai berikut:
random fields, dan hasil penurunannya disebut σ
COV
dengan fungsi varian (variance function), yang x k = x − zα = x 1− zα
(8)
n n
dirumuskan sebagai berikut:
1 L
Penurunan persamaan secara lengkap dapat
2 2
2
sL2 = E ∫ X(z)dz − µ = σ Γ (L) (5) ditemukan dalam Honjo dan Setiawan (2007) dan
L
0
variance function-nya dapat dituliskan sebagai
dengan variance function dalam EAF adalah sebagai berikut:
berikut: s2 1 n −1
θ L
2
L Λ2G (n,Ln ) = LG2 = n + ∑ 2(n − 1)ρ(∆z) (9)
Γ (L) =2
2 − 1 + exp − σ n i=1
L
θ θ (6)
Untuk kondisi regional (seperti butir d dalam di sini: COV adalah coefficient of variation yaitu
92 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juni 2008: 89-93
Gambar 2. Sebaran nilai φ’untuk lapisan tanah homogen dan nilai karakteristik (modifikasi dari Orr dan Farrel, 1999).
mean dibagi dengan simpangan baku. dan Kulhawy (1999) mengumpulkan sejumlah hasil
Dengan menggunakan prinsip yang sama untuk tes beberapa parameter tanah. Berdasarkan pada
menentukan nilai karakteristik tanah berdasarkan rekomendasinya, COV untuk jenis tanah pasir antara
metode statistika (variance reduction function), yaitu 5% sampai 11 % dengan nilai rata-rata 9%. Hasil ini
menggantikan 1 n pada persamaan (10) dengan konsisten dengan data yang ada dalam contoh di atas.
Λ2G (n, L n ) maka diperoleh persamaan berikut.
Meskipun demikian, dalam kasus ini adalah tidak
cukup untuk memilih nilai COV sebesar 8%.
x k = x − zα × sLG n,Ln = x 1− zα × ΛG n,Ln × COV (11) Nilai lain yang dibutuhkan yaitu autocorrelation
distance (atau scale of fluctuation) dalam makalah
Untuk memudahkan pemahaman, di bawah dibe-
ini diasumsikan berdasarkan tipe EAF. Di dalam
rikan contoh dengan data yang ditampilkan berasal tabel Phoon dan Kulhawy (1999) tersebut belum ada
dari Orr dan Farrel (1999) untuk menentukan nilai data nilai autocorrelation distance untuk nilai fric-
karakteristik dalam kaitannya dengan Eurocode 7, tion of angle jenis tanah pasir. Meskipun demikian,
seperti dalam Gambar 2. nilai scale of fluctuation untuk data cone penetration
Rata-rata aritmetika percontoh tersebut adalah resistance, qc, untuk jenis tanah pasir ada dalam tabel
34,4o dan simpangan baku 1,97o (atau nilai COV = untuk berbagai kasus dan direkomendasikan antara
0,057). Dalam Gambar 2 juga diperlihatkan nilai 0,1 sampai dengan 2,1 m.
simpangan minimal (φav-σ) dan maksimal ((φav+σ)) Berdasarkan pendekatan yang diturunkan oleh
dalam pendekatan limit state design. Dengan meng- Honjo dan Setiawan (2007), maka penentuan nilai
gunakan persamaan (10) dan interval keterpercayaan karakteristik dengan menggunakan persamaan (11)
(confidence interval) 95% (zα = 2,26), maka nilai dengan data berikut ini: φ =34,40 , COV = 0,08, z0.05 =
karakteristik berdasarkan Eurocode 7 adalah 33o. 1,645, ΛG =0,411 diperoleh nilai karakteristik untuk
Pendekatan selanjutnya adalah pendekatan dengan batas bawah 32,5o yang diperlihatkan dalam Gambar
menggunakan metode statistika (variance reduction 2 (Catatan: nilai ΛG untuk nilai lainnya dapat dilihat
function) yang berdasarkan pada pendekatan RF, dalam Setiawan, 2007).
yaitu persamaan (11). Persamaan tersebut memerlu- Dalam Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa nilai
kan nilai COV dan autocorrelation distance. Phoon karakteristik, baik dengan menggunakan pendekatan
Aplikasi statistika dalam menentukan nilai karakteristik tanah: 93
sebuah studi pustaka (B. Setiawan)