Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

KELOMPOK 1

DOSEN PENGAJAR :
DEWI AYU NINGSIH, S.ST.,M.KEB

ANGGOTA :
Amandha Nabella fiska : 2018001
Annisa Puspa Sari : 2018002
Aprilia Rahayu : 2018003
Ardianti Fauziah : 2018004
Ayu Najah Sari : 2018005
Cori Dwi Rahmawati : 2018006
Dara Regina Putri : 2018007
Desry Wahyuni : 2018008
Desi Diva Ramadhanie : 2018009
Ellita Dirga Wardani : 2018010
Fitri Alpia : 2018011
Heni Fauziah : 2018012
Intan Okta Anggi Pratiwi : 2018013
Intan Pangestika : 2018014

KASUS 1
Seorang perempuan usia 35 tahun G4P3A0 hamil 36 mg datang ke Rumah Sakit Ibu dan Anak
atas rujukan dari Praktik Mandiri Bidan (PMB) dengan keluhan tidak ditemukan DJJ saat
pemeriksaan. Hasil anamnesis diketahui bahwa ibu tidak merasakan gerakan janin sejak 12 jam
yang lalu, tekanan darah ibu selalu diatas normal sejak kehamilan 28 mg. Hasil pemeriksaan
diketahui ibu terlihat cemas, TD 150/110 mmHg, Oedema (+), protein urine (++). DJJ tidak
ditemukan, reflek patella +/+ . ia merasa khawatir dengan kondisi yang dialaminya, terutama
kondisi janinnya.

Kajilah kasus berdasarkan :

A. Definisi Fetal Distress (Gawat Janin)


Gawat janin atau fetal distress adalah kondisi yang menandakan bahwa janin kekurangan
oksigen selama masa kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat dirasakan ibu hamil dari
gerakan janin yang berkurang. Janin yang mengalami fetal distress dapat dideteksi oleh dokter
melalui pemeriksaan detak jantung janin yang lebih cepat atau lebih lambat, serta air ketuban
yang keruh melalui USG kehamilan. Bayi yang mengalami gawat janin juga akan memiliki pH
darah yang asam.Gawat janin dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kondisi kehamilan
maupun kesehatan ibu.antara lain:
• Gangguan pada plasenta atau ari-ari, dapat menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi
pada janin berkurang.
• Kontraksi terjadi terlalu cepat dan kuat.
• Masa kehamilan lebih dari 42 minggu.
• Ibu hamil pada usia di atas 35 tahun.
• Kehamilan kembar.
• Mengalami komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia, polihidramnion atau
oligohidramnion, dan hipertensi dalam kehamilan.
• Ibu menderita anemia, diabetes, hipertensi, asma, atau hipotiroidisme

B. Epidemiologi kasus Fetal Distress (Gawat Janin)


Dari Okt 1985 sampai Sep 1986 dan dari Okt 1988 sampai Sept 1989, total 1.704 kasus
secara klinis didiagnosa mengalami gawat janin. Hasil analisis menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna (P lebih besar dari 0,05) antara gawat janin dan jenis kelamin janin, dan usia ibu hamil
masing-masing (P lebih besar dari 0,05), namun terdapat perbedaan bermakna antara gawat janin
dan minggu gestasi. (P kurang dari 0,01) dan berat lahir (P kurang dari 0,05). Insiden tertinggi
terjadi pada kehamilan postterm. Jumlah kasus asfiksia neonatus dengan gawat janin mencapai
61,08% dari total asfiksia neonatus. Semakin banyak indeks gawat janin, semakin tinggi angka
kejadian asfiksia neonatorum. Di antara komplikasi kehamilan, angka gawat janin akibat
hipertensi akibat kehamilan adalah yang tertinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
menggunakan pemeriksaan multi item, diagnosis dini gawat janin dan manajemen yang tepat
dapat menurunkan angka asfiksia dan pencegahan komplikasi kehamilan penting untuk
mengurangi gawat janin.

C. Etiologi dan faktor resiko kasus Fetal Distress (Gawat Janin)


 Etiologi fetal disstress (gawat janin) disebabkan pasokan oksigen yang kurang pada janin
(hipoksia janin). Kondisi ini dapat terjadi terkait dengan keadaan ibu atau janin sendiri.
Kondisi yang terkait dengan janin, meliputi:
 Berat badan janin yang rendah (intrauterine growth restriction/IUGR), yaitu ketika berat
janin kurang dari persentil 10 dari berat badan normal dalam usia kehamilan yang sama.
 Pasokan oksigen melalui tali pusat berkurang. Salah satu penyebabnya adalah
oligohidramnion, yaitu cairan ketuban yang terlalu sedikit.
 Mengalami sindrom aspirasi mekonium. Sindrom ini bisa mengakibatkan iritasi pada
paru-paru janin, infeksi, serta menghalangi jalan napas janin.
Penyebab dari gawat janin yaitu:
a.Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktusingkat) :
 Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan
pemberianoksitosin.
 Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena kava, posisi terlentang.
 Solusio plasenta.
 Plasenta previa dengan pendarahan.
b. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu lama) :
 Penyakit hipertensi
 Diabetes mellitus
 Postmaturitas atau imaturitasc.
c. Kompresi (penekanan) tali pusat
 Oligihidramnion
 Prolaps tali pusat
 Puntiran tali pusatd.
d. Penurunan kemampuan janin membawa oksigen
 Anemia berat misalnya isomunisasi , perdarahan fetomaternal
 Kesejahteraan janin dalm persalinan asfiksia intrapartum dan komplikasi
 Skor APGAR 0-3 selam > 5 menit
 Sekuele neorologis neonatal
 Disfungsi multi organ neonatal
 PH arteri tali pusat 7,0

 Faktor Risiko Gawat Janin


Gawat janin bisa terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen, sehingga mengalami
hipoksia. Kondisi ini dapat terjadi secara kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. Adapun
janin yang berisiko tinggi untuk mengalami kegawatan (hipoksia), meliputi:
 Janin yang pertumbuhannya terhambat.
 Janin dari ibu dengan diabetes.
 Janin pre-term dan post-term.
 Janin dengan kelainan letak.
 Janin kelainan bawaan atau infeksi.

D. Patogenesis kasus Fetal Distress (Gawat Janin)


Gawat janin dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kondisi kehamilan maupun kesehatan
ibu. Seperti:

• Gangguan pada plasenta atau ari-ari, dapat menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi
pada janin berkurang.
• Kontraksi terjadi terlalu cepat dan kuat.
• Masa kehamilan lebih dari 42 minggu.
• Ibu hamil pada usia di atas 35 tahun.
• Kehamilan kembar.
• Mengalami komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia, polihidramnion atau
oligohidramnion, dan hipertensi dalam kehamilan.
• ibu menderita anemia, diabetes, hipertensi, asma, atau hipotiroidisme.

E. Tanda dan gejala kasus Fetal Distress (Gawat Janin)


• Gejala Gawat Janin
Merasakan gerakan bayi dalam perut ibu merupakan suatu hal yang membahagiakan. Ini
juga bisa menjadi penanda bahwa keadaan bayi dalam rahim sedang baik-baik saja. Oleh karena
itu, rasakan dengan baik setiap gerakan yang dibuat oleh bayi. Menjelang waktu kelahiran, ibu
akan semakin merasakan setiap perubahan dari gerakan yang dihasilkan bayi. Hal ini normal
karena bayi yang semakin bertambah besar jadi memiliki ruang gerak yang lebih sedikit dalam
rahim ibu. Janin yang sehat memiliki detak jantung yang stabil dan dapat menanggapi
rangsangan dengan gerakan yang tepat. Sedangkan bayi yang sedang mengalami kondisi gawat
janin, dapat menunjukkan tanda-tanda, seperti:
1.Detak jantung yang menurun.
2.Gerakan bayi yang menurun atau bahkan tidak bergerak sama sekali.
3.Perubahan warna cairan ketuban
Penting bagi ibu untuk memperhatikan jumlah tendangan bayi. Banyak dokter
merekomendasikan bahwa normalnya ibu merasakan tendangan bayi sebanyak 10 tendangan
dalam waktu dua jam. Jika ibu merasakan ada perubahan gerak yang bersifat negatif dari bayi,
sebaiknya segera hubungi bidan atau dokter. Dokter mungkin akan memeriksa detak jantung
bayi ibu dan melakukan USG untuk mengetahui pertumbuhan bayi.

 Tanda-tanda gawat janin


Sementara itu, tanda-tanda bayi yang sedang mengalami kondisi fetal distress (gawat
janin) biasanya adalah sebagai berikut:
1.Detak jantung yang menurun
2.Gerakan bayi yang melemah atau bahkan tidak bergerak sama sekali

F. Diagnosis kasus Fetal Distress (Gawat Janin)


 Seorang perempuan usia 35 tahun G4P3A0 hamil 36 mg dengan fetal distress ( Gawat
janin ).
 Diagnosis gawat janin dapat dipastikan dengan melakukan pemeriksaan terhadap ibu
hamil oleh dokter kandungan, baik sebelum atau setelah bayi dilahirkan. Berikut
adalah pemeriksaan yang dilakukan serta tanda yang ditemukan saat janin mengalami
fetal distress:
• USG kehamilan, dapat melihat apakah pertumbuhan janin sesuai dengan usia
kandungan.
• USG Doppler, untuk mendeteksi adanya gangguan di aliran darah dan jantung
janin.
• Cardiotocography (CTG), untuk melihat secara berkelanjutan detak jantung janin
terhadap pergerakan janin dan kontraksi rahim.
• Pemeriksaan air ketuban, untuk mengetahui volume air ketuban dan melihat
adanya mekonium atau tinja janin pada air ketuban.
• Pengambilan sampel darah bayi, untuk memeriksa pH darah bayi yang berubah
menjadi lebih asam bila janin tidak mendapat cukup oksigen.

G. Pencegahan terjadinya kasus Fetal Distress (Gawat Janin)


Gawat janin merupakan kondisi yang sulit dicegah. Namun, pemeriksaan kehamilan secara
rutin dapat membantu memantau kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Pemeriksaan
tersebut bertujuan untuk memantau kondisi janin, mendeteksi gangguan sejak dini, dan
kemungkinan terjadinya komplikasi.
Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang baik dan teratur bertujuan meminimalkan
segala risiko yang mungkin muncul sebagai penyebab gawat janin.

H. Prinsip penatalaksanaan awal kasus Fetal Distress (Gawat Janin)


adalah dengan cara Bidan melakukan kalaborasi dengan dokter atau melakukan rujukan ke
pusat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Dalam mendiagnosis fetal disstres (Gawat
janin)dokter akan menanyakan kepada keluarga yang membawa ibu hamil ke rumah sakit
tentang fetal disstres (gawat janin) termasuk riwayat pemeriksaan kehamilan, penyakit, dan
keluhan yang dialami selama hamil sebelumnya.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk memastikan apakah
kondisi ibu hamil dan janin dalam keadaan stabil. Untuk memastikan detak akan dilakukan
pemeriksaan penunjang berikut:
• Tes darah, untuk mengetahui jumlah sel darah secara keseluruhan
• Tes urin, untuk memeriksa keberadaan dan kadar protein di urin
• Tes fungsi hati, untuk mendeteksi kerusakan fungsi hati
• Tes fungsi ginjal, termasuk ureum dan kreatin, untuk mengetahui kadar kreatin di
ginjal dan mendeteksi adanya kerusakan ginjal
• Ultrasonografi (USG), untuk memastikan kondisi janin dalam keadaan sehat

Satu-satunya cara untuk mengobati fetal disstres (gawat janin) adalah


Jika janin didiagnosis mengalami gawat janin, dokter perlu melakukan penanganan secepatnya.
Penanganan tersebut meliputi:

Pengobatan Gawat Janin


Penanganan kondisi gawat janin tergantung pada penyakit yang menyebabkannya, usia
kehamilan, dan berat badan janin. Namun, secara umum, jika kondisi gawat janin terjadi, sebisa
mungkin dokter akan melakukan tindakan pengakhiran kehamilan dengan cara operasi Caesar
atau induksi persalinan. Ini sebisa mungkin dilakukan dalam waktu satu jam setelah kondisi
gawat janin terdeteksi. Jika gawat janin menyebabkan bayi terhirup mekonium (feses bayi baru
lahir), segera setelah bayi lahir, dokter harus langsung membersihkan saluran pernapasan bayi.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan alat pengisap (suction) dan memasang alat bantu
pernapasan (ventilator) bila diperlukan. Gawat janin yang tidak diatasi dapat menyebabkan
kematian pada janin.

I. Komplikasi kasus Fetal Distress (Gawat Janin)


 Ibu berusia 35 tahun atau lebih saat hamil
 tekanan darah ibu tinggi
 3.Berkurangnya aliran oksigen pada janin dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, sehingga mengakibatkan berat badan lahir rendah.
 kekurangan oksigen yang dialami janin sangat parah dapat menyebabkan janin
meninggal di dalam kandungan (stillbirth).

J. Rujukan yang tepat tehadap kasus Fetal Distress (Gawat Janin)


Rujukan yang tepat untuk kasus tersebut yaitu dibutuhkan penanganan dari dokter kandungan
seperti Resusitasi dalam rahim untuk melakukan pemantauan kondisi janin.
Jika Resusitasi dalam rahim tidak dapat mengatasi kondisi gawat janin maka pilihannya adalah
Persalinan segera. Kelahiran bisa diupayakan melalui vagina dengan bantuan vakum atau forceps
pada kepala bayi. Jika cara tersebut tidak mungkin dilakukan, maka janin harus dilahirkan
melalui operasi caesar.

Anda mungkin juga menyukai