Anda di halaman 1dari 17

USAHA JASA PELAYANAN DAN

PRAKTIK KEBIDANAN SECARA


MANDIRI MAUPUN
BERKESINAMBUNGAN
Makalah
Ditujukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Praktikum Konsep Kebidanan

Dosen Pengampu:

Rully Fatriani, M.Keb

Disusun Oleh:

Desy Diva Ramadhanie


NIM: 2018009

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI

BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 1441 H / 2020


A PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Memahami usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun
berkesinambungan yakni kita mampu mengetahui usaha-usaha dalam mempromosikan
maupun pemasaran jasa kebidanan dan mampu mengetahui pengorganisasian praktik dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang berupa
komoditi tertentu seperti pelayanan sosial, dan gagasan dengan mengkaitkan pada kebutuhan
atau minat masyarakat. Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang
bidan dalam penyediaan jasa dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan. Oleh
karena itu yang dipasarkan berupa cara hidup sehat, pandangan atau nilai, dan bakunya suatu
barang / jasa, pemasaran ini dikenal dengan sebutan pemasaran sosial. Sasaran khusus dalam
pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas, Bayi, Balita,
Calon pengantin, Pasangan usia subur, wanita usia menopause dan lanjut usia.
Dalam melakukan pemasaran tentu seorang bidan harus mengetahui tentang
pengorganisasian praktik dalam memberikan praktik kebidanan. Oleh karena itu penyusunan
makalah ini dibuat untuk membantu para mahasiswa memahami usaha jasa pelayanan dan
praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan.
Maka dari itu saya melakukan pembahasan tentang aplikasi paradigma kebidanan dalam
praktik dan pelayanan kebidanan, dilatar belakangi karena masih kurangnya pemahaman para
mahasiswa kebidanan tentang hal ini, dan melakukan wawancara pada bidan praktiknya
langsung agar dapat di jadikan sebuah kaca perbandingan untuk melakukan praktik
kedepannya.
2. Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa mengetahui tentang Usaha Jasa Pelayanan Dan Praktik Kebidanan
Secara Mandiri maupun Berkesinambungan

B TINJAUAN PUSTAKA
A. Usaha Jasa Pelayanan Kebidanan
Jasa kebidanan adalah pelayanan atau asuhan kebidanan yang ditujukan bagi klien (wanita atau
ibu hamil dan bayinya) yang diberikan oleh bidan yang telah selesai mengikuti pendidikan
kebidanan yang telah diakui oleh Negara.
Bidan dalam memperkenalkan usaha jasa pelayanan kebidanannya menggunakan promosi jasa.
Promosi jasa adalah upaya untuk mempromosikan jasa kebidanan kepada masyarakat atau
klien yang membutuhkan pelayanan atau asuhan. Pelayanan atau asuhan kebidanan
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini, pelayanan kebidanan bergantung pada
sikap social masyarakat dan keadaan lingkungan tempat bidan bekerja. Kemajuan social
ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan. Parameter
kemajuan social ekonomi dalam pelayanan kebidanan meliputi:
1. Perbaikan status gizi ibu dan bayi
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan
3. Menurunya angka kematian ibu dalam melahirkan
4. Menurunnya angka kematian neonatus
5. Cakupan penanganan risiko tinggi
6. Meningkatkan cakupan pemeriksaan antenatal

Pelayanan atau asuhan kebidanan termasuk dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
memiliki karakteristik yang spesifik karena berhadapan langsung dengan individu. Karakteristik
promosi jasa dalam pelayanan kesehatan antara lain :
1. Bersifat Sukarela
Tidak memaksa klien untuk menggunakan layanan yang ditawarkan. Klien bebas
menentukan pilihan pelayanan.
2. Kontak Secara Personal
Dalam pelayanan kesehatan, nakes harus melakukan kontak langsung secara personal
dengan klien melalui pendekatan sosial budaya.
3. Berpacu dengan Waktu
Pelayanan kesehatan harus diberikan dengan segera dengan mempertimbangkan keadaan
klien.
4. Sensitif (terutama kesehatan reproduksi)
Kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat pribadi dan sensitif sehingga sering kali
klien enggan berkunjung ke pelayanan kesehatan dan membicarakan masalah tersebut.
Sikap yang menghormati privasi klien dan tidak menghakimi dari seorang bidan akan
membuat klien bersikap positif terhadap layanan kesehatan yang kita berikan.

Promosi jasa dalam pelayanan kesehatan memiliki empat komponen utama, yaitu :
1. Klien atau Pelanggan.
Klien atau pelanggan merupakan konsumen dari pelayanan kesehatan yang memiliki
kedudukan yang sangat penting. Tipe pelanggan terdiri atas pelanggan perantara,
pelanggan konsumen, pelanggan internal, dan pelanggan prospek.
2. Kompetisi.
Melalui keberadaan profesi lain akan tercipta iklim kompetisi yang apabila dikelola dengan
baik maka akan memotivasi bidan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri.
3. Jaringan.
Jaringan diperlukan untuk memperluas cakupan pemasaran pelayanan kesehatan yang
akan membantu kelancaran kegiatan pemasaran. Jaringan tersebut dapat berbentuk klinik,
pelayanan dirumah, rujukan, dan perusahaan atau asuransi.

4. Klinik.
Dalam mengelola klinik diperlukan beberapa pertimbangan mencakup kekuatan merek,
proses pelayanan, keunggulan kompetitif, dan tarif pelayanan.
Pemasaran dilaksanakan berdasarkan 5 konponen yang terkenal dengan istilah 4P 1C yaitu:
1. Product : Adalah pelayanan yang disediakan, didefenisikan sebagai objek fisik,
pelayanan organisasi, dan ide.
2. Price : Adalah harga yang ditetapkan yang berhubungan dengan penjualannya.
3. Place : Adalah tempat jasa di tawarkan atau tempat untuk mendistribusikan produk.
4. Promotion : Adalah alat utama untuk melakukan komunikasi persuasif dalam
memberi kesadaran konsumen tentang kebutuhannya.
5. Consumer : Adalah pembeli produk atau penerima jasa dapat berupa induvidu
keluarga kelompok masyarakat atau lembaga.

Manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasikan yang
meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap
kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar
tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
Proses pemasaran terdiri dari analisis peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran,
merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisasikan,
melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. Langkah-langkahnya yaitu:
1. Langkah I
Analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi/institusi
atau stakeholder yang dapat membantu dan saling bekerja sama
2. Langkah II
Melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat terutama kelompok sasaran
terhadap produk atau jasa pelayanan yang akan diberikan
3. Langkah III
Menyusun strategi pemasaran. Strategi yg digunakan merupakan serangkaian tindakan
terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
4. Langkah IV (Monitoring dan evaluasi)
Monitoring adalah proses untuk menemukan kekurangan atau kesalahan pada strategi yang
telah ditetapkan. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan dari strategi
pemasaran telah tercapai atau belum.
5. Langkah V (Pelaksanaan proses pemasaran)
Kegiatan ini menggunakan media yang telah dipersiapkan untuk menunjang program melalui
pesan-pesan sehingga akan mudah diingat oleh masyarakat luas ataupun khususnya bagi
konsumen.
Faktor-faktor yang mempangaruhi pemasaran yaitu:
1. Kebutuhan, Keinginan dan permintaan.
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan.
a. Kebutuhan manusia (human needs) adalah keadaan dimana manusia merasa tidak
memiliki kepuasan dasar atau kepuasan yang dimiliki seseorang tersebut tidak terbatas.
Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau penyedia barang atau jasa, namun sudah
ada dan terukir dalam hati setiap individu.
b. Keinginan (wants) adalah hasrat akan suatu hal sesuai dengan kebutuhannya tersebut.
keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial.
c. Permintaan (demans) adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan
serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan bila di dukung dengan daya beli.
Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa penyedia barang/jasa mempengaruhi keinginan dan
permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah di
dapatkan oleh pelanggan yang dituju.

2. Produk
Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan untuk menuaskan suatu kebutuhan dan
keinginan masyarakat.
3. Transaksi
Transaksi merupakan proses seseorang mendapatkan produk baik dengan memproduksi
sendiri, pemaksaan, meminta maupun pertukaran.
4. Pertukaran
Pertuakaran merupakan tindakan memperoleh barang yang dibutuhkan atau dikehendaki
seseorang dengan menawarkan suatu imbalan.
5. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan yang potensial memiliki kebutuhan yang sama dan bersedia
dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Untuk mengoptimalkan usaha jasa pelayanan kebidanan, bidan harus menggunakan


manajemen kebidanan. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,
analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Langkah-langkah Manajemen Kebidanan menurut Varney Hellen:
1. Langkah I (Pengumpulan data dasar)
Dilakukan untuk mengevaluasi keadaan pasien termasuk didalamnya riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, catatan rumah sakit sebelumnya atau baru, di laboratorium.
2. Langkah II (Interpretasi data dasar)
Identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan masalah
atau diagnosa yang spesifik. Masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi dibutuhkan penanganan yang
dituangkan ke dalam rencana asuhan terhadap klien. Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang
ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnose kebidanan.
3. Langkah III (Antisipasi masalah potensial)
Setelah didapatkan masalah atau diagnosa, maka masalah tersebut dirumuskan mencakup
masalah potensial yang berkaitan dengan diagnosa kebidanan adalah merupakan masalah yang
mungkin timbul apabila tidak segera ditanggulangi maka dapat mempengaruhi keselamatan
hidup pasien atau klien. Oleh sebab itu masalah potensial harus segera diatasi, dicegah dan
diawasi serta segera dipersiapkan untuk mengatasinya.
4. Langkah IV (Tindakan segera atau Kolaborasi)
Beberapa hal yang mencerminkan kesinambungan dan kegiatan yang dilakukan dari mulai ANC
sampai pers. Dalam langkah tersebut mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi ataupun rujukan. Bisa jadi dalam kegiatan ini dapat mengumpulkan data baru yang
kemudian dievaluasi bila menunjukkan klien gawat dapat direncanakan tindakan segera baik
mandiri maupun kolaborasi.
5. Langkah V (Rencana Manajemen)
Perencanaan asuhan kebidanan merupakan lanjutan masalah atau diagnosa yang telah ada.
Didalam langkah ini bidan dapat mencari informasi yang lengkap dan memberi informasi
tambahan. Perencanaan asuhan mencakup kegiatan bimbingan, penyuluhan dan rujukan.
6. Langkah VI (Pelaksanaan)
Dalam pelaksanaan ini, badan dapat melakukan secara mandiri, kolaborasi maupun rujukan,
namun bidan tetap bertanggung jawab untuk terus mengarahkan pelaksanaan tindakan asuhan
kebidanan.
7. Langkah VII (Evaluasi)
Menjelaskan tentang penilaian dan evaluasi terhadap asuhan yang telah dilaksanakan apakah
efektif atau tidak, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan apakah perlu mengulang kembali
rencana asuhan pemeriksaan fisik seterusnya. (Varney, 1997)

Dalam penyedia jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan tentang
pemasaran social jasa asuhan kebidanan secara lebih mendalam. Dalam hal ini pemasaran
social dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu
seperti pelayanan, idea tau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat
masyarakat.
Oleh karena itu, proses pemasaran social jasa asuhan kebidanan agar dapat terlaksana dengan
baik, perlu diadopsi pemasaran secara umum, kemudian diaplikasikan secara intern sesuai
dengan kebutuhan bidan. Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur, wanita usia
menopause, dan lanjut usia.
Pemasaran identik dengan Proses perdagangan barang yang diorentasikan sebagai proses jual
beli dan tawar menawar. Sehingga pemasaran kadang menjadi hal yang terlupakan ketika kita
membahas tentang penyediaan jasa.

Peran Pemasaran dalam Pelayanan Kesehatan:


1. Menciptakan Diferensiasi
Agar dapat bersaing dengan profesi lain, bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang
beragam (tanpa menyimpang dari kewenangan yang diberikan). Diversifikasi jenis layanan
yang disertai dengan peningkatan kemampuan akan memperluas cakupan klien.
2. Manajemen Kualitas Pelayanan
Melalui proses pemasaran, bidan akan mampu mengevaluasi diri mengenai kelebihan dan
kekurangan layanan kesehatan yang ia tawarkan kepada klien sehingga ia dapat terus
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
3. Meningkatkan Produktivitas
Tenaga kesehatan dituntut untuk memperluas wawasan keilmuwan serta keterampilan
teknisnya sehingga ia dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada klien.
Proses pemasaran pelayanan terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Internal: Melalui proses internal, penawaran kemudahan, dan role model.
2. Interaktif: Melalui rujukan, interaksi individual, dan komunikasi verbal.
3. Eksternal: Melalui iklan di media massa, materi promosi, dan program khusus.
Dalam proses pemasaran, yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya ancaman. Tidak
melakukan promosi yang terlalu berlebihan, dan tidak mempromosikan sesuatu yang tidak bisa
diandalkan.

B. Praktik Kebidanan
Praktek Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan terhadap
klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen Kebidanan adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis.
Meliputi : Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita dewasa
sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya.
Praktik kebidanan merupakan penerapan menejemen kebidanan dalam membarikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Bidan bertanggung jawab dan
bertanggung gugat terhadap keputusan-keputusan yang dibuat dan asuhan yang diberikan.
Bidan bekerja dalam pelayanan kesehatan, tetapi juga bertangung jawab dalam pengambilan
keputusan kapan dan kemana berkonsultasi, bekerja sama atau merujuk atas dasar standar
praktik dan prosedur yang berlaku.
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan
persalinan normal, deteksi konplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai
dengan kewenangan atau bantuan lain jika biperlukan, serta melaksanakan tindakan
kegawatdaruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup
pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua bisa meluas kepada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat menjalankan praktik diberbagai tatanan pelayanan termasuk dirumah, mayarakat,
rumah sakit, klinik atau kesehatan lainnya.
1. Ruang Lingkup dan Sasaran Praktik Kebidanan
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan
praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.
a. Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan dapat diartikan sebagai luas
area praktek dari suatu profesi.
b. Definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan digunakan untuk
menentukan apa yang boleh/tidak boleh dilakukan oleh seorang bidan.
2. Ruang Lingkup Praktek Kebidanan menurut ICM dan IBI
Ruang Lingkup Praktek Kebidanan meliputi asuhan :
a. Asuhan mandiri (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri dan wanita dewasa
sebelum, selama kehamilan dan selanjutnya.
b. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL.
c. Pengawasan pada kesmas di posyandu (tindak pencegahan), penyuluhan dan
pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat termasuk: (persiapan menjadi
orang tua, menentukan KB, mendeteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi).
d. Konsultasi dan rujukan.
e. Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada
pertolongan medis.
3. Lahan Praktik kebidanan
Lahan praktik kebidanan : meliputi berbagai tatanan pelayanan
a. BPS/ di rumah
b. Masyarakat
c. Puskesmas
d. Polindes/PKD
e. RS/RB
f. Balai Pengobatan (BP) : dokter, perawat
g. RB/BPS (Bidan Praktik Swasta)
h. Bidan di Desa
i. RS (swasta/pemerintah)
j. Klinik dan unit kesehatan lainnya
4. Sasaran pelayanan kebidanan
a. Individu
b. Keluarga
c. Masyarakat, meliputi : Anak-anak perempuan, Remaja putri , WUS (wanita usia
subur), Wanita hamil, Ibu Bersalin, Ibu nifas dan menyusui, Bayi Baru Lahir (BBL), Bayi
dan Balita, Keluarga, kelompok dan masyarakat, Ibu/wanita dengan sistem reproduksi.
Sasaran pelayanan kebidanan: individu, keluarga & masyarakat yang meliputi : upaya,
pencegahan, penyembuhan & pemulihan
5. Pelayanan kebidanan yang ideal
a. Praktik dengan mendapat dukungan dari perempuan dan keluarganya.
b. Memberikan pelayanan yang berpusat pada perempuan (pemahaman sebagai
individu, pemahaman terhadap kebutuhan, dan mempunyai kebutuhan kesehatan
personal).
c. “With woman” dalam kebidanan, mempunyai makna bahwa bidan bekerja bersama
perempuan dan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan personal maupun kesehatan
dan medis perempuan.
6. Kerangka kerja dalam pelayanan meliputi :
a. Kepmenkes RI No. 900/ Menkes/SK/IV2002.
b. Standar pelayanan kebidanan.
c. Kode etik profesi bidan.
d. Kepmenkes No. 369/Menkes/SK/III2007.
C. Lingkup Praktik Secara Mandiri
1. Pengertian lingkup praktik mandiri
Lingkup praktik mandiri meliputi asuhan mandiri atau otonomi pada anak wanita, remaja putri
dan wanita dewasa sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya bidan memberikan
pengawasan, asuhan dan nasihat wanita selama hamil, bersalin, nifas. Bidan menolong
persalinan atas tanggung jawabnya sendiri dan merawat bayi baru lahir. Asuhan kebidanan
berupa pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di posyandu, penyuluhan dan pendidikan
kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat termasuk persiapan menjadi orang tua,
menentukan KB, deteksi kondisi abnormal, pada ibu dan bayi, konsultasi atau rujukan,
pertolongan kegawatdaruratan primer dan skunder saat tidak ada medis.
Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan
dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB)
sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau program. (Imamah, 2012 : 01)
Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena harus mempertanggung
jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan Praktek Mandiri menjadi pekerja yang
bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. (Sofyan, dkk. 2006)
2. Tujuan praktik secara mandiri
a. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan dan konseling pemakaian
kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya strategis.
b. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir untuk
mendapatkan penanganan yang memadai sesuai kasus dan rujukannya.
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan anak.
3. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri

a. Bidan dalam menjalankan praktek harus :


1). Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan.
2). Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur.
3). Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap
(protap) yang berlaku.
4). Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.
b. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau foto
copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
c. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk
membantu tugas pelayanannya
d. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.
e. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan .
f. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan
keterampilan profesinya antara lain dengan :
1).Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan
sesama bidan .
2).Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya,
baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.
3).Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan
berfungsi dengan baik.
Praktik kebidanan dilakukan dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
masyarakat, dokter, perawat, dokter spesialis, pusat-pusat rujukan, pengorganisasian praktik
asuhan kebidanan. Pengorganisasian praktik asuhan kebidanan meliputi:
1. Pelayanan Mandiri
Merupakan layanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan sepenuhnya sesuai
dengan kepmenkes no 900/Menkes/SK/ VII/2002.
Dalam memberikan layanan ini bidan yang berkompeten harus tahu kapan harus bertindak
sesuai wewenangnya, kapan tidak bertindak, kapan hanya memantau dengan ketat, kapan
merujuk, konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Bidan dapat memberikan pelayanan secara madiri. Pelayanan kebidanan yang dapat diberikan
bidan secara mandiri antara lain :
a.Memberikan pelayanan dasar pada remaja dan wanita pranikah seperti penyuluhan
tentang kesehatan reproduksi wanita,konseling
b.Memberikan pelyananan antenatal pada ibu hamil normal,mulai dari
anamnesa,pemeriksaan fisik,pemeriksaan leb sederhana.
c.Memberikan pelayanan pada ibu bersalin normal
d.Memberikan pelayanaan pada ibu nifas normal termasuk bayi lahir normal
e.Memberikan pelayanan pada ibu yang sedang dalam masa interval
f.Memberikan pelayanan kepada ibu pada masa klimakterium dan menepouse
g.Memberikan pelayaann pada wanita dengan gangguan reproduksi ringan
2. Pelayanan Kolaborasi
Dilakukan bidan sebagai anggota tim, kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai
suatu roses pelayanan kesehatan misalnya : Merawat ibu hamil dengan komplikasi medik atau
obstetrik.
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan rekan sejawat
atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien. Dalam praktiknya,
kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama dalam
penatalaksanaan dan pemberian asuhan. Masing-masing tenaga kesehatan dapat saling
berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat komuniikasi lainnya dan tidak perlu
hadir ketika tindakan dilakukan. Elemen kolaborasi mencakup:
a. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda, yang dapat bekerjasama
secara timbal balik dengan baik.
b. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama.
c. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari kombinasi
pandangan dan keahlian yang di berikan oleh setiap anggota tim tersebut.
Tujuan pelayanan : Berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang
lingkup masing-masing. Kemampuan untuk berbagi tanggung jawab antara bidan dan dokter
sangat penting agar bisa saling menghormati, saling mempercayai dan menciptakan
komunikasi efektif antara kedia profesi.
Tugas bidan dalam penatalaksanaan kolaborasi :
a. Melindungi dan memfasilitasi setiap proses yang bersifat normal.
b. Menyediakan informasi yang bersifat tentang pilihan-pilihan yang bersifat aman.
c. Membantu ibu dalam pengambilan keputusan.
d. Melibatkan keluarga.
e. Memberi advokasi.
f. Penyuluhan dan konseling.
g. Memberi asuhan berkesinambungan.
3. Pelayanan Rujukan
Rujukan adalah memindahkan perawatan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi jika
dipertimbangkan ada kondisi patologis diluar wewenang bidan. Rujukan dalam pelayanan
kebidanan dapat diartikan sebagai tindakan melimpahkan tanggung jawab dalam penanganan
pasien dari bidan ketempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Rujukan dapat dilakukan
bidan kepuskesmas dengan pasilitas rawayt inap, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum.
Bidan harus mempunyai informasi tentang pelayanan yang tersedia ditempat
rujukan,ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak tempuh
ketempat rujukan, salah satu hal faktor pendukung kematian ibu adalah adanya 3
keterlambatan yaitu terlambatkan memutuskan untu merujuk,terlambat sampai ketempat
rujukan,dan terlambat ditangani ditempat rujukan.
Fungsi bidan salah satunya adalah melakukan skrining terhadap adanya komplikasi kehamilan
agar dirujuk untuk mendapatkan perawatan khusus dari dokter spesialis. Bidan dapat
memberikan pelayanan rujuan. Pelayanan kebidanan yang dapat diberikan bidan antara lain:
a. Bidan menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan
fungsi keterlibatan klien dan keluarga
b. Bidan memberitakan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil
resiko tinggi dan kegawatdaruratan
c. Bidan memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Bidan memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien
dan keluarga
e. Bidan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dengan melibatkan keluarga
f. Bidan memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memrlukan konsultasi dengan melibatkan klien dan keluarga
g. Bidan menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan pada setiap
asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.

4. Pelayanan Konsultasi
Pada kondisi tertentu bidan membutuhkan nasehat atau pendapat dari dokter atau anggota tim
perawatan klien yang lain tapi tanggung jawab uama terhadap klien tetap ditangan bidan.

D. Lingkup Praktik secara Berkesinambungan


Praktik yang berkesinambungan adalah praktik yang dilakukan secara terus menerus. Seorang
bidan dalam memberi asuhannya bersifat berkesinambungan, mulai dari asuhan prakonsepsi,
konsepsi, kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, balita, anak-anak, remaja, dewasa,
wanita usia subur, menopause sampai lanjut usia(lansia).
1. Lingkup praktik kebidanan pada pra konsepsi
a. Pemberian konsultasi PUS (Pasangan Usia Subur)
b. Pemberian konsultasi masa subur wanita untuk pasangan yang ingin segera mempunyai
anak
c. Pemberian konsultasi KB (untuk pasangan yang belum menginginkan kehadiran seorang
anak)
d. Pemberian konsultasi anak dengan jenis kelamin tertentu
2. Lingkup praktik kebidanan pada masa konsepsi
a. Periksa kehamilan 4 kali selama mulai dari trimester I, II, III
b. Pemberian informasi tentang gizi untuk ibu hamil
3. Lingkup Praktik Kebidanan pada Wanita hamil
a. Penyuluhan dan konseling.
b. Pemeriksaan fisik.
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
d. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil denga abortus
immens, hipertensi gravidarum tingkat pertama, preeklampsi ringan, dan anemi ringan.
4. Lingkup praktik kebidanan pada persalinan
a. Pertolongan persalinan normal.
b. Pertolongan persalinan normal yang mencakup letak sungsang, partus mancet, kepala
didasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, pendarahan postpartum, laserasi jalan
lahir, distosia karena inersia uteri primer, postterm, dan pretem.
5. Lingkup praktik kebidanan pada masa nifas
a. Pelayanan ibu nifas normal.
b. Pelayanan ibu nifas abnormal, yang meliputi : retensio plasenta, rejatan, dan infeksi
ringan.
c. Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis, yang meliputi : keputihan,
pendarahan tidak teratur, dan penundaan hamil.
6. Lingkup praktik kebidanan pada bayi baru lahir (Permenkes No.
HK.02.02/Menkes/149/I/2010)
a. Pemeriksaan bayi baru lahir.
b. Perawatan tali pusat.
c. Perawatan bayi.
d. Resusitasi pada bayi baru lahir.
7. Lingkup praktik kebidanan pada balita dan anak-anak
a. Pemantauan tumbuh kembang anak.
b. Pemberian imunisasi.
c. Pemberian penyuluhan.

8. Lingkup praktik kebidanan pada remaja sampai dewasa


Pembinaan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditunjukan semata kepada masalah
gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Factor perkembangan psikologis dan
social perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.
Remaja yang tumbuh berkembang secara biologis di ikuti oleh perkembangan psikologis
dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda
memiliki siat menantang sesuatu yang di anggap kaku dan kolot serta ingin akan
kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di
dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui
bahasa remaja. Bimbingan kepada remaja antara lain mencakup perkawinan yang sehat,
keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan perilaku remaja yang
positif dan sebagainya.
9. Lingkup Praktik Kebidanan pada wanita usia subur dalam hal Keluarga Berencana
Pelayanan keluarga berencana (KB) brtujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas
melalui pengaturan jumlah keluarga secara terencana. Pelayanan KB diarahkan kepada
upaya mewujudkan keluaga kecil. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
mempunyai tugas dalam melayani ibu dan keluarga yang menyangkut permasalahan KB.
Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana berwenang dalam hal-hal
berikut :
a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,
alat kontrasepsi bawah kulit, dan kondom.
b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi. Contohnya:
memberikan konseling tentang keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi, serta
komplikasi yang mungkin menyertai dalam pemakaian alat kontrasepsi.
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim.
d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit.
e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana, dan
kesehatan masyarakat.
10. Lingkup praktik kebidanan pada menopause
Lingkup praktik kebidanan pada menopause meliputi promosi kesehatan terhadap nutrisi,
psikologis, olahraga, kesehatan umum, support keluarga, dan support tenaga kesehatan.
Bidan harus mengetahui ketakutan yang dialami pada masa menopause sehingga dapat
memberikan pendidikan psikologis kepada wanita menopause
11. Lingkup praktik kebidanan pada lansia (lanjut usia)
Lingkup praktik kebidanan pada lansia meliputi :
a. pemeriksaan tanda-tanda vital pada lansia,
b. pemeriksaan kolestrol,
c. berat badan, dan
d. informasi gizi.

E. Pendidikan Berkelanjutan Bidan


1. Pengertian Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau pelayanan
dan standart yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal.
2. Visi dan Misi Pendidikan Berkelanjutan
a. Visi
Visi Pendidikan Berkelanjutan adalah pada tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan
pelayanan yang sesuai standart praktik bidan internasional dan dasar pendidikan minimal
Diploma III kebidanan.
b. Misi
Misi pendidikan berkelanjutan, mencakup:
1).Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk ”sistem”.
2).Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi, daerah, kabupaten, dan
cabang.
3).Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan.
4).Mengadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak terkait.

3. Tujuan dan Sasaran


a. Tujuan Pendidikan Berkelanjutan
1).Pemenuhan standart
Organisasi profesi bidan telah menentukan standart kemampuan bidan yang harus
dikuasai melalui pendidikan berkelanjutan. Bidan yang telah lulus program pendidikan
kebidanan tersebut wajib melakukan registrasi pada organisasi profesi bidan untuk
mendapatkan izin memberi pelayanan kebidanan kapada pasien.
2).Meningkatkan produktivitas kerja
Bidan akan dipacu untuk terus meningkatkan jenjang pendidikan mereka sehingga
pengetahuan dan keterampilan (technical skill) bidan akan lebih berkualitas. Hal ini akan
meningkatkan produktivitas kerja bidan dalam memberi pelayanan pada klien.
3).Efisiensi
Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan melahirkan bidan yang kompeten dibidangnya
sehingga meningkatkan efisiensi kerja bidan dalam memeberi pelayanan yang terbaik bagi
klien.
4).Meningkatkan kualitas pelayanan
Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan memicu daya saing di kalangan profesi
kebidanan agar terus meningkatkan kulitasnya dalam memberi pelayanan kepada klien.
Pelayanan kebidanan yang berkualitas akan menarik konsumen.
5).Meningkatkan moral
Melalui pendidikan bidan yang berkelanjutan tidak hanya pengetahuan dan keterampilan
bidan dalam memberi pelayanan yang menjadi perhatian, tetapi moralitas dan etika
seorang bidan juga ditingkatkan untuk menjamin kualitas bidan yang profesional.
6).Meningkatkan karier
Peluang peningkatan karier akan semakin besar seiring peningkatan kualitas pelayanan,
performa dan prestasi kerja. Semua ini ditunjang oleh pendidikan bidan yang berkualitas.
7).Meningkatkan kemampuan konseptual
Kemampuan intelektual dan konseptual bidan dalam menangani kasus pasien akan terasah
sehingga bidan dapat memberi asuhan kebidanan dengan tepat.
8).Meningkatkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill)
Bidan akan memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik sebagai seorang manajer, bidan
dibekali keterampilan untuk dapat berhubungan dengan orang lain (human relation) dan
bekerjasama dengan sejawat serta multidisiplin lainnya guna memberi pelayanan yang
berkualitas bagi klien.
9).Imbalan (Kompensasi)
Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan meningkatkan penghargaan
atas pelayanan yang diberikan
10).Meningkatkan kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan
kebidanan
4. Sasaran dalam pendidikan Berkelanjutan
a.Bidan praktik swasta
b.Bidan berstatus pegawai negeri
c.Tenakes lainnya
d.Kader kesehatan
e.Dukun beranak
f. Masyarakat umum
5. Jenis Pendidikan Berkelanjutan
a. Pendidikan Formal
Pendidikan Formal dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan
dukungan IBI adalah Program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah juga menyediakan
dana bagi bidan (disektor pemerintah) untuk tugas belajar ke luar negeri. IBI juga
mengupayakan adanya badan-badan swasta dalam dan luar negeri untuk program jangka
pendek dan kerjasama dengan Universitas di dalam negeri.
b. Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan, magang, seminar
atau lokakarya dan program non formal lainnya yang merupakan kerjasama antara IBI dan
lembaga Internasional yang dilaksanakan di berbagai propinsi. IBI juga telah
mengembangkan suatu program mentorship dimana bidan senior membimbing bidan
junior dalam konteks profesionalisme kebidanan.
6. Karakteristik Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai sistem memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Komprehensif
Sistem pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota profesi bidan
b. Berdasarkan analisis kebutuhan
Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang berhubungan dengan
tugas (job related) dan relevan dengan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.
c. Berkelanjutan
Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang berkesinambungan dan
berkembang
d. Terkoordinasi secara internal.
Sistem pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi pendidikan dalam
memanfaaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai program pendidikan
berkelanjutan.
e. Berkaitan dengan sistem lainnya.
Sistem pendidikan berkelanjutan memiliki tiga (3) aspek subsistem yang merupakan bagian
dari sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan yang berkelanjutan. Ketiga aspek
tersebut adalah :
1).Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning).
2).Produksi tenaga kesehatan (health manpower production).
3).Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management).

C ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR DALAM PRAKTIKUM

Observasi yang penulis lakukan dalam praktikum ini, dengan menggunakan alat,
bahan dan prosedur yaitu:
1. Alat Tulis
2. Kamera Dan,
3. Lembar Observasi.

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah pembahasannya:


1. Rancangan konsep dasar pemasaran sosial yang di aplikasikannya : Bidan Aida dalam
melaksanakan praktek nya dibidan mandiri selalu menerapkan dan mengutamakan
kebutuhan,keinginan,produk,dan permintaan yang dimana beliau lakukan agar pasien
mendapatkan kenyamanan dan keamanan. Serta selalu mengingatkan dan memberi asuhan
tentang bahayanya pergaulan seks bebas.

2. Contoh pendekatan pemasaran sosial untuk perubahan sosial yang dilakukan bidan dalam
pelayanan dan praktiknya : Bidan Aida dalam pendekatan selalu menggunakan metode
Informational Approach yaitu perubahan prilaku dengan suatu pendekatan yang
memberikan informasi langsung yang bersifat persuasi (membujuk) langsung kepada
masyarakat misalnya dengan memberitahu bahayanya pergaulan seks bebas yang dapat
menimbulkan dampak negatif buat kedepannya.

3. Contoh pemasaran sosial dalam pelayanan kebidanan bidan tersebut : Bidan Aida selalu
menawarkan produk utama dalam profesi bidan adalah jasa pelayanan kesehatan
khususnya bagi perempuan dan anaknya (bayi yang baru dilahirkan) serta mengutamakan
kenyamanan dan kepuasan pasiennya,meningkatkan Asuhan kebidanan dan pelayanan
seperti Pelayanan kebidanan,Pelayanan keluarga berencan,Pelayanan kesehatan
masyarakat,Desain jasa pelayanan BPS.

E KESIMPULAN
Lingkup praktik mandiri meliputi asuhan mandiri atau otonomi pada anak wanita, remaja putri dan
wanita dewasa sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya bidan memberikan pengawasan,
asuhan dan nasihat wanita selama hamil, bersalin, nifas.
Pengorganisasian praktik asuhan kebidanan meliputi: pelayanan mandiri, kolaborasi, rujukan dan
konsultasi.
Praktik yang berkesinambungan adalah praktik yang dilakukan secara terus menerus. Seorang bidan
dalam memberi asuhannya bersifat berkesinambungan, mulai dari asuhan prakonsepsi, konsepsi,
kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, balita, anak-anak, remaja, dewasa, wanita usia
subur, menopause sampai lanjut usia(lansia).
Jasa kebidanan adalah pelayanan atau asuhan kebidanan yang ditujukan bagi klien (wanita atau ibu
hamil dan bayinya) yang diberikan oleh bidan yang telah selesai mengikuti pendidikan kebidanan
yang telah diakui oleh Negara.
Bidan dalam memperkenalkan usaha jasa pelayanan kebidanannya menggunakan promosi jasa.
Promosi jasa adalah upaya untuk mempromosikan jasa kebidanan kepada masyarakat atau klien
yang membutuhkan pelayanan atau asuhan.

F DAFTAR PUSAKA
Jannah, Nurul. 2011. Konsep Kebidanan. Jokjakarta: Ar-ruzz Media
Nurhayati, dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Sujianti dan Susanti. 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Muha Medika
Sofyan, Mustika. 2003. Bidan Menyongsong Masa Depan; 50 Tahun Ikatan Bidan
Indonesia. Jakarta: PP IBI
Suryani, Evi Sri. 2011. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

https://putriandinitanjung.blogspot.com/2019/03/makalah-memahami-usaha-jasa-
pelayanan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai