Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
BANDAR LAMPUNG
B TINJAUAN PUSTAKA
A. Usaha Jasa Pelayanan Kebidanan
Jasa kebidanan adalah pelayanan atau asuhan kebidanan yang ditujukan bagi klien (wanita atau
ibu hamil dan bayinya) yang diberikan oleh bidan yang telah selesai mengikuti pendidikan
kebidanan yang telah diakui oleh Negara.
Bidan dalam memperkenalkan usaha jasa pelayanan kebidanannya menggunakan promosi jasa.
Promosi jasa adalah upaya untuk mempromosikan jasa kebidanan kepada masyarakat atau
klien yang membutuhkan pelayanan atau asuhan. Pelayanan atau asuhan kebidanan
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini, pelayanan kebidanan bergantung pada
sikap social masyarakat dan keadaan lingkungan tempat bidan bekerja. Kemajuan social
ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan. Parameter
kemajuan social ekonomi dalam pelayanan kebidanan meliputi:
1. Perbaikan status gizi ibu dan bayi
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan
3. Menurunya angka kematian ibu dalam melahirkan
4. Menurunnya angka kematian neonatus
5. Cakupan penanganan risiko tinggi
6. Meningkatkan cakupan pemeriksaan antenatal
Pelayanan atau asuhan kebidanan termasuk dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
memiliki karakteristik yang spesifik karena berhadapan langsung dengan individu. Karakteristik
promosi jasa dalam pelayanan kesehatan antara lain :
1. Bersifat Sukarela
Tidak memaksa klien untuk menggunakan layanan yang ditawarkan. Klien bebas
menentukan pilihan pelayanan.
2. Kontak Secara Personal
Dalam pelayanan kesehatan, nakes harus melakukan kontak langsung secara personal
dengan klien melalui pendekatan sosial budaya.
3. Berpacu dengan Waktu
Pelayanan kesehatan harus diberikan dengan segera dengan mempertimbangkan keadaan
klien.
4. Sensitif (terutama kesehatan reproduksi)
Kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat pribadi dan sensitif sehingga sering kali
klien enggan berkunjung ke pelayanan kesehatan dan membicarakan masalah tersebut.
Sikap yang menghormati privasi klien dan tidak menghakimi dari seorang bidan akan
membuat klien bersikap positif terhadap layanan kesehatan yang kita berikan.
Promosi jasa dalam pelayanan kesehatan memiliki empat komponen utama, yaitu :
1. Klien atau Pelanggan.
Klien atau pelanggan merupakan konsumen dari pelayanan kesehatan yang memiliki
kedudukan yang sangat penting. Tipe pelanggan terdiri atas pelanggan perantara,
pelanggan konsumen, pelanggan internal, dan pelanggan prospek.
2. Kompetisi.
Melalui keberadaan profesi lain akan tercipta iklim kompetisi yang apabila dikelola dengan
baik maka akan memotivasi bidan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri.
3. Jaringan.
Jaringan diperlukan untuk memperluas cakupan pemasaran pelayanan kesehatan yang
akan membantu kelancaran kegiatan pemasaran. Jaringan tersebut dapat berbentuk klinik,
pelayanan dirumah, rujukan, dan perusahaan atau asuransi.
4. Klinik.
Dalam mengelola klinik diperlukan beberapa pertimbangan mencakup kekuatan merek,
proses pelayanan, keunggulan kompetitif, dan tarif pelayanan.
Pemasaran dilaksanakan berdasarkan 5 konponen yang terkenal dengan istilah 4P 1C yaitu:
1. Product : Adalah pelayanan yang disediakan, didefenisikan sebagai objek fisik,
pelayanan organisasi, dan ide.
2. Price : Adalah harga yang ditetapkan yang berhubungan dengan penjualannya.
3. Place : Adalah tempat jasa di tawarkan atau tempat untuk mendistribusikan produk.
4. Promotion : Adalah alat utama untuk melakukan komunikasi persuasif dalam
memberi kesadaran konsumen tentang kebutuhannya.
5. Consumer : Adalah pembeli produk atau penerima jasa dapat berupa induvidu
keluarga kelompok masyarakat atau lembaga.
Manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasikan yang
meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap
kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar
tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
Proses pemasaran terdiri dari analisis peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran,
merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisasikan,
melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. Langkah-langkahnya yaitu:
1. Langkah I
Analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi/institusi
atau stakeholder yang dapat membantu dan saling bekerja sama
2. Langkah II
Melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat terutama kelompok sasaran
terhadap produk atau jasa pelayanan yang akan diberikan
3. Langkah III
Menyusun strategi pemasaran. Strategi yg digunakan merupakan serangkaian tindakan
terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
4. Langkah IV (Monitoring dan evaluasi)
Monitoring adalah proses untuk menemukan kekurangan atau kesalahan pada strategi yang
telah ditetapkan. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan dari strategi
pemasaran telah tercapai atau belum.
5. Langkah V (Pelaksanaan proses pemasaran)
Kegiatan ini menggunakan media yang telah dipersiapkan untuk menunjang program melalui
pesan-pesan sehingga akan mudah diingat oleh masyarakat luas ataupun khususnya bagi
konsumen.
Faktor-faktor yang mempangaruhi pemasaran yaitu:
1. Kebutuhan, Keinginan dan permintaan.
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan.
a. Kebutuhan manusia (human needs) adalah keadaan dimana manusia merasa tidak
memiliki kepuasan dasar atau kepuasan yang dimiliki seseorang tersebut tidak terbatas.
Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau penyedia barang atau jasa, namun sudah
ada dan terukir dalam hati setiap individu.
b. Keinginan (wants) adalah hasrat akan suatu hal sesuai dengan kebutuhannya tersebut.
keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial.
c. Permintaan (demans) adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan
serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan bila di dukung dengan daya beli.
Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa penyedia barang/jasa mempengaruhi keinginan dan
permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah di
dapatkan oleh pelanggan yang dituju.
2. Produk
Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan untuk menuaskan suatu kebutuhan dan
keinginan masyarakat.
3. Transaksi
Transaksi merupakan proses seseorang mendapatkan produk baik dengan memproduksi
sendiri, pemaksaan, meminta maupun pertukaran.
4. Pertukaran
Pertuakaran merupakan tindakan memperoleh barang yang dibutuhkan atau dikehendaki
seseorang dengan menawarkan suatu imbalan.
5. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan yang potensial memiliki kebutuhan yang sama dan bersedia
dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam penyedia jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan tentang
pemasaran social jasa asuhan kebidanan secara lebih mendalam. Dalam hal ini pemasaran
social dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu
seperti pelayanan, idea tau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat
masyarakat.
Oleh karena itu, proses pemasaran social jasa asuhan kebidanan agar dapat terlaksana dengan
baik, perlu diadopsi pemasaran secara umum, kemudian diaplikasikan secara intern sesuai
dengan kebutuhan bidan. Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur, wanita usia
menopause, dan lanjut usia.
Pemasaran identik dengan Proses perdagangan barang yang diorentasikan sebagai proses jual
beli dan tawar menawar. Sehingga pemasaran kadang menjadi hal yang terlupakan ketika kita
membahas tentang penyediaan jasa.
B. Praktik Kebidanan
Praktek Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan terhadap
klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen Kebidanan adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis.
Meliputi : Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita dewasa
sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya.
Praktik kebidanan merupakan penerapan menejemen kebidanan dalam membarikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Bidan bertanggung jawab dan
bertanggung gugat terhadap keputusan-keputusan yang dibuat dan asuhan yang diberikan.
Bidan bekerja dalam pelayanan kesehatan, tetapi juga bertangung jawab dalam pengambilan
keputusan kapan dan kemana berkonsultasi, bekerja sama atau merujuk atas dasar standar
praktik dan prosedur yang berlaku.
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan
persalinan normal, deteksi konplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai
dengan kewenangan atau bantuan lain jika biperlukan, serta melaksanakan tindakan
kegawatdaruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup
pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua bisa meluas kepada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat menjalankan praktik diberbagai tatanan pelayanan termasuk dirumah, mayarakat,
rumah sakit, klinik atau kesehatan lainnya.
1. Ruang Lingkup dan Sasaran Praktik Kebidanan
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan
praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.
a. Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan dapat diartikan sebagai luas
area praktek dari suatu profesi.
b. Definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan digunakan untuk
menentukan apa yang boleh/tidak boleh dilakukan oleh seorang bidan.
2. Ruang Lingkup Praktek Kebidanan menurut ICM dan IBI
Ruang Lingkup Praktek Kebidanan meliputi asuhan :
a. Asuhan mandiri (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri dan wanita dewasa
sebelum, selama kehamilan dan selanjutnya.
b. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL.
c. Pengawasan pada kesmas di posyandu (tindak pencegahan), penyuluhan dan
pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat termasuk: (persiapan menjadi
orang tua, menentukan KB, mendeteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi).
d. Konsultasi dan rujukan.
e. Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada
pertolongan medis.
3. Lahan Praktik kebidanan
Lahan praktik kebidanan : meliputi berbagai tatanan pelayanan
a. BPS/ di rumah
b. Masyarakat
c. Puskesmas
d. Polindes/PKD
e. RS/RB
f. Balai Pengobatan (BP) : dokter, perawat
g. RB/BPS (Bidan Praktik Swasta)
h. Bidan di Desa
i. RS (swasta/pemerintah)
j. Klinik dan unit kesehatan lainnya
4. Sasaran pelayanan kebidanan
a. Individu
b. Keluarga
c. Masyarakat, meliputi : Anak-anak perempuan, Remaja putri , WUS (wanita usia
subur), Wanita hamil, Ibu Bersalin, Ibu nifas dan menyusui, Bayi Baru Lahir (BBL), Bayi
dan Balita, Keluarga, kelompok dan masyarakat, Ibu/wanita dengan sistem reproduksi.
Sasaran pelayanan kebidanan: individu, keluarga & masyarakat yang meliputi : upaya,
pencegahan, penyembuhan & pemulihan
5. Pelayanan kebidanan yang ideal
a. Praktik dengan mendapat dukungan dari perempuan dan keluarganya.
b. Memberikan pelayanan yang berpusat pada perempuan (pemahaman sebagai
individu, pemahaman terhadap kebutuhan, dan mempunyai kebutuhan kesehatan
personal).
c. “With woman” dalam kebidanan, mempunyai makna bahwa bidan bekerja bersama
perempuan dan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan personal maupun kesehatan
dan medis perempuan.
6. Kerangka kerja dalam pelayanan meliputi :
a. Kepmenkes RI No. 900/ Menkes/SK/IV2002.
b. Standar pelayanan kebidanan.
c. Kode etik profesi bidan.
d. Kepmenkes No. 369/Menkes/SK/III2007.
C. Lingkup Praktik Secara Mandiri
1. Pengertian lingkup praktik mandiri
Lingkup praktik mandiri meliputi asuhan mandiri atau otonomi pada anak wanita, remaja putri
dan wanita dewasa sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya bidan memberikan
pengawasan, asuhan dan nasihat wanita selama hamil, bersalin, nifas. Bidan menolong
persalinan atas tanggung jawabnya sendiri dan merawat bayi baru lahir. Asuhan kebidanan
berupa pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di posyandu, penyuluhan dan pendidikan
kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat termasuk persiapan menjadi orang tua,
menentukan KB, deteksi kondisi abnormal, pada ibu dan bayi, konsultasi atau rujukan,
pertolongan kegawatdaruratan primer dan skunder saat tidak ada medis.
Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan
dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB)
sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau program. (Imamah, 2012 : 01)
Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena harus mempertanggung
jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan Praktek Mandiri menjadi pekerja yang
bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. (Sofyan, dkk. 2006)
2. Tujuan praktik secara mandiri
a. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan dan konseling pemakaian
kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya strategis.
b. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir untuk
mendapatkan penanganan yang memadai sesuai kasus dan rujukannya.
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan anak.
3. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri
4. Pelayanan Konsultasi
Pada kondisi tertentu bidan membutuhkan nasehat atau pendapat dari dokter atau anggota tim
perawatan klien yang lain tapi tanggung jawab uama terhadap klien tetap ditangan bidan.
Observasi yang penulis lakukan dalam praktikum ini, dengan menggunakan alat,
bahan dan prosedur yaitu:
1. Alat Tulis
2. Kamera Dan,
3. Lembar Observasi.
2. Contoh pendekatan pemasaran sosial untuk perubahan sosial yang dilakukan bidan dalam
pelayanan dan praktiknya : Bidan Aida dalam pendekatan selalu menggunakan metode
Informational Approach yaitu perubahan prilaku dengan suatu pendekatan yang
memberikan informasi langsung yang bersifat persuasi (membujuk) langsung kepada
masyarakat misalnya dengan memberitahu bahayanya pergaulan seks bebas yang dapat
menimbulkan dampak negatif buat kedepannya.
3. Contoh pemasaran sosial dalam pelayanan kebidanan bidan tersebut : Bidan Aida selalu
menawarkan produk utama dalam profesi bidan adalah jasa pelayanan kesehatan
khususnya bagi perempuan dan anaknya (bayi yang baru dilahirkan) serta mengutamakan
kenyamanan dan kepuasan pasiennya,meningkatkan Asuhan kebidanan dan pelayanan
seperti Pelayanan kebidanan,Pelayanan keluarga berencan,Pelayanan kesehatan
masyarakat,Desain jasa pelayanan BPS.
E KESIMPULAN
Lingkup praktik mandiri meliputi asuhan mandiri atau otonomi pada anak wanita, remaja putri dan
wanita dewasa sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya bidan memberikan pengawasan,
asuhan dan nasihat wanita selama hamil, bersalin, nifas.
Pengorganisasian praktik asuhan kebidanan meliputi: pelayanan mandiri, kolaborasi, rujukan dan
konsultasi.
Praktik yang berkesinambungan adalah praktik yang dilakukan secara terus menerus. Seorang bidan
dalam memberi asuhannya bersifat berkesinambungan, mulai dari asuhan prakonsepsi, konsepsi,
kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, balita, anak-anak, remaja, dewasa, wanita usia
subur, menopause sampai lanjut usia(lansia).
Jasa kebidanan adalah pelayanan atau asuhan kebidanan yang ditujukan bagi klien (wanita atau ibu
hamil dan bayinya) yang diberikan oleh bidan yang telah selesai mengikuti pendidikan kebidanan
yang telah diakui oleh Negara.
Bidan dalam memperkenalkan usaha jasa pelayanan kebidanannya menggunakan promosi jasa.
Promosi jasa adalah upaya untuk mempromosikan jasa kebidanan kepada masyarakat atau klien
yang membutuhkan pelayanan atau asuhan.
F DAFTAR PUSAKA
Jannah, Nurul. 2011. Konsep Kebidanan. Jokjakarta: Ar-ruzz Media
Nurhayati, dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Sujianti dan Susanti. 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Muha Medika
Sofyan, Mustika. 2003. Bidan Menyongsong Masa Depan; 50 Tahun Ikatan Bidan
Indonesia. Jakarta: PP IBI
Suryani, Evi Sri. 2011. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
https://putriandinitanjung.blogspot.com/2019/03/makalah-memahami-usaha-jasa-
pelayanan.html?m=1