Anda di halaman 1dari 15

PERSPEKTIF

Volume 22 No. 2 Tahun 2017 Edisi Mei

PERAN AAUPB DALAM MEWUJUDKAN


PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KKN

Agustin Widjiastuti
Fakultas Hukum, Universitas Pelita Harapan Surabaya
e-mail: agustin_natsuko@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan asas-asas umum pemerintahan yang baik
(AAUPB) sebagai dasar bagi penyelenggara pemerintahan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan
warga negara. Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan Statute Approach dan Conceptual
Approach. Hasil Penelitian menunjukan bahwa AAUPB dapat diibaratkan sebagai rambu lalu lintas
dan pedoman perjalanan dalam rangka memperlancar hubungan pemerintahan yaitu antara pemerintah
dan yang diperintah atau warga masyarakat. Apabila penyelenggara negara bertindak bebas tanpa harus
terikat secara sepenuhnya kepada undang-undang maka akan membuka peluang bagi penyalahgunaan
kewenangan. Di dalam penyelenggaraan negara membutuhkan adanya pembatasan kekuasaan pemerintah
(negara) dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak individu. Penyelenggara
negara yang dilaksanakan oleh pemerintah sebagai unsur utama penganyom dan pelayan masyarakat
mempunyai peran penting dalam mewujudkan kesejahteraan warga negaranya/masyarakat. Setiap tindakan
penyelenggara pemerintah harus selalu dilaksanakan berdasarkan hukum yang berlaku, baik hukum yang
tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. Namun asas-asas umum pemerintahan tetap memiliki arti dan
fungsi yang penting dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, sebagai tolok ukur
untuk menilai penyelenggara negara telah sesuai dalam menjalankan tindakannya dalam negara hukum,
maka dapat menggunakan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
Kata Kunci: Peran Penyelenggaraan Pemerintah, Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, Pemerintah,
Kesejahteraan Masyarakat.

ABSTRACT
This study aims to determine the implementation of Good Governance Principles (AAUPB) as the
basis for the government in performing its duties as a form of guarantee for the welfare of the citizens.
This is a normative research with Statute and Conceptual Approach. Research results show that AAUPB
can be likened to traffic signs and travel guidelines in order to facilitate government relations between
the government and the citizens. If the state organizer acts independently without having to be fully
bound by the law it will open up the opportunities of authority abuse. That’s why the state administration
requires such restriction of government power (state) with the aim to provide protection against the
individual’s rights. State organizers in this case is the government as the main element that is caring, and
as a public servants have an important role in realizing the welfare of its citizens/community. Every act
of government organizer shall always be carried out in accordance with the applicable law, both written
law and unwritten law. However, the general principles of governance still have important meanings and
functions in the governance practice. Therefore, as a benchmark to assess whether the state organizers
are appropriate in carrying out their actions within the rule of law, it can use the general principles of
good governance.
Keywords: The Role of Government Implementation, Common Governance Principles Good, Government,
Welfare Society.

115
Agustin Widjiastuti, Peran AAUPB dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari KKN

PENDAHULUAN
Penyelenggara negara mempunyai peranan hak uji materi, ataupun peradilan administrasi negara
yang sangat menentukan dalam penyelenggaraan merupakan contoh berbagai asas, sistem atau prosedur
negara untuk mencapai cita-cita perjuangan bangsa pembatasan kekuasaan negara yang dimaksud. Untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur menilai apakah tindakan pemerintah sejalan dengan
sebagaimana yang termaktub dalam Undang- asas negara hukum atau tidak, dapat menggunakan
Undang Dasar Republik Indonesia 1945 (selanjutnya asas-asas umum pemerintahan yang baik.1
disingkat UUD 1945). Penyelenggara negara adalah Asas-asas umum pemerintahan yang baik
pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, (selanjutnya disebut AAUPB) lahir dari praktik
legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi penyelenggaraan negara dan pemerintahan sehingga
dan tugas pokoknya berkaitan dengan ketentuan bukan produk formal suatu lembaga negara seperti
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peran undang-undang. Asas-asas umum pemerintahan
pemerintah selaku penyelenggara negara pada negara yang baik dapat dipahami sebagai asas-asas umum
kesejahteraan sangat sentral karena diberi tugas yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam
untuk menyelenggarakan kesejahteraan rakyat. Oleh penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang
karena itu kepada pemerintah diberikan kewenangan dengan cara demikian penyelenggaraan pemerintahan
untuk turut campur dalam segala aspek kehidupan itu menjadi baik, sopan, adil, dan terhormat, bebas
bermasyarakat. Dengan kewajiban tersebut yang dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan
dibebankan di pundak pemerintah, pemerintah penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-
dituntut untuk terlibat secara aktif dalam dinamika wenang.
kehidupan masyarakat. Mendasarkan pada pendapat Jazim Hamidi
Mewujudkan penyelenggara negara yang bahwa: Pertama, AAUPL merupakan nilai-nilai
mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara etik yang hidup dan berkembang dalam lingkungan
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab perlu Hukum Administrasi Negara, dan berfungsi sebagai
adanya asas-asas umum penyelenggaraan negara pegangan bagi para pejabat administrasi negara
agar dapat tercipta tata kelola pemerintahan yang dalam menjalankan fungsinya, merupakan alat uji
baik atau good governance. Penyelenggara negara bagi hakim administrasi dalam menilai tindakan
yang bersih merupakan penyelenggara negara yang administrasi negara (yang berwujud penetapan atau
menaati asas-asas umum penyelenggaraan negara beschikking) dan sebagai dasar pengajuan gugatan
dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme bagi pihak penggugat. Kedua, Sebagian besar dari
(KKN), serta perbuatan tercela lainnya. Apabila AAUPB masih merupakan asas-asas yang tidak
penyelenggara negara bertindak bebas tanpa harus tertulis, masih abstrak, dan dapat digali dalam
terikat secara sepenuhnya kepada undang-undang praktik kehidupan di masyarakat, dan Sebagian asas
maka akan membuka peluang bagi penyalahgunaan yang lain sudah menjadi kaidah hukum tertulis dan
kewenangan. Penyalahgunaan kewenangan akan terpencar dalam berbagai peraturan hukum positif.2
membuka kemungkinan benturan kepentingan antara Konsepsi AAUPB menurut Crince Le Roy yang
penyelenggara negara dengan rakyat yang merasa meliputi: asas kepastian hukum, asas keseimbangan,
dirugikan akibat penyalahgunaan kewenangan asas bertindak cermat, asas motivasi untuk setiap
tersebut. Sehingga di dalam penyelenggaraan keputusan badan pemerintah, asas tidak boleh
negara membutuhkan adanya pembatasan kekuasaan mencampuradukkan kewenangan, asas kesamaan
pemerintah atau negara dengan tujuan untuk dalam pengambilan keputusan, asas permainan yang
memberikan perlindungan terhadap hak-hak individu.
Tidak ada kekuasaan negara yang boleh dibiarkan 1
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Rajagrafindo
bebas tanpa adanya pembatasan dan pengawasan. Persada, Jakarta, 2008, h. 242.
2
Jazim Hamidi, Penerapan Asas-asas Umum
Sehingga diperlukan adanya berbagai macam cara,
Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Layak (AAUPL) di
prosedur, asas, atau sistem yang dikembangkan Lingkungan Peradilan Administrasi Indonesia, Citra Aditya
dalam berbagai sistem ketatanegaraan. Sistem Bakti, Bandung, 1999, h. 24, terjemahan Nomensen Sinano,
pembatasan kekuasaan, asas legalitas, mekanisme Hukum Administrasi Negara, Jala Permata Aksara, Jakarta,
2010, h. 142.

116
PERSPEKTIF
Volume 22 No. 2 Tahun 2017 Edisi Mei

layak, asas keadilan atau kewajaran, asas menanggapi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
pengharapan yang wajar, asas meniadakan undangan yang berlaku.
akibat-akibat suatu keputusan yang batal, dan Selain di dalam Undang-Undang No. 28 Tahun
asas perlindungan atas pandangan hidup pribadi. 1999, AAUPB banyak ditemukan dalam beberapa
Koentjoro menambahkan dua asas lagi, yakni: asas peraturan perundang-undangan di Indonesia, di
kebijaksanaan dan asas penyelenggaraan kepentingan antaranya dalam penjelasan Pasal 53 ayat (2) Undang-
umum.3 Undang No. 9 Tahun 2004 dan bertebaran di beberapa
Asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagai peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi.
sebuah norma telah diintrodusir dalam praktek Karena itu asas yang telah dijabarkan dalam beberapa
penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana termuat UU dan yurispridensi tersebut tidak saja memiliki
dalam ketentuan Pasal 3 jo Pasal 1 angka 1 Undang- daya mengikat secara moral dan doktrinal, tapi juga
Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan mempunyai daya mengikat secara yuridis.4
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi AAUPB lahir dari praktik penyelenggaraan
dan Nepotisme, yaitu sebagai berikut: negara dan pemerintahan. Pada awalnya, AAUPB
Pertama, Asas Kepastian Hukum, merupakan dimaksudkan sebagai sarana perlindungan hukum
asas dalam negara hukum yang mengutamakan atau rechtsbescherming, dan bahkan dijadikan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, sebagai instrumen untuk peningkatan perlindungan
dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara hukum atau verhoodge rechtsbescherming bagi
negara. warga negara dari tindakan pemerintah. AAUPB
Kedua, Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, selanjutnya dijadikan sebagai dasar penilaian dalam
merupakan asas yang menjadi landasan keteraturan, peradilan dan upaya administrasi, di samping
keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian sebagai norma hukum tidak tertulis bagi tindakan
penyelenggaraan negara. pemerintahan.5
Ketiga, Asas Kepentingan Umum, merupakan Fungsi AAUPB dalam penyelenggaraan
asas yang mendahulukan kesejahteraan umum pemerintahan adalah sebagai pedoman atau penuntun
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif. bagi pemerintah atau pejabat administrasi negara
Keempat, Asas Keterbukaan, merupakan asas dalam rangka pemerintahan yang baik atau good
yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk governance. Muin Fahmal menegaskan bahwa asas
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak umum pemerintahan yang layak sesungguhnya
diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan adalah rambu-rambu bagi para penyelenggara
tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi negara dalam menjalankan tugasnya. Rambu-rambu
pribadi, golongan, dan rahasia negara. tersebut diperlukan agar tindakan-tindakannya tetap
Kelima, Asas Proporsionalitas, adalah asas sesuai dengan tujuan hukum yang sesungguhnya.6
yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan Mendasarkan pendapat SF. Marbun, AAUPB
kewajiban penyelenggara negara. memiliki arti penting dan fungsi berikut:7
Keenam, Asas Profesionalitas, merupakan asas Pertama, Bagi administrasi negara, bermanfaat
yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran dan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang- penerapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. undangan yang bersifat samar atau tidak jelas.
Ketujuh, Asas Akuntabilitas, merupakan asas
yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
4
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus S.F. Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya
Administratif di Indonesia, Cet. III, FH UII Press, Yogyakarta,
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
2011, h. 378-379.
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi 5
Ridwan HR., Op.Cit., h. 251.
6
Muin Fahmal, Peran Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Layak dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, UII Press,
3
Kuntjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Yogyakarta, 2008, h. 60.
Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara, Bina Cipta, 7
Nomensen Sinamo, Hukum Administrasi Negara, Jala
Bandung, 1975, h. 29-30. Permata Aksara, Jakarta, 2010, h. 142-143.

117
Agustin Widjiastuti, Peran AAUPB dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari KKN

Kedua, Bagi warga masyarakat, sebagai pencari sedang ditangani.9 Sedangkan Conceptual Approach
keadilan, AAUPB dapat dipergunakan sebagai dasar adalah pendekatan dengan mengidentifikasikan
gugatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 53 dan membahas pandangan-pandangan dan doktrin-
Undang-Undang No. 5 Tahun 1986. doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum.10
Ketiga, Bagi hakim Tata Usaha Negara (TUN), Bahan atau sumber hukum yang digunakan
dapat dipergunakan sebagai alat menguji dan dalam penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut:
membatalkan keputusan yang dikeluarkan badan Pertama, Bahan hukum primer, yang merupakan
atau pejabat TUN. bahan hukum yang sifatnya mengikat, berupa
Keempat, Selain itu, AAUPB tersebut juga peraturan perundang-undangan, dalam hal ini yakni
berguna bagi badan legislatif dalam merancang suatu UUD 1945, Undang-Undang No. 28 Tahun 1999
undang-undang. tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
AAUPB atau layak dipandang sebagai bagian Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Kedua,
dari hukum positif, baik sebagai hukum positif Bahan hukum sekunder, yang erat kaitannya dengan
tidak tertulis maupun hukum positif yang tertulis. bahan hukum primer karena menjelaskan bahan
Perumusan AAUPB beserta perincian asas-asasnya hukum primer, antara lain literatur tentang asas
secara lengkap memang tidak dikumpulkan dan asas umum pemerintahan yang baik dan tentang
dituangkan secara konkret dan formal dalam bentuk asas negara hukum khususnya mengenai peraturan
suatu peraturan perundang-undangan khusus tentang kebijakan.
AAUPB sebab asas-asas yang bersangkutan justru
merupakan kaidah hukum tidak tertulis sebagai PEMBAHASAN
pencerminan norma-norma etis berpemerintahan Peran dan Pengertian AAUPB sebagai Sarana
yang wajib diperhatikan dan dipatuhi di samping Penyelenggaraan Pemerintahan
mendasarkan pada kaidah-kaidah hukum tertulis.8 Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, maka penyelenggara
PERUMUSAN MASALAH harus mampu menjalankan fungsi dan tugasnya
Bertolak dari uraian latar belakang masalah, maka secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung
dapat dirumuskan permasalahan, yaitu bagaimana jawab. Oleh karenanya perlu didasarkan pada asas
penggunaan asas asas umum pemerintahan yang baik asas penyelenggaraan negara. Setiap tindakan
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bebas penyelenggara pemerintah harus selalu dilaksanakan
dan bersih dari KKN dalam rangka mewujudkan berdasarkan hukum yang berlaku, baik hukum yang
kesejahteraan warga negara. tertulis maupun hukum yang tidak tertulis dengan
tidak membedakan golongan, suku, agama dan
METODE PENELITIAN bahkan status sosial. Terkait dengan penyelenggaraan
Penelitian ini menggunakan penelitian normatif, pemerintahan ada beberapa prinsip dasar yang
merupakan upaya mencari penyelesaian masalah menjadi pegangan oleh aparat pemerintahan dalam
dengan meneliti dan mengkaji norma hukum positif menggerakan administrasi pemerintahan. Untuk
dengan menggunakan konsep Law in book, yaitu mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang
dengan melakukan studi kepustakaan. baik tidak boleh bertentangan dengan AAUPB.
Pendekatan masalah dalam penelitian ini AAUPB merupakan hukum yang tidak tertulis.
menggunakan Statute Approach dan Conceptual Istilah AAUPB berasal dari kata bahasa Belanda
Approach. Statute Approach adalah pendekatan algemene begineselen van behoorlijk bestuur.11
dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan secara
yang bersangkut paut dengan isu hukum yang beragam, misalnya dasar-dasar pemerintahan yang
9
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cetakan VI,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, h. 93.
10
Ibid., h. 95.
8 11
Paulus Efendi Lotulung, Himpunan Asas-Asas Umum Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Pres,
Pemerintahan yang Baik (AAUPB), Citra Aditya Bakti, Bandung, Yogyakarta, 2002, h. 182, terjemahan Aan Efendi, Buku Ajar
1994, h. 14. Acara Peradilan Tata Usaha Negara, UNEJ, Jember, 2011, h. 53.

118
PERSPEKTIF
Volume 22 No. 2 Tahun 2017 Edisi Mei

baik, asas-asas pemerintahan yang baik, asas-asas dalam melakukakan tugasnya akan sesuai dengan
pemerintahan yang layak, asas-asas pemerintahan rambu-rambu yang telah dicantumkan dalam asas-
yang patut dan sebagainya.12 Asas mengandung asas umum pemerintahan yang layak.
beberapa arti, asas dapat mengandung arti sebagai Sebagai rambu-rambu penyelenggaraan, AAUPB
dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir pada awalnya bukan merupakan sekumpulan norma-
atau berpendapat), dasar cita-cita (perkumpulan norma hukum, tetapi sekumpulan prinsip yang
atau organisasi), hukum dasar. Jika bertitik tolak bertendensi atau bermuatan etis. Dengan perkataan
dari arti harafiah asas yang dikemukakan di atas, lain, AAUPB pada awalnya merupakan etika
AAUPB dapat dipahami sebagai dasar umum dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selanjutnya Ridwan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Namun, HR mengemukakan AAUPB bahwa asas-asas umum
pengertian seperti yang dikemukakan di atas tidak yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam
akan menambah pemahaman atau pengetahuan penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang
mengenai asas-asas umum pemerintahan yang baik. dengan cara demikian penyelenggaraan pemerintahan
Oleh sebab itu, pengertian yang diperoleh dengan itu menjadi baik, sopan, adil, terhormat, bebas
hanya bertitik tolak dari penafsiran gramatikal dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan
seperti dikemukakan di atas tidak cukup memadai. penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-
Untuk dapat lebih baik memahami pengertian dan wenang.14 Wiarda, seperti dikutip Ateng Syarifuddin,
fungsi AAUPB dalam praktik penyelenggaraan mengemukakan AAUPL berlaku sebagai tendensi-
pemerintahan dan hukum administrasi negara, tendensi etik yang menjadi dasar hukum bagi tata
maka perlu dilakukan pendekatan yang lain. Adapun usaha negara baik yang tertulis ataupun yang tidak
pendekatan tersebut dengan menggunakan, metode tertulis, termasuk praktik pemerintahan.15 Sebagai
penafsiran gramatikal seperti dikemukakan di tendensi etis, kekuatan mengikat asas-asas umum
atas, perlu ada pendekatan lain untuk menambah pemerintahan lemah jika dibandingkan dengan
wawasan dan pemahaman mengenai asas-asas umum kekuatan mengikat norma-norma hukum. Etika tidak
pemerintahan yang baik tersebut. Salah satu alternatif memiliki kemampuan memaksa yang kuat seperti
yang dapat dikemukakan adalah metode pendekatan norma-norma hukum karena etika tidak ditegakkan
historis. oleh kekuasaan negara, tetapi oleh kesadaran
Hotma P. Sibuea mengemukakan AAUPB masing-masing individu. Namun, meskipun
lahir dari praktik penyelenggaraan negara dan AAUPB hanya merupakan tendensi-tendensi etik
pemerintahan sehingga bukan produk formal suatu dan bukan merupakan norma-norma hukum seperti
negara seperti undang-undang. AAUPB lahir sesuai dikemukakan Wiarda, asas-asas umum pemerintahan
dengan perkembangan zaman untuk meningkatkan tetap memiliki arti dan fungsi yang penting dalam
perlindungan terhadap hak-hak individu. Fungsi praktik penyelenggaraan pemerintahan. Dengan
AAUPB dalam penyelenggaraan pemerintahan perkataan lain, meskipun AAUPB bersifat normatif
adalah sebagai pedoman atau penuntun bagi hanya secara etika, asas-asas tersebut tetap dapat
pemerintah atau pejabat administrasi negara berfungsi sebagai pedoman yang penting bagi
dalam rangka pemerintahan yang baik atau good pemerintah dan para penjabat administrasi negara
governance.13 dalam menetapkan suatu kebijakan.
Seperti yang telah diutarakan oleh Muin Pada kenyataannya, AAUPB ini meskipun
Fahmal pada uraian sebelumnya bahwa asas-asas merupakan asas, namun tidak semuanya merupakan
umum pemerintahan yang layak (AAUPL) sebagai pemikiran yang umum dan abstrak, dan dalam
rambu bagi pemerintah atau penyelenggara negara beberapa hal muncul sebagai aturan hukum yang
di dalam melaksanakan tugasnya, dengan tujuan konkrit atau tertuang secara tersurat dalam pasal
semua tindakan pemerintah/penyelenggara negara
14
Ridwan HR, Op.Cit., h. 183-184.
12
Aan Efendi, Ibid. 15
Ateng Syarifuddin, Asas-asas Pemerintahan yang Layak
13
Hotma P. Sibuea, Asas Negara Hukum Peraturan bagi Pengabdian Kepala Daerah, dalam Paulus Efendi Lotulung,
Kebijakan dan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik, Himpunan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB),
Erlangga, Jakarta, 2002, h. 151. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994, h. 37.

119
Agustin Widjiastuti, Peran AAUPB dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari KKN

undang-undang serta mempunyai sanksi hukum. daad, detournement de pouvoir, abus de droit, dan
Dengan demikian, asas-asas umum pemerintahan ultravires.
yang baik tersebut dapat dipakai sebagai penuntun Kedua, Bagi warga masyarakat, sebagai pencari
bagi para penyelenggara pemerintahan atau pejabat keadilan, AAUPL dapat dipergunakan sebagai dasar
administrasi negara dalam penyelenggaraan tugas- gugatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 53
tugas pemerintahan supaya pemerintah dan pejabat Undang-Undang No. 5 Tahun 1986.
administrasi negara tidak melakukan tindakan yang Ketiga, Bagi hakim TUN, dapat dipergunakan
dapat menimbulkan kerugian terhadap warga negara. sebagai alat menguji dan membatalkan keputusan
AAUPB akan berfungsi sebagai penuntun jika yang dikeluarkan badan atau pejabat TUN.
pejabat administrasi negara menerapkan kebijakan Keempat, AAUPL tersebut juga berguna bagi
yang tidak bertentangan dengan AAUPB tersebut. badan legislatif dalam merancang suatu undang-
Terkait dengan pernyataan tersebut di atas, undang.17
menurut Jazim Hamidi, AAUPB memiliki 4 Didasarkan dari beberapa pendapat para pakar
pengertian. Didasarkan dari pengertian AAUPB dan perkembangan dari AAUPB, maka akan muncul
menurut beliau bahwa AAUPB di samping merupakan perbedaan-perbedaan, hal ini disebabkan karena
nilai etik yang dapat berfungsi sebagai pegangan bagi lahirnya AAUPB itu sendiri dari proses sejarah
pejabat pemerintah atau penyelenggara negara dalam hingga perkembangannya sudah berbeda termasuk
melaksanakan tugas dan fungsinya juga merupakan perbedaan dengan asas yang lahir yang ada di negara
asas-asas yang tidak tertulis dalam dapat digali atau asalnya. Oleh karenanya AAUPB dapat diibaratkan
dicari dalam kehidupan masyarakat selain asas lain sebagai rambu lalu lintas dan pedoman perjalanan
yang telah menjadi kaidah hukum tertulis dan telah dalam rangka memperlancar hubungan pemerintahan
tersebar pada berbagai peraturan hukum positif atau yaitu antara pemerintah dan yang diperintah atau
hukum yang berlaku di suatu negara. warga masyarakat. Asas pemerintahan ini bersifat
Dengan demikian AAUPB pada hakekatnya normatif yang bersumber dari sistem nilai dan etika
dapat dipergunakan sebagai salah satu dasar pemerintahan dan menjadi pegangan penyelenggara
untuk menguji bagi penyelesai atau hakim apakah dalam menjalankan pemerintahan.
perbuatan pemerintahan yang telah dilakukan sesuai Dengan dipenuhinya dan dilaksanakannya
dengan peraturan perundang-undangan tertulis, yang AAUPB dalam penyelenggaran pemerintahan
menyangkut wewenang, prosedur dan substansi maka diharapkan adanya masyarakat yang madani.
serta kesesuaian menyangkut pedoman-pedoman Terkait dengan harapan tersebut di atas, menurut
yang tidak tertulis yakni AAUPB tersebut.16 Dalam Mustopadidjaja yang dimaksud dengan masyarakat
perkembangannya asas-asas umum pemerintahan madani ialah suatu tatanan masyarakat yang memiliki
yang baik terbagi menjadi dua yaitu sebagai dasar nilai-nilai dasar ketuhanan, kemerdekaan, hak
penilaian bagi hakim dan sebagai norma pengarah asasi manusia dan martabat manusia, kebangsaan,
bagi organ pemerintahan, sehingga AAUPB memiliki demokrasi, kemajemukan, kebersamaan, persatuan
arti penting dan fungsi sebagai berikut: dan kesatuan, kesejahteraan bersama, keadilan,
Pertama, Bagi administrasi negara, bermanfaat supremasi hukum, keterbukaan, partisipasi,
sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran dan kemitraan, rasionalitas etis, perbedaan pendapat
penerapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang- dan pertanggungjawaban (akuntabilitas), yang
undangan yang bersifat sumir, samar, atau tidak jelas. seharusnya harus melekat pada setiap individu
Selain itu sekaligus membatasi dan menghindari dan instansi yang memiliki komitmen untuk
kemungkinan administrasi negara mempergunakan mewujudkannya. Nilai-nilai masyarakat madani
fries ermessen atau melakukan kebijaksanaan tersebut harus mampu diwujudkan sebagai upaya
yang jauh menyimpang dari ketentuan perundang-
17
S.F. Marbun, “Menggali dan Menemukan Asas-asas
undangan. Dengan demikian administrasi negara
Umum Pemerintahan yang Baik di Indonesia”, tulisan pada
diharapkan terhindar dari perbuatan onrechtmatige Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII
Pres, Yogyakarta, 2001, h. 210-211. Di dalam Disertasinya,
16
Lutfi Effendi, Pokok-Pokok Hukum Administrasi, Bayu SF. Marbun, menguraikan secara panjang lebar mengenai catur
Media, Malang, 2004, h. 82. fungsi dari AAUPL ini, lihat h. 122-149.

120
PERSPEKTIF
Volume 22 No. 2 Tahun 2017 Edisi Mei

reformasi nasional penyelenggaraan negara guna pemerintah dituntut untuk terlibat secara aktif dalam
menyeimbangkan posisi dan peran pemerintah dunia dinamika kehidupan masyarakat.
usaha dan masyarakat dalam kehidupan berbangsa Pada asasnya, setiap bentuk campur tangan
dan bernegara.18 pemerintah dalam pergaulan sosial harus berpedoman
Didasarkan dari uraian tersebut di atas, dengan pada peraturan perundang-undangan sesuai dengan
melaksanakan AAUPB pemerintah dapat mengurangi tuntutan asas legalitas sebagai konsekuensi dari
peranannya dan memberikan kesempatan kepada asas negara hukum. Namun, kelemahan asas
warga masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam legalitas yang sangat mengutamakan kepastian
pembangunan, sehingga perlu adanya pemberdayaan hukum mengakibatkan asas ini cenderung membuat
masyarakat. Tatiek Sri Djatmiati menyatakan pemerintah menjadi lamban dalam bertindak. Oleh
bahwa AAUPB merupakan salah satu parameter karena itu, pemerintah diberi kewenangan untuk
legalitas. Jadi frasa peraturan peraturan perundang- bertindak atas inisiatif sendiri untuk menyelesaikan
undangan yang berlaku dalam Pasal 19 UU PTUN persoalan-persoalan yang pada dasarnya belum
sudah tepat dan tidak berguna dengan menambah ada aturannya. Dengan demikian, Markus Lukman
AAUPB.19 Selanjutnya menurut Hari Sugiharto mengemukakan bahwa freis ermessen merupakan
menyatakan bahwa Badan/Pejabat Pemerintah salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak
dalam menggunakan wewenang harus berdasarkan bagi pejabat atau badan-badan administrasi negara
peraturan perundang-undangan dan AAUPB.20 untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat
sepenuhnya kepada pada undang-undang.21
Macam-macam AAUPB dalam Pelaksanaannya Kebebasan bertindak pejabat administrasi
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, negara tanpa harus terikat secara sepenuhnya kepada
konsekuensi terhadap peranan dan aktivitas undang-undang seperti disebut di atas secara teoritis
pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan, ataupun dalam kenyataan praktik pemerintahan
maka peranan pemerintah pada negara kesejahteraan ternyata membuka peluang bagi penyalahgunaan
sangat sentral karena diberi tugas untuk kewenangan. Penyalahgunaan kewenangan akan
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat. Untuk membuka kemungkinan benturan kepentingan
keperluan-keperluan penyelenggaraan kesejahteraan antara pejabat administrasi negara dengan rakyat
itu, kepada pemerintah diberikan kewenangan yang merasa dirugikan akibat penyalahgunaan
untuk turut campur dalam segala aspek kehidupan kewenangan tersebut. Oleh karena itu, HR. Ridwan
bermasyarakat tanpa harus mengurangi perananan menyatakan untuk menilai apakah tindakan
dari masyarakat. Dengan kewajiban yang dibebankan pemerintah sejalan dengan asas negara hukum atau
di pundak pemerintah seperti dikemukakan di atas, tidak, dapat menggunakan AAUPB.22
AAUPB sejak dahulu sudah dikenal di beberapa
18
negara. Namun, perhatian terhadap AAUPB tersebut
Asmawi Rewansyah, Reformasi Birokrasi dalam Rangka
Good Governance, Yusaintanas Prima, Jakarta, 2010, h. 99, baru mulai meningkat pada pertengahan abad ke-20.
dikutip dari AR Mustopadidjaja, Dimensi-Dimensi Pokok Sistem Di negeri Belanda, AAUPB disebut dengan istilah
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cetakan Algemene Beginselen van Berhoorlyk Bestuur;
Kelima, Duta Pertiwi Foundation, Jakarta, 2005.
19 sedangkan di Perancis dikenal dengan nama les
Tatiek Sri Djatmiati, “Peradilan Tata Usaha Negara
dalam Konteks Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 principles du droit constumeir publique. AAUPB
tentang Administrasi Pemerintahan”, dalam Makalah yang merupakan konsep yang terbuka dan lahir dari suatu
disampaikan pada Seminar Nasional Kewenangan PTUN Pasca proses sejarah, sehingga terdapat beragam rumusan
Diundangkannya UU AP No. 30 Tahun 2014, diselenggarakan
FH Unair, 29 Agustus 2016, Surabaya, h. 4. mengenai asas-asas tersebut. Di antara para sarjana
20
Hari Sugiharto, “Pemeriksaan Hakim PTUN Terhadap yang mengetengahkan tentang AAUPB adalah Crince
Perluasan (Expantion) Kewenangan PTUN Sebagai Implementasi
UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan”,
21
dalam Makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional Markus Lukman, “Freis Ermessen dalam Proses
dengan tema Aspek Kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara Perencanaan dan Pelaksanaan Rencana Kota di Kotamadya
Pasca Diundangkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Pontianak”, Tesis tidak diterbitkan, Universitas Padjadjaran,
tentang Administrasi Pemerintahan, diselenggarakan FH Unair, Bandung, 1989, h. 205.
22
29 Agustus 2016, Surabaya, h. 1. Ridwan HR, Op.Cit., h. 242.

121
Agustin Widjiastuti, Peran AAUPB dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari KKN

Le Roy mengemukakan sebelas umum pemerintahan Administratiefrecht mengetengahkan AAUPB


yang baik dalam lapangan hukum administrasi sebagai berikut: Pertama, Asas-asas formal mengenai
dan praktik penyelenggaraan pemerintahan di pembentukan keputusan: a. Asas kecepatan formal;
Belanda. Asas-asas umum pemerintahan yang baik b. Asas fair play. Kedua, Asas-asas formal mengenai
dikemukakan oleh Crince Le Roy tersebut meliputi: formulasi keputusan: a. Asas pertimbangan; b. Asas
Asas kepastian hukum (principle of legal security); kepastian hukum formal. Ketiga, Asas-asas materiel
Asas keseimbangan (principle of proportionality); mengenai isi keputusan: a. Asas kepastian hukum
Asas kesamaan dalam mengambil keputusan material; b. Asas kepercayaan atau asas harapan-
(principle of equalty); Asas bertindak cermat harapan yang telah ditimbulkan; c. Asas persamaan;
(principle of carefulness); Asas motivasi dalam setiap d. Asas kecermatan material; e. Asas keseimbangan.25
keputusan (principle of motivation); Asas larangan Menurut SF Marbun asas-asas umum
mencampuradukkan kewenangan (principle of pemerintahan Indonesia yang adil dan patut dirinci
non-misuse of competence); Asas permainan yang sebagai berikut: Asas persamaan; Asas keseimbangan,
layak (principle of fairplay); Asas keadilan atau keserasian dan keselarasan; Asas menghormati
kewajaran (principle of reasonable of prohibition of dan memberikan haknya setiap orang; Asas ganti
arbitrariness); Asas menanggapi penghargaan yang rugi karena kesalahan; Asas kecermatan; Asas
wajar (principle of meeting raised expectation); Asas kepastian hukum; Asas kejujuran dan keterbukaan;
meniadakan akibat keputusan yang batal (principle of Asas larangan menyalahgunakan wewenang; Asas
undoing the consequence of unnudell edcision); Asas larangan sewenang-wenang; Asas kepercayaan
perlindungan atas pandangan (cara) hidup pribadi atau penghargaan; Asas motivasi; Asas kepantasan
(principle of protecting the personal way of life).23 atau kewajaran; Asas pertanggungjawaban; Asas
Menurut Kuncoro Purbopranoto, AAUPB kepekaan; Asas penyelenggaraan kepentingan
dikategorikan dapat dalam 13 (tiga belas) asas yaitu: umum; Asas kebijaksanaan; Asas itikad baik.26
Asas kepastian hukum (principle of legal security); Didasarkan pada definisi 4 (empat) sarjana
Asas keseimbangan (principle of proporcionalitas); tersebut di atas, muncul perbedaan-perbedaan
Asas kesamaan dalam mengambil keputusan tentang rumusan AAUPB antara sarjana Indonesia
(principle of equality); Asas bertindak cermat dan sarjana di luar Indonesia. Khususnya tentang
(principle of carefulness); Asas motivasi untuk setiap asas penyelenggaraan kepentingan umum
keputusan (principle of motivation); Asas jangan dan asas kebijaksanaan, kedua asas ini hanya
mencampuradukkan kewenangan (principle of non dikenal di Indonesia. Asas ini menghendaki agar
misuse of competence); Asas permainan yang layak pemerintah dalam melaksanakan tugasnya selalu
(principle of fair play); Asas keadilan atau kewajaran harus mengutamakan kepentingan umum dan
(principle of reasonableness or prohition of kemanfaatan umum yaitu harus memberikan dampak
arbitrariness); Asas menanggapi penghargaan yang pada peningkatan kesejahteraan dan kepentingan
wajar (principle of meeting raised expectation); Asas yang mencakup kehidupan orang banyak/warga
meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal masyarakat.
(principle of undoing the consequences of an annulled Penyelenggaraan kepentingan umum
decision); Asas perlindungan atas pandangan hidup dapat berwujud hal-hal di antaranya: pertama,
(cara hidup) pribadi (principle of protecting the Memelihara kepentingan umum yang khusus
personal way of live); Asas kebijaksanaan (sapientia); mengenai kepentingan negara, di mana contohnya
Asas penyelenggaraan kepentingan umum (principle tugas pertahanan dan keamanan; kedua, Memelihara
of public service).24 kepentingan umum dalam arti kepentingan bersama
Indroharto dengan mengutip pendapat dari dari warga negara yang tidak dapat dipelihara oleh
W. Konijnenbelt dalam bukunya Hoofdlijen van 25
Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II Beracara di Pengadilan
23
Hotma P. Sibuea, Op.Cit., h. 158. Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2005, h.
24
Kuntjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata 178-183.
26
Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara, Jilid II, SF. Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya
Alumni, Bandung, 1981, h. 29-30. Administratif di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1997, h. 235.

122
PERSPEKTIF
Volume 22 No. 2 Tahun 2017 Edisi Mei

warga negara sendiri yang contohnya adalah persediaan Pasal 53 ayat (2) diakui secara tegas bahwa salah satu
sandang, pangan, perumahan, kesejahteraan, dan alasan untuk menggugat suatu KTUN adalah karena
lain-lain; ketiga, Memelihara kepentingan bersama bertentangan dengan AAUPB.
yang tidak seluruhnya dapat dilakukan oleh para Terkait dengan uraian tersebut di atas, maka
warga negara sendiri, dalam bentuk bantuan negara. menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang
Contohnya pendidikan dan pengajaran, kesehatan, Administrasi Pemerintahan (selanjutnya disingkat
dan lain-lain; keempat, Memelihara kepentingan dari UUAP) dalam Pasal 8 ayat (2) menyebutkan
warga negara perseorangan yang tidak seluruhnya bahwa Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam
dapat diselenggarakan oleh warga negara sendiri, menggunakan wewenang wajib berdasarkan: (a)
dalam bentuk bantuan negara karena adakalanya peraturan perundang-undangan dan (b) AUPB.
negara memelihara seluruh kepentingan perorangan Demikian pula dalam Pasal 10 yang mengatur
tersebut yang contohnya adalah pemeliharaan fakir tentang AAUPB menyebutkan:
miskin, anak yatim, anak cacat, dan lain-lain; kelima, Pertama, AAUPB yang dimaksud dalam
Memelihara ketertiban, keamanan, dan kemakmuran undang-undang ini meliputi: kepastian hukum;
setempat, yang contohnya adalah peraturan lalu kemanfaatan; ketidakberpihakan; kecermatan;
lintas, pembangunan, perumahan, dan lain-lain.27 tidak menyalahgunakan kewenangan; keterbukaan;
Selanjutnya mengenai asas kebijaksanaan dalam kepentingan umum; dan pelayanan yang baik.
hal ini menghendaki pemerintah dalam melaksanakan Kedua, Asas-asas umum lainnya di luar AUPB
tugas dan fungsinya harus diberi kebebasan dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diterapkan
keleluasaan dalam menerapkan kebijaksanaan. sepanjang dijadikan dasar penilaian hakim yang
Di Indonesia asas kebijaksanaan berimplikasi tiga tertuang dalam putusan pengadilan yang berkekuatan
unsur yaitu: Pengetahuan yang tandas dan analisis hukum tetap.
situasi yang dihadapi; Rancangan penyelesaian atas Dengan demikian AAUPB akan terus
dasar staatsidee ataupun rechtsidee yang disetujui berkembang sesuai dengan perkembangan serta
bersama yaitu Pancasila; Mewujudkan rancangan dinamika yang ada pada masyarakat dalam suatu
penyelesaian untuk mengatasi situasi dengan negara hukum.
tindakan perbuatan dan penjelasan yang tepat, yang
dituntut oleh situasi yang dihadapi.28 Penyelenggaraan Pemerintah yang Bersih
Selanjutnya AAUPB terkait dengan putusan dan Bebas KKN Sebagai Bentuk Pelaksanaan
PTUN, maka fungsi dari AAUPB adalah untuk Kesejahteraan Warga Negara Berdasarkan
menguji keabsahan KTUN bebas. KTUN bebas Undang-Undang No. 28 Tahun 1999
adalah KTUN yang didasarkan pada suatu kebebasan Dalam rangka mewujudkan aparatur atau
bertindak yang lazimnya dikenal dengan asas freies penyelenggara negara yang professional serta
ermessen atau discretionary power.29 Hal ini sesuai kepemerintahan yang baik, maka tolok ukur
dengan Lokakarya tanggal 14 Juli 1990 yang telah pemerintahan yang baik adalah membentuk
menyepakati bahwa AAUPB dapat menilai KTUN pelayanan publik yang efisien, efektif dan produktif,
yang digugat.30 Dengan demikian keabsahan suatu peradilan yang handal, serta pemerintah yang
KTUN terikat diuji dengan peraturan tertulis bertanggungjawab kepada publiknya dan bebas dari
(Peraturan Perundang-undangan), dan untuk praktek KKN serta perbuatan tercela. Oleh karenanya
keabsahan KTUN bebas diuji dengan AAUPB. membangun kepercayaan publik dan menghilangkan
Dengan perubahan UU PERATUN, melalui ketentuan citra negatif pada pemerintahan selaku penyelenggara
negara, maka diperlukan perubahan-perubahan
27
Kuntjoro Purbopranoto, Op.Cit., h. 39-40, terjemahan
dalam upaya-upaya untuk menata kembali,
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2006, h. 277-278. menyempurnakan dan atau memperbaiki sistem
28
Kuntjoro Purbopranoto, Ibid., h. 35. penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
29
Lutfi Effendi, Op.Cit., h. 83. Selanjutnya untuk mewujudkan penyelenggaraan
30
Philiphus M. Hadjon, et.al., Pengantar Hukum negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi
Administrasi Indonesia, Gajahmada University Press,
dan nepotisme serta dalam rangka menyelamatkan
Yogyakarta, 1994, h. 145.

123
Agustin Widjiastuti, Peran AAUPB dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari KKN

dan menormalisasi kehidupan nasional yang (profesional responsibility) yaitu tanggung jawab
sesuai tuntutan reformasi, maka diperlukan adanya sesuai dengan pertimbangan profesinya; Tanggung
kesamaan visi, misi, dan persepsi dari seluruh jawab keluarga yaitu tanggung jawab sebagai kepala
penyelenggara negara dan masyarakat. Peran serta rumah tangga; Tanggung jawab pribadi (personal
masyarakat dalam hal ini adalah sesuai dengan responsibility) yaitu tanggung jawab berdasarkan
hak dan kewajiban yang dimilikinya, maka kesadaran pribadinya.31
diharapkan masyarakat dapat lebih bergairah dalam Selanjutnya untuk mewujudkan penyelenggaraan
melakukan kontrol sosial yang efektif dan maksimal negara yang bersih dan bebas KKN diperlukan
terhadap penyelenggaraan negara dengan tetap landasan hukum untuk mencegahnya, maka harus
mengingat dan menaati rambu rambu hukum yang diletakkan asas-asas penyelenggaraan negara.
berlaku. Sehingga penyelenggara negara dalam Asas umum penyelenggaraan negara seperti yang
melaksanakan kewajibannya benar-benar untuk termuat pada Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999 yang
mewujudkan kesejahteraan masyarakat umum. meliputi: Asas Kepastian Hukum; Asas Tertib
Oleh karena itu sebagai tolok ukur untuk menilai Penyelenggaraan Negara; Asas Kepentingan Umum;
apakah penyelenggara negara telah sesuai dalam Asas Keterbukaan; Asas Proporsionalitas; Asas
menjalankan tindakannya dalam negara hukum, maka Profesionalitas; Asas Akuntabilitas.
dapat menggunakan AAUPB. Dengan bersandar Didasarkan pada UU No. 28 Tahun 1999 terdapat
pada AAUPB dapatlah dipahami sebagai asas-asas 4 (empat) aspek kebijakan dasar politik nasional yang
umum yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara ditetapkan dalam sistem manajemen kenegaraan RI,
dalam penyelenggaraan pemerintah yang baik, yang dalam rangka menciptakan penyelenggara negara
dengan cara demikian maka penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN adalah: Pertama,
tersebut menjadi baik, sopan, adil, terhormat, bebas Meletakkan asas-asas umum penyelenggaraan
dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan negara yang baik atau good governance meliputi:
penyalahgunaan wewenang atau detournement asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara
de pouvoir dan tindakan sewenang-wenang atau negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan,
willekeur. asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan
Didasarkan pada Pasal 1 UU No. 28 Tahun asas akuntabilitas. Kedua, Hak dan kewajiban
1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih penyelenggara negara, salah satu yang mendasar dan
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, baru adalah menyangkut kewajiban penyelenggara
yang dimaksud dengan penyelenggara negara negara melaporkan dan mengumumkan kekayaannya
adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi sebelum dan setelah menjabat. Ketiga, Pemeriksaan
eksekutif, legislatif atau yudikatif dan pejabat lain kekayaan penyelenggara negara sebelum, selama
yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan dan setelah menjabat oleh Komisi Pemberantasan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan Korupsi (KPK). Keempat, Peningkatan peran serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terkait masyarakat dalam penyelenggaraan negara.32
dengan ketentuan tersebut di atas, menurut Asmawi Sesuai dengan kebijakan dasar politik nasional
Rewansyah mengatakan bahwa penyelenggara dan UU No. 28 Tahun 1999 telah disebutkan tentang
pemerintah dalam hal ini adalah pimpinan atau peran serta masyarakat untuk mengoptimalkan
manager pemerintahan yang memiliki berbagai kegiatan masyarakat untuk ikut serta mengontrol
tanggung jawab, antara lain: Tanggung jawab kegiatan penyelenggara negara. Hal ini membuktikan
politik (political responsibility) yaitu tanggung bahwa penyelenggara negara memberikan dan
jawab melaksanakan politik pemerintah; Tanggung mewujudkan hak dan tanggung jawab masyarakat
jawab institusional (institutional responsibility) yaitu dalam penyelenggaraan negara yang bebas dan
tanggungjawab untuk melaksanakan dengan baik bersih dari KKN. Dengan demikian masyarakat
perintah atasan (tanggung jawab hirarkis); Tanggung akan memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk
jawab kepada masyarakat (public atau popular kebebasan menggunakan hak dan kewajibannya
responsibility) yaitu tanggung jawab terhadap 31
Asmawi Rewansyah, Op.Cit., h. 96-97.
kepentingan masyarakat; Tanggung jawab profesional 32
Ibid., h. 106-107.

124
PERSPEKTIF
Volume 22 No. 2 Tahun 2017 Edisi Mei

dalam mengemukakan fakta dengan menghormati informasi tentang korupsi (Whistie Blower Protection
aturan-aturan sesuai hukum dan peraturan-peraturan Act); e. Wajib melaporkan transaksi keuangan
yang berlaku. dalam jumlah yang mencurigakan; f. Mengatur asas
Namun demikian hukum bukanlah hanya terdiri dan kode etik pejabat publik (Leadership Code of
dari sejumlah peraturan perundang-undangan saja, Conduct).
tetapi hukum merupakan suatu sistem yang terdiri Ketiga, Kriminalisasi suap, baik yang dilakukan
dari unsur-unsur yang saling berkaitan dan saling oleh private sektor di dalam dan internasional, serta
mempengaruhi, sehingga apabila ada salah satu kriminalisasi praktik money laundering (menerima,
unsur yang tidak berfungsi maka akan mempengaruhi menyimpan, memindahkan, mentransfer, atau
unsur lainnya. Salah satu tindakan untuk dapat menginvestasi hasil korupsi).
melaksanakan penyelenggaraan pemerintah yang Ketiga, Independen lembaga peradilan. Para
bersih dan bebas dari KKN, maka perlu adanya hakim jangan lagi tunduk di bawah Menteri
reformasi hukum dan reformasi struktur. Oleh Kehakiman, tapi harus di bawah MA, dan MA
karenanya masyarakat memiliki peran penting harus otonom terhadap pemerintah. Independensi
dalam rangka melakukuan kontrol atau pengawasan aparat penegak hukum, seperti jaksa, polisi, dan
terhadap penyelenggara negara dan penyelenggara para advokat, sangat diperlukan untuk memberantas
negara diwajibkan untuk memberikan jawaban sesuai korupsi.
tugas dan fungsinya dalam memberikan jawaban Keempat, Melengkapi kelembagaan pengawasan
yang disampaikan oleh masyarakat. korupsi, semacam lembaga Ombudsman (Permanent
Reformasi hukum menurut Muktiono Commision of Equity) di setiap Kementerian atau
mengatakan perlunya reformasi hukum dan reformasi Departemen dan Pemda yang dapat berfungsi
struktur untuk mengantisipasi korupsi agar tercapai melakukan penyelidikan dan pemeriksaan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan terhadap penyimpangan penggunaan kekuasaan
bebas KKN meliputi: atau maladministrasion yang dilakukan oleh
Pertama, Reformasi hukum ketatanegaraan pemegang kekuasaan publik dan merekomendasikan
(konstitusi) untuk memperkecil monopoli dan perbaikannya.
diskresi kekuasaan pemerintahan dari tangan Kelima, Untuk perkara-perkara korupsi
presiden, sehingga dimungkinkan adanya power tertentu di mana penyidik atau penuntut tidak dapat
sharing dan check and balance dalam sistem politik melakukan tugas mereka atau tanpa ada kepercayaan
kita. Sekarang ini Presiden memilki kekuasaan masyarakat, harus dimungkinkan dibentuknya
yang sangat absolut dalam memilih Menteri, jaksa independen (special prosecutor) dan Badan
Pangab, Kapolri, Jaksa Agung, Gubernur BI, dan Anti Korupsi (Independence Commision Against
lain-lainnya. Bahayanya kalau Presidennya seorang Corruption) yang memiliki kewenangan penyelidikan
kleptokrat, maka besar kemungkinan terbentuknya dan menjadi bagian dari sistem peradilan, sehingga
rezim kleptokrasi yang memiliki mesin otoritas yang jaksa hanya sebagai prosecutor saja.
begitu besar. Keenam, Mengakomodasi keterlibatan civil
Kedua, Menjamin adanya transparansi dan society dalam pengawasan korupsi secara kontinyu
akuntabilitas dari pejabat negara atau pemegang dilakukan oleh semacam lembaga public enquiries
kekuasaan publik melalui: a. Kewajiban pejabat dan menjadi bagian dari sistem judicial.
negara untuk melaporkan dan diperiksa kekayaannya, Ketujuh, Adanya prosedur pemeriksaan tidak
pada saat mulai dan berakhir jabatannya (Law pidana korupsi (prosedur pemeriksaan khusus),
Against Illicit Enrichment); b. Kewajiban pejabat yang memudahkan penuntut menyeret koruptor ke
membuktikan harta kekayaannya bukan hasil pengadilan. Dan adanya ketentuan-ketentuan khusus
korupsi (asas pembuktian terbalik); c. Kewajiban untuk memastikan bahwa hasil-hasil korupsi dapat
pejabat negara menyediakan informasi tentang diperoleh kembali oleh negara, khususnya hasil-
penyelenggaraan negara kepada publik (Public hasil korupsi yang ada di tangan pihak ketiga atau
Information Act); d. Perlindungan hukum terhadap ditempatkan di luar negeri.
pejabat atau masyarakat yang menyampaikan

125
Agustin Widjiastuti, Peran AAUPB dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari KKN

Kedelapan, Keterlibatan masyarakat sipil dalam dengan ketentuan UU No. 28 Tahun 1999.34 Hal
penyelenggaraan pemerintahan terutama untuk ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (6) yang
memberantas korupsi benar-benar di uji sekarang menyebutkan bahwa AAUPB adalah asas yang
ini. LSM, mahasiswa, pers, dan gerakan buruh menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan
harus memiliki visi yang sama dalam melakukan norma hukum, untuk mewujudkan penyelenggaraan
pengawasan terhadap penyelenggaraan negara.33 negara yang bersih dan bebas dari KKN.
Mengenai keterlibatan masyarakat sipil dalam Pada dasarnya Pemerintah dalam menjalan
penyelenggaran pemerintah terkait dengan peran berbagai kegiatan harus berdasarkan pada peraturan
serta masyarakat yang dalam hal ini telah sesuai perundang-undangan yang berlaku atau asas legalitas.
dengan Pasal 8 UU No. 28 Tahun 1999 yang Keadaan ini karena pemerintah sebagai unsur utama
menyebutkan bahwa peran serta masyarakat dalam penyelenggara pemerintahan yang merupakan
penyelenggaraan negara merupakan hak dan pengayom dan pelayan masyarakat sudah seharusnya
tanggung jawab masyarakat untuk ikut mewujudkan menjunjung tinggi AAUPB serta menjalankan
penyelenggaraan negara yang bersih; Hubungan tugas dan fungsinya secara optimal. Terkait
antara penyelenggaraan negara dan masyarakat dengan implementasi AAUPB yang dilaksanakan
dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas- oleh penyelenggara negara yang bertujuan untuk
asas umum penyelenggaraan negara sebagaimana mewujudkan kesejahteraan masyarakat, maka
dimaksud dalam Pasal 3. pemerintah dapat bertindak atas dasar kebijaksanaan
untuk menyelenggarakan kepentingan umum.
Implementasi AAUPB dalam Praktek sebagai Menurut Kuntjoro di dalam buku ciptaan
Bentuk Pelaksanaan Memajukan Kesejahteraan Ridwan HR. menyatakan bahwa penyelenggaraan
Masyarakat kepentingan umum dapat diwujudkan dengan
Berbicara tentang penerapan atau pelaksanaan cara: pertama, memelihara kepentingan umum
AAUPB dalam tindakan nyata merupakan harapan yang khusus mengenai kepentingan negara, di
dan dambaan masyarakat yang berarti adanya mana contohnya tugas pertahanan dan keamanan;
pelayanan pada masyarakat terjamin, adil, cepat dan kedua, memelihara kepentingan umum dalam arti
tepat, akurat serta terjangkau oleh masyarakat. Oleh kepentingan bersama dari warga negara yang tidak
karenanya setiap tindakan administrasi negara harus dapat dipelihara oleh warga negara sendiri yang
selalu dilaksanakan berdasarkan hukum yang berlaku, contohnya adalah persediaan sandang pangan,
baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak perumahan, kesejahteraan, dll.; ketiga, memelihara
tertulis dengan tidak membedakan golongan, suku, kepentingan bersama yang tidak seluruhnya dapat
agama dan bahkan status sosial. AAUPB merupakan dilakukan oleh para warga negara sendiri dalam
hukum yang tidak tertulis. Kondisi ini disebabkan bentuk bantuan negara. Contohnya pendidikan dan
karena konsep pemerintahan yang baik merupakan pengajaran, kesehatan, dll.; keempat, memelihara
kebutuhan mutlak bagi rakyat, demi tercipatanya kepentingan dari warga negara perseorangan yang
suatu sistem politik pemerintahan yang berpihak tidak seluruhnya dapat diselenggarakan oleh warga
kepada kepentingan rakyat sesuai dengan prinsip- negara sendiri, dalam bentuk bantuan negara karena
prinsip demokrasi. adakalanya negara memelihara seluruh kepentingan
Dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang perseorangan tersebut yang contohnya adalah
baik pada pelaksanaannya, maka pemerintah sebagai pemeliharaan fakir miskin, anak yatim, anak cacat,
unsur utama dari penyelenggara pemerintahan yang dll.; kelima, memelihara ketertiban, keamanan dan
merupakan pengayom dan pelayan masyarakat sudah kemakmuran setempat, yang contohnya adalah
seharusnya menjunjung tinggi akan AAUPB sesuai peraturan lalu lintas, pembangunan, perumahan, dll.35

34
33
Irfan Muktiono, “KKN: Identifikasi dan Strategi”, Muhamad Ilham Arisaputra, Penerapan Prinsip-Prinsip
Makalah pada Orientasi Good Governance: Sekretaris dan Good Governance dalam Penyelenggaraan Reforma Agraria di
Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan oleh Indonesia, https://www.academia.edu/10381935/, h. 9, diakes
Badan Diklat Depdagri pada tanggal 26-30 Nopember 2001 di pada tanggal 13 Pebruari 2016.
35
Jakarta. Ridwan HR, Op.Cit., h. 277-278.

126
PERSPEKTIF
Volume 22 No. 2 Tahun 2017 Edisi Mei

Dengan demikian pengertian kepentingan dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang
umum secara sederhana dapat disimpulkan Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
bahwa kepentingan umum untuk keperluan, Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, khususnya Pasal
kebutuhan atau kepentingan orang banyak atau 3 yang menyebutkan asas kepastian hukum, asas
tujuan sosial. Oleh karenanya John Salindeho tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan umum, asas keterbukaan, asas proposionalitas, asas
kepentingan umum ialah termasuk kepentingan profesionalitas dan asas akuntabilitas, sehingga
bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari terciptalah tata pemerintahan yang bersih dan
rakyat, dengan memperhatikan segi-segi sosial, berwibawa.
politik, psikologis dan hankamnas atas dasar asas- Adapun konsep tentang peran serta masyarakat
asas pembangunan nasional dengan mengindahkan melalui hak dan kewajibannya sebagai pemegang
ketahanan nasional serta wawasan nusantara.36 kedaulatan tertinggi negara akan mendapatkan
Terkait dengan pendapat tersebut di atas, telah informasi, pelayanan yang merupakan dambaan
tercantum dalam Pasal 3 angka 3 UU No. 28 Tahun dan harapan masyarakat sesuai dengan ketentuan
1999 yang dimaksud dengan asas kepentingan umum peraturan perundang-undangan yang berlaku
adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan serta melakukan kontrol secara optimal terhadap
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan penyelenggara negara dengan menaati rambu-
selektif. Oleh karenanya asas tersebut merupakan rambu hukum yang telah ditetapkan. Dengan
konsekwensi dari negara modern yang menganutnya demikian akan menimbulkan kepercayaan pada
dan menempatkan pemerintah atau penyelenggara pihak penyelenggara negara. Kepercayaan inilah
negara untuk memajukan serta mewujudkan yang menjadi simbol sehingga terjadi kerjasama
kesejahteraan masyarakat atau warga negaranya. antara pihak penyelenggara negara dengan warga
Hal ini sesuai dengan pendapat Suparto Wijojo negara. Titik temu dengan adanya kepercayaan
yang memberikan contoh tentang diakuinya AAUPB antara pihak penyelenggara negara dan warga negara/
dalam Putusan di PT TUN di Jakarta No. 017/G/1991/ masyarakat adalah demi kepentingan umum, yang
PT.TUN-JKT tanggal 19 Agustus 1992 dengan artinya adalah di dalam setiap kegiatan kehidupan
pertimbangan hakim sebagai berikut: Keputusan sehari hari, berbangsa dan bernegara adalah untuk
tergugat No. 399/386/7-5/XVIII/PHK/9-91 tanggal kepentingan rakyat/warga negara, bukan untuk
7 Agustus 1991 itu bertentangan dengan peraturan kepentingan golongan, kelompok, ataupun pribadi
perundang-undangan yang ada dan AAUPB yaitu secara individual.
asas keadilan.37 Dengan demikian untuk mewujudkan kedaulatan
rakyat atau warga negara pada seluruh sendi
PENUTUP kehidupan bermasyarakatan, berbangsa dan bernegara
Kesimpulan melalui perluasan dan peningkatan partisipasi politik
Berdasarkan pembahasan di atas, maka rakyat secara tertib, apabila penyelenggara negara
penyelenggara negara dalam hal ini pemerintah melaksanakan AAUPB sesuai dengan ketentuan
sebagai unsur utama yang merupakan penganyom Pasal 10 ayat (1) UUAP yang menyebutkan adanya
dan pelayan masyarakat mempunyai peran penting kepastian hukum, kemanfaatan, ketidakberpihakan,
dalam mewujudkan kesejahteraan warga negaranya/ kecermatan, tidak menyalahgunakan kewenangan,
masyarakat. Oleh karena itu sudah seharusnya keterbukaan, kepentingan umum, dan pelayanan
penyelenggara negara menjunjung tinggi dalam yang baik.
melaksanakan AAUPB serta menjalankan tugas dan
fungsinya sesuai dengan ketentuan yang tertuang Rekomendasi
Penerapan konsep AAUPB merupakan
36
John Salindeho, Masalah Tanah dalam Pembangunan, kebutuhan mutlak baik bagi penyelenggara
Sinar Grafika, Jakarta, 1988, h. 40. negara dan masyarakat atau warga negara, dengan
37
Suparto Wijoyo, Karakter Hukum Acara Peradilan mengutamakan prinsip-prinsip demokrasi, maka
Administrasi (Peradilan Tata Usaha Negara), Airlangga
tahapan-tahapan dan langkah-langkah konkrit
University Press, Surabaya, 2004, h. 14.

127
Agustin Widjiastuti, Peran AAUPB dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari KKN

untuk mewujudkan kesejahteraan warga negara Efendi, Aan, 2011, Buku Ajar Acara Peradilan Tata
haruslah segera dilaksanakan, karena tindakan ini Usaha Negara, Jember: UNEJ.
merupakan konsekuensi penyelenggara negara dalam Effendi, Lutfi, 2004, Pokok-Pokok Hukum
menyelenggarakan dan mewujudkan kesejahteraan Administrasi, Malang: Bayu Media.
umum sebagai kepentingan segenap bangsa. Warga Fahmal, Muin, 2008, Peran Asas-asas Umum
negara harus turut berpartisipasi dalam mengontrol Pemerintahan yang Layak dalam Mewujudkan
dan melakukan pengawasan terhadap penyelenggara Pemerintahan yang Bersih. Yogyakarta: UII
negara dalam melaksanakan AAUPB untuk Press.
mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Hamidi, Jazim, 1999, Penerapan Asas-asas Umum
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Layak
DAFTAR PUSTAKA (AAUPL) di Lingkungan Peradilan Administrasi
Peraturan Perundang-undangan: Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti,
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. terjemahan Nomensen Sinano, 2010, Hukum
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Administrasi Negara, Jakarta: Jala Permata
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Aksara.
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, Lembaran HR., Ridwan, 2008, Hukum Administrasi
Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Negara, Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Lembaran Negara Nomor 3851. Indroharto, 2005, Usaha Memahami Undang-
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
Keterbukaan Informasi Publik, Lembaran Negara Buku II Beracara di Pengadilan Tata Usaha
Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Negara Nomor 4846. Lotulung, Paulus Efendi, 1994, Himpunan Asas-
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB),
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, _______, 1994, (ed) Himpunan Makalah Asas-asas
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234. Umum Pemerintahan yang Baik, Bandung: Citra
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Aditya Bakti.
Administrasi Pemerintahan, Lembaran Negara _______, Yurisprudensi dalam Perspektif
Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Pengembangan Hukum Administrasi Negara di
Negara Nomor 5601. Indonesia, Makalah Pidato Pengukuhan Guru
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Besar Fakultas Hukum Universitas Pakuan,
Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Bogor 24 September 1994.
dalam Penyelenggaraan Negara. Lukman, Markus, 1989, “Freis Ermessen Dalam
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor Proses Perencanaan dan Pelaksanaan Rencana
127 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Kota di Kotamadya Pontianak”, Tesis tidak
Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara dan diterbitkan, Bandung: Universitas Padjadjaran.
Sekretariat Jenderal Komisi Pemeriksa Kekayaan M. Hadjon, Philiphus, et.al., 1994, Pengantar
Penyelenggara Negara. Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta:
Gadjahmada University Press.
Buku: _______, “Pemerintahan Menurut Hukum (Wet-en
Djatmiati, Tatiek Sri, “Peradilan Tata Usaha Negara Rechtmatigheid van Bestuur)”, Makalah tidak
dalam Konteks Undang-Undang Nomor 30 Dipublikasikan.
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan”, _______, “Fungsi Normatif Hukum Administrasi
dalam Makalah yang disampaikan pada dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih”,
Seminar Nasional Kewenangan PTUN Pasca Makalah disampaikan pada Orasi Guru Besar
Diundangkannya UU AP Nomor 30 Tahun 2014, Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas
diselenggarakan FH Unair, 29 Agustus 2016, Airlangga, Surabaya, 10 Oktober 1994.
Surabaya.

128
PERSPEKTIF
Volume 22 No. 2 Tahun 2017 Edisi Mei

Marbun, S.F., 2011, Peradilan Administrasi Negara Sugiharto, Hari, “Pemeriksaan Hakim PTUN
dan Upaya Administratif di Indonesia, Cet. III, terhadap Perluasan (Expantion) Kewenangan
Yogyakarta: FH UII Press. PTUN sebagai Implementasi UU No. 30 Tahun
Marzuki, Peter Mahmud, 2010, Penelitian Hukum, 2014 tentang Administrasi Pemerintahan”,
Cetakan VI, Jakarta: Kencana Prenada Media dalam Makalah yang disampaikan pada
Group. Seminar Nasional dengan tema Aspek
Muktiono, Irfan, “KKN: Identifikasi dan Strategi”, Kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara Pasca
Makalah pada Orientasi Good Governance: Diundangkannya Undang-Undang Nomor 30
Sekretaris dan Pimpinan DPRD Kabupaten/ Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,
Kota yang diselenggarakan oleh Badan Diklat diselenggarakan FH Unair Surabaya, 29 Agustus
Depdagri pada tanggal 26-30 Nopember 2001 2016.
di Jakarta. Syarifuddin, Ateng, Asas-asas Pemerintahan yang
Purbopranoto, Kuntjoro, 1975, Beberapa Catatan Layak bagi Pengabdian Kepala Daerah, dalam
Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Paulus Efendi Lotulung, 1994, Himpunan Asas-
Administrasi Negara, Bandung: Bina Cipta. asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB),
Rewansyah, Asmawi, 2010, Reformasi Birokrasi Bandung: Citra Aditya Bakti.
dalam Rangka Good Governance, Jakarta: Wijoyo, Suparto, 1999, Penyelesaian Sengketa
Yusaintanas Prima, h. 99, dikutip dari Lingkungan (Environmental Disputes
Mustopadidjaja, AR, 2005, Dimensi-dimensi Resolution), Surabaya: Airlangga University
Pokok Sistem Administrasi Negara Kesatuan Press.
Republik Indonesia, Cetakan Kelima. Jakarta:
Duta Pertiwi Foundation. Website:
Salindeho, John, 1988, Masalah Tanah dalam Arisaputra, Muhamad Ilham, Penerapan
Pembangunan, Jakarta: Sinar Grafika. Prinsip-prinsip Good Governance dalam
Sibuea, Hotma P., 2002, Asas Negara Hukum Penyelenggaraan Reforma Agraria di Indonesia,
Peraturan Kebijakan dan Asas-asas Umum https://www.academia.edu/10381935/, diakes
Pemerintahan yang Baik, Jakarta: Erlangga. pada tanggal 13 Pebruari 2016.
Sinamo, Nomensen, 2010, Hukum Administrasi
Negara, Jakarta: Jala Permata Aksara.

129

Anda mungkin juga menyukai