ISBN 978-979-3541-25-9
Abstrak
Paper ini membahas usaha yang dilakukan untuk menyempurnakan pola aliran dalam
turbin Francis, untuk meningkatkan daya keluarannya. Turbin Francis pada umumnya, terjadi
interaksi antara evolute – fluida dan runnernya yang menyebabkan ketidak sempurnaan aliran,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi daya yang dihasilkan. Turbin skala kecil dirancang
untuk menggunakan material komposit, baik pada runner maupun evolutenya agar dapat
mengadopsi profil tertentu. Perangkat lunak CFD-Numeca digunakan untuk memprediksi pola
aliran yang terjadi didalamnya. Kaji mekanik berupa pengujian karakteristik material, geometri,
dan dinamik dilakukan untuk menjamin kefungsian prototipe. Simulasi CFD-Numeca yang
dilakukan memberikan hasil laju aliran fluida didalam evolute sama dengan 5,38 m/s, yang tidak
melebihi batas aliran kritis sebesar 10,7 m/s. Kaji geometri pada runner, yang rawan akan
penyimpangan memberikan hasil yang masih dalam tolerance, dimana tegangan tariknya sebesar
16,5 Kg/mm2 dan apabila dibebani dengan nilai 100 N, deformasi maksimum yang terjadi
sebesar 2,34 x 10-4 [mm], jauh lebih kecil dari yang dipersyaratkan sehingga aman untuk
digunakan. Rancang banun yang dikembangkan ndapat memberikan hasil yang maksimal dengan
dukungan perangkat lunak CFD-Numeca.
Kata kunci : CFD-Numeca, Turbin Francis, Komposit, Pola aliran, Runner dan Evolute
Abstract
This paper discusses efforts to improve the flow pattern in a Francis turbine, in order to increase
the power output. Francis turbines in general, there is an interaction between the evolute – fluid
and its runner that cause the imperfections of flow, which in turn affect the power generated.
Small scale turbines are designed to use of composite materials, both on the runner and its
evolute in order to adopt a specific profile. CFD-Numeca software used to predict the flow
patterns that occur in it. Mechanical experimental to characteristics the material, such as tenstion
test, geometry, and dynamical its done in order to ensure the prototype functional. CFD-Numeca
simulations which performed give results fluid rate in the evolute with 5.38 m/s, which does not
exceed the critical flow of 10.7 m/s. The geometry test of runner, which is prone to distrosion
gives results that are still in tolerance, in which a tension strength of 16,5 kg/mm2 and when
loaded with a value of 100 N, the maximum deformation ocuurs at 2,34 x 10-4 [mm], are much
more smaller than that required makin it safe to use. Design that developed to provide maximum
results with support of CFD-Numeca software.
Key words : CFD-Numeca, Francis turbine, Composite, Flow pattern, Runner and Evolute
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012
2. METODOLOGI
1. PENDAHULUAN
Permasalahan yang terkait dalam penelitian ini
Potensi air yang melimpah di Indonesia diselesaikan dengan bantuan perangkat lunak
menawarkan kekayaan energi bersih yang CFD-Numeca, dimana kajiannya diawali
bebas dari segala bentuk polusi menunggu dengan proses pemilihan turbin berdasarkan
untuk digunakan, namun demikian pada ketinggian air terjun yang dipilih, adapun
kenyataannya sumber daya tersebut dibiarkan langkah penyelesaiannya dilakukan seperti
untuk tidak digunakan. Sementara banyak berikut,yaitu 1) kaji lapangang, 2) perencanaan
mesin penting sebagai peningkat produktivitas teknis, 3) kaji CFD-Numeca, dan 4) pembuatan
banyak membutuhkan energi listrik untuk prototype rumah turbin serta bagian lainnya.
menjalankannya, persoalan ini diakibatkan Dalam proses penyelesaiannya, beberapa
mahalnya peralatan pembangkit energi tersebut, perhitungan dilakukan terkait,
namun demikian sebenarnya dapat diantisipasi
dengan mengembangkan peralatan yang a. Perancangan dalam Pembuatan Prototipe
berdimensi kecil. Turbin merupakan bagian o Penentuan tinggi air jatuh (h)
penting dan bahkan sebagai komponen kritis o Penentuan panjang pipa (L)
dari suatu pembangkit listrik, yang berdampak o Penentuan kecepatan spesifik (Ns)
pada biaya dan kinerja dari pembangkit itu
sendiri. Turbin Francis dapat direalisasikan o Penentuan rasio kecepatan ( )
dengan memanfaatkan teknologi komposit o Penentuan kecepatan satuan (Nu)
dalam proses pembuatannya dengan perlakuan o Penentuan debit satuan (Qu)
khusus yaitu memberikan lapisan khusus pada o Penentuan daya (P)
permukaannya dengan maksud untuk tahan o Penentuan daya satuan (Pu)
terhadap goresan. Proses ini telah memberikan o Penentuan kecepatan aliran fluida (V)
produk yang kuat, dan murah. o Penentuan aliran massa yang terjadi
b. Identifikasi arah dan sudut optimal guide
Turbin Francis adalah salah satu turbin yang vane
bekerja berdasarkan pengubahan momentum c. Pembuatan prototipe rumah turbin
fluida kerjanya. Dengan menggunakan tekanan d. Pembuatan prototipe runner
lebih pada saat air jatuh memasuki runner, e. Pembuatan poros
dimana arahnya disempurnakan dengan f. Pembuatan guide dan stay vane
menggunakan guide vane. Sisa energi potensial
bekerja pada runner, sedangkan pipa hisap Moody [7], menjelaskan dan membagi jenis
memungkinkan energi tersebut bekerja pada turbin berdasarkan nilai kisaran tinggi air terjun
runner secara maksimum. Bagian-bagian turbin dan kecepatan spesifik yang sesuai.
Francis terdiri dari bagian-bagian sepertia) Berdasarkan pada acuan tersebut, umumnya
Scroll Casing, b)guide vane, c)runner, d) Poros sebuah turbin dikembangkan dan dinyatakan
utama dan e) Bantalan Utama [4][8][10] pada Tabel 1.
2
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012
Nu = = 2,6870 m/s
o Debit Satuan, debit yang masuk turbin
secara teoritis dapat diasumsikan
sebagai debit yang melalui suatu curat
dengan tinggi terjun sama dengan
Gambar 1. Kondisi air terjun Cinulang tinggi terjun yang bekerja pada turbin,
yang dinyatakan sebagai debit turbin
yang mempunyai diameter (D) satu
Tinggi jatuh/head (H) sebesar 32 m
satuan panjang dan bekerja pada tinggi
digunakan sebagai nilai perhitungan terjun satu satuan panjang berikut :
sebagai beda ketinggian antara muka air
reservoir dengan muka air yang keluar dari
turbin. Turbin direncanakan ditempatkan Qu = = 2,2128 m3/s
sekitar 10 m dari tebing air terjun ke o Kecepatan Spesifik (Ns), merupakan
sebelah selatan, sehingga panjang pipa kecepatan putar turbin yang
yang dibutuhkan untuk mengalirkan air menghasilkan daya sebesar satu satuan
sampai turbin akan sebesar daya pada tinggi terjun satu satuan
panjang, dimana Ns = 246,9462 m/s
o Daya (P), yang dihasilkan turbin yang
Untuk turbin Francis, Moody [7]
dinyatakan dengan efisiensi turbin (η)
menjelaskan untuk setiap jenis turbin
= 0,80 dan berat jenis air (γ) = 1,
terdapat suatu nilai kisaran tinggi terjun
sehingga :
dan kecepatan spesifik yang sesuai dan
korelasi empiris antara tinggi terjun,
P = ηγQuD2
sehingga kecepatan spesifik (Ns) dapat
o Daya Satuan, daya turbin dengan
ditentukan dimana besarannya adalah Ns =
diameter (D) satu satuan panjang dan
246,95 m/s.
bekerja pada tinggi terjun satu satuan
panjang, berikut :
3
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012
4
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012
5
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012
Table 1. Hasil pengukuran kebulatan persegmen berat runnerturbin maka diperlukan faktor
ukuran untuk runner koreksi untuk beban lentur (Cb) yang harganya
-0.001
0
-0.001 +0,02
0 berkisar antara 1,2 – 2,3. [8]
0
σb
+0.087
τa =
Prototipe runner Bagian crown Bagian band
Sf1 Sf2
dimana :
6. Pembuatan poros Nilai Sf1 diambil 5,6 dan sedangkan harga dari
Sf2 berkisar sekitar 1,3 sampai 3. [8] Dan untuk
Poros turbin yang dikopling dengan
momen puntir pada turbin dapat dinyatakan
kopling tetap (mur dan baut) berfungsi
dengan persamaan :
sebagai penggerak runner blade dan main
shaft, yang dalam proses rakitannya perlu P
Mp =
dilakukan uji Alignment agar posisi senter- ω
senter rotasi shaft tersebut ada dalam satu Dimana :
sumbu ketika runner turbin berputar dalam Mp = Momen puntir(N.mm)
keadaan normal, sehingga diameter poros P = Daya yang ditransmisikan (KW)
dihitung dengan menggunakan : = Kecepatan sudut (rpm)
= 2.π.n
n = Kecepatan putaran turbin(rpm)
= 0 , 208 m = 20 mm Poros turbin ini ditumpu oleh sebuah bantalan
yang berguna menahan goncangan bila turbin
sedang beroperasi, bantalan dipilih dan
dimana : disesuaikan dengan ukuran poros.
d = Diameter poros (m)
τa = Tegangan izin poros (N/mm2)
Pembuatan guide dan stay vane
Guide dan stay vane merupakan komponen
Mp = Momen torsi yang diterima poros turbin yang berfungsi untuk mendistribusikan
(N.mm) air ke runner turbin agar arah dan kecepatan alir
Kt= Faktor koreksi untuk momen puntir
optimal, dalam proses pembuatannya diawali
Cb= Faktor koreksi untuk beban lentur dengan pembuatan model cetakan melalui
proses pemesinan CNC agar tingkat ketelitian
Pada beban yang bekerja secara halus harga Kt
komponen tersebut dapat
= 0,1 dan pada beban yang digunakan sedikit
dipertanggungjawabkan, kemudian komposit
mendapat kejutan dan tumbukan harga Kt = 1,0
dengan laminasi basah dicetakkan. Hasilnya
– 1,5 dan bila beban yang dikenakan dengan
seperti Gambar 10.
kejutan atau tumbukan harga Kt = 1,3 – 3,
karena poros pun menerima beban lentur dari
6
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012
7
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012
8
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012
CFD Numeca memberikan gambaran yang Flow For The Whole Operating Range And
menggembirakan dimana static pressure Optimization Of The Guide Vane Axis
terbesar terjadi sebesar 2.105 (Pa). Namun Location, The 6th International Conference
on Hydraulic Machinery and
demikian material komposit layak
Hydrodynamics Timisoara, Romania,
digunakan pada pembuatan runner dan October 21 - 22, 2004
rumah turbin. 6. Nennemann, B, Vu, T.C., Farhat, M., CFD
4. Pelaksanaan fabrikasi prototipe dapat prediction of unsteady wicket gate-runner
direalisasikan walaupun masih banyak interaction in Francis turbines: A new
yang harus disempurnakan. standard hydraulic design procedure, École
Polytechnique de Montréal/GE Energy
Hydro 795 George V, Lachine Québec,
Canada
6. REKOMENDASI 7. William P. Creager and Joel D. Justin,
Hydroelectric Handbook, Second Edition,
Uji eksperimental lanjutan masih diperlukan John Wiley & Son, Inc., New York, 1950
untuk mengetahui pengaruh/efek dari berbagai 8. K. Zablonsky, A. Radchik, Machine
parameter yang mungkin akan terjadi Elemens, Foreign Languages Publishing
House, Moscow,
9. AtingSudradjat, Carolus Bintoro, Subsitusi
7. DAFTAR PUSTAKA Material Komposit Pada Runner Turbin
Francis, Prosiding Industrial Research
1. Miles Rohan, Bolivian Times, January 6, Workshop & Seminar Nasional Sains
2000 Terapan 2010, Politeknik Negeri Bandung.
2. Hermod Brekke, STATE OF THE ART IN 10. Ating Sudradjat, Carolus Bintoro, Viki
TURBINE DESIGN, Norwegian Wuwung, Pendekatan Simulasi Numerik
University of Science and Technology, Laju Alir Fluida Dalam Rumah Spiral
ermod.brekke@maskin.ntnu.no Untuk menentukan Optimasi Jumlah Sudu
3. Magnoli M.V., Numerical simulation of Pengarah Pada Turbin Francis, Metrik,
pressure oscillations in Francis turbine 2011, Jurusan Teknik Mesin Politeknik
runners, JASS 2009-Joint Advanced Negeri Bandung.
Student School, St. Petersburg, 29.3- 11. Ating Sudradjat,Carolus Bintoro, Kaji
7.4.2009 Teoritik dan Eksperimental Penggunaan
4. Hari Prasad Neopane, et.al., Alternative Material Komposit pada Runner Turbin
Design of a Francis Turbine for Sand Francis, Program Hibah Bersaing, 2009-
Laden Water, International Conference on 2012
Small Hydropower - Hydro Sri Lanka, 22-
24 October 2007
5. Sebastian MUNTEAN, et.al., Analysis Of
The Gamm Francis Turbine Distributor 3d