Dosen Pembimbing :
Oleh:
NIM : P07124118185
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS
Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan dokumentasi
kompetensi dengan judul “Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada di Ruang IGD Bayi
Baru Lahir Dengan Asfiksia Ringan Ponek RSD Idaman Banjarbaru”
Nama : By Ny. S
Hari / Tanggal : Jumat, 26 Maret 2021
Alamat : Banjarbaru
Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan laporan
dokumentasi komptensi pada PKK 3 oleh :
ASFIKSIA
A. Pengertian Asfiksia
Menurut Depkes RI (2015) JNPK-KR Asfiksia adalah keadaan dimana
bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan
riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat
dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil,
kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama
atau sesudah persalinan.
Asfiksia adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernapas secara spontan
dan teratur sehingga menimbulkan gangguan lebih lanjut, yang mempengaruhi
semua metabolisme tubuhnya. Keadaan depresi pernapasan yang dimaksud
adalah keadaan asfiksia dan terjadi kesulitan untuk mempertahankan pernapasan
normal yang menyebabkan gangguan tonus otot (Manuaba, 2012).
B. Jenis Asfiksia
Menurut Prawirohardjo (2011) ada dua macam jenis asfiksia,yaitu:
1. Asfiksia Lividu (biru) cici-cirinya : warna kulit kebiru-biruan, tonus otot
masih baik, reaksi rangsangan positif, bunyi jantung reguler, prognasi lebih
baik.
2. Asfiksia Pillida (putih) cirri-cirinya : warna kulit pucat, tonus otot sudah
berkurang. tidak ada rektasi rangsangan, bunyi jantung ireguler, prognosis
jelek
C. Klasifikasi Asfiksia
Menurut Depkes RI (2015) JNPK-KR Klasifikasi Asfiksia berdasarkan nilai
APGAR
Nilai
No Klasifikasi Derajat Vitalitas
APGAR
Fress Stillbirth (bayi lahir Tidak ada pernapasan
1 0
mati) Tidak ada denyut jantung
SCORE 0 1 2
Biru pucat
A: Appereance (warna Tubuh kemerahan Seluruh tubuh
kulit) ektstremitas biru kemerahan
P: Pulse (denyut nadi) Tidak ada < 100 kali/menit >100 kali/menit
Menangis, batuk
G: Grimace (reflek) Tidak ada Gerak sedikit
bersin
I. Langkah-langkah Resusitasi
Langkah-langkah resusitasi yang sering disebut resusitasi ABC menurut
Manuaba (2012) adalah sebagai berikut:
1. Memastikan jalan napas bebas terbuka.
a. Letakkan bayi sedemikian rupa sehingga jalan napasnya bebas.
b. Bersihkan mulut, hidung, dan kalau perlu trakea.
c. Jika diperlukan, masukan selang endotrakeal sehingga jalan napas dapat
dipastikan terbuka.
2. Memulai pernapasan
a. Lakukan rangsangan taktil, kaki, dan tangan sehingga pernapasan mulai.
b. Jika perlu, lakukan/gunakan ventilasi dengan tekanan postif (VTP) disertai
penggunaan sungkup/balon atau pipa ET dan balonnya
3. Mempertahankan sirkulasi darah.
a. Lakukan kompresi dada.
b. Pasang infuse atau tambahan obat-obatan.
Untuk memulai langkah pertama (awal) resusitasi, perlu menjawa
pertanyaan berikut tentang bagaimana keadaan bayi saat lahir.
a. Awal:
1) Mencegah hilangnya panas tubuh bayi.
2) Membuka jalan napas sehingga alian udara menjadi longgar.
3) Menilai bayi dalam hal pernapasan, frekuensi jantung, dan warna
kulit.
b. Pemberian Oksigen:
1) Pada bayi dengan sianosis, segera beri oksigen bahkan dengan
tekanan.
2) Bila warna kulit berubah menjadi merah, pemberian oksigen
diturunkan perlahan.
3) Bila sianosis kembali, oksigen ditambah bahkan dengan tekanan.
4) Bayi dengan napas gasping (megap-megap)
5) Frekuensi jantung kurang dari 100/menit.
6) Terdapat sianosis menetap walaupun frekuensi jantung lebih dari
100/menit dan napasnya masih berat.
7) Pemberian oksigen 100% diteruskan.
8) Bayi premature langsung ventilasi dan intubasi.
9) Pada pompa ventilator diperlukan frekuensi ventilasi 40-60 kali
permenit dan bila terjadi perubahan warna kulit menjadi merah,
ventilasi dapat ditunda perlahan.
c. Ventilasi tekanan positif:
Setelah resusitasi berhasil, masih diperlukan tindak lanjut menurut
Manuaba (2012) sebagai berikut:
1) Perawatan rutin:
a) Sebagian bayi besar adalah well born baby, tidak memerlukan
perawatan khusus setelah tindakan awal resusitasi sederhana dan
bayi langsung menangis.
b) Untuk mempertahankan panas tubuh, diperlukan langkah
membersihkan jalan napas dan membersihkan bayi kemudian
membedong dengan linen kering.
c) Kini bayi mulai langsung didekapkan pada dada ibunya, sambil
diizinkan menghisap putting susu ibu. Rangsangan putting susu
akan mempercepat lepasnya plasenta dan kontraksi otot rahim.
d) Observasi dilakukan terhadap pernapasan, frekuensi jantung bayi,
atau warna kulitnya.
e) Bila terjadi penurunan keadaan, langsung dilakukan resusitasi.
f)
J. Evaluasi Resusitasi Terhadap Frekuensi Jantung
Evaluasi Tindakan
Lebih dari - Bila bernapas spontan, ventilasi dihentikan.
100/menit - Pemberian O2 diturunkan perlahan dan diganti
dengan O2 dalam udara.
- Evaluasi: warna kulit, frekuensi jantung, dan
pernapasan.
- Bila keadaan menurun, megap-megap, jantung
melemah, lanjutkan ventilasi.
Manuaba, dkk. 2012. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC
Vivian, Nani. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKISA RINGAN
DI RUANG IGD PONEK RSD IDAMAN BANJARBARU
PENGKAJIAN
IDENTITAS BAYI
Anak Ke - 3
Istri Suami
Nama Ny. S Tn. M
Umur 26 Tahun 27 Tahun
Agama Islam Islam
Suku / Bangsa Banjar / Indonesia Banjar / Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Banjarbaru
PROLOG
Bayi lahr pervaginam pukul 19. 45 WITA di ruang IGD Ponek RSD Idaman
Banjarbaru, ketuban hijau, tidak segera menangis, APGAR 6,6,7, gerakan tonus ada
warna kulit dan ekstremitas biru. Bayi teraba dingin diseluruh tubuh.
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum lemah, reflek lemah, gerakan tonus ada, warna kulit dan ekstremitas
biru, bayi teraba dingin, tali pusat tidak ada perdarahan, N 112 x/menit, R 42 x/menit,
T 35, 0˚C. Anus berlubang, tidak ada kelainan kongenital, BB 3020 gram, PB 49 cm,
LK 33 cm, LD 32 cm, Lila 10 cm.
ANALISA
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu dan suami dan keluarga bahwa bayinya akan
dilakukan sesuai dengan penatalaksanaan pada asfiksia ringan.