PROPOSAL PENELITIAN
i STIKes Faletehan
Penulis berharap agar proposal penelitian ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu
keperawatan.
PENULIS
ii STIKes Faletehan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum............................................................. 5
2. Tujuan Khusus ............................................................ 5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
STIKes Faletehan ....................................................... 5
2. Bagi Lahan Praktik atau Tempat Penelitian ................. 5
3. Bagi Peneliti ............................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 6
iv STIKes Faletehan
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian ................................................... 32
2. Cara Pengumpulan Data.............................................. 33
3. Prosedur Penelitian ..................................................... 33
E. Uji Validitas dan Uji Reabilitas
1. Uji Validitas ............................................................... 34
2. Uji Reabilitas .............................................................. 35
F. Pengolahan Data .................................................................. 35
G. Analisis Data
1. Analisa Univariat ........................................................ 36
2. Analisa Bivariat .......................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
v STIKes Faletehan
DAFTAR TABEL
vi STIKes Faletehan
DAFTAR BAGAN
A. Latar Belakang
1 STIKes Faletehan
2
Menurut hasil Global Burden of Disease tahun 2010 penyakit ginjal kronis
meningkat menjadi urutan ke-18. Penyakit ginjal kronis merupakan masalah
kesehatan masyarakat global dengan prevalensi dan insidensi gagal ginjal
yang meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan
kejadian penyakit diabetes mellitus dan hipertensi. Hasil systematic review
dan metaanalysis yang dilakukan oleh Hill et.al tahun 2016 mendapatkan
prevalensi global penyakit ginjal kronis sebesar 13,4%. (Infodatin, 2017)
Berdasarkan data yang didapatkan dari Riskesdas pada tahun 2018 penyakit
ginjal kronis yang dialami oleh penduduk di Indonesia sebesar 3,8% dan
provinsi Banten sendiri menunjukkan prevalensi sebesar 2.0% permil. Di
provinsi Banten proporsi pernah atau sedang cuci darah yang pernah di
diagnosis penyakit gagal ginjal kronis sendiri sebesar 36%. (Riskesdas,
2018)
STIKes Faletehan
3
sebagian kerja dari fungsi ginjal mengeluarkan sisa hasil metabolisme dan
kelebihan cairan serta zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh melalui
difusi dan hemofiltrasi. Terapi hemodialisis sangat bermanfaat bagi
penderita gagal ginjal kronik, namun bukan berarti tidak mempunyai efek
samping pada penderitanya.
Pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis akan
mengalami berbagai masalah yang dapat menimbulkan perubahan yang
meliputi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Apalagi jika pasien harus
melakukan hemodialisa secara rutin dalam hidupnya, maka pasien sangat
memerlukan dukungan dari orang-orang sekitarnya dan yang paling
terpenting ialah dukungan keluarga. Dukungan keluarga merupakan faktor
penting seseorang ketika menghadapi masalah kesehatan dan sebagai
strategi preventif untuk mengurangi stress dan erat kaitannya juga dengan
kualitas hidup seseorang. (Ratna, 2010) Hal ini dikarenakan terapi
hemodialisis tersebut memerlukan waktu yang cukup lama. Jika program
terapi hemodialisa tidak dilakukan secara teratur (sesuai jadwal) maka
kesehatan pasien akan menurun dan berdampak pada kualitas hidup pasien
sendiri.
STIKes Faletehan
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka dapat
dirumuskan suatu rumusan masalah "Apakah terdapat hubungan antara
dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisa di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara?"
STIKes Faletehan
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi dukungan keluarga yang menjalani
terapi hemodialisa di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
b. Untuk mengidentifikasi kualitas hidup pasien yang menjalani
terapi hemodialisa di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
c. Untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan
kualitas hidup pasien yang menjalani terapi hemodialisa di
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
D. Manfaat Penelitian
STIKes Faletehan
6
3. Bagi Peneliti
Dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang didapat
selama masa perkuliahan dan menambah pengetahuan serta
pengalaman dalam membuat proposal penelitian ilmiah.
STIKes Faletehan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan
manifestasi penumpukan sisa metabolisme (toksisk uremik) di dalam
darah. (Muttaqin & Sari, 2014)
GGK adalah kerusakan ginjal menetap selama lebih dari 3 bulan yang
mengakibatkan laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m2.
(Sjamsuhidajat, 2017)
7 STIKes Faletehan
8
STIKes Faletehan
9
3. Etiologi
Begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya gagal
ginjal kronis. Akan tetapi, apapun sebabnya respon yang terjadi adalah
penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi klinis yang
memungkinkan dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari
ginjal sendiri dan diluar ginjal.
a. Penyakit dari ginjal
1) Penyakit pada glomerulus : glomerulonefritis
2) Infeksi kuman : pyelonefritis, ureteritis
3) Batu ginjal : nefrolitiasis
4) Kista di ginjal : polcystis kidney
5) Trauma langsung pada ginjal
6) Keganasan pada ginjal
7) Sumbatan : batu, tumor, penyempitan/striktur
b. Penyakit umum dari luar ginjal
1) Penyakit sistemik : diabetes melitus, hipertensi, kolestrol
tinggi
2) Dyslipidemia
3) SLE
4) Infeksi di badan : TBC Paru, sifilis, malaria, hepatitis
5) Preeklamsi
6) Obat-obatan
7) Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar)
(Muttaqin & Sari, 2014)
STIKes Faletehan
10
4. Patofisiologi
Menurut (Muttaqin & Sari, 2014), gagal ginjal kronis dimulai pada
fase awal gangguan keseimbangan cairan, penanganan garam, serta
penimbunan zat-zat masih bervariasi dan bergantung pada bagian
ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal,
manifestasi klinis gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron-
nefron sisa yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak.
Nefron yang tersisa meningkatkan kecepatan filtrasi, reabsorpsi dan
sekresinya, serta mengalami hipertrofi.
Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka nefron yang
tersisa menghadapi tugas yang semakin berat sehingga nefron-nefron
tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian
ini tampaknya berkaitan dengan tuntutan pada nefron-nefron yang ada
untuk meningkatkan reabsorpsi protein. Pada saat penyusutan
progresif nefron-nefron, terjadi pembentukan jaringan parut dan aliran
darah ginjal akan berkurang. Pelepasan renin akan meningkatkan
bersama dengan kelebihan beban cairan sehingga dapat menyebabkan
hipertensi. Hipertensi akan memperburuk kondisi gagal ginjal, dengan
tujuan agar terjadi peningkatan filtrasi protein-protein plasma. Kondisi
akan bertambah buruk dengan semakin banyak terbentuk jaringan
parut sebagai respons dari kerusakan nefron dan secara progresif
fungsi ginjal menurun drastis dengan manifestasi penumpukan
metabolik-metabolik yang seharusnya dikeluarkan dari sirkulasi
sehingga akan terjadi sindrom uremia berat yang memberikan banyak
manifestasi pada setiap organ tubuh.
5. Manifestasi Klinis
Menurut perjalanan klinisnya berikut manifestasi klinis gagal ginjal
kronik :
a. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR
dapat menurun hingga 25% dari normal
STIKes Faletehan
11
6. Komplikasi
Komplikasi penyakit ginjal kronik menurut (Smeltzer, Bare, Hinkle,
& Cheever, 2010) yaitu hiperkalemia, perikarditis, efusi pericardial,
tamponade jantung, hipertensi, anemia, penyakit tulang serta
klasifikasi metastasic akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang
rendah, metabolisme vitamin D abnormal dan peningkatan kadar
alumunium.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Laju Endap Darah : meninggi yang diperberat oleh adanya
anemia, dan hipoalbuminemia. Anemia normositer
normokrom, dan jumlah retikulosit yang rendah.
2) Ureum dan kreatinin : meninggi, biasanya perbandingan
antara ureum dan kreatinin lebih dari 20:1. Ingat
perbandingan bisa meninggi oleh karena perdarahan
saluran cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan
STIKes Faletehan
12
STIKes Faletehan
13
8. Penatalaksanaan
Pengkajian klinik menentukan jenis penyakit ginjal, adanya penyakit
penyerta, derajat penurunan fungsi ginjal, komplikasi akibat
penurunan fungsi ginjal, faktor risiko untuk penurunan fungsi ginjal,
dan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular. Pengelolaan dapat
meliputi :
a. Terapi penyakit ginjal
b. Pengobatan penyakit penyerta
c. Penghambatan penurunan fungsi ginjal
d. Pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular
e. Pencegahan dan pengobatan komplikasi akibat penurunan fungsi
ginjal
f. Terapi pengganti ginjal dengan dialisis atau transplantasi jika
timbul gejala dan tanda uremia
(Nurarif & Kusuma, 2015)
STIKes Faletehan
14
B. Konsep Hemodialisa
1. Pengertian
Dialisis adalah pergerakan cairan dan butir-butir (partikel) melalui
membran semipermeabel. Dialisis adalah suatu tindakan yang dapat
memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit, mengendalikan
keseimbangan asam-basa, dan mengeluarkan sisa metabolisme dan
bahan toksik dari tubuh. (Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2009)
2. Tujuan
Dialisis dilakukan pada gagal ginjal untuk mengeluarkan zat-zat
toksik dan limbah tubuh yang dalam keadaan normal diekskresikan
oleh ginjal yang sehat. Tujuan dialisis adalah untuk mempertahankan
kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal pulih
kembali. (Suharyanto & Madjid, 2009)
3. Indikasi
Dialisis dilakukan apabila kadar kreatinin serum biasanya ditas
6 mg/100 ml pada laki-laki atau 4 ml/100 ml pada wanita dan GFR
kurang dari 4 ml/menit. (Suharyanto & Madjid, 2009)
STIKes Faletehan
15
4. Prinsip Dialisis
Ada tiga prinsip yang mendasari dialisis menurut (Baradero, Dayrit, &
Siswadi, 2009) yaitu :
a. Difusi, adalah pergerakan butir-butir (partikel) dari tempat yang
berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.
Dalam tubuh manusia, hal ini terjadi melalui membran
semipermeabel. Difusi menyebabkan urea, kreatinin, dan asam
urat dari darah pasien masuk ke dalam dialisat. Walaupun
konsentrasi eritrosit dan protein dalam darah tinggi, materi ini
tidak dapat menembus membran semipermeabel karena eritrosit
dan protein mempunyai molekul yang besar.
b. Osmosis, menyangkut pergerakan air melalui membran
semipermeabel dari tempat yang berkonsentrasi rendah ke
tempat yang berkonsentrasi tinggi (osmolalitas).
c. Ultrafiltrasi, adalah pergerakan air melalui membran
semipermeabel sebagai akibat tekanan gradien buatan. Tekanan
gradien buatan dapat bertekanan positif (didorong) atau negatif
(ditarik). Ultrafiltrasi lebih efisien daripada osmosis dalam
mengambil cairan dan diterapkan dalam hemodialisis.
Pada saat dialisis, prinsip osmosis, difusi, dan ultrafiltrasi digunakan
secara simultan atau bersamaan.
5. Komplikasi Hemodialisa
Meskipun hemodialisis dapat memperpanjang usia tanpa batas yang
jelas, tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit
ginjal yang mendasari dan juga tidak akan mengendalikan seluruh
fungsi ginjal. Pasien tetap akan mengalami sejumlah permasalahan
dan komplikasi. Salah satu penyebab kematian diantara pasien-pasien
yang menjalani hemodialisis kronis adalah penyakit kardiovaskuler
arteriosklerotik. Gangguan metabolisme lipid (hipertrigliseridemia)
tampaknya semakin diperberat dengan tindakan hemodialisis. Gagal
jantung kongestif, penyakit jantung koroner serta nyeri angina
STIKes Faletehan
16
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing, dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya. (Padila, 2012)
STIKes Faletehan
17
2. Fungsi Keluarga
Berikut lima fungsi dasar keluarga menurut (Muhlisin, 2012) :
a. Fungsi afektif dan koping
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan
dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarganya dapat
mengembangkan konsep diri yang positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah :
STIKes Faletehan
18
STIKes Faletehan
19
STIKes Faletehan
20
STIKes Faletehan
21
STIKes Faletehan
22
STIKes Faletehan
23
c. Penghasilan
d. Depresi
e. Dukungan keluarga
STIKes Faletehan
24
STIKes Faletehan
25
STIKes Faletehan
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini
juga dikenal dengan nama variabel bebas artinya bebas dalam memengaruhi
variabel lain, variabel ini punya nama lain seperti prediktor, risiko, atau
kausa. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini bergantung pada variabel
bebas terhadap perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek,
hasil, outcome, atau event. (Hidayat, 2017)
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Independen
Dukungan Keluarga :
Kualitas hidup :
1. Baik
1. Baik
2. Cukup
2. Kurang baik
3. Kurang
26 STIKes Faletehan
27
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Independen Sikap, tindakan, Kuesioner Jawaban Ordinal
Dukungan dan penerimaan (Skala pertanyaan
keluarga keluarga terhadap Likert) positif :
penderita yang 1) Selalu 4
sakit. 2) Sering 3
3) Kadang-
kadang 2
4) Tidak
pernah 1
Jawaban
pertanyaan
negatif :
1) Selalu 1
2) Sering 2
3) Kadang-
kadang 3
4) Tidak
pernah 4
Kriteria
dukungan
sosial keluarga:
STIKes Faletehan
28
1) Baik : 76-
100%
2) Cukup : 56-
75%
3) Kurang :
<55%
(Nursalam,
2015)
Dependen Persepsi individu Kuesioner 1) Kurang Ordinal
Kualitas dalam (KDQOL- berkualitas :
hidup kemampuan, SF)-36 <50
keterbatasan, 2) Berkualitas
gejala serta sifat >50
psikososial
hidupnya dalam
konteks budaya
dan sistem nilai
untuk
menjalankan
peran dan
fungsinya
C. Hipotesis
STIKes Faletehan
29
STIKes Faletehan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Hemodialisa RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai
dengan selesai.
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek yang
30 STIKes Faletehan
31
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Tujuan
ditentukannya sampel dalam penelitian adalah untuk mempelajari
karakteristik suatu populasi, karena tidak dimungkinkannya peneliti
melakukan penelitian di populasi seperti karena jumlah populasi yang
sangat besar, keterbatasan waktu, biaya, atau hambatan lainnya.
(Hidayat, 2017)
Kriteria inklusi :
a. Responden yang menjalani hemodialisis minimal 4 kali
b. Reponden dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi
dengan baik
c. Bersedia menandatangani informed consent sebagai bukti
keikutsertaan penelitian dan mengisi kuesioner.
STIKes Faletehan
32
Kriteria eksklusi :
Responden dengan gangguan mental, kendala bahasa dan buta aksara
atau buta huruf yang dapat mengganggu jalannya proses penelitian.
n=
Keterangan :
n = jumlah sampel
d = deviasi
N = jumlah populasi
1. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian atau alat pengumpul data adalah alat-alat yang
akan digunakan untuk pengumpulan data. (Notoatmodjo, 2010) Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner, jenis
kuesioner berupa pertanyaan tertutup berskala ordinal, semua jawaban
sudah disediakan, dan responden hanya memilih satu jawaban yang
tersedia.
STIKes Faletehan
33
3. Prosedur Penelitian
a. Membuat proposal penelitian
b. Mengajukan perizinan untuk melakukan penelitian di Rumah
Sakit
c. Menentukan jumlah sampel yang akan dilakukan penelitian
d. Mendiskusikan dengan perawat ruangan dalam memilih pasien
yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
STIKes Faletehan
34
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan pengukuran suatu alat ukur dalam mengukur suatu data.
Untuk mengetahui kuesioner yang disusun mampu mengukur apa
yang hendak diukur, maka dapat diuji dengan uji korelasi antara skor
(nilai) masing-masing variabel dengan skor totalnya. Teknik korelasi
yang digunakan korelasi pearson product moment (r), kemudian
setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan setelah itu baru di beri
penafsiran dari indeks korelasinya :
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]
Keterangan :
n = jumlah responden
∑ = jumlah skor item
∑ = jumlah skor total (item)
r hitung = koefisien korelasi
STIKes Faletehan
35
Keputusan uji :
a. Bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka variabel valid
b. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka variabel tidak
valid
Nilai r tabel dapat dilihat dengan menggunakan df = n-2
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauhmana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dan alat ukur yang sama. Instumen
penelitian dikaitkan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari
nilai koefisien alpha tabel (r alpha () > r tabel ) (Hastono, 2016)
F. Pengolahan Data
STIKes Faletehan
36
4. Cleaning
Cleaning atau pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di entry apakah terdapat kesalahan atau
tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat mengentry
ke komputer.
G. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan pada suatu variabel dari hasil penelitian,
yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel yang diteliti.
(Notoatmodjo, 2010)
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang di duga
berhubungan atau berkolerasi. (Notoatmodjo, 2010) Analisa ini
dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya apakah terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisa. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi square.
Analisis menggunakan signifikasi : 5%. Jika p value ≤ 0.05.
STIKes Faletehan
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y. (2009). Seri Asuhan Klien Gangguan
Ginjal. Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga : Riset, Teori, & Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC.
Hagita, D., Bayhakki, & Woferst, R. (2015). Studi Fenomenologi Kualitas Hidup
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru. JOM, 1032-1040.
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hidayat, A. A. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Infodatin. (2017, March 9). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Retrieved May 15, 2019, from Situasi Penyakit Ginjal Kronis:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/
infodatin%20ginjal%202017.pdf
IRR. (2017, December 31). Program Indonesian Renal Registry. Retrieved May
15, 2019, from 10 th Report of Indonesian Renal Registry:
http://www.indonesianrenalregistry.org/data/IRR%202017%20.pdf
Lemone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping, dan
Nanda NIC NOC Jilid 3. Jakarta: Trans Info Media.
Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Mulyadi, E. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien
Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit
Umum Daerah Langsa . 57-64.
Muttaqin, A., & Sari, K. (2014). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
STIKes Faletehan
Nair, M., & Pete, I. (2015). Dasar-dasar Patofisiologi Terapan : Panduan
Penting untuk Mahasiswa Keperawatan dan Kesehatan, Edisi Kedua.
Jakarta: Bumi Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction.
Nursalam. (2015). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ratna, W. (2010). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan dalam Perspektif Ilmu
Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Riskesdas. (2018). Riskesdas Kementerian Kesehatan RI - Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Retrieved May 15, 2019, from Hasil Utama
Riskesdas 2018:
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/file
s/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Rustandi, H., Tranado, H., & Pransasti, T. (2018). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Chronic Kidney Disease (CKD)
yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD dr. M. Yunus
Bengkulu . Jurnal Keperawatan Silampari (JKS), 32-46.
Sjamsuhidajat. (2017). Buku Ajar Ilmu Bedah : Sistem Organ dan Tindak
Bedahnya (2), Ed 4, Vol 3. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner &
Suddarth's Textbook of Medical-Surgical Nursing 12 th Edition.
Philadelpia: Lippincott. Williams & Wilkins.
Suharyanto, T., & Madjid, A. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Trans Info Media.
Syaifuddin. (2011). Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
STIKes Faletehan
WHO. (2016). World Health Organization. Retrieved May 17, 2019, from
Management of substance abuse : WHO Quality of Life-BREF
(WHOQOL-BREF): http://www.who.int
Zurmeli, Bayhakki, & Utami, G. T. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi
Hemodialisis di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. 670-681.
STIKes Faletehan