Anda di halaman 1dari 86

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Hasil Pengkajian Manajemen
Keperawatan Profesi Ners Universitas Faletehan di Ruang Bougenville RSUD
Kota Cilegon Tahun 2021”. Dalam menyusun laporan ini, penulis telah dibimbing
dengan baik oleh para dosen pembimbing dan mendapat banyak dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu sebagai bentuk rasa syukur, penulis ucapkan
terimakasih kepada :
1. Andiko Nugraha K, SKM, M.KM., selaku Rektor Universitas
FaletehanSerang
2. Ns.H.Asra,S.Kep,M.Kep, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Faletehan Serang
3. dr.Hj. Meisuri, MM , Selaku Direktur RSUD Kota Cilegon
4. Dini Rachmaniah,M.Kep.Ns.Sp.Kep.An selaku Ketua Prodi Profesi Ners
Universitas Faletehan
5. Milawati Lusiani, M.Kep, sebagai koordinaator mata kuliah praktik
profesi manajemen keperawatan yang dengan tekun memberikan
berbagai bimbingan ilmiah melalui pengarahan sharing dan saran yang
diberikan
6. Nurhayati, S.Kep.,Ners., M.Kep, selaku pembimbing yang memberikan
arahan dan saran dalam penyusunan laporan hasil pengkajian manajemen
keperawatan.
7. H. Bambang Kuntarto S.Kp, M.Kep., selaku pembimbing yang
memberikan arahan dan saran dalam penyusunan laporan hasil pengkajian
manajemen keperawatan.

8. Ns. Dina Rachmawati,S.Kep., M.Kep, Selaku ketua komite keperawatan


RSUD Kota Cilegon.
9. Ns.Hj.Lindawati , S.Kep., selaku Kepala Ruangan Bougenvile RSUD Kota
Cilegon, yang telah memfasilitasi kami dan memberikan bimbingan
kepada kami selama praktik berlangsung.

i
10. Ns. Eva Himawati S.Kep, Selaku CI Ruangan Bougenvile RSUD Kota
Cilegon, yang telah memfasilitasi kami dan memberikan bimbingan
kepada kami selama praktik berlangsung.
11. Pihak RSUD Kota Cilegon, yang telah memfasilitasi penyusun untuk
dapat melaksanakan praktek profesi.

12. Rekan Mahasiswa Profesi Ners Universitas Faletehan Gerbong C yang telah
memberikan bantuan ide maupun materil.
13. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna peningkatan dan kesempurnaan penulisan ini.

Serang, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KataPengantar................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................. iii
Daftar Tabel........................................................................................ v
Daftar Gambar................................................................................... vi
Daftar Lampiran................................................................................ viii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................ 2
C. Manfat Penulisan....................................................................... 3
D. Waktu danTempat .................................................................... 3
E. Cara Pengumpulan Data............................................................ 4
F. Peserta Praktik .......................................................................... 4

BAB II Tinjauan teori dan hasil pengkajian

A. Tinjauan teori

1. Manajemen Keperawatan.......................................................... 5
2. Fungsi manajemen keperawatan................................................. 5
3. Pendekatan Pengkajian.............................................................. 9
B. Hasil Pengkajian

1. Unsur Man.................................................................................. 17
2. Unsur Method............................................................................. 24
3. Unsur Money.............................................................................. 36
4. Unsur Material............................................................................ 37
5. Unsur Marketing………………………………………………. 43

iii
BAB III. Masalah dan Rencana Kegiatan

A. Analisa SWOT.......................................................................... 49
B. Identifikasi Masalah.................................................................. 56
C. Perumusan Masalah................................................................... 56
D. Prioritas Masalah ...................................................................... 57
E. Planning of Action..................................................................... 69

BAB IV. Implementasi dan Evaluasi


A. Implementasi............................................................................. 61
B. Evaluasi..................................................................................... 65

BAB V. Penutup
A. Kesimpulan .............................................................................. 66
B. Saran.......................................................................................... 67

Daftar Pustaka

Lampiran

iv
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Kasus 10 Besar Penyakit Di Ruang Bogenville RSUD Cilegon Desember- 17
Februari 2020 – 2021……………………………………………………................
Tabel 2.2 Wilayah Kunjungan Pasien Di Ruang Bogenvilel Bulan Desember- 18
Februari Tahun 2020-2021........................................................................................
Tabel 2.3 Karakteristik Tenaga Perawat Di Ruang Bougenville Tahun 19
2021……………………
Tabel 2.4 Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan Ruang Bougenville RSUD 20
Cilegon Tanggal 03-03-2021…….......................................................................
Tabel 2.5 Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan Ruang Bougenville RSUD 21
Cilegon Tanggal 04-03-2021…………………………………………..................
Tabel 2.6 Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan Ruang Bougenville RSUD 22
Cilegon Tanggal 05-03-2021……………………………………………...............
Tabel 2.7 Perhitungan Dalam Satu Ruangan Berdasarkan Klasifikasi Pasien………………. 23
Table 2.8 Instrumen Evaluasi Pengadaan Kelengkapan Healtcare Associate Infection Di 30
Ruang Bougenville RSUD Cilegon.………………….............................................
Tabel 2.9 Observasi Orientasi Pasien Baru………………………..................................... 32
Tabel 2.10 Observasi Timbang Terima……………………………………………………..... 33
Tabel 2.11 Inventaris Alat …………………......................................................................... 34
Tabel 2.12 Inventaris Alat Rumah Tangga…………………………………………………… 38
Tabel 2.13 Inventaris Universal Precaution…………………………………………………… 40
Tabel 2.14 Sentralisasi Pemberian Obat……………………………………………………… 41
Tabel 2.15 Instrumen Evaluasi Kepuasan Kerja Perawat……………………………………… 46

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Bogenvil RSUD Cilegon................ 25

Gambar 3.1 Denah Ruang Bogenvil RSUD Cilegon..................................... 26

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Bentuk dari jenis
pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan
kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para
medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi
bidang kesehatan. Perlu adanya penyelenggaraan kesehatan lingkungan
rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan,meliputi kualitas
pelayanan keperawatan.

Kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit di pengaruhi oleh tiga


faktor, yaitu (1) pasien; tingkat ketergantungan, rata-rata lama intervensi,
kapasitas tempat tidur, kelengkapan obat dan metode penugasan, (2)
lingkungan; desain ruangan, tempat tidur, kelengkapan obat dan peralatan,
(3) perawat; jumlah, kategori, identitas tugas, analisa kerja, mekanisme
kerja, dan beban kerja. Ketiga faktor tersebut harus dikelola melalui tekhnik
manajemen keperawatan secara komprehensif.

Sebelum diresmikan menjadi sebuah RSUD Kota Cilegon, Pemerintah Kota


Cilegon telah memiliki sebuah puskesmas yaitu DTP Cilegon yang
berlokasi di jalan raya Merak – Jombang Kali Cilegon. Pada saat itu masih
berada dalam lingkungan dan pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang. Menindak lanjuti instruksi bupati Serang tanggal 01 Mei 1996 No.
640/1053-HUK/1996 tentang pemanfaatan penggunaan bangunan rumah
Bojonegara Panggung Rawi Cilegon, kemudian dikembalikan fungsinya
sebagai Puskesmas DTP Cilegon. Seiring dengan perkembangan
pemerintahan administratif Cilegon berubah menjadi Kota Cilegon

Universitas Faletehan
2

berdasarkan UU No. 15 tahun 1999 dan dengan adanya komitmen dari


Walikota Cilegon untuk memiliki rumah Sakit Sendiri, Puskesmas DTP
Cilegon I dengan ketetapan perda No. 14 tahun 2001 diresmikan menjadi
RSU Kota Cilegon pada tanggal 27 April 2001.

Ijin Operasional dan SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten No.


800/2074/KES/VII/2002 tanggal 16 Juli 2002. Sejalan dengan berjalannya
waktu, RSUD Kota Cilegon dengan SK Walikota No. 445/Kep.214 – Org/
2007 ditetapkan sebagai Badan layanan umum dengan pengelolaan
keuangan Rumah Sakit yang fleksibel,dan melalui surat rekomendasi
Walikota Cilegon Nomor; 445/1757- Org/2007 tentang dukungan untuk
memperoleh status.sebagai Rumah Sakit kelas B Non Pendidikan. Ruang
Bougenville berdiri tanggal 27 April 2000.

Penerapan manajemen keperawatan dapat dilakukan di berbagai bidang


keperawatan, salah satunya adalah keperawatan bedah. Ruangan
Bougenville merupakan suatu ruangan keperawatan bedah. Saat ini, Ruang
Bougenville, dengan kapasitas tempat tidur 27 tempat tidur menerapkan
metode tim dalam menjalankan asuhan keperawatan. Berdasarkan data
bulan Februari tahun 202,1 BOR Ruang Bougenville mencapai 51 %. Dari
hasil observasi selama 2 hari di Ruang Bougenville RSUD Kota Cilegon,
diketahui bahwa dalam pelaksanaan tindakan keperawatan secara umum
sudah sesuai dengan SOP yang ada. Ada beberapa tindakan keperawatan
yang sudah dilaksanakan perawat namun belum ada SOP sebagai payung
hukumnya. Pengkajian, diagnose dan intervensi keperawatan yang sesuai
PAK secara umum telah dilaksanakan dalam pendokumentasian
keperawatan. Penyampaian edukasi pendidikan kesehatan kepada pasien
dan keluarga secara umum sudah berjalan dengan baik. Perlu upaya
peningkatan pada satu sisi untuk meningkatkan kualitas penerimaan pesan
yang disampaikan oleh perawat. Adanya organigram dengan anggota lama,
bisa menimbulkan bias pada perawat, anggota baru di dalam Tim, saat
menjalankan tugas dan fungsinya.

Universitas Faletehan
3

Berdasarkan wawancara dan observasi selama di Ruang Bougenville yang


telah di sebutkan di atas maka kami ingin mengambil Ruang Bougenville
sebagai kelolaan lahan praktik keperawatan manajemen.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Perawat mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip manajemen


keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan dan
pengelolaan manajemen asuhan keperawatan pada klien di tingkat unit
atau ruang rawat di suatu tatanan pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan


manajemen, mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian dalam lingkup manajemen keperawatan
dengan menggunakan pendekatan 5 M (Man, Methode, Material,
Money,Marketing)
b. Mahasiswa mampu menganalisa situasi ruangan dengan
menggunakan Analisa SWOT.
c. Mahasiswa mampu berperan sebagai agen pembantu dan model
peran dalam kepemimpinan dan pengeloaan pelayanan
keperawatan profesional tingkat dasar.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi Pendidikan

Peningkatan kualitas proses belajar secara nyata, dan untuk


mengembangkan teknik manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
2. Bagi RSUD Kota Cilegon

Membantu Rumah Sakit terutama Ruang Bougenville untuk lebih


menerapkan SOP dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai

Universitas Faletehan
4

dengan Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP).


3. Bagi Mahasiswa

Sebagai sarana belajar mahasiswa, memperluas wawasan dan


menambah pengalaman mahasiswa dalam mengaplikasikan Ilmu
Keperawatan Manajemen yang telah dipelajari dalam proses
akademik.

D. Waktu danTempat

Waktu : 03 – 10 Maret 2021

Tempat : Ruang Bougenville RSUD Kota Cilegon

E. Cara Pengumpulan Data

1. Wawancara langsung (Kepala Bagian Keperawatan, Kepala bagian


Manajemen Keperawatan, Kepala Ruangan Bougenvile, CI Ruangan
Bougenvile dan Perawat Ruang Bougenvile)

2. Observasi / pengumpulan data/ dokumentasi keperawatan di Ruang


Bougenville .

F. Peserta Praktek

Mahasiswa program profesi Ners Universitas Faletehan Serang Banten


tahun ajaran 2020 – 2021 Gerbong C Non Reguler.
1. Anisa Ulfa , S.Kep
2. Dewi Ridiawati, S.Kep

3. Dini Mulianingrum, S.Kep

4. Farid Fitryadi ,S.Kep

5. Herni Yusrina, S.Kep

6. Jumalasari,S.Kep

7. Mira Lestari,S.Kep

Universitas Faletehan
5

8. Vivi Madusari,S.Kep

9. Wini Herniwi,S.Kep

Universitas Faletehan
6

BAB II
HASIL PENGKAJIAN

A. TINJAUAN TEORI

1. Manajemen keperawatan

Menurut Gillies (2000), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses


dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan
manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional (Nursalam, 2007).

Manjemen Praktik Keperawatan Profesional ( MPKP ) adalah suatu


sistem (struktur, proses, Dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian
asuhan tersebut ( Hoffart & Woods,1996 ). MPKP terdiri dari 5
komponen yaitu nilai-nilai profesional yang merupakan inti dari
MPKP, Hubungan antar profesional, Metode pemberian asuhan
keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam perubahan
pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.

Sejalan dengan Hoffart & Woods(1996), Nursalam mengembangkan


Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan model
asuhan keperawatan metode tim, primer, kasus dan gabungan
(moduler). Sistem MAKP merupakan suatu kerangka kerja yang
meliputi unsur standar kebijakan institusi atau nasional, proses
keperawatan, pendidikan pasien dan sistem pelaksanaan MAKP,
bertujuan memberikan layanan keperawatan yang berkualitas, layanan
keperawatan paripurna.

2. Fungsi Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

Universitas Faletehan
7

a. Perencanaan

Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-


hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 2009).
Persyaratan perencanaan adalah sederhana, tujuan jelas, hasil
yang akan dicapai berdasarkan kebijakan dan prosedur yang
berlaku, prioritas, perlibatan akibat, praktis, fleksibel,
berkesinambungan dan mempunyai kejelasan metode evaluasi.
Dasar pertimbangan : 5W + 1H = What, Where, When,Why,
Who, dan How.
1) Langkah – langkah dalam perencanaan

a) Pengumpulan data

b) Analisa lingkungan (Analisa SWOT : Strenght,


weakness, opportunity, threats).
c) Pengorganisasian data : pilih data yang mendukung
dan data yang menghambat.
d) Pembuatan rencana : tentukan objektif, uraian
kegiatan, prosedur, target waktu, penanggung jawab,
sasaran, biaya, peralatan, dan metode.
2) Jenis perencanaan

a) Perencanaan strategis dan perencanaan operasional

b) Perencanaan divisi

c) Perencanaan unit

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan koordinasi beberapa aktivitas


untuk mencapai tujuan. Manajemen mengubah atau merangsang
fungsi dan meningkatkan metode yang efesien (Kren dan Thora,
2008).
1) Prinsip Pengorganisasian

Universitas Faletehan
8

a) Rantai komando / chain of command

b) Unity of command

c) Span of conro / rentang kendali

d) Specialization

2) Aktivitas Pengorganisasian

a) Mengembangkan uraian tugas

b) Mengembangkan prosedur

c) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas

3) StrukturPengorganisasian

a) Hierarchical structure / line structure

b) Free from structure / matric organization

c) Adhodcracymodel

c. Pengaturan Ketenagaan

Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha yang


memperoleh imbalan. Tujuan manajemen ketenagaan di ruang
rawat adalah mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif
dan produktif agar dapat memberikan pelayanan bermutu
sehingga dapat memenuhi tuntutan pengguna jasa.

1. Tingkat ketergantungan pasien menurut douglas (1984)


Kategori Keperawatan Klien :

a. Keperawatan mandiri atau self care : klien memerlukan


bantuan minimal dalam melakukan tindakan
keperawatan dan pengobatan. Memerlukan waktu
keperawatan 1-2 jam/hari.

b. Keperawatan kebagian atau partial care : klien


memerlukan bantuan sebagian dalam melakukan

Universitas Faletehan
9

tindakan keperawatan dan pengobatan tentu seperti


pemberian obat intravena. Memerlukan waktu
keperawatan 3-4 jam/hari.

c. Keperawatan penuh atau total care : klien memerlukan


bantuan secara penuh dalam perawatan diri dan
memerlukan observasi ketat. Memerlukan waktu
keperawatan 5-7 jam/hari.

2. Metode Penugasan
Macam-macam metode penugasan MPKP
a. Metode kasus

b. Metode fungsional

c. Metode tim

d. Metode perawatan primer

d. Controlling dan Directing

Controlling mempunyai hubungan kuat dengan perencanaan,


karena dalam controlling kita mengacu pada tujuan dan
perencanaan yang telah dibuat.
1. Prinsip controlling

a. Principle of unfoormii : dibentuk diawal sampai


dengan diakhir

b. Principle of compartion : membandingkan yang


direncanakan dengan yang dicapai
c. The principle of excepron : tidak yang sempurna dan
perencanaan yang penting ada umpan balik untuk
perbaikan
2. Controlling dapat dilaksanakan melalui:

a. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan

Universitas Faletehan
10

b. Pre conference, overran, post conference

c. Ronde keperawatan

d. Mengevaluasi produktivitas berdasarkan gant cart

yang telah dibuat

e. Program evaluasi dan per review

3. Delegasi

Dalam melaksanakan delegasi, kepada staf harus


menekankan bahwa delegasi merupakan pemberian
tanggung jawab, yang harus dipertanggung jawabkan.
Dalam pemberian delegasi harus spesifik. Serah terima
tugas atau sering disebut timbang terima merupakan salah
satu proses pendelegasian yang bertujuan untuk
melaksanakan rencana keperawatan. Beberapa hal yang
perlu dilaporkan atau didelegasikan saat timbang terima
adalah kondisi klien secara umum seperti diagnosa medis,
diagnosa keperawatan, tindakan yang telah dilaksanakan
secara evaluasi perkembangan klien.

e. Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan adalah kinerja pelayanan keperawatan


dengan penampilan dari hasil karya atau jasa yang telah
diberikan kepada individu atau kelompok. Tujuan keperawatan
adalah membantu memelihara kesehatan, membantu individu
mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatannya serta
membantu individu memeperoleh derajat kesehatan yang
optimal dengan memberikan pendidikan kesehatan.

Universitas Faletehan
11

3. Pendekatan pengkajian

Pendekatan yang digunakan dalam pengkajian ruangan dengan


melihat aspek 5 M (Man, Metodhe,Money,Material,Marketing)

a. Man

1) Pasien
Pasien adalah individu (system personal) yang tidak mampu
mengatasi peristiwa atau masalah kesehatan ketika
berinteraksi dengan lingkungan (King, 2009). Pernyataan
King, ditambahkan kembali oleh Leineger (2009) bahwa
pasien adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat
atau komunitas dengan kemungknan kebutuhan fisik,
psikologis atau social, didalam konteks budaya mereka,
yang merupakan penerima asuhan keperawatan. Kamus
kesehatan RI (2003) juga menyatakan bahwa pasien adalah
seorang individu yang mencari atau menerima perawatan
medis.Tingkat ketergantungan pasien dapat diklasifikasikan
dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan
terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.

Asuhan keperawatan minimal (minimal care) dengan


kriteria :

a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

b) Makan dan minum dilakukan sendiri

c) Ambulance dengan pengawasan

d) Observasi tanda-tanda atan minimal, status psikologi


stabil.

Asuhan keperawatan partial care dengan kriteria :

a) Sebagian besar aktivitas dibantu,

Universitas Faletehan
12

b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam

c) Terpasang foley kateter, intake dan output dicatat

d) Terpasang infus

e) Pengobatan lebih dari sekali

f) Persiapan pengobatan memerlukan procedure.

Asuhan keperawatan total care dengan kriteria :

 Semua aktivitas dibantu

 Posisi pasien diatur

 Observasi tanda-tanda vital setiap 2jam

 Makan menggunakanNGT

 Disorientasi / penurunan kesadaran

2) Ketenagaan

Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha


yang memperoleh imbalan. Tujuan manajemen ketenagaan
diruang rawat mendayagunakan tenaga keperawatan yang
efektif dan produktif yang dapat memberikan pelayanna
yang bermutu sehingga dapat memenuhi pengguna
jasa.Perawat sebagai anggota ketenagaan merupakan
seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan
keperawatan yang memenuhi syarat serta berwewenang
dinegeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan
kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita
sakit.
Metode Penghitungan Kebutuhan Ketenagaan.

a) Metode Kemenkes (2003)

Universitas Faletehan
13

Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan)


harus memperhatikan unit kerja yang ada dirumah
sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit
kerja dirumah sakit sebagai berikut :

Klasifikasi pasien rawat inap cara penghitungannya


berdasarkan :

a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis


kasus

b. Jumlah perawatan yang diperlukan/hari/pasien

c. Jam perawatan yang diperlukan/jam/hari

d. Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan tujuh jam


perhari.

e. Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan


tugas-tugas non keperawatan (non nursing job)
seperti : membuat perincian pasien pulang,
kebersihan ruangan, kebersihan alat – alat makan
pasien dan lain – lain, diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.

f. Jumlah tenaga keperawatan + Loss Day X25%

g. Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor


koreksi Cara perhitungan menurut Kemenkes:
Jumlah tenaga yang diperlukan adalah :
Jumlah jam perawat
Jam kerja efektif per shift
Tambahkan dengan faktor koreksi dengan hari
libur/cuti/hari besar (Loss day)

Jumlah hari minggu/th + cuti + hari besar x hasil A =


B Jumlah hari
Kerja efektif

Universitas Faletehan
14

Tugas non keperawatan

(jumlah tenaga keperawatan + B) x 25 = C 100


Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan = A + B + C

3) Jenis dan Jenjang PendidikanKeperawatan

Jenis dan jenjang pendidikan keperawatan di Indonesia


mengacu pada Undang– Undang Keperawatan Nomor 38
Tahun 2014 yang menyatakan bahwa jenis perawat terdiri
dari perawat profesi (ners dan ners spesialis) dan perawat
vokasi. Sedangkan jenjang pendidikan tinggi keperawatan
terdiri dari pendidikan vokasi yang merupakan program
diploma keperawatan, pendidikan akademik yang terdiri
dari program sarjana keperawatan, program magister
keperawatan dan program doctor keperawatan. Dan
pendidikan profesi yang terdiri dari program profesi
keperawatan dan program spesialis keperawatan.

Wibowo (2007) menyatakan bahwa ada dua indicator yang


biasa digunakan untuk mengukur kinerja yaitu keluaran dan
proses atau perilaku kerja. Indicator ini tergantung pada
jenis pekerjaan dan fokus penilaian yang akan dilakukan.
Bila pekerjaan yang sifatnya berulang dan keluaran mudah
ditentukan, penilaian ditekankan pada keluaran. Sedangkan
pada pekerjaan yang hasilnya sulit diidentifikasi seperti jasa
pelayanan kesehatan maka fokus penilaian ditujukan
kepada aktivitas atau proses (Ilyas,2002). Standar penilaian
kinerja perawat yang lain yang sering digunakan adalah
berdasarkan standar kinerja professional perawat yang

Universitas Faletehan
15

disusun oleh PPNI yang dijabarkan menjadi 8 elemen, yaitu


jaminan mutu, pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan,
kolaborasi, etik, riset dan pemanfaatan sumber –sumber.

Alhamdi (2009) dalam penelitiannya juga menyatakan


bahwa kinerja berhubungan dengan kepuasan. Lusiani
(2006) juga menyatakan bahwa system penghargaan seperti
gaji, tunjangan dan pengakuan secara bermakna
berhubungan dengan kinerja.

4) Perhitungan Tenaga Berdasarkan BOR

BOR (Bed Occupancy Ratio) adalah angka penggunaan


tempat tidur. Menurut Kemenkes RI (2010) BOR adalah
presenatse pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu . indicator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 – 85 %.

b. Money

Biaya dapat dibedakan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis


keputusan yang dihadapi oleh manager Rumah Sakit, jika
perhatian manager adalah tentang bagaimana mengalokasikan
biaya Rumah Sakit keunit – unit atau instalasi, maka biaya harus
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya – biaya yang dapat
secara langsung diberikan kepada pusat – pusat biaya tertentu
(misalnya biaya untuk bahan – bahan penyakit dalam dapat
diberikan langsung kepada pusat biaya di unit penyakit
dalam).
2) Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya – biaya yang
tidak dapat secara langsung diberikan kepada pusat biaya –

Universitas Faletehan
16

biaya (misalnya biaya pemakaian listrik tidak mungkin


diberikan kepada unit – unit atau instalasi berdasarkan
jumlah KWH yang diberikannya)

c. Material

1) Alat
Pengelolaan peralatan keperawatan meliputi standar
perencanaan, standar pengadaan, standar ditribusi, standar
penggunaan, standar pemeliharaan, standar penggantian,
standard dan pengendalian. (standar alat menurut kepmenkes
2009 terlampir dalam hasil pengkajian).

2) Obat

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat


yang bakan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2002). Tujuannya yaitu :
a) Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan
sentralisai obat.
b) Pengelilaan obat pasien; pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai dengan prinsip 6 T+ 1 W dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan.
c) Meningkatkan penegetahuan dan pemahaman perawat primer
dan perawat asosiet dalam penerapan 6 T + 1W.
d) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
e) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat.
f) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.

d. Metode
1) Visi

Universitas Faletehan
17

Yang dimaksudkan adalah perawat atau manager keperawatan


harus mempunyai suatau pandangan yang luas tentang
manajemen dan proses perubahan yang terjadi saat ini dan saat
yang akan datang.

2) Misi

Diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi


keperawatan dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan.

3) Struktur organisasi

Menggambarkan pengorganisasian ruangan dan


menggambarkan metode penugasan yang digunakan.

4) Keberadaan dokumen metode, standar, pedoman dan prosedur


tetap.

Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal


sebagai suatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan
digunakan sebagai perbandingan (Marr dan Biebing, 2001).
Berdasarkan clinical practice guiedeline (1990), standar merupakan
keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
digunakan sebagai batas penerimaan minimal atau disebut juga
sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima. Suatu ruang
perawatan didalam sebuah Rumah Sakit idealnya mempunyai
prosedur tetap (protap) tindakan yang berlaku secara resmi yang
difahami dan diterapkan oleh seluruh staf diruangan. Setiap ruang
perawatan mempunyai prosedur tetap semua tindakan keperawatan
dan PAK (Prosedur Asuhan Keperawatan) minimal 10 kasus
terbanyak.

e. Marketing

Menurut American Marketing Association, disebutkan bahwa


marketing adalah suatu kegiatan bisnis yang mengarahkan

Universitas Faletehan
18

pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Manajemen


pemasaran adalah rangkaian perencanaan, membentuk dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan
pembeli sasaran (target buyer) dengan maksud mencapai target
organsasinya. Kunci utama yang perlu diperhatikan dalam
strategi pemasaran adalah sebagai berikut :
 Bagaimana konsumen kita dan mengapa mereka membeli

 Bagaimana mereka memebali

 Bagai mana cara terbaik bagi kita untuk menjual

 Apakah kita punya sesuatu yang dapat ditawarkan yang


tidak dipunyai oleh pesaing kita
 Apakah kita perlu dan mampu menyediakan pelayanan
penunjang dari produk yang kita hasilkan
 Apakah strategi penetapan harga yang baik bagi kita

 Bagaimana kita dapat melayani konsumen kita secara prima

Faktor - faktor pelaksanaan marketing

Adapun hal hal yang mempengaruhi marketing, meliputi


provider atau jumlah penyedia layanan kesehatan, jenis dan
kualitas layanan, tarip atau harga, lokasi, promosi, peran dan
system manajemen. Pelaksanaan marketing meliputi system
pemasaran ruangan, penataan ruangan, BOR, LOS, BTI,
BTO, instrumen kepuasan pasien dan penilaian kepuasan
kerja perawat

1) Bed occupancy rate(BOR)

BOR adalah rata rata persentasi dari tempat tidur yang


tersedia dipakai/dihuni oleh penderita selama satu periode
waktu atau perhari. Nilai parameter dari BOR ini idealnya
antara 60-85% sedangkan apabila >85% menunjukan

Universitas Faletehan
19

tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi.

2) Turn Over Internal (TOI)

TOI adalah rata-rata lamanya waktu (dinyatakan dalam hari)


dimana sebuah tempat tidur tidak dihuni atau dipakai diantara
dua perawatan penderita (antara penderita luar dan yang
masuk berikutnya) idealnya tempat tidur kosong hanya dalam
waktu 1-3 hari.

3) Length Of Stay (LOS)

LOS adalah rata-rata lamanya (dinyatakan dalam hari)

seseorang pemderita menghuni sebuah tempat tidur selama


satu periode waktu. Secara umum LOS idealnya antara 6-
9hari.

4) Bed Turn Over(BTO)

BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pad satu


periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam waktu
tertentu.

Universitas Faletehan
17

c. HASIL PENGKAJIAN

1. Unsur Man

a. Pasien

Tabel 2.1

Jumlah Pasien Ruang Bogenville

Desember 2020 – Februari 2021

No Periode Jumlah Pasien


1 Desember 2020 68 orang
2 Januari 2021 66 orang
3 Februari 2021 56 orang
Total 190
Analisa :

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data pada tanggal 3


Maret 2021 yang diambil dari buku register pasien ruang
Bougenvile ,didapatkan jumlah pasien pada bulan Desember
2020 sebanyak 68 orang , pada bulan Januari 2021 sebanyak 66
orang, dan pada akhir bulan Februari 2021 tercatat sebanyak 56
orang. Keseluruhan jumlah pasien di ruang Bougenvile dari
bulan Desember 2020 – Februari 2021 adalah 190 orang.

b. Kasus 10 Besar Penyakit

Universitas Faletehan
18

Tabel 2.2

Kasus 10 Besar Penyakit di Ruang Bougenville

Bulan Desember 2020 – Februari 2021

Diagnosa Jumlah Presentase


No

Fraktur 25 23,8%
1
Pterigium 14 13,3%
2
Appendiksitis 13 12,3%
3
OA Genue 11 10,9%
4
Vulnus laceratum 9 8,5%
5
Cedera Kepala 8 7,6%
6
Ringan
Ulkus DM 7 6,6%
7
Tumor 7 6,6%
8
Hernia 6 5,7%
9
BPH 5 4,7%
10

TOTAL 105 100%

Analisa :

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data pada tanggal 3 Maret


2021, diketahui bahwa jumlah kasus tertinggi dari 10 besar penyakit
di ruang Bougenvile adalah penyakit Fraktur sebanyak 25 kasus
dengan nilai presentase 23,8% . Dari 10 kasus besar penyakit diatas,
7 diantaranya memerlukan tindakan pembedahan. Asuhan
keperawatan dilakukan menjelang sebelum pembedahan dan sesudah
pembedahan. Intervensi setelah pembedahan dilakukan untuk
meminimalkan penderitaan klien sehingga mencapai kemandirian dan
mencegah terjadinya komplikasi. Salah satu intervensi yang
dilakukan pada post operasi adalah mobilisasi secara bertahap dan
perawatan luka. Berdasarkan wawancara terhadap 8 perawat

Universitas Faletehan
19

didapatkan hasil bahwa hampir semua perawat sudah mengajarkan


mobilisasi. Mobilisasi tersebut berupa menggerakkan kaki miring
kanan dan kiri, duduk ditempat tidur. Perbedaan perlakuan yang
diberikan disesuaikan dengan kondisi pasien. Latihan mobilisasi yang
dilakukan oleh perawat saat ini belum menggunakan acuan atau SOP
baku. Saat pengkajian dan observasi, tidak ditemukan SOP mengenai
mobilisasi post operasi.

Berdasarkan wawancara dengan 8 pasien post operasi didapatkan


hasil bahwa, 6 orang mengatakan mobilisasi sudah dilakukan oleh
perawat. Menurut pasien, mereka dilatih miring kanan dan kiri,
duduk ditempat tidur, dan belajar berjalan.

c. Wilayah Kunjungan Pasien

Tabel 2.3

Wilayah kunjungan Pasien di Ruang Bougenvile

Bulan Desember 2020 – Februari 2021


Nama Wilayah Jumlah Presentase
No

Bojonegara 37 19,4%
1
Jombang 36 18,9%
2
Cibeber 22 11,5%
3
Citangkil 21 10,5%
4
Grogol 18 9,4%
5
Purwakarta 15 8,9%
6
Merak 12 6,3%
7
Serang 12 6,3%
8
Ciwandan 11 5,7%
9
Kramatwatu 6 3,1%
10
TOTAL 190 100%

Analisa :

Universitas Faletehan
20

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data pada tanggal 3 Maret


2021 bahwa untuk wilayah pasien yang banyak melakukan kunjungan
ke RSUD Kota Cilegon adalah wilayah Bojonegara yaitu 37 pasien
dengan presentase 19,4%.

d. Ketenagaan

Tabel 2.4

Karakteristik Ketenagaan di Ruang Bougenville

RSUD Kota Cilegon tahun 2021


Status Tahun
Pelatihan
No Nama Pendidikan Kepegawai Mulai Jabatan
Yang Diikuti
an Kerja
1 Lindasari Ners PNS 2007 Karu Manajemen
Askep
Medikal
Bedah
BTLS
BTCLS
2 Eva Ners PNS 2009 Ka tim BTCLS
Himawati
3 Siskawati D3 Kep PNS 2019 Pelaksana BTLS
ATCLS
4 Sundawati D3 Kep PNS 2010 Pelaksana PPGD
5 Tournia Ners PNS 2012 Pelaksana a.Emergency
Hadiati Nursing
b.Pelatihan
perawatan
pasien
dengan
kemoterapi
c.BTLS
d.BTCLS
6 Irma D3 Kep PNS 2009 Pelaksana BTLS

Universitas Faletehan
21

Oktavianti
7 Nani D3 Kep BLUD 2016 Pelaksana
Safiroh
8 Iin D3 Kep BLUD 2014 Pelaksana PPGD
Kurniawati
9 Indah D3 Kep PNS 2019 Pelaksana BTCLS
Mawaddah
10 Dedin D3 Kep PNS 2019 Pelaksana BTCLS
Juhedin
11 Reni Ners BLUD 2014 Pelaksana BTCLS
Puspitasari
12 Fitri D3 Kep BLUD 2010 Pelaksana BTLS
Hantina
PERAWAT TAMBAHAN DARI R.ASTER
13 Dewi D3 Kep BLUD 2017 Pelaksana
Jayanti
14 Tri D3 Kep BLUD 2017 Pelaksana
Handoko
15 Mulyadi D3 Kep BLUD 2009 Pelaksana BTCLS
16 Fatimah Ners PNS 2009 Ka Tim BTCLS
TENAGA NON KEPERAWATAN
17 Nurhasanah S1 Admin -
18 Irfan S1 -
Cleaning -
Servise

Analisa data :
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data diatas pada tanggal 3
Maret 2021 diketahui :
- Ruang Bougenville memiliki tenaga keperawatan sebanyak 15
orang. Dari sejumlah perawat tersebut ada 2 orang yang
diperbantukan ke ruang ICU,dan ruang perawatan Covid. Ada 4
orang perawat tambahan dari ruang Aster yang diperbantukan ke
ruang Bougenvile, sehingga total perawat sementara berjumlah 16
orang yang terdiri dari 1 kepala ruang dan 2 Katim.
- Untuk ketenagaan non keperawatan berjumlah 4 orang terdiri dari
2 orang Administrasi dan 2 orang Cleaning servise

Universitas Faletehan
22

- Sebanyak 12 orang tenaga keperawatan ruang Bougenvile memiliki


pendidikan D3 keperawatan .
- Sebagian besar tenaga keperawatan ruang Bougenvile sebanyak 12
orang mempunyai pengalaman kerja > 5 tahun
- Hampir seluruh tenaga keperawatan ruang Bougenvile sebanyak 14
orang memiliki kualifikasi pelatihan tambahan (Diklat
BTLS,BTCLS, MAKP, medikal bedah,dll)

e. Kebutuhan Tenaga Perawat menurut Perhitungan Douglas 1984

Tabel 2.5
Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan Di Ruang Bougenville
Pada Tanggal 3 Maret 2021 (Berdasarkan Douglas 1984)

TINGKAT JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA


KETERGANTUNGAN
Tingkat Jml. Pagi Sore Malam
Ketergantung Pasien
an hari ke 1
Minimal - - - -
Parsial 6 6 x 0,27 = 8 x 0,15 = 1,2 8 x 0,10 = 0,8
1,62
Total - - - -
Jumlah 6 2 1 1

Keterangan :
Jumlah tenaga perawat 4 orang
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah ( factor koreksi )
dengan hari libur / hari besar (loss day )

Loss Day :
(jumlah hari minggu pertahun + cuti + hari besar )X jmlh perawat tersedia
jumlah hari kerja efektif
= 51 + 12 + 12 = 75 hari X 4 = 1,03 = 1

Universitas Faletehan
23

285
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan bertugas hari ke I di Bougenville
= 4 Org + 1 Karu + 2 Katim + 3 orang libur = 10 orang

Tabel 2.6
Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan Di Ruang Bougenville
Pada Tanggal 4 Maret 2021 (Berdasarkan Douglas 1984)

TINGKAT JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA


KETERGANTUNGAN
Tingkat Jml. Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien hari
ke 2
Minimal - - - -
Parsial 5 5 x 0,27 = 5 x 0,15 = 0,75 5 x 0,10 =
1,35 0,5
Total 2 2 x 0,36 = 2 x 0,30 = 0,6 2 x 0,20 =
0,72 0,4
Jumlah 7 2,07 1,35 0,9

Keterangan :
Jumlah tenaga perawat 4 orang
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah ( factor koreksi )
dengan hari libur / hari besar (loss day )’

Loss Day :

Universitas Faletehan
24

(jumlah hari minggu pertahun + cuti + hari besar )X jmlh perawat tersedia
jumlah hari kerja efektif
= 51 + 12 + 12 = 75 hari X 4 = 1,03 = 1
285
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan bertugas hari ke II di Bougenville
= 4 Org + 1 Karu + 2 Katim + 4 orang libur = 11 orang

Kebutuhan tenaga perawat menurut Depkes tahun 2003 adalah:


Hasil pengkajian :

Tabel 2.7
Perhitungan Dalam Satu Ruangan Berdasarkan Klasifikasi Pasien
No Jenis/Kategori Rata-rata Rata-rata Jam Jumlah jam
Pasien/hari Perawatan/pasien/hari perawatan/hari
1 Pasien 8 3 72
Medikal
Bedah

Perhitungan menurut Depkes RI tahun 2003:


1) Jumlah Perawat yang Tersedia
Jumlah Jam perawat
Jumlah kerja efektif/shift
= 8 X 3 = 3,4
7
2) Faktor koreksi hari libur/ cuti/ hari besar (loos day)
(Jumlah hari minggu/ tahun+cuti+hari besar) X hasil A
Jumlah hari kerja efektif
= (51+12+12) X 4 = 1,05 dibulatkan 1
285

3) Tugas Non keperawatan


Jumlah tenaga keperawatan + B X 25
100

Universitas Faletehan
25

= 4 + 1 X 25 = 1,25
100
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan a + b + c = 3+ 4 + 1,05 + 1,25 =
5,7 = 6 orang.

Analisa :
Berdasarkan hasil perhitungan diatas untuk kebutuhan tenaga menurut
Douglas 11 orang dan menurut Depkes 6 orang. Diketahui jumlah
perawat diruang bougenville berjumlah 16 orang. Berdasarkan
perhitungan tersebut terdapat kelebihan jumlah tenaga perawat
diruang bougenville.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelebihan ketenagaan diruang
bougenvile adalah :
- Adanya 4 orang tenaga tambahan sementara yang
diperbantukan dari ruang Aster, yang sewaktu –
waktu dapat dipindah tugaskan kembali ke ruang
Aster.
- Dalam 3 bulan terakhir Desember 2020 – Februari
2021 jumlah hunian tempat tidur (BOR mengalami
penurunan yang signifikan).

2. Unsur Methode
a. Visi, Misi dan Motto RSUD Kota Cilegon.
Pelayanan RSUD Kota Cilegon saat ini cenderung ke arah
pengembangan manajemen yang mantap dan berorientasi
kepada pelanggan tanpa mengabaikan kualitas pelayanan yang
efektif, efisien, aman, nyaman dan manusiawi.
Hal ini sesuai dengan visi dan misi RSUD Kota Cilegon sebagai
berikut :
1). Visi RSUD Kota Cilegon:
“Terwujudnya rumah sakit andal dan terpercaya di

Universitas Faletehan
26

provinsi Banten”
2). Misi RSUD Kota Cilegon:
a). Memberikan pelayanan yang terjangkau dan
berkualitas
b). Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan,
pelatihan dan penelitian yang bermutu tinggi di
bidang kesehatan .
c). Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen
untuk mendukung kemandirian rumah sakit.
d). Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan medis
dan penunjangnya secara bertahap.
3). Motto RSUD Kota Cilegon:
“ Integritas, profesional ,unggul, dedikasi”

4). Tujuan Ruangan


Tujuan Pelayanan Keperawatan Ruang Bougenvile adalah:
1) Terselenggaranya Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah sesuai standar
1) Menjalin kerjasama dengan tim lain.
2) Memberikan kesempatan kepada setiap tenaga
keperawatan untuk meningkatkan pendidikan secara
berkelanjutan.

b. Struktur Organisasi

Universitas Faletehan
27

Struktur Organisasi Ruang Bougenville

Kepala Bidang Keperawatan Komite Keperawatan

Kasie Kasie
Mutu dan Pelayanan Keperawatan Pelayanan Keperawatan
Mutu

KEPALA RUANGAN BOUGENVILLE


Ns. Hj. Lindasari, S.Kep

Administrasi
Nurhasanah
Irfan

KETUA TIM I KETUA TIM II


2.
Ns. Eva Hilamawati, S.Kep Ns. Fatimah,S.Kep

1. NS. Reni Puspitasari, S.Kep 1. Ns. Tournia, S.Kep


2. Dedin Juhendi, S.Kep 2. Iin Kurniawati, Amd.Kep
3. Irma Oktavianti, Amd.Kep 3. Indah Mawaddah, Amd.Kep
4. Nani Safiroh, Amd.Kep 4. Siskawati, Amd.Kep
5. Saefullah, Amd.Kep 5. Tri Handoko,
Universitas FaletehanAmd.Kep
6. Sundawati, Amd.Kep 6. Fitri Hantina, Amd.Kep
7. Dewi Jayanti, Amd.Kep 7. Mulyadi, Amd.Kep
28

Analisa :
Berdasarkan hasil

Analisa :
Berdasarkan pengkajian dan struktur organigram diatas diketahui :
- Struktur organigram sudah sesuai dengan model MAKP
yaitu metode Tim
- Beberapa nama anggota Tim sudah tidak bekerja
diruang Bougenville.
- Beberapa anggota baru diruang Bougenville belum
termasuk dalam struktur organigram.

Universitas Faletehan
17

DENAH RUANG BOUGENVILLE

RUANGAN SPOEL HOOK


TOILET R. KEPALA
KARYAWAN RUANGAN

2 BED 4 BED 6 BED


PASIEN, 1 PASIEN, 1 PASIEN, 1
2 BED PASIEN, 1 KAMAR
MANDI & WASTAFEL
KAMAR           KAMAR KAMAR
MANDI & R. ADMIN MANDI & MANDI &
WASTAFEL RUANG PERAWAT WASTAFEL WASTAFEL

                                                     
KELUAR

KELUAR
PINTU

PINTU
                                                         
2 BED     RUANG 4 BED 6 BED
PASIEN, 1 RUANG BRIFING TINDAKAN PASIEN, 1 PASIEN, 1
2 BED PASIEN, 1 KAMAR 1 BED PASIEN, dengan
MANDI & WASTAFEL
KAMAR DOKTER DAN     DAN KAMAR KAMAR
perlengkapan alat khusus
MANDI & PERAWAT INVENTARIS MANDI & MANDI &
WASTAFEL     ALAT MEDIS WASTAFEL WASTAFEL

   
MASUK
   

Universitas Faletehan
17

Analisa :
Berdasarkan pengkajian dan observasi pada tanggal 3 Maret 2021
didapatkan hasil :
- Ruang Bougenville memiliki kapasitas 27 tempat tidur dengan
klasifikasi :
 8 tempat tidur kelas 1
 8 tempat tidur kelas 2
 10 tempat tidur kelas 3
 1 tempat tidur ruang isolasi
- Untuk ruang rawat pasien anak dan dewasa masih bercampur
- Fasilitas ruangan untuk petugas :
 Ruang Nurse station berada di tengah ruang perawatan,
jelas terlihat oleh pasien dan keluarga
 Ruang kepala ruangan
 Ruangan Dokter
 Ruang ganti perawat
 Ruang Administrasi dengan komputer dan akses internet
 Kamar mandi dan WC
- Pencahayaan terang disemua ruang bisa untuk membaca , cukup
sinar matahari
- Ventilasi segar , banyak udara masuk melalui jendela
- Lantai keramik , bersih dan kering
- Atap rapat / tidak bocor , bagian dalam bersih
- Dinding kuat , tidak retak, bersih dan dicat
- Sarana air bersih tersedia
- Pembuangan air limbah lancar
- Tempat sampah medis dan nonmedis tersedia

Universitas Faletehan
18

c. Dokumen
1). PAK ( Panduan Asuhan Keperawatan )

PAK disusun oleh Tim Asuhan keperawatan yang ditetapkan


berdasarkan SK Direktur RSUD Kota Cilegon Nomor : 445/743/
SK – TU /RSUD / 2019 pada tanggal .......... PAK disusun
berdasarkan 10 besar penyakit yang disesuaikan dengan
kebutuhan ruangan dan sewaktu – waktu dapat direvisi sesuai
dengan kebutuhan. Literatur yang digunakan sudah sesuai
SDKI,SLKI dan SIKI. PAK tersimpan ditempat yang mudah
terjangkau dan mudah diakses oleh perawat.

2). Standar Prosedur Operasional (SOP)


SOP ditetapkan berdasarkan SK Direktur RSUD Kota Cilegon
Nomor : 445/ 547 / SK – TU /RSUD / 2020 pada tanggal 27
April 2020. SOP tersimpan ditempat yang mudah terjangkau dan
mudah diakses oleh perawat. Berdasarkan laporan survei
evaluasi kepatuhan terhadap SOP di Ruang Bougenville tahun
2020 masih standar,dengan nilai rata-rata 77 %.
Berdasarkan hasil pengkajian secara umum SOP sudah lengkap
namun belum terdapatnya SOP Mobilisasi walaupun
tindakannya sudah sering dilakukuan.

3). Pedoman dan dokumen-dokumen lain


Berdasarkan hasil observasi tanggal 3 Maret 2021 keberadaan
dokumen-dokumen di ruang Bougenvile mudah diakses,
dokumen disimpan tertata dengan rapi. Sedangkan untuk
keamanan dokumen, dokumen tersimpan aman pada tempatnya.

d. Proses Asuhan keperawatan


Ruang Bougenvile sudah melakukan tahap – tahap asuhan
keperawatan sebagai berikut :
1) Pengkajian dilakukan secara menyeluruh dan sesuai lembar

Universitas Faletehan
19

pengkajian yang sudah tersedia dan sebagian terdapat metode


checklist dalam pengisian nya.
2) Diagnosa keperawatan ditegakkan sesuai PAK.
3) Rencana Asuhan Keperawatan disusun sesuai PAK..
4) Implementasi dan evaluasi didokumentasikan segera setelah
dikerjakan
5) Dokumentasi dikerjakan setelah melalui tahap – tahap asuhan
keperawatan yaitu setelah pengkajian, implementasi dan
evaluasi. Dokumentasi tidak dilakukan sebelum melakukan
kegiatan –kegiatan yang didokumentasikan

Table 2.8
Hasil Evaluasi Dokumentasi Keperawatan
No Aspek yang dinilai Nilai ( % )
1 Pengkajian 100 %
2 Diagnosa keperawatan 100 %
3 Perencanaan 100 %
4 Implementasi 100 %
5 Evaluasi 100 %
6 Catatan Asuhan Keperawatan `100 %
Rata – rata 100 %

Analisa data :
Berdasarkan pengkajian dan observasi tanggal 3-4 Maret 2021,
diambil sample 6 status pasien rawat inap di R.Bougenvile untuk
evaluasi penilaian dokumentasi perawatan. Hasil dari penilaian
dokumentasi perawatan 6 status pasien tersebut adalah 100%
pendokumentasian terisi sesuai format

e. Proses Manajemen Pelayanan

1). Planning/Perencanaan

Dalam menjalankan suatu manajemen untuk merealisasikan visi


misi yang telah dibuat. Kepala ruangan menjelaskan salah satu
rencana jangka panjang adalah mempersiapkan pelatihan bagi
perawat yang belum pernah mengikuti pelatihan. Sedangkan

Universitas Faletehan
20

rencana jangka pendek dirapatkan setiap sebulan sekali dan


salah satu rencana jangka pendek adalah mempersiapkan
kelengkapan syarat serta sarana rumah sakit guna dilakukan
akreditasi dan memberikan kesempatan jenjang karir untuk
perawat dalam meneruskan pendidikan.
2). Organizing/Pengorganisasian

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan,


pelayanan keperawatan atau metode penugasan yang dilakukan
di Ruang Bougenvile adalah metode tim, terdapat 2 tim yang
masing masing beranggotakan 7 perawat pelaksana.

3). Actuating/Menggerakan

Peran kepala ruangan dalam menggerakan roda keperawatan


telah berjalan. Kepala ruangan menjelaskan setiap sebulan sekali
selalu mengadakan pertemuan yang dimana bertujuan untuk
mengkaji dan mengevaluasi kinerja serta rencana jangka
panjang atau jangka pendek yang telah dibuat. Gaya
kepemimpinan dalam mengambil keputusan secara demokratis.
4). Controlling

Kepala ruangan menjelaskan salah satu tugas dari kepala


ruangan adalah melakukan supervisi kepada ketua tim, anggota
dan staff di ruangan. Adapun supervisi dilakukan setiap sebulan
sekali bergantung terhadap situasional yang ada. Hal yang dikaji
dan evuluasi adalah kinerja dan perkembangan pekerjaan dan
tugas sesuai dengan kewenangan dan jobdesc. Adapun supervisi
yang dilakukan oleh staff rumah sakit supervisi rutin atau
kredensial dilakukan setiap 3 tahun sekali sekali. Pelaksanaan
evaluasi/controlling telah berjalan sesuai dengan ketentuan dan
kebutuhan ruangan.

f. Healthcare Associated Infections (HAIs)/ Infeksi Nosokomial

Universitas Faletehan
21

Table 2.9
Instrumen Evaluasi Pengadaan Kelengkapan
Healthcare Associated Infections
(HAIs) di Ruang Bougenville RSUD Kota
Cilegon 2020

No Komponen Ya Tidak
1 Sarung tangan tersedia/mudah didapat

2 Masker tersedia/mudah didapat 
3 Baju pelindung/kerja tersedia 
4 Tempat sampah medis dan non medis 
tersedia
5 Tempat sampah non medis tersedia 
6 Tempat sampah benda tajam tersedia 
7 Tempat plabot infus v
8 Protap pembuangan sampah medis ,

nonmedis tersedia (mudah dibaca setiap
petugas)
9 Wadah merendam instrumen bekas pakai 
tersedia
10 Protap pencucian alat atau instrumen bekas 
pakai tersedia (mudah dibaca setiap petugas)
11 Larutan clirine atau desinfektan atau sabun 
cuci tangan tersedia

12 Tempat cuci tangan dengan air mengalir 


tersedia
13 Protap mencuci tangan tersedia (mudah

dibaca setiap petugas)
14 Protap dari tindakan – tindakan keperawatan
telah menggambarkan prinsip universal 
precaution
Total 12 2
Prosentase 85,7% 14,3%

Keterangan
Tinggi : jika nilai ≥60
Rendah : jika nilai <60

Universitas Faletehan
22

Analisa :
Berdasarkan pengkajian dan analisa data di atas, pengadaan
kelengkapan universal preacution di Ruang Bougenville lebih dari
60%.

Tabel 2.10

Instrumen Evaluasi Pengadaan Kelengkapan Healthcare Associated

Infections (HAIs) di Ruang Bougenville RSUD Kota Cilegon 2020


N Aspek yang dinilai Ya Tidak
o
1 Perawat cuci tangan ketika akan kontak
dengan pasien 
2 Perawat cuci tangan ketika selesai kontak

dengan pasien atau setelah selesai
melakukan tindakan terhadap pasien
3 Perawat mencuci tangan dengan
sabun/larutan Desinfektan 

4 Perawat mencuci tangan di tempat air 


mengalir
5 Perawat menggunakan sarung tangan ketika
akan kontak dengan pasien (pada tindakan 
yang menggunakan sarung tangan )
6 Perawat menggunakan masker ketika
melakukan tindakan terhadap pasien (pada 
tindakan yang membutuhkan masker)
7 Perawat menggunakan alat steril hanya untuk

satu pasien
8 Perawat menggunakan alat disposible hanya
untuk satu kali pakai 
9 Setelah menggunakan alat alat non
diosposible 
perawat mencucinya dengan air desinfektan
1 Perawat menggunakan sepatu yang tertutup
0 dan Aman 
1 Larutan Clorin atau disinfektan atau sabun 
1 cuci tangan tersedia
1 Tempat Cuci tangan dan air mengalir tersedia 
2
1 Protap mencuci tangan tersedia (mudah 
3 didapat)
1 Protap dari tindakan keperaatan 
Universitas Faletehan
4 menggambarkan prinsip universal precaution
Total 12 2
Presentasi (n/14x100%) 85,7 14,3
23

AnAnaliAnalisa :
Berdasarkan pengkajian, didapatkan hasil sebagian besar perawat
sebanyak 85,7% sudah mengikuti aturan untuk mencegah infeksi
nosokomial, namun 14,3% lainnya masih belum sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang ada.

g. Orientasi Pasien Baru


Tabel 2.11
Observasi Orientasi Pasien Baru
Tahap Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
Persiapan 1. Menyiapkan tempat 
2. Menyiapkan buku 
pedoman orientasi pasien
baru
Pelaksanaan 3. Mempersilahkan √
pasien/keluarga duduk
pada tempat yang sudah
disediakan
4. Menjelaskan jadwal 
konsultasi dokter/perawat

5. Menjelaskan hak dan 


kewajiban pasien
6. Menjelaskan ruangan dan 
fasilitas
7. Menjelaskan peraturan RS 
8. Menjelaskan pengurusan √
administrasi
9. Menjelaskan petugas yang 
merawat
10. Memberikan kesempatan 
kepada pasien/keluarga
bertanya hal – hal yang
belum jelas
Penutup 11. Mengakhiri kegiatan 
dengan cara yang baik
12. Meminta keluarga untuk 
menandatangani bukti
orientasi pasien baru
Dokumentasi 13. Menatat pada dokumentasi 
keperawatan
Jumlah 11 2
Presentasi Total 84,6 % 30,7%

Universitas Faletehan
24

Analisa Data :
Berdasarkan data di atas, bahwa pelaksanaan orientasi pasien baru di
Ruang Bougenville sudah cukup tinggi ( 84,6% ) . Orientasi pasien
baru sudah dilakukan sesuai format yang ada.

h. Timbang Terima

Tabel 2.12
Observasi Timbang Terima

No Variabel Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
1 Diawali dengan doa bersama 
2 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab 
dilakukan dengan suara perlahan
3 Memberikan salam kepada pasien 
4 Menyebutkan nama pasien,d medis,dx 
keperawatan
5 Menginformasikan jenis waktu rencana 
tindakan keperawatan
6 Menyebutkan perkembangan pasien setiap 
shift
7 Menginformasikan penkes (bila ada) 
8 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 
9 Menyebutkan terapi dan tindakan medis 
beserta waktunya
10 Menyebutkan tindakan medis yang belum 
dilakukan selama shift
11 Menginformasikan kepada pasien atau 
keluarga nama perawat shift berikutnya
12 Memberikan salam kepada pasien,keluarga 
serta mengobservasi dan menginspeksi
keadaan dan menanyaka keluahn pasien
Jumlah 12
Presentasi 100%

Analisa

Berdasarkan analisa data diatas bahwa pelaksanaan serah terima tugas


jaga Operan ) di Ruang Bougenville berjalan dengan baik ( 100% ).

Universitas Faletehan
25

i. Discharge Planning
Discharge planing atau perencanaan pasien pulang mulai dari masuk
rumah sakit sampai dengan pulang merupakan bagian penting dari
pelayanan klien dan keluarga pada saat dirawat Rumah sakit.
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi tanggal 3-4 Maret 2021,
perawat R.Bougenvile telah melakukan keseluruhan rangkaian asuhan
keperawatan agar saat pulang nanti pasien dan keluarga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkunganya dan mengerti akan penyakit
dan perawatan yang harus dilakukan dirumah. Berdasarkan hasil
wawancara kepada 8 pasien dan keluarganya, didapatkan data :
- Seluruh pasien dan keluarganya menyatakan menerima
pendidikan kesehatan dari perawat tentang perawatan di
rumah menjelang pasien dipulangkan
- Sebanyak 7 pasien dan keluarganya menyatakan mengerti
pendidikan kesehatan yang disampaikan perawat dan 1
pasien dan keluarganya menyatakan kurang mengerti
penjelasan yang disampaikan perawat.
- 3 pasien dan keluarga menyatakan lebih menyukai
pendidikan kesehatan secara lisan, 5 pasien dan keluarga
menyatakan lebih menyukai pendidikan kesehatan melalui
audio visual.
- Media pendidikan kesehatan yang tersedia adalah leaflet
tentang Appendisitis.
Tabel 2.13

Instrumen Evaluasi

Pengelolaan Persiapan pemulangan Pasien


No Variabel yang dinilai Ya Tdk
Tersedianya format pengkajian yang v
1. berkaitan dengan persiapan pasien pulang
dalam dokumentasi keperawatan
2. Tersedianya leaflet atau media publlikasi v
yang berkaitan dengan perawatan di rumah
kasus 10 besar penyakit yang
membutuhkan pendidikan tentang

Universitas Faletehan
26

perawatan di rumah
Perawat yang merawat melakukan v
3
pengkajian kesiapan pasien pulang
Perawat memberikan pendidikan v
kesehatan yang diperlukan sesuai dengan
4 kebutuhan pasien (dilihat dari catatan
perawat dan Cross cek kepada pasien dan
keluarga)
Tersedianya prosedur pemulangan bagi v
5 pasien yang membutuhkan tindak lanjut
perawatan di rumah
Tersedianya bagian/departemen (di Rumah v
Sakit) yang menindaklanjuti pasien yang
6.
membutuhkan perawatan lanjutan di
rumah
Jumlah 4 2

Nilai: Total Skor/6 x100

Keterangan:
Tinggi : Jika Nilai ≥ 60
Rendah: Jika Nilai <60

Analisa :
Berdasarkan analisa data diatas bahwa pelaksanaan Pengelolaan
Persiapan pemulangan Pasien di Ruang Bougenville cukup tinggi >
60%. Untuk ketersediaan leaflet yang berkaitan dengan perawatan
dirumah kasus 10 besar penyakit hanya ada leaflet tentang
Apendissitis.
Unsur Money

1. Identifikasi Pengelolaan Dana Ruangan

Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Cilegon masih dibawah naungan


pemerintah. Kota Cilegon sehingga pengadaan sarana dan prasarana
Rumah Sakit tidak dapat di proses secara cepat dikarenakan harus
melalui birokrasi yang ada di pemerintah daerah dan harus meminta surat
izin. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala
ruangan pada tanggal 03 Maret 2021 didapatkan data bahwa pengelolaan

Universitas Faletehan
27

anggaran ruangan bersifat sentralisasi, yang artinya pengelolaan


anggaran dilakukan langsung oleh pihak Rumah Sakit. Tetapi dalam
perencanaan anggaran atau perencanaan kebutuhan ruangan untuk kepala
ruangan dan ruangan perawat tidak ikut dilibatkan. Kebutuhan ruangan
yang diajukan tersebut diberikan dalam bentuk barang atau alat habis
pakai. Sumber dana operasional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kota Cilegon dikelola dari dana APBD, APBN dan Swasembada RSUD.
Adapun pengalokasian dana sesuai dengan DPA yang disusun
berdasarkan kebutuhan ruangan yang diajukan ke bagian perencanaan
dan anggaran. dan berasal dari pemerintah secara tidak langsung.

2. Identifikasi sumber dana


a. Dana dari pemerintah
b. Dana dari pembayaran pelayanan perawatan pasien baik mandiri
ataupun BPJS
c. Dana praktik mahasiswa,

D. Unsur Material
Penyediaan bahan, alat dan obat-obatan di ruang Bougenville sebagian sudah
menggunakan pedoman buku standar fasilitas dan peralatan keperawatan dan

Ruangan memiliki persediaan obat / emergensi yang sesuai dengan standar


yang ditetapkan. Untuk manajemen obat pasien, obat diorder oleh dokter jaga
melalui sistem komputerisasi, kemuadian obat pasien akan diantar oleh
petugas depo farmasi rawat inap yang selanjutnya obat disimpan di bed side
cabinet dekat pasien kecuali obat-obatan high alert disimpan dilemari khusus
dekat dengan Nurse Station.

1) Alat Medis
Tabel 2.14

Universitas Faletehan
28

Inventaris Alat Medis

Keadaan
No Nama Barang Jumlah Keterangan
Baik Rusak
1 Tempat Tidur 27 17 10 Roda Tempat tidur seret
2 Kasur Pasien 27 17 10 sobek,tipis
3 Tiang infus mobile 22 17 5 karatan,seret
4 tiang infus bed 1  1  
5 Kursi Roda 4  4 tidak ada tempat kakinya
6 Kasur Decubitus 3  3  
7 Patien Monitor bed 1  1  
8 EKG Fukuda 1  1  
9 Syiring Pump 1  1  
10 Suction 1  1  
11 Alat Huknah 1  1 karatan,Kanul rectum patah
12 NeckColar 2 2   
13 Nebulizer 1  1  
14 Baskom stenliss 4  4  
15 Stetoskop dewasa 5  5  
16 Stetoskop anak 2  2  
17 Tensi meter digital 2  2  
18 Ambu Bag 1  1  
19 Tensi meter Raksa anak 2  2  
20 Buli – buli 4  4  
21 Manometer Oksigen 9  9  
22 Bak Instrumen Sedang 3  3  
23 Kom Kecil 15  15  
24 Pinset sirurgis 25  25  
25 Pinset anatomis 27  27  
26 Gunting Jaringan 15 7 8  
27 Klem 13 13  
28 Bak Instrumen Kecil 4  4  
29 Bak Instrumen Besar 4  4  
30 Bengkok 14  14  
31 Koher 1  1  
32 Spuit Gliserin/klisma 1  1  
33 Scaple 3  3  
34 Gunting Kassa 3 3   
35 Tourniquit 1 1   
36 Termometer Raksa 2  2  
37 Accu Check GDS 1  1  
38 Oxymetri Pulse 1  1  
39 Kom Betahdin kecil 1  1  
40 NeilPudder 1  1  

Universitas Faletehan
29

41 Auto Clave Kecil 1  1  

Analisa :
Berdasarkan pengkajian dan observasi mengenai alat medis
didapatkan hasil bahwa semua alat medis yang tersedia di
R.Bougenvile sebagian besar sudah memenuhi standar Depkes dan
kondisi alat cukup baik, tetapi pada saat pengkajian alat yang dipakai
sebagian besar belum dipisahkan untuk masing- masing Tim.

2) Alat Rumah Tangga

Tabel 2.15
Inventaris Alat Rumah Tangga

Keadaan
No Nama Barang Jumlah Keterangan
Baik Rusak
1 Ac 10 7 3 AC tidak dingin
2 Tv 2  2  
3 Sofa Set 6  6  
4 Kursi Kayu Set 1  1 Sebagian patah
5 Kursi Dokter 3 3   layak pakai
6 Kursi Kerja (Chitos) 5 4 1  
7 Kursi Lipat 4 4  Tidak layak pakai
Kursi jebol,tidak layak
Kursi Plastik/Pasien 14
8 11 3 pakai
9 Komputer 3 2 1 Tidak bisa digunakan
10 Printer Pita 2  2  
11 Dispenser 1 1  
Pendingin kurang
Kulkas 2
12 1 1 berfungsi
13 Lemari Kabinet 1 1   
14 Lemari Loker 4 2 2 Karatan,kunci rusak
15 Lemari Besi 3 1 2 Karatan
16 Lemari Laken 3 1 2  
17 Lemari Plastik/Nakas 2  2  
18 Jam Dinding 4 3 1  
19 Meja Kerja Kayu 4  4  
20 Meja Nurstation 1  1  

Analisa:

Universitas Faletehan
30

Berdasarkan pengkajian dan observasi mengenai alat rumah tangga


didapatkan hasil bahwa semua alat rumah tangga yang tersedia di
R.Bougenvile sebagian besar masih layak pakai.

3) Universal precaution
Tabel 2.16
Inventaris Universal Precoution

No Komponen Ketersediaan
Ya Tidak
1 Sarung tangan tersedia / mudah didapat 
2 Masker tersedia / mudah didapat 
3 Tempat sampah medis tersedia 
4 Tempat sampah non medis tersedia 
5 Tempat sampah benda tajam 
6 Tempat plabot infuse 
7 Protap pembuangan sampah medis, non
medis tersedia (mudah dibaca oleh setiap 
petugas
8 Wadah merendam instrumen bekas pakai 
9 Larutan clorin / desinfektan 
10 Tempat cuci tangan dengan air mengalir 
tersedia
11 Protap pencuci tangan tersedia (mudah 
didapat)
12 Protap dari tindakan-tindakan keperawatan 
telah menggambarkan prinsip universal
precaution
13 Tersedianya lap tangan sekali pakai 
14 Sabun cuci tangan 
Total 13 1
Presentasi 92,9% 7,1%

Analisa:
Berdasarkan pengkajian dan observasi mengenai inventaris universal
precaution didapatkan hasil bahwa ketersediaan alat universal
precaution 92,9% terpenuhi.

Universitas Faletehan
31

4) Obat
Tabel 2.17
Sentralisasi Pemberian Obat

No Pernyataan Ya Tidak
1 Infrom consent pengelolaan sentralisasi obat v
2 Format kontrol dan pemakaian obat √
3 Buku sentralisasi obat (buku serah terima √
obat)
4 Lemari obat √

Analisa Data:
Berdasarkan pengkajian dan observasi mengenai sentralisasi obat
didapatkan hasil bahwa dalam peresepan obat oleh dokter disesuai
dengan kebutuhan pasien, obat disimpan di loker obat pasien kecuali
obat high alert disimpan dilemari khusus dekat dengan nurse station
dan diberikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan sehingga proses
sentralisasi pemberian obat kepada pasien telah sesuai kecil
kemungkinan akan munculnya dampak kesalahan dalam pemberian
obat kepada pasien tidak terjadi, sehingga dengan kondisi tersebut
meminimalkan pasien untuk mengkonsumsi obat secara tidak teratur
sehingga mempercepat proses penyembuhan.

E. Unsur Marketing

1. Kajian data
a) Sistem pemasaran ruangan

Dari hasil observasi dan wawancara dengan perawat ruang


Bougenville bahwa sistem pemasaran ruangan yang dilakukan
adalah dengan cara memberikan pelayanan yang bermutu, sesuai
dengan visi dan misi RSUD Kota Cilegon. Mengunggulkan
fasilitas yang ada seperti bed side rails dengan jumlah 27 bed dan

Universitas Faletehan
32

AC serta jumlah perawat yang berkompeten 16 orang. Selain itu


juga RSUD Kota Cilegon mempunyai website yang berisi tentang
profil rumah sakit serta sarana prasarana yang menunjang dalam
pemberian pelayanan kesehatan lengkap.

b) Penataan ruangan

Dari hasil observasi dan wawancara, penataan ruangan di Ruang


Bougenville RSUD Kota Cilegon terlihat rapi Ruangan perawat
terlihat nyaman. Nurse station terletak di tengah ruang perawat
sehingga perawat mudah untuk memantau setiap ruangan dan
memudahkan keluarga saat membutuhkan perawat. Hasil
pengamatan lainnya yaitu ruangan Gudang terlihat tertata rapi,
terpampang jadwal piket kebersihan. Kursi roda, tabung Oksigen,
tiang infus, tempat sampah medis dan tempat sampah nonmedis
terata rapi. Sedangkan ruang spool hock yang sebenarnya terletak
di belakang ruang perawat dan keadaannya tampak tidak tertata
rapih. Dari pengamatan kami, ketersediaan sarana cuci tangan baik
menggunakan air mengalir maupun handrub mencukupi.

Ruang Bougenville adalah ruang bedah kelas 1, 2 dan 3. Kapasitas


tempat tidur di ruang Bougenville ada 27 bed. Kelas 1 ada 4 kamar
dengan 2 bed di tiap kamar. Kelas 2 terdiri dari 2 kamar dengan 4
bed di tiap kamar. Kelas 3 terdiri dari 2 kamar dengan 1 kamar
berisi 5 bed dan 1 kamar berisi 3 bed. Ada 1 ruang isolasi dengan 1
bed. Pada ruangan terdapat lemari besi kecil disamping tempat
tidur, AC, tempat sampah dan kamar mandi. Hanya ruang isolasi
yang memakai blower. AC berfungsi dengan baik. Jarak antara
satu tempat tidur dengan tempat tidur lainnya kurang lebih 1 meter,
terdapat penomoran bed, tempat tidur saling berhadapan dan
terdapat hordeng sebagai penyekat.

Ruangan perawat terdiri dari nurse station, ruang kepala ruangan

Universitas Faletehan
33

dan ruang administrasi. Kamar mandi perawat terletak di ruang


Tindakan. Tersedia handrub di setiap pinggir tembok kamar pasien.
Obat-obatan pasien diletakkan dalam plastik di meja pasien.
Tempat sampah medis di ruang Bougenville ada 2 yaitu 1 tempat
sampah medis infeksius berwarna kuning dan 1 tempat sampah
berwarna hijau untuk sampah non infeksius. Untuk sampah jarum
suntik dan ampul bekas obat injeksi dimasukkan ke dalam safety
box berwarna kuning. Penataan kulkas, lemari laken, lemari alat-
alat medis dan penempatan troley nampak tertata rapi.

c) Efisiensi Ruangan

Tabel 2.18
BOR, LOS,BTO,TOI
Indikator
Bulan BOR ( % ) LOS BTO TOI

Desember 2020 63 %, 2 3 10

Januari 2021 51 %. 2 2 11

Februari 2021 51 %. 2 2 12

Analisa :
- Berdasarkan pengkajian dan analisa data diatas, rata – rata
pemakaian tempat tidur ( BOR ) selama 3 bulan terakhir
( Desember 2020 – Februari 2021 ) mengalami penurunan dan
kurang dari standar Depkes RI 2005 yaitu 60 % - 85%
- Berdasarkan pengkajian dan analisa data lama perawatan pasien
( LOS ) selama 3 bulan terakhir ( Desember 2020 – Februari

Universitas Faletehan
34

2021 ) sama setiap bulannya yaitu 2 hari. Hasil ini tidak sesuai
dengan nilai LOS berdasarkan standar Depkes RI 2005 yaitu 6-9
hari.

- Berdasarkan pengkajian dan analisa data rata –rata lama perawatan


pasien ( BTO ) selama 3 bulan terakhir ( Desember 2020 –
Februari 2021 ) yaitu 2-3 kurang dari standar standar Depkes yaitu
5-45 hari.
- Berdasarkan pengkajian dan analisa data rata –rata lama perawatan
pasien (TOI ) selama 3 bulan terakhir ( Desember 2020 –
Februari 2021 ) didapatkan nilai TOI 10 – 12, melebihi standar
Depkes yaitu 1-3 hari.

d) Penilaian kepuasan kerja perawat dan kepuasan klien


1) Kepuasan kerja perawat

Pengukuran tingkat kepuasan kerja karyawan menggunakan


kuesioner yang berisi 14 pertanyaan dengan 5 pilihan jawaban,
diantaranya:
a) Sangat tidak puas, dengan skor 1
b) Tidak puas, dengan skor 2
c) Cukup puas, dengan skor 3
d) Puas, dengan skor 4
e) Sangat puas, dengan skor 5

Tabel 2.19
Instrument evaluasi kepuasan kerja perawat

No. Komponen 1 2 3 4 5
1 Jumlah gaji yang diterima 1 3 4 0 0
dibandingkan pekerjaan yang
saudara lakukan
2 Sistem penggajian yang dilakukan 1 0 7 0 0

Universitas Faletehan
35

institusi tempat saudara bekerja


3 Jumlah gaji yang diterima 3 2 3 0 0
dibandingkan dengan pendidikan
saudara
4 Tersedianya perawatan dan 1 2 5 0 0
perlengkapan yang mendukung
pekerja
5 Kondisi ruangan kerja terutama 0 6 2 0 0
yang berkaitan dengan ventilasi
udara, kebisingan dan kebersihan
6 Adanya jaminan atas kesehatan 1 3 3 1 0
atau keselamatan kerja
7 Perhatian institusi RS terhadap 1 1 6 0 0
saudara
8 Hubungan antara karyawan dalam 0 4 4 0 0
kelompok kerja
9 Kemampuan dalam bekerja sama 0 5 2 1 0
antara karyawan
10 Kesesuaian antara pekerja dan 0 5 3 0 0
latar pendidikan saudara
11 Perlakuan atasan terhadap saudara 0 3 3 2 0
selama bekerja
12 Kebebasan melakukan metoda 0 2 6 0 0
sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaan
13 Kesempatan untuk meningkatkan 0 5 3 0 0
kemampuan kerja melalui
pelatihan atau pendidikan
tambahan
14 Kesempatan untuk mendapatkan 0 2 6 0 0
posisi yang lebih tinggi
Jumlah 8 43 57 4 0

Analisa :
Berdasarkan penyebaran angket pada 8 perawat yang bertugas di
Ruang Bougenville RSUD Kota Cilegon pada tgl 3 dan 4 Maret 2021,
di dapatkan nilai 57, bahwa perawat R. Bougenvile merasa cukup
puas dengan pekerjaannya.

e) Kepuasan pasien

Di Ruang Bougenville RSUD Kota Cilegon sudah ada kotak saran sebagai
sarana untuk menyampaikan keluhan pasien. Untuk penilaian tingkat kepuasan

Universitas Faletehan
36

pasien di lakukan dengan cara pembagian instrument evaluasi persepsi pasien


terhadap mutu asuhan keperawatan yang dilakukan oleh tim survey mutu
pelayananan keperawatan. Data terakhir yang kami dapatkan, diketahui bahwa
sebanyak 84,6% pasien menyatakan puas dengan mutu pelayanan keperawatan.
Instrument yang di gunakan mengacu pada askep (instrument penerapan SAK
Depkes RI tahun 2005).

Universitas Faletehan
49

BAB III
MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN

A. Analisa SWOT
No. Variabel Strengths Weakness Oppotunity Treaths
1. Man - Jumlah tenaga perawat sudah- Tingkat pendidikan perawat - Adanya kesempatan - Ada tuntutan tinggi
sesuai dengan perhitungan D3 keperawatan sebanyak 12 untuk mengikuti dari masyarakat untuk
metode tim. orang program pelatihan atau pelayanan kesehatan
- Jumlah tenaga perawat di Ruang- Perawat yang memiliki seminar baik formal yang lebih professional
Bougenville 16 orang pelatihan perawatan medikal maupun non formal - Makin tingginya
- Tingkat pendidikan tenaga bedah hanya 2 orang - Adanya kerja sama kesadaran masyarakat
perawat R.Bougenvile : - Perawat sudah melaksanakan beberapa institusi akan hukum
 Ners : 4 orang mobilisasi tanpa SOP pendidikan - Makin tinggi
 DIII Keperawatan : 12 - Peningkatan kualitas kesadaran masyarakat
Orang pelayanan keperawatan akan pentingnya
- Hampir seluruh perawat dengan panduan SOP kesehatan.
mempunyai pengalaman kerja >5 - Semakin banyaknya
tahun persaingan antara

Universitas Faletehan
50

- Seluruh perawat sudah pelayanan kesehatan lain


mengikuti pelatihan seperti sehingga mengharuskan
BTCLS dan BCLS adanya peningkatan
kinerja perawat di ruang
- Jumlah tenaga Non
rawat inap Bougenvile
keperawatan :

 Tenaga Administrasi : 2
orang

 Clening servise : 2
orang

- Dari 10 besar penyakit yang


ada di R.Bougenvile, 7
diantaranya dilakukan tindakan
pembedahan

- Dari 8 perawat, diketahui


semuanya sudah melakukan
mobilisasi pada pasien.

- Dari 8 pasien, diketahui 6

Universitas Faletehan
51

pasien mengatakan sudah


dilatih mobilisasi oleh perawat
2. Material - Mempunyai sarana dan - Jumlah ketersediaan alat - Adanya anggaran dari - Adanya tuntutan tinggi
a. Alat-alat
prasarana untuk pasien dan medis sudah mencukupi namun Rumah Sakit untuk sarana dari masyarakat untuk
petugas belum dibagi masing-masing tim dan prasarana yang rusak pelayanan yang
- Tersedianya fasilitas - Ketersediaan plastik sampah - Adanya kesempatan profesional.
pelayanan kesehatan yang baik medis belum mencukupi untuk meningkatkan sarana - Beberapa RS swasta
- Jumlah dan kualitas tempat kebutuhan R. Bougenvile dan prasarana yang ada di tersedianya alat-alat
tidur cukup baik ruangan Bougenvile. yang lebih canggih
- Tersedianya Nurse station - Mendapatkan dukungan - a
k
- Adanya ventilasi disetiap logistik dari APBD
i
R. Bougenvile pemerintahan daerah n
- Tersedianya tempat sampah
t
medis dan non medis serta i
n
safety box
g
- Peresepan obat sesuai dengan g
i
order dokter
n
- Penyimpanan obat di laci pasien y
a
- Obat High alert disimpan

Universitas Faletehan
52

b . obat dilemari khusus di ruang k


e
perawat
s
a
d
a
r
a
n
3 Methode - Rumah sakit memiliki - Belum adanya SOP - RSUD Kota Cilegon- Adanya tuntutan dari
visi,misi dan motto untuk Mobilisasi merupakan satu- satunya masyarakat akan
acuan melakukan kegiatan - Struktur organigram masih Rumah Sakit pemerintah di pelayanan
pelayanan menggunakan organigram lama. Kota Cilegon dengan Tipe B keperawatan yang
- Metode penugasan- Dari 8 pasien, 1 orang - Adanya kerjasama yang lebih baik
diruangan menggunakan metode menyatakan kurang mengerti baik antara institusi- Kesesuaian pelaksanaan
TIM pendidikan kesehatan yang pendidikan dengan Rumah tindakan dengan SOP,
- Terdapat struktur disampaikan oleh perawat Sakit meminimalkan resiko
organigram sesuai metode Tim - Ketersediaan leaflet yang - Peningkatan komplikasi yang
- Mempunyai Panduan terbatas pengetahuan pasien terhadap ditimbulkan
Asuhan Keperawatan sesuai- pendidikan kesehatan
SDKI, SLKI, dan SIKI melalui audio visual
- Asuhan keperawatan

Universitas Faletehan
53

dilakukan berdasarkan SOP


- Pendokumentasian Askep
100% sesuai format dan
lengkap diisi.
- Serah terima tugas ( operan
) dilakukan dengan baik
- Pelaksanaan Ronde
keperawatan sudah dilakukan
- Discharge planing sudah
dilakukan oleh perawat sesuai
format
- Pendidikan kesehatan
diberikan secara lisan
- Pendidikan kesehatan
diberikan saat pasien dirawat
dan pasien pulang
- Dari 8 pasien, 5 pasien
menyatakan menyukai
pemberian pendidikan

Universitas Faletehan
54

kesehatan melalui audio visual

4 Money - Sistem pengelolaan - Sistem keuangan masih berada- Adanya kerja sama - Adanya persaingan tarif
keuangan R.Bougenvile diatur dibawah pemerintahan kota dengan institusi pendidikan. perawatan antar Rumah
oleh Rumah sakit sehingga mempersulit apabila ada- Tarif RSUD Cilegon Sakit
- RSUD Kota Cilegon hal-hal yang harus ditangani segera. lebih murah dibandingkan - Tidak terealisasinya
menerima klien dengan sistem - Belum semua kebutuhan tarif Rumah sakit lainya permintaan kebutuhan
pembayaran BPJS dan ruangan yang diajukan disetujui yang berada di Cilegon ruangan secara tidak
Mandiri melainkan harus mengikuti prosedur- langsung dapat
- dan aturan RS. mempengaruhi pelayanan
keperawatan secara
-
optimal
-
5 Marketing - Sistem marketing - Adanya kerjasama - Adanya RS swasta dan
pemasaran di Ruang dengan institusi Klinik yang ada di
Bougenville dilakukan pendidikan Cilegon
dengan cara pelayanan yang - Letak RSUD Cilegon - Adanya tuntutan tinggi
bermutu sehingga pasien dan yang berada di pinggir dari masyarakat untuk
keluarga dapat mempercayai jalanraya pelyananan yang lebih
rumah sakit RSUD Cilegon - Tarif RSUD Cilegon profesional.

Universitas Faletehan
55

- Adanya kerja sama dengan smurah sehingga - Makin bertambah


instasi pendidikan. pasien lebih banyak tingginya kesadaran
- Adanya kotak saran yang berobat ke RSUD masyarakat akan
terpajang di depan ruangan. Cilegon penting nya kesehatan.
- Hasil obserasi kepuasan - Menerima rujukan
pasien terakhir, didapatkan dari rumah sakit lain.
data jumlah pasien yang
menyatakan puas dengan
pelayanan kesehatan yang
diberikan sebesar 84,6 %

Universitas Faletehan
51

Universitas Faletehan
55

Universitas Faletehan
56

B. Identifikasi Masalah

1. Perlu upaya peningkatan pendidikan kesehatan dengan


menggunakan audiovisual agar lebih efektif dan efisien

2. Belum adanya SOP mobilisasi post operasi

3. Struktur organigram masih menggunakan organigram lama

C. Perumusan Masalah

No Data Masalah
1. Dari hasil pengkajian tanggal 3-4 Maret Belum adanya SOP mobilisasi post
2021 diketahui : operasi
- Total jumlah pasien dari bulan Desember
2020-Februari 2021 adalah 190 orang

- Dari 10 besar kasus di R. Bougenvile, 7


kasus penyakit dilakukan tindakan
pembedahan

- Berdasarkan wawancara 8 perawat,


seluruhnya sudah mau melatih mobilisasi pada
pasien

- Adanya perbedaan perlakuan mobilisasi


yang diberikan perawat pada pasien

- Berdasarkan wawancara dari 8 pasien, 6


pasien menyatakan sudah diberikan latihan
mobilisasi oleh perawat

- Berdasarkan hasil observasi, tidak tersedia


SOP Mobilisasi di ruang Bougenvile
2 Dari hasil pengkajian tanggal 3-4 Maret 2021 Perlu upaya peningkatan Pendidikan
diketahui kesehatan dengan Audio visual

- Berdasarkan observasi dan hasil penilaian


Discharge planing bahwa pelaksanaan
Pengelolaan Persiapan pemulangan Pasien di

Universitas Faletehan
57

Ruang Bougenville cukup tinggi > 60%.

- Ketersediaan leaflet yang terbatas di ruang


Bougenvile

- Berdasarkan observasi Penkes diberikan


oleh perawat saat pasien dirawat dan saat
pasien pulang

- Berdasarkan observasi dan wawancara


dari 8 pasien, 8 pasien menyatakan sudah
menerima pendidikan kesehatan dari perawat,
1 pasien menyatakan kurang mengerti
pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh
perawat

- Berdasarkan observasi dan wawancara


dari 8 pasien, 3 pasien menyatakan lebih
menyukai penyampaian pendidikan kesehatan
secara lisan dan 5 pasien lebih menyukai
penyampaian secara audio visual

-
3 Dari hasil pengkajian tanggal 3-4 Maret 2021 Struktur organigram masih
diketahui menggunakan organigram lama

- Terlihat adanya struktur organigram


namun dengan anggota yang lama

f) Prioritas Masalah

Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, wewenang dan kemampuan


mahasiswa maka alternatif penyelesaian masalah pada 3 masalah, teknik yang
di gunakan untuk memprioritaskan masalah menggunakan pembobotan
dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1. Magnitude (Mg) : kecenderungan besar seringnya kejadian
masalah
2. Severy (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan

Universitas Faletehan
58

3. Manageability(Mn) : bisa dipecahkan


4. Nursingconsent (Nr) : berfokus pada perawatan
5. Affordability(Afd) : ketersediaan sumber daya

ASPEK
Masalah Jumlah Prioritas
Mg Sv Mn Nr Afd
1. Belum adanya SOP mobilisasi
3 4 4 2 2 15 1
post operasi

2. Perlu upaya peningkatan


4 3 3 3 1 14 2
Pendidikan kesehatan dengan
Audio visual

3 Struktur organigram masih


2 3 4 1 2 12 3
menggunakan organigram
lama

Rentang yang di gunakan 1-4 dengan kriteria


sebagai berikut :
Nilai 1 = tidak sesuai
Nilai 2 = Kurang sesuai
Nilai 3 = cukup sesuai
Nilai 4 = sangat sesuai

Universitas Faletehan
59

E. Planning Of Action
No Unsur- Masalah yang Rencana Sasaran Strategi Alat Waktu Tempat Penang
Tujuan
Unsur muncul kegiatan gung
Pelaksa
Manajemen
Jawab
naan
1 Metode Belum adanya - Menyusun-Untuk - Diskusi materi SOP 10/03/2021 Ruang Mira dan
SOP mobilisasi SOP meminimal Seluruh penyusunan SOP Bougenvile Herni
post operasi mobilisasi isasi perawat R. dengan Ka Ruangan, RSUD
post kesalahan Bougenvile CI dan Manajemen Kota
operasi dalam keperawatan Cilegon
- Sosialisasi melakukan
SOP tindakan -Mensosialisasikan
Mobilisasi SOP kepada perawat
ruang Bougenvile

Universitas Faletehan
60

2 Metode Perlunya upaya Desiminasi Meningkatk Seluruh praktek Diskusi 11/3/2021 R. Dini
peningkatan an perawat R. dengan Bougenvile Vivi
pendidikan Roleplay pengetahuan Bougenvile kepala Dewi
kesehatan pendidikan - ruangan, CI
melalui audio kesehatan dan perawat
visual pasien pelaksana
dengan
audio visual
3 Metode Struktur Desiminasi Terbentukny Kepala Membuat bagan Bagan 11/3/2021 R.Bougenvi Wini
organisasi a bagan Ruangan , struktur organisasi struktur le Farid
masih struktur ketua tim organisasi

Universitas Faletehan
61

menggunakan organisasi dan perawat


susunan perawat / pelaksana
anggota lama Tim dengan
susunan
anggota
yang baru

BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

a. IMPLEMENTASI
No Kegiatan Tujuan Pelaksana Sasaran Waktu dan Hasil dan
Tempat Modifikasi
1 Persiapan : Memudahkan dalam 1.Wini Herniwi Perawat ruang 09 – 03 - 2021 Hasil yang
- Mencari referensi proses penyusunan 2. Herni Yusrina Bougenvile Ruang dilakukan :
-Mendiskusikan bersama Ka SOP Mobilisasi Bougenvile -Sudah
Ruangan, Ci dan Manajemen dilaksanakan
keperawatan dalam sesuai dengan

Universitas Faletehan
62

penyusunan SOP perencanaan


yang dibuat
-Sudah
menyusun SOP
Mobilisasi
-
Pelaksanaan : Dengan adanya 1.Wini Herniwi Perawat ruang 10 – 03 - 2021 Hasil yang
Melaksanakan sosialisasi SOP Mobilisasi di 2. Herni Yusrina Bougenvile Ruang dilakukan :
SOP Mobilisasi pada perawat ruang Bougenvile, Bougenvile -Sudah
ruang Bougenvile diharapkan perawat dilaksanakan
ruang Bougenvile sesuai dengan
mempunyai perencanaan
panduan baku yang dibuat
dalam melatih
mobilisasi pada
pasien
Evaluasi 10 – 03 - 2021
Sosialisasi usulan SOP
Mobilisasi sudah dilakukan di
ruang Bougenvile

Universitas Faletehan
63

2 Persiapan : Memudah dalam 1.Dewi Perawat,Pasien 9/03/2021 Hasil yang


1.mencari referensi vidio proses pembuatan 2.Anisa dan keluarga Ruang bogenvil dilakukan :
penkes pendidikan -Sudah
2.mendiskusikan bersama kesehatan dengan dilaksanakan
kepala ruangan dan C1 untuk audio visual sesuai dengan
perencanaan pemberian perencanaan
pendidikan kesehatan melalui yang dibuat
audiovisual -Sudah
menyediakan
fasilitas audio
visual untuk
pendidikan
kesehatan

Pelaksanaan: Pendidikan 1.Mala Perawat,pasien 10/03/2021


Melaksanakan sosialisasi kesehatan dengan 2.Mira dan keluarga Ruang bogenvil
pendidikan kesehatan dengan audio visual
audio visual kepada perawat memudahkan
pasien dan keluarga perawat dalam

Universitas Faletehan
64

menyampaikan
pendidikan
kesehatan pada
pasien dan keluarga
Evaluasi Ruangan memiliki 1.wini Perawat,pasien 10/03/2021
Sudah di laksanakannya sarana audio visual 2.herni dan keluarga Ruang bogenvil
sosialisasi pendidikan untuk pendidikan
kesehatan dengan audio kesehatan
visual
3 Persiapan 1.dini Perawat 10/03/2021 Hasil yang
1.Membuat rancangan Memudahkan dalam 2.dewi Ruang bogenvil dilakukan:
struktur organisasi proses pembuatan -Sudah di
2.Mendiskusikan bersama struktur organisasi laksanakan sesuai
kepala ruangan dan CI untuk perencanaan
perencanaan pembuatan yang di buat
organigram terbaru -Sudah
menyediakan
fasilitas struktur
Pelaksanaan Dengan adanya 1.Wini Perawat ruang 10/03/2021
organisasi
Melaksanakan penempatan struktur organisasi 2.Anisa bogenvil Ruang bogenvil

Universitas Faletehan
65

struktur organisasi di ruang ruang - sudah di


perawat bogenvil,diharapkan pasangnya
ruangan dapat struktur
mengoptimalkan organisasi
keberadaan struktur
organisasi sesuai
dengan kegiatan
yang tercantum
dalam Tim
Evaluasi Ruangan memiliki 1.Wini Perawat ruang 10 - 03 -2021
Sudah dilaksanakannya struktur organisasi 2.Anisa Bougenvile Ruang
pemasangan struktur Bougenvile
organisasi

Universitas Faletehan
65

A. EVALUASI

No. Masalah Keperawatan Tanggal Hasil Evaluasi

1. Belum ada SOP 10 – 03 - 2021 1. Draft SOP Mobilisasi sudah tersusun


Mobilisasi di ruang
Bougenvile 2. Sudah dilaksanakan sosialisasi pada
perawat ruang Bougenvile. Draft SOP
Mobilisasi yang disampaikan sudah sesuai
dengan kebutuhan perawat RSUD Kota
Cilegon Khusus nya perawat Ruang
perawatan Bedah. Kegiatan berjalan dengan
lancar,diawali dengan sambutan lalu
pemaparan SOP dilanjutkan dengan sesi
pertanyaan dan penutup.

3. Sudah dilaksanakan penerapan draft SOP


Mobilisasi kepada pasien

2. Perlunya upaya 10 – 03 - 2021 Setelah dilaksanakannya penyusunan


peningkatan pendidikan kesehatan melalui audio visual,
Pendidikan kesehatan membantu perawat dalam memberikan
melalui audio visual pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga agar lebih efektif dan efisien, serta
meningkatkan pengetahuan pasien

3. Struktur organisasi 10 – 03 2021 Setelah dilaksanakannya pemasangan


masih menggunakan struktur organisasi terbaru, memudahkan
susunan anggota lama masing masing anggota tim mengetahui
tugas dan fungsi

Universitas Faletehan
66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek profesi manajemen keperawatan di RSUD Cilegon dilaksanakan


selama 2 minggu, yaitu mulai tanggal 03 – 13 Maret 2021.

Kesimpulan yang didapat kelompok dari pengkajian sampai evaluasi adalah :

1. Secara umum, pelaksanaan manajemen keperawatan di ruang Bougenvile sudah


baik, mengacu pada MAKP

2. Pelaksanan asuhan keperawatan menggunakan metode tim

3. Secara umum pelaksanaan tindakan keperawatan sudah sesuai SOP yang


tersedia, namun saat observasi tidak ditemukan SOP Mobilisasi

4. Pelaksanaan Discharge planning. sudah dilaksanakan sesuai format. Penkes sdh


gived sesuai Discharge plannoing. Perlu upaya peningkatan pendidikan
kesehatan dg audio visual agar lebih menarik dan memudahkan penerimaan
pesan yang disampaikanv

Prioritas masalah dibuat dengan pertimbangan : wewenang, keterbatasan waktu, dan


kemampuan mahasiswa. Alternative penyelesaian masalah dilakukan pada 3
permasalahan berdasarkan prioritas. Tekhnik yang digunakan untuk
memprioritaskan masalah adalah dengan memperhatikan aspek : Magnitude (Mg)
kecenderungan besar seringnya kejadian masalah, Severy (Severy) besarnya
kerugian yang timbulkan, Manageability (Mn) bisa dipecahkan, Nursing Consent
(Nr) berfokus pada keperawatan, dan Affordiability (Afd) ketersediaan sumber daya
manusia.

Implementasi yang dilakukan kelompok selama 1 minggu dari tanggal 8 – 10 Maret


2021 meliputi :
a. Menyusun draft/usulan SOP Mobilisasi Pasien Post Operasi pada tindakan
dengan general anestesi, regional anestesi dan spinal anestesi

Universitas Faletehan
67

b. Melakukan sosialisasi usulan SOP Mobilisasi Pasien Pasca Operasi pada


perawat ruang Bougenvile
c. Menyusun materi pendidikan kesehatan melalui audio visual. Materi bisa
disampaikan melalui tablet smartphone dan televisi yang ada di ruang rawat
pasien
d. Memasang organigram terbaru ruang Bougenvile

B. Saran

Beberapa saran dalam upaya peningkatan kualitas layanan keperawatan di ruang

Bougenvile adalah :

Manajemen keperawatan diharapkan dapat mempertahankan sistem layanan

keperawatan yang sudah berjalan dengan baik, dikembangkan menjadi lebih baik

lagi, dengan memperhatikan semua aspek pendukung

Universitas Faletehan
68

Daftar Pustaka

UU RI. No 44 Tahun 2009. Tentang Rumah


sakit UU RI. No.38 Tahun 2014. Tentang
Keperawatan Kepmenkes 856. 2009. Standar
IGD di Rumah Sakit
Permenkes RI. Nomor 10 Tahun 2015. Standar Pelayanan
Keperawatan di Rumah sakit khusus

Kemenkes RI. (2012). Pedoman Teknis Bangunan Rumah sakit


Ruang Gawat Darurat

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam


Praktik Keperawatan Profesi. Salemba Medika : Jakarta

Depkes RI. 2007. Pedoman teknis sarana dan prasarana Rumah


Sakit Kelas C

Universitas Faletehan
69

Lampiran :

1. Inhouse training perawatan luka modern dresing luka diabetes dan luka operasi

Universitas Faletehan
70

Universitas Faletehan
71

2. Perawatan Luka menggunakan SOP

Sebelum Sesudah

Universitas Faletehan
72

. Pemasangan denah dan struktur Organigram

Universitas Faletehan
73

Universitas Faletehan
74

Universitas Faletehan

Anda mungkin juga menyukai

  • CGJKKMMKK
    CGJKKMMKK
    Dokumen2 halaman
    CGJKKMMKK
    jumalasari25
    Belum ada peringkat
  • FGHJJVG
    FGHJJVG
    Dokumen26 halaman
    FGHJJVG
    jumalasari25
    Belum ada peringkat
  • 00 - 1 Riwayat Hidup #
    00 - 1 Riwayat Hidup #
    Dokumen1 halaman
    00 - 1 Riwayat Hidup #
    jumalasari25
    Belum ada peringkat
  • FGHJJJ
    FGHJJJ
    Dokumen12 halaman
    FGHJJJ
    jumalasari25
    Belum ada peringkat
  • FGJJNN
    FGJJNN
    Dokumen47 halaman
    FGJJNN
    jumalasari25
    Belum ada peringkat