Anda di halaman 1dari 2

KASUS HIFEMA GRADE 1 EC TRAUMA TUMPUL

PF : kesadaran dan tanda vital.


1. Pemeriksaan Oftalmologis
a. Inspeksi mata (loop + senter) – Segmen anterior (duduk di depan pasien jarak
50cm, arah cahaya 30 derajat dari samping)
- Alis  tingkat keparahan trauma
- Palpebra  laserasi ec trauma tumpul
- Silia
- Konjungtiva  hiperemis, perdarahan
- Kornea  laserasi kornea penuh atau melibatkan sklera hingga rupture bola mat
aga?
- arahkan senter ke depan kurang lebih 30cm ada fotofobia dan nyeri ga saat lihat
cahaya?
- Refleks cahaya langsung dan tidak langsung  bentuk, ukuran pupil, ada defek
pupil ga?
- COA (arah cahaya 180 derajat)  dalam/dangkal? Kelainan hipopion, kasus 
darah tanda hifema, sel, flare? Tentukan derajat perdarahan dalam anterior
chamber. (akibat robekan a.siliar??)
Derajat 1  ¼ bagian COA, derajat 2 ½ bagian COA, derajat 3  ¾ bagian
COA, derajat 4  COA penuh darah.
- Iris (180 derajat)  ada defek ga?
- Lensa  jika ada leukocoria (kekeruhan) lakukan shadow test (dikasus leukokoria
-  jernih)
b. Periksa ketajaman penglihatan  Snellen chart  kadang2 ditemukan gangguan
visus. Dilanjutkan dengan uji pinhole utk mengetahui gangguan visus apakah
karena kelainan refraksi (dengan uji pinhole ada perbaikan) atau kelainan
anatomis.
c. Ukur TIO dengan palpasi dan kalo bisa tanometer. Hindari kerusakan lebih lanjut
intraocular
d. Periksa lapang pandang dengan konfrontasi (dapat mengalami penyempitan krn
patologi vaskuler okuler)
PP

- Foto X-ray atau CT-scan untuk menyingkirkan tumor intraokuler atau benda
asing, yang tidak terdeteksi dengan pemeriksaan lainnya, termasuk fraktur akibat
trauma tumpul.
- Pemeriksaan lab (jarang dilakukan) : utk melihat adnya sickle cell disease,
gangguan fungsi pembekuan darah.

- Slit Lamp Biomicroscopy: untuk menentukan kedalaman COA dan iridocorneal


contact (perubahan sel korneal akibat corneal swelling/ pembengkakan sehingga
iris dan pupil terdistorsi), aqueous flare, dan synechia posterior.

- Funduskopi : sulit dilakukan krn trauma yg terjadi dpt menghalangi pemeriksaan


segmen posterior, terhalang darah dll.  perdarahan vitreous setelah trauma utk
deteksi robekan retina

- Pemeriksaan USG ditujukan untuk mengetahui adanya kekeruhan pada segmen


posterior bola mata, dan dapat diketahui tingkat kepadatan kekeruhannya

- Pemeriksaan USG dilakukan pada keadaan dimana oftalmoskopi tidak dapat


dilakukan oleh adanya kekeruhan kornea, bilik mata depan, lensa, atau perdarahan
didalam bilik mata depan (hifema total)
- Angiografipada   iris   untuk   melihat   adanya   neovaskularisasi   meskipun  
sangat   jarang   dilakukan. Untuk mengetahui akibat trauma pada segmen
belakang bola mata, kadang-kadang pemeriksaan ini tidak mungkin karena
terdapat darah pada media refraksi disegmen belakang bola mata, yaitu pada
badan kaca. Akibat trauma pada segmen posterior bola mata.

Anda mungkin juga menyukai