FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT & INFORMATIKA UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR 2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman merupakan fenomena normal pada makhluk baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Terdapatnya keanekaragaman morfologi erat kaitannya dengan keanekaragaman genetis. Berkembangnya kajian genetika memungkinkan keanekaragaman genetik atau variasi genetik yang terjadi pada ikan gurami dapat dideteksi melalui pengkajian polimorfisme protein plasma darah. Karena dalam darah banyak ditemukan protein seperti pada jaringan tubuh yang lain. Polimorfisme protein adalah suatu protein yang dapat dikategorikan dalam beberapa fenotip protein dan dikontrol oleh 2 alel atau lebih pada suatu lokus gen tertentu. Polimorfisme protein darah diatur secara genetik oleh pasangan alel atau rangkaian alel tanpa dominansi, (Rike, 2007) Sebagai bahan makanan protein mempunyai peran yang sangat penting untuk kehidupan kita. Zat ini harus ada didalam makanan yang kita makan sehari – hari. Jika tidak ada dan berlangsung lama, hal ini dapat menimbulkan kematian. Beberapa protein tertentu yang terdapat dalam tubuh mempunyai kemampuan untuk mengikat zat tertentu, serta mengangkut zat – zat tersebut melalui aliran darah. Haemoglobin dapat mengikat oksigen dan mengangkut oksigen tersebut dari paru – paru ke jaringan, (Damin, 2006) Protein dalam makanan sehari – hari hamper seluruhnya berasal dari daging dan sayuran. Perombakan protein dalam mulut secara mekanik oleh gigi hanya mengubah molekul protein yang besar menjadi potongan – potongan yang kecil, (Damin, 2006) Oleh kareana itu yang melatar belakangi praktikum kali ini yaitu mengatahui meningkat atau menurunnya kadar protein darah. B. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui kadar protein yang terdapat dalam darah C. Prinsip Kerja Sejumlah molekul protein merupakan ikatan peptide. Ketika diobati dengan ion tembaga (Cu2+) dalam larutan alkali, sebuah kompleks berwarna terbentuk antara tembaga dan karbonil dan imin kelompok peptide in. sebagai reaksi yang sama terjadi dengan biuret. Warna violet dikembangkan adalah proporsional pada jumlah ikatan peptide dalam protein dan hamper independen dari konsentrasi relative dari albumin dan globulin. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Keanekaragaman merupakan fenomena normal pada makhluk baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Terdapatnya keanekaragaman morfologi erat kaitannya dengan keanekaragaman genetic. Berkembangnya kajian genetika memungkinkan keanekaragaman genetik atau variasi genetik yang terjadi pada ikan gurami dapat dideteksi melalui pengkajian polimorfisme protein plasma darah. Karena dalam darah banyak ditemukan protein seperti pada jaringan tubuh yang lain. Polimorfisme protein adalah suatu protein yang dapat dikategorikan dalam beberapa fenotip protein dan dikontrol oleh 2 alel atau lebih pada suatu lokus gen tertentu. Polimorfisme protein darah diatur secara genetik oleh pasangan alel atau rangkaian alel tanpa dominansi , (Rike, 2007) Darah adalah kendaraan untuk transport masal jarak jauh dalam tubuh untuk berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal antara sel-sel itu sendiri. Darah terdiri dari cairan kompleks. Darah adalah kendaraan untuk transport masal jarak jauh dalam tubuh untuk berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal antara sel-sel itu sendiri. Darah terdiri dari cairan kompleks, (khairil, 2016) Plasma darah merupakan salah satu komponen darah. Plasma darah merupakan komponene darah yang memiliki Jumlah terbesar, yakni 55%. Didalam plasma terdapat protein, seperti fibrinogen yang berperan dalam pembekuan darah dan serum albumin yang berikaitan dengan proses absorpsi. Dalam plasma darah, juga terdapat serum globulin yang berperan membentuk antibody yang diperlukan dalam reaksi imunitas, (Oman, 2008) Protein merupakan biomolekul yang paling banyak dan paling bervariasi di dalam sel. Protein diturunkan dari gen, dimana setiap protein disandikan oleh gen khusus sehingga perubahan pada struktur gen dan regulasi ekspresi akan mempengaruhi bentuk dan fungsi protein yang dihasilkan,(maggy, 2017) Berbagai jenis protein dihasolkan melalui banyak mekanisme, mulai dari regulasi trankripsi, proses pascatranskripsi, proses translasi (sintesis protein) yang mengombinasikan 20 jenis asam amino penyusun sampai proses pascasintesis. Sebagai bahan makanan protein mempunyai peran yang sangat penting untuk kehidupan kita. Zat ini harus ada didalam makanan yang kita makan sehari – hari. Jika tidak ada dan berlangsung lama, hal ini dapat menimbulkan kematian. Beberapa protein tertentu yang terdapat dalam tubuh mempunyai kemampuan untuk mengikat zat tertentu, serta mengangkut zat – zat tersebut melalui aliran darah. Haemoglobin dapat mengikat oksigen dan mengangkut oksigen tersebut dari paru – paru ke jaringan, hemosianin berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam dara beberapa jeni invertebrate. Mioglobin sebagai alat pengangkut oksigen dalam jaringan otot dan serum albumin sebagai pengangkut asam lemak dalam darah. Lipoprotein juga dapat berperan sebagai pengangkut lipoid dalam darah dan serumplasmin sebagai pengangkut ion tembaga dalam darah, (Damin, 2006). Struktur protein memiliki molekul berupa rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam amino. Dalam sebuah asam amino. Dalam sebuah asam amino terdapat gugus fungsional, dari gugus fungsional tersebut membentuk reaksi kimia asam amino. Dalam molekul protein, asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugus karboksil asam amino yang satu dengan gugusan asam amino dari asam amino yang lain, (Eddy, 2017) Setiap protein memiliki jumlah dan urutan asam amino yang spesifik. Perubahan posisi asam amino dalam rantai akan menghasilkan protein baru dengan struktur dan fungsi yang berbeda, (joyce,2008) Protein plasma berfungsi menjaga tekanan osmotik, sebagai sumber asam amino bagi jaringan,transportasi nutrisi ke sel dan hasil buangan ke organ sekresi, dan menjaga keseimbangan asam basa tubuh. Protein yang terdapat dalam plasma terdiri dari albumin, globulin dan fibrinogen. Albumin memiliki kemampuan untuk mengikat berbagai ligand dan bertanggung jawab pada 80% tekanan osmotic. Globulin berkaitan dengan sistem imunitas tubuh, (Sus, 2011) Beberapa protein dalam plasma darah yang menunjukkan adanya polimorfisme adalah prealbumin, albumin dan transferin, ketiga protein tersebut mudah ditemukan dalam jumlah besar. Albumin adalah protein utama yang dihasilkan oleh hati berperang penting dalam pengikatan dan transport berbagai zat di dalam darah dan bertanggung jawab pada sekitar 80% dari tekanan osmotik potensial dari plasma. Pre- albumin adalah termasuk dalam fraksi albumin yang mentransport hormon tiroksin dan metabolitnya bersama dengan suatu transferin yang berikatan pada tiroksin dan albumin. Sedangkan transferin merupakan protein yang berasal dari gugus β globulin yang berfungsi mengangkut zat besi, (Rike, 2007) Protein total merupakan senyawa organik yang sangat penting. Protein plasma merupakan bagian utama plasma darah yang terdiri dari campuran yang sangat kompleks yaitu protein sederhana dan protein konjugasi seperti glikoprotein dan berbagai bentuk lipoprotein. Beberapa fungsi protein plasma yaitu sebagai fungsi angkutan, fungsi imunitas, fungsi bufer, dan mempertahankan tekanan osmotic, (Mardani, 2015). secara fisiologis konsentrasi protein serum dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan, hormonal, jenis kelamin, kebuntingan, laktasi, nutrisi, stres dan kehilangan cairan. Stres panas merupakan salah satu dari bentuk stres yang dialami oleh ternak, saat stres ternak akan kehilangan cairan tubuhnya. Protein juga penting untuk mengatur keseimbangan air tubuh. Protein plasma seperti albumin, berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dalam darah. Oleh karena itu, protein berfungsi untuk membantu penyebaran cairan tubuh secara merata antara darah dan jaringan tubuh, (Mardani, 2015). Salah satu pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium klinik adalah pemeriksaan kadar protein total. Pemeriksaan ini diperlukan untuk pemantauan resiko penyakit hati dan ginjal. Salah satu metode pemeriksaan ini adalah metode Biuret yang menggunakan prinsip pengukuran dengan spektrofotometri, sehingga jika sampel yang diperiksa adalah serum lipemik akan memengaruhi hasil pemeriksaan dan menyebabkan kesalahan diagnosis, (Sujono 2016). BAB III METODE KERJA A. Alat 1. Beaker glass 2. Inkubator 3. Pipet tetes 4. Kuvet 5. Spektrofotometer 6. Centrifuge 7. Mikropipet 8. Tabung reaksi 9. Rak tabung 10. Tip biru 11. Tip kuning B. Bahan. 1. Serum 2. Reagen Albumin 3. Reagen Globulin 4. Reagen Protein Total 5. Larutan Standar 6. Tissue 7. Alkohol swab C. Prinsip Reaksi 1. Pemeriksaan Albumin Albumin dalam serum berikatan dengan kompleks zat warna Brom Cresol Green (BCG) sehingga terjadi pergeseran spectrum absorbs larutan yang sebanding dengan kadar albumin. 2. Pemeriksaan Globulin Protein + Cu++ Alkali Kompleks warna 3. Pemeriksaan Protein Total Protein + Cu++ Alkali Kompleks warna D. Metode Kerja 1. Pemeriksaan Albumin menggunakan Metode Brom Cresol Green 2. Pemeriksaan Globulin menggunakan Metode Biuret 3. Pemeriksaan Protein Total menggunakan Metode Biuret E. Cara Kerja 1. Pemeriksaan Albumin a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan b) Dipipet serum sebanyak 10 µl ke dalam tabung reaksi c) Dipipet reagen standar sebanyak 10 µl ke dalam tabung rekasi d) Dipipet reagen Albumin sebanyak 1000 µl ke dalam tabung reaksi e) Dihomogenkan hingga tercampur f) Diinkubasi selama 10-15 menit dengan suhu 37ºC g) Dinyalakan spektrofotometer tekan ON h) Dilakukan kalibrasi terlebih dahulu i) Disetting panjang gelombang 630 nm j) Diatur pemeriksaan Albumin k) Ditekan blanko masukkan aquadest kedalam selang l) Ditekan standar masukkan larutan standar kedalam selang m)Ditekan sampel masukkan sampel kedalam selang n) Dibaca hasil absorban sampel, standar dan blanko pada spektrofotometer 2. Pemeriksaan Globulin a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan b) Dipipet serum sebanyak 20 µl ke dalam tabung reaksi c) Dipipet reagen standar sebanyak 20 µl ke dalam tabung reaksi d) Dipipet reagen Globulin sebanyak 1000 µl ke dalam tabung reaksi e) Dihomogenkan hingga tercampur f) Diinkubasi selama 10-15 menit dengan suhu 37ºC g) Dinyalakan spektrofotometer tekan ON h) Dilakukan kalibrasi terlebih dahulu i) Disetting panjang gelombang 540 nm j) Diatur pemeriksaan Globulin k) Ditekan blanko masukkan aquadest kedalam selang l) Ditekan standar masukkan larutan standar kedalam selang m) Ditekan sampel masukkan sampel kedalam selang n) Dibaca hasil absorban sampel, standar dan blanko pada spektrofotometer 3. Pemeriksaan Protein Total a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan b) Dipipet serum sebanyak 20 µl ke dalam tabung reaksi c) Dipipet reagen standar sebanyak 20 µl ke dalam tabung reaksi d) Dipipet reagen Protein Total sebanyak 1000 µl ke dalam tabung reaksi e) Dihomogenkan hingga tercampur f) Diinkubasi selama 10-15 menit dengan suhu 37ºC g) Dinyalakan spektrofotometer tekan ON h) Dilakukan kalibrasi terlebih dahulu i) Disetting panjang gelombang 540 nm j) Diatur pemeriksaan Protein Total k) Ditekan blanko masukkan aquadest kedalam selang l) Ditekan standar masukkan larutan standar kedalam selang m) Ditekan sampel masukkan sampel kedalam selang n) Dibaca hasil absorban sampel, standar dan blanko pada spektrofotometer DAFTAR PUSTAKA Fitriyadi, khairil dan Sutikno. 2016. “Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron”. Semarang: Universotas Diponegoro. file:///C:/Users/KAKA/Downloads/10794- 28865-1-PB.pdf James, Joyce dkk. 2008. “Prnsip – prinsip Sains Untuk keperawatan”. Jakarta: Erlangga. Karmana, Omana. 2008. “ Biologi”. Bandung: Grafindo Media Pratama Mardani, W dkk. 2015. “Profil protein Total Dan trigliserida Darah Ayam Petelur Fase Layer Pada Temperatur Humidity Index Yang Berbeda”. Jawa Barat: Universitas Padjajaran. file:///C:/Users/KAKA/Downloads/protein/5783-9478-1-SM.pdf Oktarianti, Rike dkk. 2007 “Pengkajian Polimorfisme Protein Plasma Darah pada Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy Lac) di Kabupaten Jember”. Jember: Universitas Jember. file:///C:/Users/KAKA/Downloads/protein/protein%20darah.pdf Sujuno dkk. 2016. “Kadar Protein Total dan Ureum Dengan dan Tanpa Penambahan γ-cyclodextrin Pada Serum Lipemik”. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. file:///C:/Users/KAKA/Downloads/71- Article%20Text-303-1-10-20170919.pdf Sumardjo, Damin. 2006. “ Pengantar Kimia”. Jakarta: EGC Suproyatno, Eddy dkk. 2017. “Metabolisme Protein.” Malang: UB Press Thenawidjaja, Maggy dkk. 2017. “Protein Serial Biokimia Mudah Dan Menggugah”. Jakarta: PT Grasindo Widhyari,Sus D dkk. 2011. “ Profil Protein Total Albumin Dan Globulin Pada Ayam Broiler Yang Diberi Kunyit, Bawang Putih Zinc (Zn)”. Bogor: Institut Pertanian Bogor. file:///C:/Users/KAKA/Downloads/protein/protein %20darah.pdf