Oleh :
B. Pembahasan
Pada praktikum Sitopatologi kali ini dilakukan pada hari Senin, 04 Januari
2021 yang bertempat dilaboratorium mikrobiologi Prodi D1V Teknologi
Laboratorium Medis, Universitas Mega Rezky Makassar, dengan judul
praktikum “Pemeriksaan Histopatologi Jaringan Uterus” yang bertujuan untuk
memahami teknik pemeriksaan histologi uterus.
Histopatologi adalah salah satu pelayanan pemeriksaan laboratorium
patologi anatomi dari sampel berupa jaringan operasi/biopsy, kerokan.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat perubahan morfologi sel dari jaringan
dengan metode paraffin.
Langkah pertama yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu memeriksa
kesesuaian specimen dengan keterangan formulir pengantar. Selanjutnya
dilakukan fiksasi terhadap jaringan menggunakan formalin 10% buffer fosfat
dengan cara dibuat sayatan sejajar dengan pisau berjarak 0,5 – 1 cm agar
fiksasinya merata, selanjutnya diletakkan jaringan kedalam wadah yang terdapa
formalin dan didiamkan sampai jaringan terfiksasi dengan sempurna. Hal ini
bertujuan untuk mempertahankan dtrktur atau komponen molekul dengan cara
menyerap cat. Langkah selanjutnya dikeluarkan sampel jaringan dari wadah
yang berisi formalin dan amati ukuran jaringan, konsistensi jaringan, warna,
perlekatan jaringan, jumlah jaringan yang diterima, penampang irisan jaringan
serta dokumentasikan jaringan. Langkah berikutnya dibuat potongan dari
serviks, endometrium, myometrium tumor, tuba fallopi dan bagian yang lain
yang penting untuk didiagnosis dengan tebal maksimum yaitu 0,5 cm.
Kemudian jaringan yang telah dipotong dimasukan kedalam kaset jaringan yang
telah diberi nomor sesuai nomor formulir dan keterangan.
Langkah selanjutnya masuk ketahap prosesing jaringan atau pembrosesan
jaringan. Pada tahap ini terdapat tiga tahapan yaitu dehydration, clearing, dan
imprigensing. Tahap pertama yaitu tahap dehydration, yaitu jaringan dicelupkan
kedalam alkhol dari konsetrasi 80% - 100%, dicelupkan dari alkhol rendah
ketinggi bertujuan untuk menghindari kerusakan sitoplasma pada jaringan.
Kemudian masuk ke tahap clearing, pada tahap ini jaringn di rendam ke dalam
xylol yang bertujuan untuk mengeluarkan alcohol yang ada dalam jaringan,
digunakan xylol sebab xylol dapat larut dalam alcohol dan paraffin. Selanjutnya
masuk ke tahap impregnasi, di tahap ini dimasukkan lilin paraffin yang bertujuan
membuat jaringan menjadi kokoh. Lalu keluarkan dari kaset jaringan
Tahap selanjutnya masuk ke tahap blocking atau pengecoran. Diambil
wadah terus masukkan paraffin cair lalu masukka jaringan ke dalam wadah yang
terdapat lilin paraffin. Pada tahapan ini yang penting adalah bagaimana
memposisikan jaringan. Selanjutnya masuka ketahap berikutnya yaitu tahapan
suction, pada tahap ini kita menggunakan alat mikrotom untuk memotong
jaringan. Letakkan pita jaringan pada air dengan suhu 60º agar gelombang pada
jaringan terbuka. Kemudian ambil sedikit pita jaringan menggunakan objek glass
setelah itu keringkan agar sampel menempel. Setelah itu masuk ke tahap
pewarnaan. Pada tahapan ini yang pertama dilakukan yaitu deparasifisasi yaitu
menghilangkan paraffin dengan cara direndam preparat jaringan kedalam xylol
selama 5 menit sebanyak 2 kali. Setelah itu direndam kedalam alcohol 95%
selama 2 menit lalu ke alcohol 70% selama 5 menit setelah itu bilas dengan air
mengalir. Kemudian celupkan preparat kedalam larutan hematoxylin mayer’s
selama 2 menit yang bertujuan untuk mewarnai inti sel. Setlah itu dilakukan lagi
rehidrasi untuk mengrangi zat warna yang berlebihan. Kemudian masuk ketahap
selanjutnya yaitu luwing dicelup jaringan kedalam blue karbonat, kemudian
decelup kedalam eosin 1%. Setelah itu dilakukan rehidrasi menggunkan alcohol.
Lalu dilakukan clering menggunakan xylol. Kemudian diklakukan kontrol
kualitas hasil pewarnaan. Amati sitoplasma berwarna merah mudah dan inti sel
berwarna biru. Kemudian dilakukan mounting ditetesi preparat menggunakan
etelan lalu ditutup menggunakan deck glass lalu diamati dibawah mikroskop.
Selanjutnya dilakukan diagnostic.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan hasil yang didapatkan yaitu
pada pewarnaan jaringan inti sel berwarna biru dan sitoplasma berwarna orange
dan hijau dengan ukuran uterus panjang 10 cm, lebar 7 cm dan tinggi 5 cm.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan hasil yang didapatkan yaitu
pada pewarnaan jaringan inti sel berwarna biru dan sitoplasma berwarna orange
dan hijau dengan ukuran uterus panjang 10 cm, lebar 7 cm dan tinggi 5 cm.
B. Saran
Adapun saran dari saya diharapkan pada praktikum menggunakan APD yang
lengkap agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan dan lebih teliti dalam
melakukan pemeriksaan agar hasilnya lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Gemiralda, Rika M. 2019. “Efek Antiestrogenik Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma
Longa L). Terhadap Berat dan Diameter Uterus Tikus Betina (Rattus
norvegicus) Galur Sprague Dawley”. Bandar Lampung: Universitas
Lampung
Koesemah, H Anggrawati dan Sagung A Putri dwiastuti. 2017. “Histologi dan
Anatomi Fisiologi Manusia.” Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
Liyanda, Nabella J. 2016. “Diameter Arteri Spiralis Endometrium Mencit Balb/C
Yang Diberi Ekstrak kunyit Asam (Curcuma Domestica dan Tamarindus
Indica) Secara oral Dalam Periode Gestasi Dengan Dosis Bertingkat.”
Jawa Tengah: Universitas Dipanegoro
Musyarifa, Zulda & Salmiah Agus. 2018. “Proses Fiksasi pada Pemeriksaan
Histopatologik.” Sumatera Barat: Universitas Andalas
Rahmadani & Aviana Fitri. 2018. “Pengaruh Lama Fiksasi BNF 10% dan Metanol
Terhadap Gambaran Mikroskopis jaringan Dengan Pewarnaan HE
(Hematoxylin Eosin).” Semarang: Universitas Mumahmmadiyah
Soesilawati, Pratiwi. 2020. “ Histologi Kedokteran Dasar”. Surabaya: Airlangga
University Press