Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM SITOHISTOTEKNOLOGI

(Histologi Jaringan)

NAMA : KHUSNUL HAYATI HAKIM


NIM : 18 3145 353 018
KELAS : 2018 A

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan
secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong
tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi juga disebut sebagai
ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi
fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan dan dalam
bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosis penyakit yang
melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ (Hetty dan
Sagung. 2017).
Jaringan adalah sekumpulan sel yang sama baik bentuk ukuran dan
fungsinya. Artinya jika kita menggambar suatu jaringan maka harus lebih dari
satue sel, bentuk dan ukuran dalam gambar misalnya bulat selnya harus bulat
pula yang lainnya (Hetty dan Sagung. 2017).
Jaringan adalah sekelompok sel yang biasanya memiliki asal usul
yang sama dalam embriodan fungsi yang sama untuk melaksanakan kegiatan
khusus. Jaringan memberikan kontribusi untuk fungsi organ dimana dia
ditemukan (Raimundus. 2016).
Jaringan diklasifikasikan berdasarkan bagaimana sel-sel ini disusun,
jenis dan berapa banyak material yang ditemukan antara sel-sel tersebut.
Empat jenis dasar jaringan yaitu jaringan epitel, ikst, otot, dan saraf. Setiap
jenis dibagi lagi dalam contoh-contoh yang spesifik (Raimundus. 2016).
Makhluk hidup yang terdiri atas banyak sel, sel-sel yang memiliki
bentuk sama berkelompok untuk melakukan satu fungi tertentu yang disebut
jaringan. Satu kelompok jaringan dapat digabungkan menjadi satu organ.
Organ-organ ini bergabung membentuk sistem organ, misalnya sistem
pencernaan dan sistem syaraf. Sistem organ bekerja sama membentuk
organisme atau individu (aryulina. 2004).
B. TUJUAN
Untuk mengetahui cara membuat preparat histologi jaringan yang
dapat dianalisa lebih lanjut dengan mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan adalah sekelompok sel dengan struktur dan fungsi yang mirip.
Jaringan berperan terhadap fungsi organ dimana dia ditemukan. Jaringan tubuh
dapat dikelompokkan dalam 4 tipe utama sesuai struktur dan fungsinya
(Raimundus. 2016).
Jaringan epitel menutupi permukaan tubh dan didinding organ berongga,
rongga tubuh, dan saluran juga membentuk kelenjar. Jaringan ini memungkinkan
tubuh untuk berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternal (Raimundus.
2016).
Jaringan ikat melindungi dan menyokong tubuh dan organ-organnya.
Beberapa tipe jaringan ikat terikat dengan organ secara bersama, menyimpan
energi cadangan seperti lemak dan membantu pertahanan tubuh terhadap
organisme penyebab penyakit (Raimundus. 2016).
Jaringan otot terdiri dari sel-sel khusus untuk kontraksi dan menghasilkan
tenaga. Dalam proses kontraksi, jaringan otot menghasilkan panas yang
menghangatkan tubuh (Raimundus. 2016).
Jaringan saraf mendeteksi perubahan dalam berbagai kondisi didalam dan
luar tubuh dan direspon oleh sinyal elektrik yang hasilnya disebut potensial aksi
saraf (impuls saraf) yang mengaktifkan kontraksi otot dan sekresi kelenjar
(Raimundus. 2016).
Jaringan epitel dan kebanyakan tipe jaringan ikat (kecuali kartilago, tulang
dan darah) lebih bersifat umum dan memiliki distribusi yang luas didalam tubuh.
Jaringan ini adalah komponen dari sebagian besar organ tubuh dan memiliki
berbagai struktur dan fungsi (Raimundus. 2016).
Jaringan epitel bergabung dengan jaringan saraf untuk membentuk organ
khusus sebagai indera pembau, pendengaran, penglihatan, dan sentuhan. Berbagai
permukaan sel epitel memiliki perbedaan struktur dan mempunyai fungsi yang
spesifik. Permukaan apikal atau bebas dari sel epitel menghadap rongga tubuh dan
lumen (lubang bagian dalam) dari organ internal atau saluran tubuh yang
menerima sekresi sel. Permukaan apikal mengandung silia atau mikrovili.
Permukaan lateral dari sel epitel yang berdekatan pada sisi lainnya memiliki tight
juncion, adherens juncion, desmosom dan atau gap junction (Raimundus. 2016).
Tipe jaringan utama kedua adalah jaringan ikat. Tipe jaringan ini
memungkinkan pergerakan dan memberikan sokongan atau dukungan untuk jenis
jaringan lainnya.jaringan ikat dapat dikelompokkan ke dalam tiga subkelompok
yaitu jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, dan jaringan ikat khusus
(Raimundus. 2016).
Jaringan ikat berbeda dari tiga tipe jaringan lainnya yang mana terdiri dari
sel yang terpisah dari satu dengan yang lainnya. Jaringan ikat merupakanjenis
jaringan yang paling banyak didalam tubuh (Raimundus. 2016).
Jaringan otot adalah jaringan khusus untuk kontraksi. Ketika berkontraksi,
jaringan ini memendek dan menghasilkan tipe gerakan. Jaringan ini memiliki sel
dalam jumlah banyak dan disuplai dengan pembuluh darah. Dalam jaringan otot,
membran sel disebut sarkolema, dan sitoplasma disebut sarkoplasma. Jaringan
otot terdiri dari sel-sel memanjang yang disebut otot atau miosit yang dapat
menggunakan ATP untuk menghasilkan gaya (Raimundus. 2016).
Sel dalam jaringan saraf yang menghasilkan dan mengkoduksikan impuls
disebut neuron (sel saraf). Sel ini memiliki 3 bagian utama, dendrit, badan sel dan
satu akson. Jaringan saraf mengontrol dan mengkoordinasikan aktivitas tubuh.
Jaringan ini memungkinkan kita untuk memahami lingkungan dan beradaptasi
terhadap perubahan kondisi. Jaringan ini mengkordinasikan otot rangka kita,
khususnya kepekaan pada penglihatan, rasa, bau dan pendengaran. Jaringan ini
mengontrol emosi dan kemampuan penalaran kita (Raimundus. 2016).
Jaringan saraf juga meliputi sel yang tidak dapat mentransmisikan impuls
tetapi mendukung aktivitas neuron yaitu sel glial, bentuk gabungan yang disebut
neuroglia, yaitu sel yang terikat bersama neuron dan melindungi
neuron(Raimundus. 2016).
Hampir semua jaringan tubuh manusia tidak memiliki warna. Agar dapat
mengamati strukturnya, sel dan jaringan harus diwarnai terlebih dahulu. Zat warna
terdiri atas banyak jenis. Pewarnaan adalah proses pemberian warna pada jaringan
yang telah dipotong sehingga unsur jaringan menjadi kontras dan dapat dikenali/
diamati dengan mikroskop. Proses timbulnya warna terkait dengan terjadinya
ikatan antar molekul tertentu yang terdapat pada daerah dan struktur jaringan yang
tertentu (Yeti, dkk. 2019).
Pewarnaan yang rutin digunakan dilaboratorium histopatologi di seluruh
dunia adalah pewarnaan HE. Pewarnaan ini terdiri atas masing-masing zat warna
utamanya adalah hematoxylin dan eosin. Larutan pewarna hematoxylin
mengandung beberapa zat lainnya selain dari pada zat warna hematoxylin, dikenal
sebagai zat mordan. Larutan eosin dibuat dengan melarutkan zat warna eosin
dalam aquadest dan alkohol. HE merupakan teknik pewarnaan yang berdasarkan
pada prinsip asam basa. Larutan hemoxylin bersifat basa sedangkan larutan eosin
bersifat asam (Yeti, dkk. 2019).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a) Mikroskop Cahaya
b) Objek glass
c) Deck glass
d) Pipet tetes
2. Bahan
a) Larutan HE
b) Bawang/preparat jaringan
c) Silet
d) Tissue
B. CARA KERJA
1. Pengambilan contoh jaringan
a) Jaringan diambil sekecil mungkin, tetapi mewakili struktur keseluruhan
b) Tebal jaringan < 5mm
2. Fiksasi
a) Volume cairan fiksatif minimal 20x volume jaringan
b) Waktu fiksasi tergantung tergantung pada tebal jaringan, macam fiksatif
dan konsistensi jaringan
3. Dehidrasi
a) Bahan etanol (dari konsistensi 70%-100%)
b) Waktu tergantung pada volume jaringan (6-24 jam)
4. Penjernihan
Bahan zat yang dapat bercampur dengan bahan dehidrasi misalnya xylol
5. Pemancangan
Tahap pemancangan: impregnasi (peresapan) ke parafin masuk ke sela-
sela jaringan, embedding membentuk balok parafin di sekeliling jaringan
6. Pemotongan
Jaringan dalam balok parafin dipotong dengan mikrotom (alat pemotong
mekanis), tebal irisan 5-12 cm
7. Penempelan
a) Irisan ditempelkan pada kaca objek yang sudah diolesi albumin-gliserin
b) Kemudian dikeringkan pada suhu 2-5°C di bawah titik lebur parafin
(sekitar 40°C)
8. Pewarnaan
a) Deparafinisasi (membesihkan sisa parafin)
b) Pewarna yang digunakan yaitu hematoksilin-eosin (HE)
c) Setelah pewarnaan dehidrasi, penjernihan, penutupan sediaan dengan
balsem kanada dan kaca penutup, dikeringkan
d) Setelah itu dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

Jaringan Epitel

Jaringan tulang

Jaringan Ikat

Jaringan Lemak
Jaringan Darah

Jaringan Saraf

Jaringan Otot

Jaringan Sel Bawang Merah

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yaitu “Histologi Jaringan” yang dilakukan pada hari
Sabtu, 27 Februari 2020 pukul 10.00-12.00 WITA di Laboraturium
Mikrobiologi Lantai 1 gedung D universitas Mega Rezky.
Pada praktikum ini terdapat jenis-jenis jaringan yaitu jaringan epitel
adalah jaringan yang membungkus permukaan tubuh baik yang diluar
(epithel) maupun bagian yang dalam (endothellium), karena membungkus
maka dipastikan letaknya pasti paling luar berhubungan dengan udara.
Jaringan epithel ini salah satu empat jaringan dasar (lainnya: jaringan otot,
jaringan saraf, jaringan penyokong). Dahulu istilah epitel digunakan untuk
menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman
penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini
digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran.
Fungsi jaringan epitel yaitu menutupi dan melapisi permukaan, misalnya
epitel di kulit, absorbsi, misalnya di usus, bagian proksimal tubulus kontortus
nepron, sekresi, misalnya epitel kelenjar, sensoris, misalnya neuroepitel,
kontraktil, misalnya mioepitel, proteksi, misalnya epitel di ureter, kulit.
Jaringan tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi
oleh matriks kolagen ekstraseluler (kolagen tipe I) yang disebut sebagai
osteoid. Osteoid ini terminerilisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite
sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. Fungsi sebagai tempat penyimpanan
mineral, kalsium, lemak serta sel darah merah dan putih.
Jarigan ikat terbagi menjadi jaringan ikat biasa (jaringan ikat sejati
umum), terdiri dari jaringan ikat longgar (areolar) dan jaringan ikat padat;
jaringan ikat dengan sifat khusus seperti jaringan adiposa, jaringan retikuler
dan jaringan hematopoietik; dan jaringan ikat khusus atau jaringan
penyokong yaitu tulang dan tulang rawan. Jaringan ikat terdiri dari serabut,
sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler dan serabut disebut
matriks. Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-
jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi
selubung organ dan melindungi jaringan atau organ tubuh.
Jaringan lemak (adipose) merupakan sekumpulan sel yang menaruh
lemak. Jaringan ini yakni jaringan ikat special yang menaruh cadangan
lemak. Fungsi jaringan lemak untuk menyimpan lemak/minyak, bantalan,
proteksi, isolasi terhadap hilangnya panas.
Jaringan saraf adalah komponen jaringan utama dari sistem saraf. Sistem
saraf mengatur dan mengontrol fungsi tubuh dan aktivitas dan terdiri dari dua
bagian: sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang, dan percabangan saraf perifer dari sistem saraf tepi (SST). Jaringan
ini terdiri dari neuron atau sel-sel saraf, yang menerima dan mengirimkan
impuls, dan neuroglia, yang juga dikenal sebagai sel-sel glial atau lebih sering
hanya sebagai glia (dari bahasa Yunani, yang berarti lem), yang membantu
penghantaran impuls saraf serta memberikan nutrien bagi neuron. Fungsi dari
jaringan saraf adalah untuk membentuk jaringan komunikasi dari sistem saraf
dengan menyalurkan sinyal-sinyal listrik di seluruh jaringan.
Jaringan darah adalah jaringan ikat khusus yang istimewa karena sifat
dan kondisi fisik dari darah berbeda dengan jaringan ikat lainnya. Jaringan ini
berupacairan dengan komponen utamanya adalah sel – sel darah dan plasma
darah. Komponen jaringan darah terdiri dari 55% Plasma darah (bagian cair
darah) dan 45% Korpuskuler(bagian padat darah) atau sel – sel darah. Funsi
jaringan ini yaitu mengangkut berbagai jenis sel darah ke seluruh tubuh,
mengangkut O2 dari paru-paru dan nutrisi (sari-sari makanan) dari sistem
pencernaan untuk di edarkan ke seluruh tubuh, mengangkut limbah(CO2 dan
urea) dari berbagai jaringan tubuh ke organ pembuangaan (paru2 dan ginjal),
trombosit dan fibrinogen berperan penting dalam pembekuan darah., plasma
darah membantu pengaturan suhu tubuh, sel darah Putih dan antibodi menjadi
dari bagian sistem pertahanan dan kekebalan tubuh.
Jaringan sel bawang merah, terdapat organel-organel sel seperti
sitoplasma, dinding sel, dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi
dan memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan merupakan
organel terbesar dalam sel. Plastidanya berupa butri-butir yang mengandung
zat warna( ungu).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi
yang sama membentuk organ.
B. SARAN
Dalam melakukan percobaan sebaiknya kita harus lebih teliti agar kita
dapat dengan mudah menemukan jaringan-jaringan yang kita amati
dimikroskop serta menggunakan APD yang lengkap agar terhindar dari
kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah. 2004. :Biologi 2”. Jakarta : Erlangga
Hetty dan Sagung. 2017. “Histologi dan Anatomi Fisiologi Manusia”. Jakarta
Kemenkes RI
Raimundus. 2016. “Anatomi Fisiologi Manusia”. Jakarta : Kemenkes RI
Yeti, dkk. 2019. “Modul Praktikum Sitohistoteknologi”. Surabaya : Universitas
Muhammdiyah Surabaya

Anda mungkin juga menyukai