NIM : 18 3145 353 018 KELOMPOK : I (SATU) KELAS : 2018 A
PROGRAM STUDY DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIS FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT, DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MEGA REZKY 2019 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air dari sumber mata air. Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman. Zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang diketahui dapat merusak sel – sel dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat. Zat klorin yang ada dalam beras akan menggerus usus pada lambung (korosit) sehingga rentan pada penyakit maag. Dalam jangka panjang mengkonsumsi beras yang mengandung klorin akan mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal (Wongkar, 2014). Klorin adalah sebuah cincin aromatic heterosiklik yang terdiri dari tiga pirola dan satu pirolina yang bergandengan melalui empat tautan metina. Tidak seperti profirin, klorin tidak bersifat aromatic pada keseluruhan cincin walaupun memiliki komponen pirola yang aromatic. Oleh karena itu yang melatar belakangi praktikum ini adalah untuk mengetahui apa saja kandungan dari air yang kita gunakan sehari-hari tersebut, sehingga kita dapat mengetahui pengaruh air tersebut sehat atau tidak sehat bagi kita dan lingkungan sekitarnya. B. TUJUAN Untuk mengetahui dan menetapkan kadar klorin dalam sampel air yang digunakan dengan metode titrimetri. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Air merupakan bahan alam yang diperlukan untuk kehidupan manusia, hewan dan tanaman yaitu sebagai media pengangkutan zat – zat makanan, juga merupakan sumber energy serta berbagai keperluan lainnya (Sasongko, 2014). Air tanah merupakan salah satu sifat fisik yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan aspek – aspek kehidupan manusia lainnya. Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung melalui pengukuran sifat – sifat lain yang berhubungan erat dengan air tanah (Hermawan, 2004). Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman. Zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh. klorin berwujud gas berwana kuning kehjauan dengan bau cukup menyengat. Klor (berasal dari bahasa Yunani Chloros, yang berarti ‘’hijau pucat’’), adalah unsur kimia dengan nomor ator 17 dan simbol Cl termasuk dalam golongan halogen VII A periode III. Sifat kimia klorin sangat ditentukan oleh konfigurasi elektron pada kulit terluarnya. Keadaan ini membuatnya tidak stabil dan sangat reaktif. Hal ini disebabkan karena struktur elektron gas mulia. Selain itu, klorin juga bersifat sebagai oksidator. Sepert halnya oksigen, klorin juga membantu reaksi pembakaran dengan menghasilkan panas cahaya. Dalam air lait maupun sungai, klorin akan terhidrolisa membentuk asam hipoklorit (HclO) yang merupakan suatu oksidator (Rosita, 2016). Klorin (Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang di jumpai dalam bentuk bebas, berwarna kuning kehijauan dan memiliki bau menyengat. Pada umumnya klorin berikatan dengan unsur atau senyawa lain membentuk garam / natrium klorida (NaCl) atau membentuk ion klorida pada air laut. Klorin biasa digunakan sebagai disinfektan, pemutih, pembersih atau pendingin (Rohmah, 2017). Menurut (Siburian, 2016), ada beberapa sifat fisika air yaitu : 1. Kebauan, hasil analisis kebauan masih memenuhi baku mutu air laut. 2. Kekeruhan, biasanya dipengaruhi oleh nilai padatan tersuspensi. Jadi semakin tinggi kandungan padatan tersuspensi maka semakin tinggi pula kekeruhannya, dan semakin rendah tingkat kecerahan airnya. 3. Zat Padat Tersuspensi (TSS), terdiri dari partikel organik, anorganik, atau campurannya. 4. Zat Padat Terlarut (ZPT), air laut mengandung garam – garam yang menyebabkan tingginya nilai padatan terlarutnya. 5. Suhu, merupakan indicator yang penting untuk menentukan efek selanjutnyaterhadap nilai parameter air lainnya, seperti mempercepat terjadinya reaksi kimia, reduksi kelarutan gas – gas dalam air atau dapat memperbesar bau atau rasa. 6. Klorin (Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang di jumpai dalam bentuk bebas, berwarna kuning kehijauan dan memiliki bau menyengat. Pada umumnya klorin berikatan dengan unsur atau senyawa lain membentuk garam / natrium klorida (NaCl) atau membentuk ion klorida pada air laut. Klorin biasa digunakan sebagai disinfektan, pemutih, pembersih atau pendingin (Rohmah, 2017). Kandungan klor dalam natrium hipoklorit (NaOCl) berkisar antara 5 – 15 %dengan kadar maksimal sebesar 15 – 17 % klor. Konsentrasi dari klor dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu, cahaya, pH rendah, dan kehadiran kation logam seperti tembaga, nikel, dan kobalt. Sisa klor merupakan sisa akibat adanya reaksi antara senyawa organik atau senyawa anorganik tertentu dalam air (Rohmah, 2017). Menurut (Siburian, 2016), ada beberapa sifat kimia air yaitu : 1. Derajat Keasaman (pH), dapat memberikan keseimbangan antara asam dan basa yang secara mutlak ditentukan oleh besarnya konsentrasi ion hydrogen (H+) dalam perairan. 2. Nitrat (NO3-N), nilai mutu nitrat yang diperbolehkan menurut peraturan yang berlaku, yaitu 0,008 mg/liter. Nitrat diperlukan dalam metabolism protein, dimana protein tersebut dibutuhkan oleh biota air agar bisa hidup dengan baik. 3. Minyak dan lemak 4. Logam Berat Terlarut, umumnya terdapat dalam jumlah rendah, kecenderungan adanya logam berat dalam jumlah yang melampaui batas terutama berasal dari kegiatan manusia berupa limbah industry yang masuk ke perairan laut. 5. Salinitas atau kadar air garam atau kegaraman adalah jumlah semua garam (dalam gram) yang terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan per mil atau gram/liter. Menurut (Yudhi, 2009), ada 3 metode untuk analisis sulfat yaitu : 1. Metode Gravimetri, sangat tergantung pada konsentrasi sulfat yang ada pada larutan. 2. Metode Titrimetri, yaitu metode yang perlakuannya (prepasi dan analisisnya) dilakukan secara konvensional dan membutuhkan waktu yang lama. 3. Metode Potensiometri, yaitu metode yang cara pengerjaannya sangat cepat dan tanpa indicator, dengan menggunakan elektroda ion selektif kalsium. BAB III METODE PRAKTIKUM A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Hari : Rabu Tanggal : 30 Oktober 2019 Pukul : 10.00 - 12.00 WITA 2. Tempat Adapun tempat dilakukannya praktikum Analisis Air, Makanan dan Minuman 1 tentang “Analisis Kadar klorin Pada Sampel Air Dengan Metode Titrimetri” yaitu di Laboratorium Mikrobiologi Lantai 1 Gedung D Universitas Mega Rezky Makassar. B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a) Gelas kimia 50 ml, 250 ml b) Gelas ukur 100 ml c) Erlenmeyer 300 ml d) Batang pengaduk e) Corong kaca f) Pipet tetes g) Buret 50 ml 2. Bahan a) Sampel air b) AgNO3 0,01 N c) NaCl p.a d) Aquades e) K2Cr4 5 % C. PROSEDUR KERJA a) Standarisasi AgNO3 0,01 N 1. Dtimbang NaCl p.a sesuai perhitungan lalu dilarutkan dalam 25 ml aquades 2. Ditambahkan indikator K2Cr4 5 % 3. Dititrasi dengan AgNO3 4. Diakhiri titrasi dengan adanya perubahan warna dari warna kuning menjadi merah muda 5. Dicatat volume AgNO3 b)Penetuan kadar Cl- pada sampel air 1. Ditimbang sampel air sebanyak 25 ml 2. Ditambahkan indikator K2Cr4 5 % 3. Dititrasi dengan AgNO3 ynag telah diketahui konsentrasinya setelah distandarisasi 4. Diakhiri titrasi dengan adanya perubahan warna dari warna kunng menjadi merah muda 5. Dicatat volume AgNO3