Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PSIKOLOGI SOSIAL

"INTERAKSI SOSIAL"

Dosen Pengampu : Sabrina Mentari R, S.Psi, M.Psi

Disusun Oleh : Kelompok 2

Queene br Sembiring 188600025

Laila Huzna 188600033

Sherlina Agustin Barus 188600061

Anastasya Diani 188600110

Anggi Selviana 188600119

Anita Cicilia 188600125

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

T.A 2019/2020

1
DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................................4
BAB 2............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Pengertian Interaksi Sosial..................................................................................................5
B. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial......................................................................6
C. Proses Interaksi Sosial.........................................................................................................9
D. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial.......................................................................................9
E. Bentuk – Bentuk Interaksi Sosial.......................................................................................10
F. Jenis – Jenis Interaksi Sosial...............................................................................................11
G. Ciri – Ciri Interaksi Sosial...................................................................................................12
BAB 3..........................................................................................................................................13
KESIMPULAN..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Telah dipaparkan di depan bahwa salah satu sifat manusia adalah sebagai
makhluk sosial di samping sebagai makhluk individual. Sebagai makhluk individual
manusia memiliki dorongan atau motif untuk mengadakan hubungan dengan dirinya
sendiri, manusia memiliki dorongan sosial. Seperti juga dikemukakan oleh murray
bahwa manusia mempunyai motif atau dorongan sosial. Demikian juga apa yang
dikemukakan oleh MC. Clelland. Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada
manusia maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau
mengadakan interaksi. Dengan demikian maka akan terjadilah interaksi antara
manusia satu dengan manusia yang lain.

Interaksi sosial ialah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain
atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik.
Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Pada dasarnya manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain, dimana
kelakuan antar individu saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain atau sebaliknya

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal pikiran juga kemampuan
berinteraksi secara individu maupun sosialdan pada dasarnya manusia tidak mampu
hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam kontek fisik maupun dalam
kontek sosial budaya. Dalam kontek sosial budaya, manusia membutuhkan manusia
lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial
satu dengan lainnya dan semua masyarakat pada hakikatnya membudaya dan
berkebudayaan.

3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan-rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu interaksi sosial?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi interaksi sosial?
3. Bagaimana proses interaksi sosial?
4. Apa saja yang menjadi syarat interaksi sosial?
5. Apa saja yang menjadi bentuk-bentuk interaksi sosial?
6. Apa saja jenis-jenis interaksi sosial?
7. Apa saja ciri-ciri interaksi sosial?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Dengan membaca makalah ini, pembaca dapat menanmbah wawasan tentang
interaksi sosial,
2. Pembaca dapat mengetahui apa saja yang menjadi faktor interaksi sosial,
3. Pembaca dapat mengetahui bagaimana proses interaksi sosial,
4. Pembaca dapat mengetahui syarat-syarat interaksi sosial,
5. Pembaca dapat mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial,
6. Pembaca dapat mengetahui jenis-jenis interaksi sosial.
7. Pembaca dapat mengetahui ciri-ciri interaksi sosial.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Interaksi Sosial


Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu
satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau
sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Interaksi sosial
menurut Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2007:55) merupakan hubungan-
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia. Menurut Sarwono dan Meinarno (2009) interaksi sosial
adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan
individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal


balik antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok lain yang dapat saling mempengaruhi secara timbal
balik. Dalam interaksi sosial, individu dapat menyesuaikan diri dengan orang lain,
atau sebaliknya. Individu dapat meleburkan diri atau terikut dengan lingkungannya,
atau individu dapat mengubah lingkungan sesuai keinginannya.

Manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam


menyesuaikan diri terbagi atas 2, yaitu autoplastis dan Alloplastis. Autoplastis yaitu
mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan
sesuai dengan keadaan (keinginan) diri. Misalnya ada seorang warga Indonesia
yang akan kuliah di Jerman, sehingga ia harus menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan alamiah disana, seperti berpakaian panas dan tebal pada musim salju,
membiasakan mengkonsumsi makanan dam minuman disana, membiasakan tinggal
di kamar atau tempat yang tinggi atau gedung bertingkat, menyesuaikan diri dengan
lingkungan psychis dengan bahasa serta adat kebiasaan orang, menyusun dengan

5
teliti pengeluaranuang dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang akan melancarkan
pergaulan dengan orang-orang setempat.

Alloplastis yaitu seseorang yang dapat merubah lingkungannya sesuai dengan


norma-norma dan kebutuhan (keinginan) dirinya sendiri. Misalnya letak tempat
tidurnya, letak kursi-kursi dan meja dikamarnya, warna cat dindingnya, gambar-
gambarnya, juga semua perabot di dalamnya dapat diganti sesuai dengan kesukaan-
kesukaan dan norma-norma pribadi seseorang. Lingkungan psychis orang-orang di
lingkungannya juga dapat di ubah, misalnya dengan melakukan cara-cara bergaul
yang lebih sopan dan santun, yang lebih ramah tamah dan membuat suasana
gembira dalam bergaul.

B. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial


1. Faktor Imitasi
Gabriel Tarde (1903) beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu
sebenarnya berdasarkan pada faktor imitas. Imitasi merupakan dorongan untuk
meniru orang lain. Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya
faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial. Tarde menganggap
masyarakat itu ialah pengelompokan manusia dimana individu-individu yang
satu meniru yang lain dan sebaliknya, bahkan masyarakt dianggap masyarakat
yang sebenarnya apabila manusia mulai meniru kegiatan manusia lainnya.
Faktor imitasi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
masyarakat atau dalam interaksi sosial. Namun, imitasi bukanlah satu-satunya
faktor yang mendasari interaksi sosial atau tidak semua interaksi sosial
disebabkan oleh faktor ini. Adapun hal positif dari imitasi yaitu dapat membuat
seseorang mematuhi kaedah-kaedah yang berlaku. Ketika lahir di keluarga yang
baik, maka anak tersebut juga akan tumbuh besar dengan perilaku yang baik,
dan begitu sebaliknya. Karena anak tersebut akan mengikuti lingkungannya.
Selain itu, terbukti ketika anak-anak sedang belajar bahasa, seakan mereka
mengikuti dirinya sendiri, mengulang-ngulangi bunyi kata-kata, melatih fungsi
lidah dan mulut untuk berbicara, kemudian mengikuti orang lain.

6
2. Faktor Sugesti
Sugesti merupakan pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri,
maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa di
kritik dari individu yang bersangkutan. Menurut Gerungan (dalam Mahmudah,
2010) sugesti sebagai proses dimana seorang individu menerima satu cara
penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih
dahulu.
Menurut Ahmadi (dalam Mahmud, 2010) sugesti dapat dibagi menjadi
dua, yaitu Auto-Sugesti (sugesti terhadap diri sendiri yang datang dalam diri
individu yang bersangkutan) dan Hetero Sugesti (sugesti yang datang dari orang
lain). Auto sugesti maupun hetero sugesti dalam kehidupan sehari-hari
mengandung peranan penting.
Peranan hetero-sugesti lebih dominan dibanding perana auto-sugesti.
Dalam kehidupan sosial banyak indicidu menerima sesuatu cara, pedoman,
pandangan, norma dan sebagainya dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih
dahulu terhadap apa yang diterimanya. Misalnya dalam bidang perdagangan,
orang mempropagandakan dagangannya sedemikian rupa, hingga tanpa berfikir
panjang orang akan termakan propaganda yang dibuat dan menerima apa saja
yang diajukan oleh pedagang yang bersangkutan. Keadaan seperti ini banyak di
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang tidak diharapkan oleh
individu yang disebabkan baik karena auto sugesti maupun hetero sugesti.
Misalnya sering seseorang merasa sakit-sakit, walaupun secara objektif yang
bersangkutan dalam keadaan sehat-sehat saja. Tetapi karena auto sugesti orang
tersebut merasa tidak dalam keadaan sehat.

3. Faktor Identifikasi
Identifikasi ialah dorongan untuk menjeadi identik (sama) dengan orang
lain, baik secara fisik maupun non fisik, dan lahiriyah maupun batiniah. Istilah
identifikasi timbul dalam uraian Freud mengenai cara-cara seorang anak belajar
norma-norma sosial dari orangtuanya.
Dalam garis besarnya, anak itu belajar menyadari bahwa dalam
kehidupan terdapat norma-norma dan peraturan-peraturan yang sebaiknya

7
dipenuhi. Ia pun mempelajarinya dengan cara karena didikan orangtuanya yang
menghargai tingkah laku wajar yang memenuhi cita-cita tertentu dan
menghukum tingkah laku yang melanggar norma-normanya. Lambat laun anak
itu memperoleh pengetahuan mengenai apa yang disebut perbuatan yang baik
dan apa yang disebut perbuatan yang tidak baik melalui didikan dari
orangtuanya.
Anak itu secara tidak sadar mengambil alih siakp-sikap orangtua yang
diidentifikasinya, yang dapat dipahami norma-norma dan pedoman-pedoman
tingkah lakunya sejauh kemampuan yang ada pada anak tersebut. Sebenarnya,
ketika manusia masih kekurangan akan norma-norma, sikap-sikap, cita-cita, atau
pedoman-pedoman tingkah laku dalam bermacam-macam situasi di
kehidupannya, akan melakukan identifikasi kepada orang-orang yang
dianggapnya tokoh dalam kehidupannya. Demikianlah, manusia itu terus
menerus melengkapi sistem norma dan cita-citanya, terutama dalam suatu
masyarakat yang berubah-ubah dan dalam siatuasi-situasi kehidupan yang
beragam.

4. Faktor Simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya seseorang terhadap orang lain.
Simpati muncul dalam diri seorang individu tidak atas dasar rasional, melainkan
berdasarkan penilaian perasaan. Seorang individu tiba-tiba merasa dirinya
tertarik kepada orang lain seakan-akan dengan sendirinya, dan tertariknya itu
bukan karena salah satu ciri tertentu, melainkan karena keseluruhan cara-cara
bertingkah laku menarik baginya. (Mahmudah, 2010)
Simpati merupakan proses yang sadar bagi manusia yang merasa simpati
kepada orang lain. Peranan simpati cukup nyata dalam hubungan persahabatan
antara dua orang atau lebih. Simpati juga dapat berkembang perlahan-lahan
disamping simpati yang timbul dengan tiba-tiba. Dalam simpati akan dihasilkan
suatu hubungan kerjasama dimana seseorang ingin lebih mengerti orang lain
hingga ia dapat merasa berfikir dan bertingkah laku seakan-akan ia adalah orang
lain itu.

8
Sedangkan dalam hal identifikasi terdapat suatu hubungan di mana yang
satu menghormati dan menjunjung tinggi yang lain, dan ingin belajar dari
seseorang itu karena di anggap orang tersebut ideal. Jadi, dalam simpati
dorongan utama adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama dengan orang lain.

C. Proses Interaksi Sosial


Manusia sebagai makhluk sosial dalam kenyataannya tidak dapat lepas dari
interaksi antar mereka. Interaksi antar manusia ditimbulkan oleh bermacam-macam
hal yang merupakan dasar dari peristiwa sosial yang lebih luas. Kejadian dalam
masyarakat pada dasarnya bersumber pada interaksi seorang individu dengan
individu lainnya. Dapat dikatakan bahwa tiap-tiap orang dalam masyarakat adalah
sumber dan pusat efek psikologis yang berlangsung pada kehidupan orang lain.
(Mahmudah, 2010)
Perasaan, pikiran, dan keinginan yang ada pada seseorang tidak hanya sebagai
tenaga yang bisa menggerakkan individu itu sendiri, melainkan merupakan dasar
pula bagi aktivitas psikologis orang lain. Semua hubungan sosial baik yang bersifat
operation,cooperation maupun non-cooperation merupakan hasil interaksi individu.
(Mahmudah, 2010)
Menurut Ahmadi (dalam Mahmudah 2010) ada dua bentuk interaksi dalam
kategori yang sangat umum, yaitu interaksi antar benda-benda. Interaksi ini bersifat
statis, memberi respon terhadapi tindakan-tindakan individu. Selain itu, ada interaksi
antar manusia dengan manusia. Interaksi ini bersifat dinamis, memberi respon
tertentu pada manusia lain, dan proses kejiwaan yang timbul terdapat pada segala
pihak yang bersangkutan.

D. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Soekanto (1982) mengungkapkan beberapa syarat terjadinya interaksi antara lain :
a. Kontak Sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa latin conatau cum (yang artinya
bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Jadi artinya secara
harifah adalah bersama – sama menyentuh. Secara fisik kontak baru terjadi

9
apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu
berarti hubungan badaniah karena orang dapat mengadakan hubungan
dengan baik tanpa menyentuhnya seperti misalnya dengan cara berbicara
dengan pihak lain tersebut(Soekanto,1982).Kontak sosial dapat berlangsung
dalam tiga bentuk, yaitu antara orang-perorangan, antara orang-perorangan
dengan suatu kelompok, dan antara suatu kelompok dengan kelompok.
(Resita, Herawati, & Suhadi, 2014 )

b. Komunikasi
Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran
pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah
atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap
perasaam yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut
(Soekanto,1982).Sedangkan menurut Wiryawan & Noorhadi(dalam Resita,
Herawati, & Suhadi, 2014) komunikasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Komunikasi dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi
2. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seorang kepada
orang lain.
3. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap
gagasan atau ide yang disampaikan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek


interaksi sosialyang digunakan sebagaiskala interaksi sosial yaitu kontak
sosial dan komunikasi, dengan alasan kedua aspek sudah mencakup unsur-
unsur dalam interaksi sosialserta dianggap dapat mewakili teori-teori yang
lain.

E. Bentuk – Bentuk Interaksi Sosial


1. Proses Asosiatif (Proceses of Assosciation)
a. Kerjasama

10
Kerjasama merupakan interaksi sosial yang pokok. Kerjasama adalah
suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama timbul karena
orientasi perorangan terhadap kelompok (in group) dan kelompoknya
dengan kelompok lain (out group. Terdapat 5 bentuk kerjasama, yaitu
kerukunan/gotong royong, bergaining, co-optation, coalition, joint-ventrue.
b. Akomodasi (acomodation)
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Tujuan akomodasi adalah untuk mengurangi pertentangan
antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang disebabkan
perbedaan pendapat, mencegah memuncaknya pertentangan untuk sementara
waktu, menciptakan kerjasama antar kelompok sosial, dan menyatukan
kelompok-kelompok sosial yang terpisah. Akomodasi terbagi atas beberapa
bentuk yaitu coersion, compromise, arbitration, mediation, consiliation,
tolerantion, stalemate, adjustion.

c. Asimilasi
Asimilasi ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan
yang ada antara orang – perorangan atau kelompok-kelompok manusia untuk
mempersatukan tindakan, sikap dan proses-proses mental dengan
memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

2. Proses Disosiatif
Disosiatif (Oposisi) artinya cara berjuang melawan seseorang atau
kelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Oposisi dapat dibedakan
dalam 3 bentuk, yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan/pertikaian.

F. Jenis – Jenis Interaksi Sosial


Interaksi sosial terbagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Interaksi antara individu dan individu

11
Interaksi sosial sudah mulai terjadi pada saat 2 individu bertemu.
Interkasi sosial terjadi apabila masing-masing pihak sadar akan perubahan
yang terjadi akibat pihak lain. Individu yang memberikan pengaruh atau
stimulus kepada individu lain. Contohnya seperti berjabat tangan, berdiskusi,
saling menegur, bertengkar, dan lain-lain.

2. Interaksi antara individu dan kelompok


Interaksi ini menunjukkan minat individu terhadap kepentingan
kelompok. Contohnya seperti seorang guru yang sedang mengajar di depan
muridnya.
3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok
Interaksi ini berkaitan dengan kepentingan individu terhadap kelompok
lain. Contohnya seperti pertandingan antar club atau kelompok.

G. Ciri – Ciri Interaksi Sosial


Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Ada pelaku yang terdiri dari lebih satu orang
- Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol
- Ada dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung
- Memiliki tujuan-tujuan tertentu

Hakikat interaksi terletak pada kesadaran mengarahkan tindakan pada orang


lain. Pada interaksi harus ada orientasi timbal balik antara pihak-pihak yang
bersangkutan.

12
BAB 3
KESIMPULAN

Interaksi sosial adalah suatu hunbungan antara individu satu dengan individu
yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang saling timbal balik.
Sehingga dimanapun masyarakat berada, interaksi sosial yang membuat mereka
terhubung antar satu dengan yang lainnya.

Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama disuatu wilayah tertentu dalam
waktu yang cukup lama yang saling berhubungan, tinggal dan memiliki kebiasaan,
tradisi dan perasaan persatuan yang beragam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anam, M. C. 2009. Hubungan antara tingkat kecemasan dan interaksi sosial pada
siswa program akselerasi di MAN 2 Madiun. Undergraduate thesis. IAIN Sunan
Ampel Surabaya

Anwar, M.K. 2016. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada
Perawat di Rumah Sakit Islam Surakarta. Skripsi.Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Faizi, A.A. 2019. Interaksi Sosial dalam Membangun Akhlak Santri di Pondok
Pesantren Al-Hikmah Melathen Tulungagung. Skripsi. IAIN Tulungagung

Saiful, M.M. 2015. Interaksi Sosial Wanita Single Parent. Undergraduate thesis.
UIN Sunan Ampel

14

Anda mungkin juga menyukai