Anda di halaman 1dari 14

Abstrak — Modal Intelektual sangat penting bagi

perusahaan, namun belum banyak dikenal dan dimanfaatkan secara luas

juga mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan. Pelajaran ini

bertujuan untuk menganalisis pengungkapan modal intelektual pada a

perusahaan farmasi di Indonesia, Malaysia,

dan Singapura. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif

teknik dengan menggunakan content analysis dan juga grounded

penelitian teori. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa masing-masing

perusahaan telah membuat pengungkapan modal intelektual di

laporan Tahunan. Pengungkapan intelektual

kategori modal pada perusahaan farmasi di Indonesia,

Malaysia dan Singapura lebih ke struktural

capitalcategory. Meskipun setiap perusahaan mengakui itu

sumber daya manusia adalah sumber penting untuk

perusahaan, tetapi ini tidak didukung oleh pengungkapan dalam bahasa Indonesia

laporan tahunan. Sedangkan pola pengungkapannya

modal intelektual, perusahaan cenderung mengungkapkan

modal intelektual dalam bentuk diskursif.

Kata kunci - modal intelektual; analisis konten;

pengungkapan modal intelektual; perusahaan farmasi

I. PENDAHULUAN

Pengungkapan Modal Intelektual (ICD) sangat penting

untuk perusahaan untuk ICD berkaitan erat dengan masalah

hubungan antara perusahaan dan pemangku kepentingan. Itu

pasar akan meningkatkan likuiditas jika perusahaan mampu

mengungkapkan modal intelektual luas [1]. Perusahaan juga

menerima manfaat yang luas jika mampu mengelola IC dengan baik


IC mempengaruhi kinerja, daya saing, dan kemakmuran

perusahaan [2] ..

Signifikansi IC untuk perusahaan telah banyak

ditunjukkan melalui penelitian dan hasil empiris dalam

perusahaan. Tetapi signifikansi dari IC belum secara luas

dikenal dan digunakan oleh para manajer

perusahaan. Penelitian [3] menyatakan bahwa para manajer dari

perusahaan farmasi di Indonesia tidak banyak yang tahu

komponen IC, tidak banyak yang memanfaatkan, dan tidak

tahu cara mengelola.

Sementara itu, IC ditafsirkan berbeda oleh banyak orang

ahli. Namun, [4] menyatakan bahwa IC sebagai nilai dari

perusahaan berasal dari upaya yang telah dilakukan untuk

memperkirakan nilai pengetahuan perusahaan. Menurut

[5] juga membagi IC dibagi menjadi tiga elemen, yaitu

Modal Manusia, Modal Struktural dan Modal Relasional.

Arti lain dari IC diekspresikan oleh [6], yaitu

perbedaan antara nilai pasar bisnis dengan

aset berwujud. Selanjutnya, [7] menyatakan bahwa IC adalah grup

aset yang terkait dengan pengetahuan organisasi dan

secara signifikan berkontribusi terhadap persaingan organisasi

posisi dengan menambahkan faktor-faktor kunci yang dimiliki oleh pemangku kepentingan.

II. PENGUNGKAPAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL

Jika IC merupakan komponen utama dari aset tidak berwujud, sementara

ICD adalah bagaimana perusahaan mengungkapkan IC dalam keuangan

pernyataan. Menurut [8], ICD dapat dibagi menjadi tiga

sudut pandang, yaitu kategori bukti, kategori berita dan


kategori orientasi waktu. Kategori bukti

(Bukti) terdiri dari diskontinuitas, angka, moneter, dan

visual. Sedangkan kategori berita (tenor berita), dibagi menjadi

positif, netral, dan negatif. Dan yang terakhir adalah

kategori orientasi waktu (orientasi waktu) yang terbagi

menjadi orientasi masa depan, orientasi masa lalu, dan

waktu yang tidak ditentukan.

Sehubungan dengan ICD telah dibahas, yang

tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ICD farmasi

perusahaan di negara-negara Asia Tenggara. Pilihan dari

perusahaan farmasi sebagai objek penelitian untuk

perusahaan farmasi termasuk dalam kategori IC tinggi

perusahaan yang intensif secara luas menggunakan elemen IC dalam prosesnya

pengembangan strategi dan juga operasi perusahaan

[9]. Negara-negara Asia Tenggara yang menjadi objek

penelitian ini adalah Indonesia, Malaysia, dan Singapura

AKU AKU AKU. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi [10] dan

metode kualitatif [11]. Tujuan utama penggunaan

analisis konten adalah untuk menyelidiki analis informasi atau

pentingnya berbagai jenis informasi. Menggunakan

metode kualitatif dilakukan secara deskriptif

data dalam bentuk kata-kata tertulis dari dokumen atau tahunan

laporan perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang ada

data laporan tahunan perusahaan. Metode yang digunakan

adalah analisis konten untuk melakukan perhitungan menggunakan frasa

atau kata sebagai satu kesatuan konteks. Dalam metode penelitian ini
menyediakan titik awal untuk penggunaan frasa sebagai unit

analisis dan termasuk grafik, tabel, dan foto ke dalam

kalimat yang harus dihitung [12].

Setiap kalimat yang mengandung ICD dinilai atau dipertimbangkan

sebagai bentuk ekspresi modal intelektual yang kemudian

diidentifikasi berdasarkan komponen IC utama yaitu manusia

modal, modal struktural dan modal relasional, dan mengklasifikasikan

setiap kata, frase, grafik dan gambar ke titik

pandangan pengungkapan modal intelektual, yaitu bukti

kategori kategori kategori berita, dan orientasi waktu [13].

Semakin banyak kalimat terkait dengan IC yang disajikan perusahaan, the

kualitas ICD yang lebih baik.

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa

laporan tahunan perusahaan farmasi

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa

Bursa Efek Malaysia dan Singapura. Sekunder ini

data yang diperoleh melalui internet, yang diakses melalui

Dokumentasi BEI www.idx.co.id, Bursa Malaysia adalah

dapat diakses melalui www.bursamalaysia.com dan Singapura

Bursa Efek yang diakses melalui www.sgx.com juga

sebagai database penelitian yang dapat diakses melalui

situs web perusahaan. Nama perusahaan farmasi

pengganti yaitu dari Indonesia adalah PT. Merck TBK,

PT.Tempo Scan Pacific TBK, PT. Indofarma Tbk, PT. Kimia

Farma (Persero) Tbk, dan PT. Kalbe Farma

TBK. Untuk perusahaan farmasi dari Malaysia adalah

Grup Farmasi Caring Berhad, CCM Duopharma Biotech


Berhad, Hovid Berhad, Kotra Industries Berhad, dan

Pharmaniaga Berhad. Untuk perusahaan farmasi

dari Singapura adalah Eu Yan Sang International Ltd., Haw Par

Corporation Ltd., Pharmesis International Ltd., Star

Pharmaceutical Ltd., dan Tianjin ZhongXin Pharmaceutical

Group Co., Ltd. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode analisis konten.

IV. HASIL DAN DISKUSI

Hasil penelitian ini dibagi menjadi beberapa

bagian. Yang pertama adalah tentang kategori IC, yang terdiri

HC, SC, dan RC. Yang kedua adalah tentang pola

Pengungkapan IC, yang terdiri dari kategori bukti, waktu

kategori orientasi, dan kategori berita

penjelasannya sebagai berikut:

1. Kategori Modal Intelektual

TABEL 1. PERBANDINGAN KATEGORI PENGUNGKAPAN IC

Kategori

IC /

Negara

Indonesia Malaysia Singapura

jumlah% Jumlah% jumlah%

Manusia

Modal

588 72% 97 12% 127 16%

Struktural

Modal

1.045 43% 480 20% 916 37%


Relasional

Modal

762 61% 249 20% 242 19%

Sumber: Data yang Diproses

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa untuk kategori

Pengungkapan HC, perusahaan farmasi di Indonesia lebih banyak

dari 72% dibandingkan dengan Singapura sebesar 16%, dan Malaysia oleh

12%. Perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia mengekspos

modal manusia dalam sub kategori pelatihan dan

pengembangan, keselamatan karyawan, hubungan karyawan dan

pengukuran karyawan. Sedangkan perusahaan farmasi di Indonesia

Malaysia dan Singapura di ibukota manusia hanya terungkap di

sub-kategori pelatihan dan pengembangan.

Selanjutnya, untuk kategori pengungkapan SC,

perusahaan farmasi di Indonesia juga memiliki lebih banyak

pengungkapan oleh 43% dibandingkan dengan Singapura (37%), dan

Malaysia (20%). Ini karena perusahaan farmasi di Indonesia

Indonesia lebih sering mengungkapkan modal struktural.

Namun, baik perusahaan farmasi di Indonesia,

Malaysia dan Singapura mengungkapkan modal struktural dalam

subkategori proses manajemen, proses teknologi,

sistem informasi, filosofi manajemen, perusahaan

budaya, dan hubungan keuangan.

Untuk pengungkapan kategori RC, farmasi

perusahaan di Indonesia juga lebih banyak mengungkapkan RC oleh

61% dibandingkan dengan perusahaan farmasi di Malaysia

(20%) dan Singapura (19%). Ini karena farmasi


perusahaan di Indonesia lebih sering masuk

mengekspresikan modal relasional dari perusahaan farmasi di Indonesia

Malaysia dan Singapura. Namun, farmasi

perusahaan di Indonesia, Malaysia dan Singapura

mengungkapkan modal relasional hampir di semua sub kategori,

yaitu membangun merek, membangun citra perusahaan, bisnis

mitra, saluran distribusi, dan pangsa pasar.

Sementara itu, berdasarkan Tabel 1 juga dapat dilihat bahwa

perusahaan farmasi Indonesia, Malaysia, dan

Singapura memiliki lebih banyak mengungkapkan IC dalam kategori

modal struktural. Ini karena laporan tahunan dianalisis

banyak membahas operasi perusahaan selama ini

periode yang dapat dikaitkan dengan beberapa sub kategori

ca struktural.

lebih sering mengungkapkan modal struktural dan relasional

modal dari modal manusia.

2. Pola Pengungkapan Modal Intelektual

TABEL 2 KATEGORI PENGUNGKAPAN KELAS INTELLECTUAL

(dalam pengungkapan item)

Kategori Indonesia Malaysia Singapura

A. Bukti

1. Diskursif 1.807 985 1.888

2. Angka 207 93 140

3. Moneter 234 129 314

4. Visual 451 109 245

B. Waktu

Orientasi
1. Maju

Mencari

69 58 59

2. Past

Berorientasi

85 71 98

C. Berita

1. Positif 136 70 110

2. Negatif 20 10 12

3. Netral 584 111 302

Sumber: Data Diproses

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat pada pengungkapan IC

kategori dibagi menjadi tiga, yaitu bukti, waktu

orientasi, dan kategori berita. Berdasarkan Tabel 2 di atas, untuk

kategori bukti, perusahaan farmasi di Indonesia

Indonesia, Malaysia, dan Singapura lebih banyak menggunakan

pola ekspresi diskursif (non-numerik) atau deskripsi

dari setiap modal intelektual dengan kata-kata dan kalimat. Ini adalah

karena, pengungkapan intelektual

modal dalam laporan tahunan, sebagian besar dilakukan dengan menggambarkan setiap

sedikit informasi. Selanjutnya, dalam bentuk uang

(numerik), perusahaan farmasi di Malaysia, dan

Singapura dan pengungkapan dalam bentuk visual pada akhirnya

posisi. Sedangkan perusahaan farmasi di Indonesia di

pengungkapan modal intelektual lebih banyak digunakan diskursif dan

pola visual.

Untuk kategori waktu (Time Orientation Category) yang


perusahaan farmasi Indonesia, Malaysia, dan

Singapura lebih banyak menggunakan bentuk berorientasi masa lalu di Indonesia

mengekspresikan IC. Ini karena laporannya adalah laporan

kinerja pelaporan perusahaan tahunan seperti itu

periode. Dengan demikian, laporan apa pun baik dalam bentuk intelektual

modal atau laporan keuangan adalah deskripsi sejarah.

Meskipun laporan tahunan adalah deskripsi sejarah, tetapi dalam

laporan tahunan juga berisi informasi tentang rencana untuk

masa depan perusahaan, target yang ingin dicapai dalam beberapa berikutnya

tahun, dan optimisme di tahun depan, jadi perusahaan juga

mengungkapkan modal intelektual dalam bentuk memandang ke depan.

Untuk kategori berita (News Tenor Category), di

mengekspresikan modal intelektual, farmasi

perusahaan di Indonesia, Malaysia dan Singapura sama

banyak yang menyatakan dalam kategori netral. Hal ini karena

dalam hal laporan tahunan terkait

ke modal intelektual, perusahaan cenderung melaporkannya sebagai

informasi saja. Sedangkan nilai positif adalah bentuk perusahaan

upaya dalam menunjukkan optimisme dan mempertahankan perusahaan yang baik

gambar. Meski demikian, perusahaan terus menunjukkan

kekurangan dalam pengungkapan modal intelektual meskipun

alasan perusahaan eksternal.

Berdasarkan analisis data yang ada, farmasi

perusahaan di Indonesia, Malaysia dan Singapura

diungkapkan IC. Meski disajikan dengan pola berbeda

penyingkapan. Dalam kategori IC, perusahaan baik dari

Indonesia, Malaysia dan Singapura lebih lanjut menyorot SC


dibandingkan dengan RC atau HC. Perusahaan mengungkapkan SC pada

sub kategori proses manajemen dan proses teknologi,

sistem informasi, filosofi dan budaya, dan keuangan

hubungan. Setelah SC, banyak perusahaan mengekspresikan IC ke dalam RC

kategori. Semua perusahaan farmasi di Indonesia,

Malaysia, dan Singapura mengungkapkan semua sub kategori RC,

yaitu untuk membangun merek, membangun citra perusahaan, bisnis

mitra, saluran distribusi, dan pasar saham.

Meskipun masing-masing perusahaan mengakui manusia itu

sumber daya adalah sumber daya penting bagi perusahaan, ini

Pernyataan tidak terbukti oleh perusahaan. Perusahaan cenderung

lebih sering diungkapkan SC dan RC dibandingkan

dengan HC. Namun, perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia

Indonesia, dalam mengekspresikan HC lebih bervariasi daripada

perusahaan farmasi di Malaysia dan Singapura. Itu

perusahaan farmasi di Indonesia menyatakan HC pada

sub-kategori pelatihan dan pengembangan, keselamatan karyawan,

hubungan karyawan, dan pengukuran karyawan. Sementara

perusahaan farmasi di Malaysia dan Singapura saja

menyatakan HC pada sub-kategori pelatihan dan pengembangan.

Sementara itu, pada pola pengungkapan IC di PT

kategori bukti baik perusahaan di Indonesia,

Malaysia dan Singapura saat ini mengungkapkan IC lebih banyak

ke dalam bentuk diskursif (non-numerik). Dalam farmasi

perusahaan di Malaysia dan Singapura bentuk pengungkapannya

di sub-kategori moneter (numerik), berada di urutan kedua

tempat, dan bentuk ekspresi visual di posisi terakhir.


Sedangkan di Indonesia pengungkapan dalam bentuk visual menempati

posisi kedua setelah diskursif (non-numerik), sementara

bentuk moneter dan angka berada di posisi ketiga dan keempat

posisi.

Pada pola pengungkapan IC dalam kategori waktu

orientasi, perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia,

Malaysia, dan Singapura, kebanyakan mengekspos IC dalam bentuk

berorientasi masa lalu. Ini karena secara tahunan

laporan, perusahaan cenderung mengungkapkan hasil perusahaan

kinerja dalam periode saat ini sehingga data diungkapkan dalam

laporan tahunan adalah data historis. Namun demikian,

Perusahaan terus mendeskripsikan rencana dan optimisme dalam

masa depan perusahaan bernilai informatif. Sedangkan nilai positif di kedua

posisi, ini adalah upaya perusahaan dalam menunjukkan optimisme dan

untuk menjaga citra perusahaan yang baik. Namun demikian,

perusahaan masih menunjukkan kekurangan dalam pengungkapan IC,

meskipun alasannya berasal dari eksternal perusahaan.

Sehubungan dengan hasil ini yang menyatakan bahwa

perusahaan farmasi di Indonesia, Malaysia, dan

Singapura telah mengungkapkan IC dalam berbagai kategori. Di dalam

studi mengungkapkan bahwa banyak perusahaan farmasi di

tiga negara mengungkapkan kegiatan IC seperti pada Tabel 1

dan 2. Dengan pengungkapan IC yang dilakukan oleh

perusahaan farmasi di tiga negara, itu menunjukkan

tentang pentingnya aktivitas IC untuk peningkatan

kinerja, daya saing, dan kemakmuran. Ini mendukung

studi yang dilakukan oleh [14] dan [15]. Dengan pengungkapan


IC oleh perusahaan farmasi sangat mendukung

teori sinyal (signaling theory) dimana perusahaan memiliki

perusahaan berkualitas tinggi yang dapat memberikan sinyal yang baik kepada

pasar [16]. Aktivitas IC yang diungkapkan dalam laporan tahunan akan

memberikan informasi lengkap kepada analis sehingga pasar saham

akan memberikan sinyal yang bagus ke pasar. Sebagai tambahannya

mendukung teori signaling, pengungkapan IC juga mendukung

teori stakeholder. Karena pengungkapan IC di

laporan tahunan akan memberikan informasi kepada perusahaan

para pemangku kepentingan tentang bagaimana aset tidak berwujud dikelola dan

memberikan peningkatan penghasilan dan nilai kepada perusahaan.

Hasil lebih lanjut yang relevan dari penelitian ini pada pola

pengungkapan IC, memiliki kesamaan dengan penelitian [17]

dilakukan di perusahaan besar Australia dan Hong Kong, sebagai

serta studi tentang [18] yang dilakukan di perusahaan perbankan

terdaftar di Bursa Efek. Persamaannya adalah yang paling

perusahaan belum menerapkan kerangka kerja yang sistematis dalam

mengekspresikan IC dalam laporan tahunan. Pengungkapan tentang

IC dilakukan sebagian besar jatuh ke dalam kategori diskursif. ini

juga kasus dalam penelitian ini, perusahaan farmasi di Indonesia

Indonesia, Malaysia, dan Singapura belum menunjukkan apapun

penggunaan sistematis dari kerangka kerja dalam laporan IC. Sebagai tambahan

laporan tahunan dari perusahaan farmasi di Indonesia

Indonesia, Malaysia, dan Singapura yang kebanyakan belajar juga

memberikan informasi tentang IC dalam bentuk diskursif.

Sementara itu, menurut hasil penelitian ini,

perusahaan farmasi di Indonesia, Malaysia, dan


Singapura, telah melakukan pola pengungkapan IC. Ini

pola dibentuk berdasarkan jumlah pengungkapan IC pada

komponen dalam laporan tahunan. Dalam penelitian ini menunjukkan

pola-pola tertentu dalam pengungkapan IC. Pola ini

terbukti dari pengungkapan IC yang paling banyak ditemukan

perusahaan farmasi secara detail. Pola-pola ini sebagai

berikut, sebagian besar pengungkapan komponen IC

perusahaan farmasi hadir di SC. Dalam buktinya

kategori pengungkapan IC yang paling aktif

kategori diskursif, sedangkan angka dan

moneter berada di posisi kedua atau ketiga dan secara visual

yang terakhir untuk perusahaan farmasi di Malaysia dan

Singapura. Sedangkan di farmasi Indonesia

perusahaan, kategori visual berada di posisi kedua,

dan kategori moneter dan numerik berada di posisi ketiga atau

posisi keempat. Dalam kategori tenor berita atau pelaporan

kategori, pengungkapan terbesar dalam kategori netral, kemudian

kategori positif dan yang terakhir adalah kategori negatif.

Sedangkan pada saat orientasi kategori paling banyak pengungkapan

modal intelektual dalam kategori berorientasi masa lalu.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa semua

laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan farmasi di Indonesia

Indonesia, Malaysia, serta Singapura semua telah mengungkapkan IC,

tetapi dengan berbagai bagian dan pola pengungkapan.

Untuk kategori IC, perusahaan lebih banyak mengungkapkan dalam bentuk

SC daripada kategori lainnya. Meskipun perusahaan


mengakui bahwa sumber daya manusia adalah sumber daya yang penting,

tetapi pengungkapannya relatif kecil dibandingkan dengan

SC. Pada pola ICD, dalam kategori bukti, banyak

perusahaan mengungkapkan IC dalam bentuk diskursif dari pada

subkategori lainnya. Pada pola ICD dalam kategori berita, banyak

perusahaan mengungkapkan IC ke dalam sub-kategori netral. Namun,

perusahaan juga melakukan sedikit pengungkapan ke subkategori positif.

Ini bertujuan untuk menjaga perusahaan yang baik

gambar. Dalam pola ICD dalam kategori orientasi waktu,

perusahaan cenderung mengungkapkan kepada orientasi masa lalu. Namun, itu

perusahaan juga mengungkapkan modal intelektual dalam bentuk

memandang ke depan, tetapi pengungkapannya kurang dari

berorientasi masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai