Anda di halaman 1dari 5

ASKEP DENGAN GANGGUAN NUTRISI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah: Kebutuhan Dasar Manusia
Dosen Pengampu: Ns.Suriani Ginting,S.Kep,M.Kep

Nama : Ade Irma Ramadhani


NIM : P07520219002

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T
DENGAN GANGGUAN ELEKTROLIT
DIRUANG MELATI . RSUD.H.ABDUL MANAN SIMATUPANG KISARAN

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : An. T
Umur : 6 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Belum Kawin
Golongan darah :O
No.CM :
Tanggal masuk : 5 Desember 2020
Tanggal pengkajian : 6 Desember 2020
Diagnose medis : Diare
Alamat : Asrama Kodim 0208/AS

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny.S
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Jawa
Hubungan dg klien : Orang Tua
Alamat : Asrama Kodim 0208/AS

B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
BAB cair , lemas, gwelisah, mual muntah, anoreksia, badan panas, Frekuensi BAB cair dalam
sehari lebih dari 3x

2) Riwayat Penyakit sekarang (PQRST)


Adanya riwayat reaksi alergi terhadap suatu zat, makanan/inuman, atau lingkungan, Pengobatan
diare telah dilakukan dan efektifitasnya, Kebiasaan dan pola makan anak seperti makan makanan
terbuka, suka makan makanan pedas.

3) Riwayat Penyakit Dahulu


-
4) Riwayat Penyakit Keluarga
-

C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Muka
Kepala : inspeksi ada tidaknya ubun – ubun yang besar dan agakcekung
Rambut : terjadi rontok atau merah karena malnutrisi
Mata : mata pada umumnya agak cekung
Mulut : mukosa kering, bibir pecah – pecah , lidah kering bibir sianosis.
Pipi : pada tulang pipi biasanya menonjol
Wajah : tampak lebih pucat
Leher : Umumnya tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid
Jantung : Menimbulkan aritmia jantung

2. Abdomen
Inspeksi : inspeksi umumnya simetris, supel tidak ada lesi Perkusi : tympani ( kembung)
Palpasi: umumnya ada nyeri tekan bagian perut bawah yaitu bagian usus dan dapat terjadi
kejang perut .

Auskultasi : bising usus >30x / menit


1. Anus : Anus terjadi iritasi, kemerahan padsa daerah sekitarnya
2. Kulit : Kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali setelah 1 – 2 detik
kesadaran : compasmentis, pasda dehidrasi berat dapat terjadiapatis, somnolen, kadaang
sopokomateus.
3. Keadaan umum : sedamg atau lemah
4. Vital sign : pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan hupovolemik dengan :
- TDmenurun ( missal 90/40 mmHg )
- Nadi sepat sekali (tachikardi )
- Suhu terjadi peningkatan karena dehidrasi dan dapat juga karena adanya infeksi dalam usus

Respirasi cepat jika terjadi dehidrasi akut dam berat karena adanya kompensasi asam basa.
1. Pemeriksaan Penunjang
2. Data laboratorium
3. Pemeriksaan Tinja
makroskopis : Bentuk cair, kurang lebih jumlahnya 250 gram dalam sehari
mikroskopis: Na normal dalam tinja 56 – 105 mEq/l, chloride normal dalam tinja 55 – 95
mEq/l, kalium normalnya 25 – 26 mEq/l,HCO3 normalnya 14 – 31 meq/l.

Pemeriksaan PH
PH dan kadar gula dapat diperiksqa dengan kertas lakmus dan tablet clini test bila
didugaterjadi intoleransi gula.
1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah lebih tepat lagi dengan
dilakukan pemeriksaan analisa gas darah
2. Pemeriksaan kadar urin dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
3. Pemeriksaan Darah
Darah lengkap meliputi elektrolit serum, kreatinin, BUN menunjukan adanya dehidrasi,
hemoglobin, hematokrit, dan BUN biasanya mengalami penurunan pada diare akut
1. Duodenal Intubation
untuk mengetahui kuiman penyebab secar kuantitatif terutama pada diarekronik.
2. Rekto kolonoskopi
kolonoskopi tidak diindikasikan pada diare akuttapiu pada waktu lebih dari 10 haritidak
berhenti / cenderung menjadi kronik maka rekto sigmoidoskopi sangat perlu . Bila diare
berdarah mutlak perlu dilakukan rektokolomoskopi.
3. Foto sinar X ( Rontgen )
foto sinar X tidak perlu dilakukan pada diare akut. Pada kasus diare akur peranan
Rontgen sudah digantikan oleh endoskopi. Lain halnya pada diare kronik dimana pemeriksaan
sinar X memegang peranan yang sama dengan endoskop.

D. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit pada tubuh.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi.
5. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

E. Intervensi
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit pada tubuh.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi.
Kriteria Hasil :
2. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia
3. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
4. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik. Membran mukosa lembato,
tidak ada rasa haus yang berlebihan
5. Monitor status hidrasi (kelemahan membran mukosa, nadi adekuat)
6. Monitor vital sign
7. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
8. Monitor cairan/makanan dan hitung intake kalon harian
9. Kolaborasikan pemberian cairan IV
10. Berikan obat oral sesuai dengan advis
11. Berikan health education pada pasien dan keluarga tentang penyakit diare
- Untuk mengetahui tanda tanda dehidrasi
- Untuk mengetahui gejala dini yang terjadi pada pasien
- Untuk memastikan dengan tepat input dan output pasien
- Untuk memberikan diit dan cairan yang tepat
- Dapat memberikan cairan yang sesuai dengan kebutuhan
- Untuk mencegah komplikasi yang terjadi
- Untuk menambah pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan nutrisi
pasien terpenuhi

Kriteria Hasil :
1. Adanya peningkatan BB sesuai tujuan (BB dan TB ideal)
2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi (pasien mengerti jadwal makanan dan jenis
makanan)
3. Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi (tanda-tanda malnutrisi dan jenis makanan bibir pecah-
pecah kulit, rambut rontok, BB menurun dan rambut kemerahan)
4. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan menelan (pasien mau makan, porsi makan
habis)
5. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti (BB normal)

Kaji status pasien dan faktor-faktor penyebab kurangnya intrake nutrisi kien
1. Anjurin pada klien, untuk makan dalam porsi kecil taapi sering.
2. Hindari makanan yang keras dan makanan yang banyak mengandung lemak.
3. Sajikan makanan dalam keadaan hangat
4. Timbang BB tiap pagi
5. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
6. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari keadaan pasien.
7. Mencegah peransangan yang mendadak pada lambung.
8. Untuk mrnghindarkan instansi pada daerah pencernaan
9. Untuk merangsang nafsu makan klien
10. Untuk mengetahui perubahan BB klien
11. Untuk memberikan diit yang tepat

F. Evaluasi
Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai