UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH :
FERDI IRFAN AMOROKHMAN
D061191068
GOWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
yang kita ketahui bahwa suatu lingkungan tertentu akan mempunyai mekanisme
akan dapat diketahui perkembangan pengendapan yang terjadi dan sekaligus dapat
Oleh karena itu diadakan praktikum analisa profil ini agar praktikan dapat
Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu agar praktikan dapat
tebalnya suatu litologi serta struktur sedimen yang terdapat pada litologi. Adapun
Stratigrafi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi, yang berasal dari
tentang lapisan-lapisan batuan serta hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan
sejarah bumi.
Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan
kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu. Dalam
arti sempit adalah ilmu pemerian lapisan-lapisan. Beberapa hal yang terkaitan
dengan stratigrafi adalah korelasi, litologi dan fosil serta horizon. Korelasi adalah
bidang (lapisan tipis di muka bumi atau bawah permukaan) yang menghubungkan
berbagai cara, untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan yang
satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut di atas dikenal sebagai Satuan
dari suatu sikuen. Analisa sikuen sangat penting dalam mengenali suatu
akan dapat diketahui perkembangan pengendapan yang terjadi dan sekaligus dapat
lebih besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan
pengendapan.
Struktur yang terbentuk akibat adanya arus yang mengikis batuan yang lebih
a. Flute cast
segitiga dengan bagian yang membulat kearah hulu dan mempunyai panjang
mulai dari beberapa millimeter hingga mencapai puluhan centimeter. Struktur ini
b. Groove cast
Struktur ini terbentuk melalui pengikisan alur yang dipotong terutama oleh objek
yang terseret sepanjang arus dan merupakan ciri dari arus turbidit. Arah dari
c. Tool mark
Struktur ini terbentuk ketika objek dibawa oleh arus sungai dan
dibawahnya. Objek yang membuat tanda ini biasanya berupa mud clast, fragmen
Merupakan struktur dalam skala kecil dan terdapat pada bagian bawah
perlapisan. Pada pandangan bidang biasanya memanjang dalam arah arus. Dengan
bertambahnya ukuran, merkah gerus ini berangsur menjadi alur (channel). Ciri
e. Channel
panjangnya. Alur pula sering terisi oleh sedimen yang kasar daripada sedimen
2. Depositional Structures
pengedapan ini terdapat pada bagian atas dan bagian bawah perlapisan. Termasuk
a. Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam lapisan atau ketebalan lapisan lebih
dari 120 cm Faktor kemungkinan pembentukan struktur masif ini yaitu : Pertama,
rekristalisasi dan pengeringan. Struktur ini dibentuk dalam keadaan yang cepat
dan umumnya berupa endapan turbidit, aliran butir (grain flow) dan aliran debris
(debris flow).
b. Perlapisan sejajar
Bila bidang perlapisannya saling sejajar dengan ketebalan lapisan lebih dari
1 cm. Perlapisan ini terbentuk akibat adanya perubahan dalam butiran sedimen,
d. Gradded bedding
Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke kasar
(bersusun terbalik: inverse gradding) maupun dari kasar ke halus pada arah
vertical, struktur ini merupakan ciri dari suatu sedimentasi pada arus yang pekat.
Gambar 2.6 Gradded Bedding
Lamination)
yang berada diatasnya atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, struktur
f. Ripple
Struktur ini terbentuk pada permukaan lapisan yang dikontrol oleh arus yang
mengalir baik oleh air, angin maupun gelombang. Gelembur yang berasal dari
arus disebut current ripple , oleh angin disebut wind ripple dan oleh gelombang
disebut wave ripple . Skala yang lebih besar disebut sebagai dune (Gumuk Pasir).
Variasi ripple antara lain: Swaley & Hummocky, Herringbone, Symetry &
g. Rainspot
Rainspot adalah cekungan kecil yang terbentuk oleh butiran air hujan pada
permukaan batuan sedimen berbutir halus yang masih lunak. Struktur ini berguna
untuk menentukan lapisan atas dan lapisan bawah dari suatu perlapisan terutama
Pada daerah yang miring, masa sedimen dapat diangkut sepanjang lereng.
masa sedimen itu. Gerakan seperti ini disebut longsoran (slide). Jika masa
minor. Kehadiran nendatan dan longsoran dalam suatu runtunan dapat ditentukan
dari terdapatnya lapisan diatas dan dibawah perlapisan tersebut tidak terganggu.
Struktur yang sering juga muncul akibat adanya longsoran maupun pembebanan
volcano berbentuk kerucut dengan suatu cekungan pada pusatnya yang terdapat
Struktur ini terdiri dari laminasi yang cekung keatas, biasanya beberapa
centimeter lebarnya, dipisahkan oleh zona tanpa struktur (pillar). Dish dan Pillar
structure dibentuk oleha air yang lewat sedimen secara mendatar dan keatas (fluid
d. Load structure
Load cast biasanya terdapat pada dasar batupasir yang terletak diatas batulumpur.
struktur flame. Juga sebagai akibat pembebanan, biasanya pasir dapat tenggelam
e. Deformed bedding
Deformed bedding dan istilah seperti disrupted, Convolute dan conturted
tidak ada pergerakan sedimen secara mendatar dalam skala besar. Convolute
bentuk antiklin dan sinklin. Convolute seperti ini sering tidak asimetri atau
menunjukkan orientasi.
f. Nodule
dolomit, siderit, pirit, colophane dan kuarsa. Nodul kalsit, pirit dan siderit
terdapat dalam batuan lumpur. Nodul chert biasanya terdapat dalam batugamping,
nodul kalsit dan dolomit kadang-kadang terdapat dalam batupasir. Bentuk nodule
bervariasi, bisa bulat, pipih, memanjang dan bisa juga tidak teratur.
timbulnya struktur ini, tetapi sifat alami binatangnya sendiri sulit untuk ditentukan
karena organisme yang berbeda sering mempunyai cara hidup yang sama. Suatu
lakunya dan sifat sedimen seperti ukuran butir, kandungan air dan sebagainya.
Struktur buluh (burrow) biasanya dibuat oleh crustacea, anellid, bivalve dan
echinoid, sedangkan permukaan track dan trail dibuat oleh crustacea, trilobite,
annelid, gastropod dan vertebrata. Struktur yang agak mirip buluh (burrow) dapat
karbonat
Fosil jejak adalah struktur sedimen yang dihasilkan pada sedimen yang tidak
permukaan lapisan dan permukaan bawah lapisan adalah crawling, grazing (Jejak
makan) dan resting (Jejak istirahat), sedangkan yang terdapat dalam lapisan
adalah struktur feeding (Jejak sedang mencari makan) dan dwelling (Jejak
jejak. Struktur biogenik ini mempunyai pola terputar, meandering dan radial.
dari bentuk tebing tegak sampai hurup U, orientasinya bisa tegak, mendatar atau
terendapkan pada kondisi di bawah air (subaqueous), pada tubuh air tenang yang
sungai dengan dimensi yang luas dan jumlah material sedimen yang besar .
Pada umumnya, delta akan terbentuk apabila material sedimen dari daratan
yang terangkut lewat sungai dalam jumlah yang besar masuk ke dalam suatu
tubuh air yang tenang (standing body water). Sebagian material yang terendapkan
lingkungan laut (marine facies). Dalam pembentukan delta, material sedimen yang
fisik, kimia dan biologi berbeda dengan daerah yang berbatasan dengannya
karakteristik dari suatu tatanan geomorfik dimana proses fisik, kimia dan biologi
(1999) menambahkan yang dimaksud dengan proses tersebut adalah proses yang
antara lain geometri cekungan, material endapan, kedalaman air dan suhu,
sedangkan elemen dinamis adalah energi, kecepatan dan arah pengendapan serta
variasi angin, ombak dan air. Termasuk dalam perbedaan kimia adalah komposisi
dari cairan pembawa sedimen, geokimia dari batuan asal di daerah tangkapan air
(oksidasi dan reduksi (Eh), keasaman (Ph), salinitas, kandungan karbon dioksida
dan oksigen dari air, presipitasi dan solusi mineral). Sedangkan perbedaan biologi
tentu saja perbedaan pada fauna dan flora di tempat sedimen diendapkan maupun
Delta merupakan garis pantai yang menjorok ke laut, terbentuk oleh adanya
sedimentasi sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan sedimen
lebih besar daripada kemampuan pendistribusian kembali oleh proses yang ada
pada cekungan pengendapan (Elliot, 1986 dalam Allen, 1997). Menurut Boggs
(1987), delta diartikan sebagai suatu endapan yang terbentuk oleh proses
sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang tenang. Dataran delta
didominasi oleh proses sungai dan dapat dibedakan dengan dataran delta bagian
Delta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi dari sistem fluvial.
Ketika sungai-sungai pada sistem fluvial tersebut bertemu dengan laut, perubahan
arah arus yang menyebabkan penyebaran air sungai dan akumulasi pengendapan
secara umum terdiri dari tiga, yaitu : delta plain, delta front dan prodelta.
a. Delta Plain
Delta plain merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari
channel yang sudah ditinggalkan. Delta plain merupakan baigan daratan dari delta
dan terdiri atas endapan sungai yang lebih dominan daripada endapan laut dan
berbutir halus, seperti serpih organik dan batubara.Pada kondisi iklim yang
dan evaporit. Daratan delta plain tersebut digerus oleh channel pensuplai material
disebut sandy channel dan membentuk distributary channel yang dicirikan oleh
a) Upper Delta Plain, Pada bagian ini terletak diatas area tidal atau laut dan
endapan braided dan meandering, levee dan endapan point bar. Endapan
distributary channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar
stratification, scour and fill dan lensa-lensa lempung. Endapan point bar
terbentuk apabila terputus dari channel-ya. Sedangkan levee alami
iniberupa pasir halus dan rombakan material organik serta lempung yang
kecil, dangkal, tidak berelief dan proses akumulasi sedimen lambat. Pada
pasir yang bersifat lokal, tipis dan kadang hadir sebagai pengaruh
gelombang.
b) Lower Delta Plain, Lower delta plain terletak pada daerah dimana terjadi
interaksi antara sungai dengan laut, yaitu dari low tidemark sampai batas
bay, tanggul alam, rawa dan crevasse slay, serta endapan pengisi
b. Delta Front
sedimen secara tetap dipengaruhi oleh adanya proses pasang-surut, arus laut
sepanjang pantai dan aksi gelombang. Delta front terbentuk pada lingkungan laut
yang diendapkan dari distributary channel tersebut membentuk endapan bar yang
mengkasar ke atas dalam skala yang besar dan menunjukkan perubahan fasies
secara vertikal ke atas, mulai dari endapan lepas pantai atau prodelta yang
berukuran butir halus ke fasies garis pantai yang didominasi batupasir. Endapan
tersebut dapat menjadi reservoir hidrokarbon yang baik. Diantara bar pada mulut
c. Prodelta
normal marine shelf yang berada di luar delta front. Prodelta merupakan
kelanjutan delta front ke arah laut dengan perubahan litologi dari batupasir bar ke
endapan batulempung dan selalu ditandai oleh zona lempungan tanpa pasir.
Daerah ini merupakan bagian distal dari delta, dimana hanya terdiri dari
akumulasi lanau dan lempung dan biasanya sendiri serta fasies mengkasar ke atas
dari delta front. Litologi dari prodelta ini banyak ditemukan bioturbasi yang
sulit dibedakan dengan endapan paparan (shelf), tetapi pada prodelta ini
sedimennya lebih tipis dan memperlihatkan pengaruh proses endapan laut yang
tegas.
peristiwa geologi.
di atas muka laut (sub-aerial), ditandai oleh rumpang waktu geologi. Bidang
disebabkan oleh proses penurunan reltif muka air laut, yang disebabkan oleh
bidang batas satuan dan tidak dibatasi oleh ketebalan, besaran interval waktu atau
dapat ditentukan berdasarkan data singkapan, data seismik, data pemboran atau
besaran dan lamanya waktu selang suatu daur perubahan muka-laut relatif
setempat.
Sandi sedangkan satuan tak resmi adalah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi
sikuenstratigrafi tak resmi menggunakan huruf kecil dan bila namanya diambil
umuur dari tua ke muda (misalnya : sikuen 1, sikuen 2 dan sikuen 3 atau sikuen A,
sikuen B, sikuen C maka urutan 1, 2, 3 atau A, B, C menunjukkan urutan
tingkat sikuen atau yang lebih tinggi, dipakai istilah tingkatnya dan diikuti nama
dari nama tempat yang mudah dikenal (sudah dikenal) dan tidak harus nama
d. defenisi batas atas dan batas bawah suatu satuan di lokasi tipe dan ciri
1. Double tip
2. Pensil warna
3. Problem Set
4. Mistar
5. Cutter
6. ATK
7. Kertas hvs a4
1. Tugas Pendahuluan
Pemberian tugas pendahuluan ini bertujuan agar praktikan memahami acara
yang akan di praktikumkan. Mengisi problem set yang telah diberikan yaitu
litologi, ukuran butir dan struktur sedimen, ekspresi topografi, genetik unit dan
lingkungan pengendapan.
2. Praktikum
Pada tahap ini, praktikan mengolah data yaitu mengisi problem set yang telah
diberikan yaitu litologi, ukuran butir dan struktur sedimen, ekspresi topografi,
3. Analisis Data
Dengan melihat problem set, dapat diketahui simbol dan warna litologi,
ukuran butir dan struktur sedimen, ekspresi topografi, genetik unit dan lingkungan
pengendapan..
4. Penyusunan Laporan
hasil praktikum.
Tugas
Pendahuluan
Praktikum
Analisis Data
Laporan
Tabel 3.1 Tahapan Praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Affandi, A.K., Idarwati dan Hastuti, E.W.D., 2015, Penentuan Kawasan Rawan