Anda di halaman 1dari 6

RESUME KONSEP ETIKA MORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

OLEH SINTIYA AMILIYANA (B19022)

1. Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum


a. Pengertian Etika
Diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam
hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan
didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".

Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai:


 YUNANI à Ethos, kebiasaan atau tingkah laku
 INGGRIS à Ethis, tingkah laku/perilaku manusia yang baik : tindakan yang harus
dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
Menurut K. Bertens etika dirumuskan sebagai berikut :
 Kata etika dapat digunakan dalam arti nilai dan norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang /suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
 Etika berati kumpulan asas/moral, yang dimaksud disini adalah kode etik.
Menurut konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:
 Etik adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral terhadap kenyataan yang
sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar, konsep yang
membimbing makhluk hidup dalam berpikir, dan bertindak serta menekankan nilai-nilai
mereka.

b. Pengertian Etiket
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket ”, yaitu :
 Etiket berasal dari bahasa inggris Etiquette. Etika berarti moral sedangkan etiket berarti
sopan santun.
 Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam
pergaulan agar hubungan selalu baik.

c. Perbedaan Etika dan Etiket


 Etiket menyangkut suatu perbuatan yang dilakukan manusia,
 Etiket hanya berlaku dalam pergaulan
 Etiket bersifat relatif.
 Etika bersifat absolut ,
 Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah sedang etika menyangkut manusia
lebih dalam.
 Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.

d. Persamaan etika dengan etiket :


 Sama-sama menyangkut perilaku manusia
 Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan tentang apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan

e. Pengertian Moral
Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral juga berarti mengenai apa yang dianggap
baik atau buruk di masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai perkembangan atau
perubahan norma atau nilai. Moralitas berasal dari bahasa Latin Moralis, artinya:

 Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya.


 Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan baik buruk.

f. Pengertian Kode Etik


Norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi didalam melaksanakan tugas
profesinya dan didalam hidupnya di masyarakat. Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri
profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan
pengetahuan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.

g. Pengertian Hukum
Segala peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah dalam kehidupan bersama yang
dapat dipaksakan dengan suatu sanksi dalam pelaksanaannya. Hukum berhubungan erat
dengan moral. Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak mempunyai arti, kalau tidak dijiwai
oleh moralitas. Sebaliknya moral juga berhubungan erat dengan hukum. Moral hanya sebatas
hal yang abstrak saja tanpa adanya hukum.

2. Sistematika Etika
a. Etika Umum
 Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan
dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk
melakukan sesuatu sekarang dan disini.
 Kebebasan dan Tanggung Jawab
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab, sehingga
pengertian manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung
jawab.
 Nilai dan Norma
Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari,
sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yan disukai, sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf
Jerman Hang Jones nilai adalah the addressee of a yes, sesuatu yang ditujukan dengan kita.
Sesuatu yang kita iyakan (setujui).
 Hak dan Kewajiban
Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan setiap hak seseorang
berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk memenuhi hak tersebut.
b. Etika Sosial
Seorang bidan adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang bidan harus
mempunyai etika, karena yang dihadapi bidan adalah juga manusia. Bidan harus bertindak
sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini dilakukan karena bidan adalah
membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang
baik diharapkan seorang bidan bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien.

3. Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan


Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling pra
konsepsi, screening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal, dan
pengakhiran kehamilan.
Mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah, kelahiran SC dan
sebagainya. Bidan sebagai :
 Pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang professional dan akutabilitas serta
aspek legal dalam pelayanan kebidanan.
 Praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik berdasarkan evidence based.
Sehingga disini berbagai dimensi etik dan bagaimana pendekatan tentang etika
merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami.
Etika dalam pelayanan kebidanan, meliputi:
1) Meta etika (nilai);
2) Etika atau teori moral;
3) Etika praktik.
Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusia tentang:
 Apa yang baik atau buruk
 Apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak)
 Apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

4. Hak dan Kewajiban serta tanggung jawab


a. Hak bidan
 Berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
 Berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat/jenjang
pelayanan kesehatan.
 Berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan
peraturan perundangan, dan kode etik profesi.
 Berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh
pasien, keluarga maupun profesi lain.
 Berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.
 Berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun
pelatihan.
 Berhak mendapat kompensasi dan keseahteraan yang sesuai

b. Kewajiban bidan
 Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara
bidan tersebut dengan rumah bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
 Bidan waib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak pasien.
 Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami
atau keluarga.
 Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuia
dengan keyakinan.
 Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang seorang pasien.
 Bidan wajib memberi informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan
serta resiko yang mungkin dapat timbul.
 Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atau tindakan yang akan dilakukan.
 Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
 Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.
 Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidanan
c. Hak pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien :
 Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan Peraturan yang berlaku
di Rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
 Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.
 Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
 Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
 Pasien berhak memilih bidan untuk menolongnya sesuai dengan keinginannya.
 Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi kehamilan persalinan, nifas dan
bayinya yang baru dilahirkan.
 Pasien berhak mendapat pendamping suami selama proses persalinan berlangsung.
 Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit,dll.

d. Kewajiban pasien
 Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib
rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
 Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang
merawatnya.
 Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter bidan dan
perawat.
 Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

5.       Sumber Etika

Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat dijadikan
sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai
pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut
selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memegang peranan dalam perwujudan
sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita
diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “
kemanusian yang adil dan beadab ” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam
membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.

Anda mungkin juga menyukai